PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan,
khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun
dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit
maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari
penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan
kounitas.
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui definisi kepewatan komunitas
b. Mengetahui tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Mengetahui prinsip keperawatan komunitas
d. Mengetahui sasaran keperawatan komunitas
e. Mengetahui falsafah keperawatan komunitas
f. Mengetahui tingkat pencegahan keperawatan komunitas
g. Mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi
yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
7
6. Sasaran praktik keperawatan komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi
diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
8
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
a) Wanita tunasusila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti werdha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi
d) Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1) Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
2) Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
9
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi
diri (Riyadi, 2007).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi
24
terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem,
Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap peningkatan status
kesehatan ditandai dengan tingginya angka kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu
25% berdasarkan data Puskesmas.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan dalam
pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah Masyarakat
Desa/RW(MMRW).
NANDA International,Inc. menyediakan terminalogi standar diagnosis
keperwatan, dan menyajikan semua diagnosis dalam skema klasifikasi, lebih khusus
disebut sebagai sebuah taksonomi. Suatu terminalogi adalah suatu sistem istilah yang
dikhususkan, ketika taksonomi adalah sains atau teknik yang digunakan untuk
menciptakan suatu sistem untuk mengklasifikasikan istilahistilah tersebut. Dalam
kaitanya dengan keperawatan, terminalogi diagnosis keperawatan NANDA-I
mencakup istilah-istilah (label) yang terdefinisi dan digunakan untuk menggambarkan
penilaian klinis yang dibuat oleh perawat profesional. Taksonosmi adalah sebuah cara
mengelompokan atau menyusun hal-hal dalam kategori. Di sisi lain, terminalogi
adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hal tertentu.
- Diagnosis berfokus masalah - sebuah penelitian klinis tentang respons manusia
yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan/yang ada dalam proses
kehidupan individu, keluarga, kelompok, ata komunitas
- Diagnosis risiko- sebuah penilaian klinis mengenai kerentanan individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mengembangkan respons manusia
yang tidak diinginkan terhaap gangguan kesehatan/proses kehidupan
- Diagnosis promosi kesehatan- suatu penilaian klinis tentang motivasi dan
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi
kesehatan manusia. Respons ini diungkapkan dengan kesiapan meingkatkan
perilaku kesehatan tertentu, dan dapat digunakan dalam kondisi sehat. Respons
promosi kesehatan mungkin ada dalam individu, keluarga,kelompok, atau
komunitas.
3. Perencanaan Keperawatan
25
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan
dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat
seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja
kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat
secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
26
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan
fisik dan laboratorium
4) Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan
atau komunitas bila stressor dari lingkungan
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
A nursing-sensitive patient outcome adalah kondisi individu, keluarga, atau
masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur sepanjang rentang dalam berespon
terhadap intervensi keperawatan. Outcomes adalah konsep variable yang dapat diukur
sepanjang kontinum menggunakan skala pengukuran. Outcomes dinyatakan sebagai
konsep yang mencerminkan seorang pasien, pengasuh/caregiver, keluarga, atau
kondisi masyarakat, perilaku, atau persepsi daripada hanya sekedar sebagai tujuan
yang diharapkan.
Level 1 (7) DomainVII-Kesehatan Komunitas
Domain Outcomes yang menggambarkan kesehatan,
kesejahteraan, dan fungsi dari komunitas atau
populasi.
27
2806-Respon Komunitas terhadap bencana
2807-Keefektifan Skrining Kesehatan Komunitas
2808-Keefektifan program komunitas
2801-Kontrol risiko komunitas : penyakit kronik
2802-Kontrol Risiko komunitas : penyakit menular
2803-kontrol risiko komunitas: terpapar timbal
2809- kontrol risiko komunitas: obesitas
2810-kontrol risiko komunitas : tradisi budaya yang
tidak sehat
2805-kontrol risiko komunitas : kekerasan
28
Prioritas Masalah Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Standar atau Kriteria
29
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini
melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya
dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan
akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan
partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
30
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
Evaluasi SWOT
1. Strength (kekuatan)
Terjadinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung
diadakannya implementasi keperawatan komunitas.
2. Weakness (kelemahan)
Rendahnya kemampuan warga dalam menyerap materi, kondisi kelemahan
yang terdapat di dalam masyarakat.
3. Opportunity (kesempatan)
Merupakan kondisi peluang atau kesempatan masyarakat kelurahan yang akan
berkembang di masa yang akan datang.
4. Treath (Ancaman)
Merupakan kondisi yang dapat mengancam masyarakat kelurahan dari
lingkungan luar.
31
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang telah
dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
4) Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
33
BAB III
PENGKAJIAN KOMUNITAS
MODEL COMMUNITY AS PARTNER
A. PENGKAJIAN
1. Inti Komunitas
a. Sejarah (history)
Perkampungan yang dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah utara dan
wilayah selatan. Wilayah utara yang di beri nama Cicenang, nama Cicenang
diambil dari air yang bening. Sebelah selatan di sebut Tonjong, adapun nama
Tonjong berasal dari bentuk wilayah daerah tersebut yaitu lonjong, selain itu
wilayah tersebut banyak pohon Tanjung. Wilayah Tonjong dibagi menjadi dua
yaitu : lingkungan Mekarguna yang diambil dari nama Martaguna dan lingkungan
Mekarjaya yang diambil dari nama Buyut atau Demang Simajaya. Tonjong
Sebelah Selatan disebut Dukuh Gembol, karena di tempat tersebut terjadi musibah
datangnya angin yang sangat kencang.
Para Pemimpin atau Kuwu yang memimpin Desa Tonjong sampai saat ini ada
12 orang, dari tahun 1912 sampai dengan sekarang, sebagai berikut :
34
1 Kuwu Rawiyah 1912-1914
2 Kuwu Emah 1914-1916
3 Kuwu Anten 1916-1926
4 Kuwu Mukra 1926-1938
5 Kuwu Karya 1938-1965
6 Kuwu Madsuri 1965-1980
7 Kuwu Sukarna 1980-1992
Terjadi perubahan status menjadi kelurahan
8 Lurah Abdul Mukti 1992-1994
9 Lurah Sumarna 1994-1999
10 Lurah Samsu 1999-2000
11 Lurah Aam Syamsudin 2000-2005
12 Lurah Jaman 2005-2007
36
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 173 24,3%
SMP 150 21,0%
SMA 11 1,5%
D3 17 2,4%
S1 10 1,4%
Tidak Tamat SD 352 49,4%
Total 713 100%
(Profil Kelurahan Tonjong,2017 )
Dari tabel distribusi diatas tingkat pendidikan di kelurahan Tonjong sebagian
besar masyarakat tidak tamat SD sebanyak 352 orang (49%) dan hanya sedikit
yang lulusan sarjana sebanyak 10 orang (1,4%).
c. Keamanan dan transportasi
Masyarakat Di Kelurahan Tonjong memiliki jadwal ronda rutin untuk
keamanan lingkungan dan sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Perangkat Desa Kelurahan Tonjong di pilih langsung oleh Kepala Desa
sementara untuk pengurus RT/RW di pilih melalui aspirasi masyarakat, dan
untuk perangkat di Kelurahan Tonjong di pilih langsung oleh Bupati.
Masyarakat di Kelurahan Tonjong Khususnya Pemuda Pemudi aktif dalam
Kegiatan Karang Taruna.
e. Pelayanan Sosial
Di kelurahan tonjong memiliki fasilitas 4 Posyandu yang aktif setiap 1 bulan
sekali.
f. Komunikasi
Ada komunikasi antar warga dengan kelurahan namun aspirasi warga di
tampung di RT dan RW untuk di sampaikan ke kelurahan.
g. Ekonomi
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ekonomi
RW04+05+06 T
INDIKATOR F %
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 163 24,7
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 1 0,2
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 1 0,2
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 11 1,7
Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan 2 0,3
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai 11 1,7
standar
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 87 13,2
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak 31 4,7
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 399 60,4
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional 308 46,6
(JKN)
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 27 4,1
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 62 9,9
38
Dari data distribusi di atas masalah kesehatan di kelurahan Tonjong kecamatan
Majalengka, RW 04, RW 05, RW 06 yaitu :
39
B. ANALISA DATA
No Data Data Objektif Diagnosis Keperawatan
Subjektif Komunitas
40
2. - Hasil data sekunder yang di Potensial terjadinya penurunan
didapat dari Puskesmas pemeliharaan dan perlindungan
Majalengka di kelurahan kesehatan keluarga tidak
tonjong RW 04,05 dan 06 menjadi anggota Jaminan
menunjukan bahwa masalah Kesehatan Nasional (JKN)
kesehatan dilihat dari
indikator keluarga sehat
yang belum tercapai yaitu
Keluarga sudah menjadi
anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sebanyak
308 KK (46,6%)
41
yang belum tercapai yaitu
Keluarga mengikuti program
Keluarga Berencana (KB)
sebanyak 163 KK (24,7 %)
42
di kelurahan Tonjong RW 04, 05 dan 06 tidak
memeriksakan kesehatannya secara rutin
43
D. RENCANA KEPERAWATAN
44
Prioritas Masalah Tujuan Rencana Kegiatan
Potensial terjadinya penyakit Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji pengetahuan masyarakat tentang merokok
gangguan pernafasan akibat banyaknya Setelah di lakukan tindakannya tindakan 2. Berikan Pendidikan Kesehatan pada masyarakat
masyarakat yang merokok di diharapkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok, penyakit akibat merokok,
Kelurahan Tonjong RW 04, 05 dan 06 meningkat sehingga tidak ada anggota upaya pencegahan penyakit akibat merokok
keluarga yang merokok di kelurahan
Tonjong RW 04,05 dan 06
3. Potensial Hasil data sekunder yang di didapat dari 1. Melakukan pendidikan 3. Penyuluhan dilakukan di
ketidakefektifan proses Puskesmas Majalengka di kelurahan tonjong kesehatan mengenai KB, jenis Kelurahan Tonjong pada
kehamilan-melahirkan RW 04,05 dan 06 menunjukan bahwa masalah KB, cara penggunaan dampak hari jum’at 07 Agustus
akibat keluarga belum kesehatan pdilihat dari indikator keluarga sehat dari KB dan manfaat 2020, pukul 09.30 WIB.
mengikuti program yang belum tercapai yaitu Keluarga mengikuti penggunaan KB. Perwakilan warga yang
Keluarga Berencana program Keluarga Berencana (KB) sebanyak 2. Memberikan motivasi keluarga hadir ada 6 orang
(KB) di Kelurahan 163 KK (24,7 %) agar menggunakan alat perwakilan dari RW 06
Tonjong RW04,05 dan kontrasepsi dan 04 dapat mengetahui
06 dan memahami tentang
program KB yang di
sampaikan.
4. Resiko terjadinya Hasil data sekunder yang di didapat dari 1. Memberikan Pendidikan 4. Penyuluhan dilakukan di
komplikasi akibat Puskesmas Majalengka di kelurahan tonjong Kesehatan pada klien mengenai Kelurahan Tonjong pada
penderita hipertensi di RW 04,05 dan 06 menunjukan bahwa masalah penyebab, cara pencegahan dan hari jum’at 07 Agustus
kelurahan Tonjong kesehatan dilihat dari indikator keluarga sehat pengobatan serta diit tentang 2020, pukul 09.30 WIB.
RW04,05 dan 06 tidak yang belum tercapai yaitu penderita hipertensi hipertensi Perwakilan warga yang
memeriksakan melakukan pengobatan secara teratur sebanyak hadir ada 6 orang
kesehatannya secara 87 KK (13,2%) perwakilan dari RW 06
rutin dan 04 dapat mengetahui
dan memahami tentang
47
penyakit hipertensi yang
disampaikan.
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah adanya PBL keperawatan komunitas di Kelurahan Tonjong
Khususnya RW 04, 05, dan 06 kami berharap setelah dilakukannya penyuluhan
masyarakat dapat memahami dan mengikuti apa yang disarankan untuk mengubah
perilaku atau kebiasaan menuju hidup bersih dan sehat.
49
DAFTAR PUSTAKA
Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.
Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I. PSIK FK
UNLAM: Banjarbaru.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. CV Sagung
Seto: Jakarta.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.
50