Anda di halaman 1dari 141

TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drainase dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari


tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada satu kawasan.
Sistem Drainase ini sangat diperlukan untuk menangani persoalan
kelebihan air baik yang kelebihan air yang berada di atas permukaan
tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah, sebagai
contoh untuk mengalirkan air hujan yang jatuh baik dengan intensitas
yang tinggi atau dari durasi hujan yang lama menuju ke sungai atau
ketempat pembuangan lain. Bila dilihat dari fungsinya, Drainase ini
untuk menampung, mengalirkan, dan memindahkan air hujan secepat
mungkin ke saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan
terarah.

Kegunaan Drainase dapat disimpulkan berarti dapat mengatasi hal


– hal sebagai berikut ini antara lain untuk :

 mengeringkan daerah becek dan genangan air.

 mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan


memanfaatkan sebesar-besarnya untuk imbuhan air tanah.

 mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan.

 Pengelolaan kualitas air.

Klasifikasi sistem drainase dapat beberapa kelompok antara lain:

a. Sistem drainase makro, seperti sungai atau kanal

b. Sistem drainase mikro yang berupa:


RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Sistem saluran drainase primer, yang menerima buangan air


hujan baik dari saluran sekunder maupun saluran lainnya dan
mengalirkan air hujan langsung kebadan penerima.

2. Sistem saluran drainase sekunder yang mengalirkan buangan air


hujan langsung ke saluran drainase primer.

3. Sistem saluran drainase tersier adalah cabang dari sistem


sekunder yang menerima buangan air hujan yang berasal dari
persil bangunan atau saluran lokal.

Besarnya saluran penampung dan saluran pembuangan harus


cukup untuk mengalirkan debit air yang berasal dari daerah alirannya
masing-masing. Demikian juga bangunan-bangunan yang harus dibuat
pada saluran tersebut, misalnya gorong-gorong, sipon, dip, got,talang
dan lain - lain harus cukup besar untuk dapat mengalirkan atau
menampung debit air tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dengan tidak adanya sistem Drainase pada suatu daerah dan


kurang tepatnya perencanaan suatu sistem Drainase dapat menimbulkan
banjir, karena limpasan air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak
dapat tertampung dengan baik, sehingga dapat menimbulkan berbagai
kerugian baik secara fisik, material dan jiwa.

Untuk itu diperlukan perencanaan sistem Drainase yang tepat pada


suatu daerah agar air hujan yang jatuh dapat dialirkan segera ke sungai
atau ke tempat pembuangan lainnya. Selain itu dengan sistem Drainase
dapat memperlama jalan air hujan di dalam saluran agar sebagian besar

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

air hujan yang jatuh dapat masuk dan terserap dengan baik oleh tanah
sehingga resiko untuk terjadinya banjir dapat di atasi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Drainase bertujuan untuk mengalirkan secepat mungkin air lebih


suatu kawasan baik yang berasal dari air hujan maupun air lebih lainnya
agar mengalir keluar kawasan dan tidak menimbulkan ketidak nyamanan
di kawasanKecamatan Pleretseperti :

1. Mengurangi bahaya banjir di daerah kecamatan Pleret.


2. Mengendalikan elevasi badan air permukaan, seperti sungai, danau,
parit, dan lain-lain.
3. Mengendalikan elevasi air tanah pada lahan produktif.

4. Mencegah terjadinya erosi tanah.


5. Mencegah terjadinya lingkungan yang kurang sehat atau penyebaran
penyakit melalui air.

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup perencanaan sistem drainase meliputi:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi Latar belakang dilakukannya perencanaan drainase untuk


suatu kawasan/daerah, maksud dan tujuan dilakukannya perencanaan,
ruang lingkup perencanaan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan
drainase

BAB II. KRITERA PERENCANAAN

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berisi tentang kriteia criteria yang nantinya digunakan seperti :


perencanaan system drainase yang meliputi fungsi pelayanan,berdasarkan
fisiknya,curah hujan maksimum,dan bentuk saluran.

BAB III. DISKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

Berisi tentang batas wilayah administrasi,data curah


hujan,demografi kependudukan,dan fasilitas prasarana kota.

BAB IV. PERENCANAAN DRAINASE

Berisi analisa data curah hujan, yang meliputi :

a. Menentukan daerah pelayanan.


b. Menganalisa secra hirologi yang meliputi : Menghitung curah
hujan rata-rata (ekivalen) daerah dengan menggunakan cara
thiessen, menghitung hujan harian maksimum dengan metode :
Gumbel, Iwai Kadoya, dan Log Pearson tipe III, Menghitung
curah hujan rata-rata (ekivalen) daerah dengan menggunakan
cara thiessen, menghitung hujan harian maksimum dengan
metode : Gumbel, Iwai Kadoya, dan Log Pearson tipe III,
Menghitung distribusi hujan dengan menggunakan metode
Hasper Weduwen, Menghitung lengkung intensitas hujan untuk
tinggi hujan rencana yang dipilih menggunakan : Talbot,
Sherman dan Ishigoro.
b. Menentukan perencanaan saluran drainase yang
meliputi system jaringan drainase, perhitungan debit banjir,
perhitungan debit banjir, perhitungan dimensi saluran dan profil
hidrolis.
c. Merencanakan bangunan pelengkap.
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II

KRITERIA PERENCANAAN

2.1 KRITERIA PERENCANAAN DRAINASE

Pada perencanaan ini menurut departemen PU pemukiman dan


prasarana wilayah (2003). Dimana fungsi drainase perkotaan yaitu :

a. Mengeringkan bagian-bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak


menimbulkan . dampak negative.
b. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya.
c. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan aquatic

2.1.1 Berdasarkan Fungsi Pelayanan

Sistem drainase kota yang dipakai dalam perencanaan ini yaitu sistem
drainase utama, yang termasuk drainase utama adalah saluran drainase
primer,sekunder, dan tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani
kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Tetapi dalam perencanaan
ini hanya menggunakan saluran primer dan sekunder. Pengelolaan sistem
drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota. (NSPM)

2.1.2 Berdasarkan Fisiknya

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sistem drainase yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu :

a. Sistem saluran primer (utama) adalah saluran utama yang


menerima masukkan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran
ini relative besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima air
atau sungai.

b. Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka yang berfungsi


menerima aliran air dai saluran tersier dan limpasan air dari
permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer.
Dimensi saluran tergantung pada debit air yang akan dialirkan.

2.1.3 Curah Hujan Maksimum

1. Curah hujan rata-rata menggunakan curah hujan rata-rata untuk


wilayah. Dengan pertimbangan bahwa dalam satu kecamatan
dengan kecamatan lainnya memiliki curah hujan yang berbeda.
Dimana luas kecamatan kotagede 3,07 km2 yang terbagi dalam 3
stasiun pengamatan.
2. Data curah hujan maksimum menggunakan metode perhitungan
Gumbel,Iway Kadoya, dan Log Person III. Untuk menghitung
intensitas yang digunakan dalam Periode Ulang Hujan (PUH).
Hal ini berfungsi agar saluran memiliki kapasitas yang maksimal
untuk digunakan. Sedangkan untuk PUH digunakan metode
Talbot, Sherman, ishiguro yang kemudian dicari nilai beda yang
mendekati nol, untuk dipakai dalam PUH perencanaan yang
kemudian menjadi dasar rumus intensitas dalam pembangunan
saluran. Untuk perhitungan intensitas digunakan PUH
5,10,15,20,25 dan 50 tahun. Sehingga perencanaan ini untuk
saluran sekunder dan primer menggunakan PUH yang sama.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan


terdapat batasan-batasan yaitu :
1. Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang
ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan
menghindari pemompaan .
2. Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dan
outfall yang direncanakan.
3. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan,
sehingga mengurangi penggunaan gorong-gorong.

Dari parameter tersebut dapat dilihat adanya factor


pembatas yaitu kondisi topografi setempat. Dari kondisi ini
dapat dikembangkan suatu system dengan berbagai alternative
dengan mempertimbangkan segi teknis dan ekonomisnya.
Pengembangan suatu system mempunyai konsekuensi logis
terhadap dampak perencanaan. Tetapi dengan sedikit mungkin
menghindari akibat social yang mungkin timbul, yaitu dengan
perencanaan logis dan baik, maka diharapkan dapat dicapainya
perencanaan system seperti yang diharapkan.

2.1.4 Bentuk-bentuk dan Jenis Saluran


Bentuk dan jenis saluran yang akan dipilih disesuaikan
dengan keadaan lingkungan setempat, untuk itu digunakan tipe
saluran air hujan sebagai berikut :
1. Saluran Tertutup, saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang
berbentuk bulat dan diterapkan pada daerah dengan kepadatan
yang tinggi dimana ruang tersedia terbatas dari lalu lintas
pejalan kakinya padat seperti pada daerah perdagangan, daerah
pusat pemerintahan dan jalan protocol. System pengaliran
airdari jalan ke dalam saluran menggunakan street inlet. Dan
pada jarak tertentu dibuat sumur pemeriksa (manhole) yang
fungsinya selain sebagai sumuran pemeriksa juga sebagai
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

bangunan terjunan (drop manhole), perubahan dimensi saluran


dan pertemuan saluran.
2. Saluran Terbuka, saluran ini terbentuk dari dua bentuk dengan
karakteristik yang berbeda :
a. Saluran berbentuk segi empat dengan modifikasinya.
Saluran ini dibuat dari pasangan batu kali atau batu belah
dan biasanya diterapkan pada suatu daerah dengan ruang
yang tersedia yang terbatas, seperti pada lingkungan
pemukiman penduduk dimana ambang saluran dapat
berfungsi sebagai inlet dari air hujan yang turun pada
tributary area.
b. Saluran berbentuk trapezium dengn modifikasinya.
Saluran ini dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada
daerah dengan kepadatan penduduk terendah dimana
ruang yang tersedia masih leluasa seperti pada daerah
pertanian. Dan pada daerah tertentu dilakukan pengerasan
bila batas kecepatan maksimum tidak terpenuhi.

2.1.5 Jalur Saluran


Jaringan system penyaluran air hujan yang direncanakan
disesuaikan dengan keadaan fisik daerah pelayanan, dimana jalur
saluran air hujan direncanakan di salah satu sisi jalan (kiri atau
kanan jalan) atau mungkin kedua sisi jaln.
Untuk saluran awal (hulu saluran), batas maksimal lebar
atas saluran adalah ±1.00 meter. Sedangkan untuk saluran induk
(primer) lebar atas saluran lebih besar 1.00 meter. Untuk saluran
ini diusahakan berada jauh dan melintas jalan agar pemukiman
disekitarnya tidak perlu membuat jembatan persil (mahal).
Kapasitas saluran dan perlengkapannya sesuai dengan
beban keadaan, medan serta sifat-sifat hidrolis dimana saluran
dan perlengkapan tersebut ditempatkan. Perencanaan hidrolis juga
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

harus diperhatikan, meliputi prinsip hidrolika pengaliran saluran


perencanaan. Sedangkan untuk hal teknis berupa segi-segi teknis
yang harus diperhatikan dalam rencana penyaluran seperti
topografi.
Daerah yang ditampung limpahan air hujan oleh satu
jaringan drainase disebut blok pelayanan. Tidak ada batas luas
tertentu untuk setiap blok, dan sebaiknya setiap blok dilayani
jaringan darainase maksimal 1000 meter. (DPT PU,2003).

2.1.6 Prinsip-prinsip Pengaliran

Prinsip pokok dalam pengaliran adalah sedapat mungkin


memanfaatkan jalur drainase alamiah sebagai badan penerima.
Selain itu dikenal juga kaidah-kaidah pengaliran sebagai berikut:

a. Limpasan air hujan dari awal saluran (tributary) selama masih


belum berbahaya, dihemat agar ada kesempatan untuk infiltrasi
sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangi limpasan ke bawah
aliran dan sekaligus berfungsi untuk konversi air tanah pada daerah
atas (upstream) koefisien pengaliran untuk daerah limpasan adalah
0,045 karena dianggap permukaan rumput sedang.
b. Penentuan kecepatan aliran dalam saluran didasarkan pada
kecepatan minimum agar tetap self cleaning (tidak ada
pengendapan lumpur ) dan kecepatan maksimum agar kontruksi
saluran tetap aman (tidak terjadi penggerusan). Sesuai dengan
bentuk saluran yang persegi dengan permukaan yang diperkeras
maka range kecepatan saluran adalah 0,3-2,5 m/s.

Sesuai dasar saluran dengan permukaan diperkeras maka


koefisien kekasaran dinding saluran adalah 0,015. (suripin,2003)

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III

DISKRIPSI DERAH PERENCANAAN

3.1 Batas Wilayah Administrasi

Secara geografis, Kecamatan Kotegede merupakan kecamatan


yang terletak di bagian paling timur Kota Yogyakarta. Secara geografis,
kecamatan Kotagede terletak pada 1100 24’19’’ – 1100 28’53’’ BT dan
070 49’26’’ - 070 15’24’’ LS. Luas keseluruhan wilayah kecamatan
Kotagede adalah 3,07 km2.

 Secara Administratif, berdasarkan SK Gubernur DIY Nomor:


48/KPTS/1985 tanggal 22 Pebruari 1985,  wilayah kecamatan Kotagede
dibagi menjadi 3  kelurahan, masing-masing adalah : Kelurahan
Rejowinangun (luas 1,25 Km2), Kelurahan Prenggan (0,99 km2) dan
Kelurahan Purbayan (0,83 km2).  Masing-masing kelurahan terbagi dalam
RT dan RW. Kelurahan Rejowinangun mempunyai 49 RT dan 13 RW, 
Kelurahan Prenggan mempunyai 57 RT, 13 RW dan  Kelurahan  Purbayan
mempunyai  58 RT dan 14 RW. 

Kecamatan yang terkenal dengan kota Perak ini, memiliki batas


administratif yang berbatasan langsung dengan kabupaten bantul, berikut
batas administrasinya :
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

sebelah Utara    : Berbatasan dengan kecamatan Banguntapan


Bantul.

sebelah Timur   : Berbatasan dengan kecamatan Banguntapan


Bantul.

sebelah Selatan : Berbatasan dengan kecamatan Banguntapan


Bantul.

sebelah barat     : Berbatasan dengan kecamatan Umbulharjo.

Batas administrasi tersebut dapat dilihat pada peta administrasi kota


Yogyakarta di bawah ini.

Gambar 3.1: Peta Administratif Yogyakarta :

dari peta diatas dapat dilihat batas administrasi kecamatan Kotagede


dan bahkan terlihat batas – batas administrasi kota Yogyakarta. Namun
untuk melihat peta Kotagede lebih detail dapat dilihat pada peta dibawah
ini.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 3.2 : Peta Administratif Kecamatan Kotagede

3.2 Data Curah Hujan

Data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan jangka


pendek misal 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit dan jam-jaman, jika
tidak ada data curah hujan jangka pendek maka digunakan data curah
hujan harian, yang diperoleh dari data sekunder. Pada studi ini data curah
hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian. Selanjutnya
dianalisis curah hujan harian maksimum rata-rata dengan metode Poligon
Thiessen, dimana metode ini mempertimbangkan daerah pengaruh tiap

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

titik pengamatan stasiun hujan. Curah hujan harian maksimum rata-rata


dihitung dengan persamaan :
R1 A 1 + R2 A 2+ …+ Rn A n
R=
A 1 + A 2 +…+ A n

Dengan :
R = curah hujan harian maksimum rata-rata.
R1, R2, Rn = curah hujan di tiap titik pengamatan satasiun hujan.
A1, A2, An = luas bagian daerah yang mewakili tuap titik pengamatan.

3.3 Demografi Kpendudukan

Jumlah penduduk kecamatan Kotagede adalah 33.415 jiwa, terdiri


dari 9.936 KK. Sedangkan tingkat kepadatan penduduknya adalah 10.000
jiwa/km2. Dari jumlah total  penduduk tersebut dilihat dari jenis
kelaminnya terinci sebagai berikut :

Jenis kelamin laki-laki             :  16.273 orang

Jenis kelamin perempuan        :  17.142 orang

 Ditinjau dari aspek kehidupan umat beragama Wilayah Kecamatan


Kotagede mempunyai jumlah pemeluk agama sebagai berikut:

Islam                            :   31.182  orang

Katholik                      :     1.208  orang

Kristen                         :        964  orang

Hindu                          :          34  orang

Budha                          :          27  orang.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Dari jumlah pemeluk agama tersebut di atas, Islam merupakan


agama yang dianut oleh sebagian besar  penduduk kecamatan Kotagede,
yang mencapai 31.182  orang atau 93,3 persen

3.4 Fasilitas Prasarana Kota

Dalam merencanakan sistem drainase, diperlukan sarana jalan


sebagai tempat sarana umum. Prasaran jalan di kecamatan Kotagede sudah
menjangkau seluruh wilayah yang ada sehingga saluran perencanaan
drainase dapat dibuat mengikuti ruas jalan dengan menggunakan sistem
pengaliran gravitasi.Fasilitas umum yang ada di kecamatan Kotagede
adalah sebagai berikut :
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kecamatan Kotagede
meliputi :

a. Pendidikan Sekolah
1) Kelompok Bermain/Play Group : 2 buah
2) Taman Kanak Kanak : 18 buah
3) Sekolah Dasar
SD Negeri : 15 buah
SD Swasta : 5 buah
4) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTP Negeri : 1 buah
SLTP Swasta : 2 buah
5) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTA /SMK Negeri : 1 buah
 SLTA Swasta : 2 buah
6) Perguruan Tinggi
  PT Swasta  : 1 buah
b.   Pendidikan Luar Sekolah
Balai Latihan Kerja (BLK) : 0 buah

Pusat Latihan Kerja (PLK) : 0 buah

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

c.    Pendidikan Non Formal


Pondok Pesantren                : 4 buah

d.  Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kotagede berupa :

Puskemas : 2 buah 

Rumah Sakit Khusus Pemerintah : 0 buah

Rumah Sakit Umum Swasta : 2 buah

RS Bersalin/BKIA : 2 buah

Apotek/Toko Obat : 6 buah

Praktek Dokter Umum : 18 orang

Praktek Dokter Anak : 1 orang

Praktek Dokter Kandungan : 0 orang

Praktek Dokter Kulit/Kelamin : 1 orang

Dukun khitan / sunat : 1 orang

Dukun bayi : 0 orang

Sinshe / Tabib : 0 orang.

e. Tempat Ibadah
Sarana peribadatan yang dimiliki oleh umat Islam adalah sebagai berikut :

Masjid                         : 44  buah

Musholla                      : 19  buah

Langgar                       : 31  buah

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV

PERENCANAAN DRAINASE

4.1 Penentuan Daerah Pelayanan


Sistem pengumpul air hujan biasanya dibangun bersamaan pembangunan
jalan. Sampai saat ini masih banyak Kota menangani drainase dengan paradigma
lama yaitu mengalirkan air hujan yang berupa limpasan (run-off) secepat-cepatnya
ke penerima air/badan air terdekat. Penanganan masih bersifat teknis belum
pempertimbangkan faktor lingkungan, sosial-ekonomi dan budaya, serta
kesehatan lingkungan. Kedua sistem memerlukan biaya pemeliharaan yang besar
4.1.1 Faktor Perancangan Sistem Sistem Pengumpul Air Hujan
a. Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah dan
curah hujan
b. Air hujan tergantung intensitas hujan, jenis daerah yang akan
dilayani penggunaannya
c. Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis penggunaannya
d. Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan terjadi
sehingga ukuran saluran tidak terlalu besar
e. Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan banyaknya
air yang mengalir dan masuk ke dalam tanah
f. Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan jalan
sudah mengandung bahan pencemar
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.1.2 Langkah Perancangan Pengumpul Air Hujan


a. Daerah pelayanan diidentifikasi sebagai sebagai langkah awal
b. Pola jaringan ditentukan
c. Menggunakan rumus rasional : Q = C. A. I
dimana : Q : besarnya air hujan yang dikumpulkan (m³/jam)
C : koefisien limpasan berdasarkan jenis permukaan
(tanpa dimensi)
A : luas permukaan wilayah yang akan
dikeringkan(m²)
I : intensitas hujan (cm/jam)

d. Harga C untuk atap rumah =1,0 ; lapangan rumput = 0,3


dantempat parkir = 0,9
e. Kriteria perencanaan : kecepatan air minimum di dalam saluran
adalah 1,5 m/s agar pasir dan sampah dapat terbawa.

4.2 ANALISA HIDROLOGI


4.2.1 Analisa Data Curah Hujan yang Hilang
a. Metode Aritmatik
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Hilang Metode Aritmatik

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Stasiun A Stasiun C Stasiun D Stasiun E Stasiun F
No Tahun
mm mm mm mm mm
1 1993 245 264 262 269 270
2 1994 248 262 265 268 265
3 1995 253 275 230 220 285
4 1996 266 286 234 268 286
5 1997 272 330 232 251 286
6 1998 258 278 264 241 248
7 1999 249 252 240 275 229
8 2000 268 247 250 223 262
9 2001 292 280 262 214 262
10 2002 319 292 251 255 268
11 2003 285 326 235 271 238
12 2004 300 263 244 210 267
13 2005 256 266 260 252 244
14 2006 255 246.75 252 232 270
15 2007 268 282 246 241 243
16 2008 238 251 288 253 331
17 2009 267 317 313 293 251
18 2010 244 275 242 268 235
19 2011 270 223 269 292 244
20 2012 243 214 272 319 260
JUMLAH 5295.25 5182.50 5111.33 5115.00 5244.00
Rerata Stasiun 264.76 272.76 255.57 255.75 262.20

Data curah hujan yang hilang dapat dicari dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :
Rumus umum :
1
r x = ( r A +r B + … r n )
n

Keterangan :
rx : Curah hujan stasiun yang datanya dicari (mm).
n : Jumlah stasiun yang curah hujannya telah diketahui.
rA, rB, rn : Curah hujan stasiun A, B, dan n (mm).

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh pengerjaan:

1
r 1993 = (245+264 +269+270)
4
= 262

4.2.2 Curah Hujan Rata – Rata


a. Metode Aritmatik
Tabel 4.2 Curah Rata - Rata Metode Aritmatik
X Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Stasiun A Rerata Hujan
N Tahun C D E F
mm
o mm mm mm mm Tahunan
1 1993 245 264 262 269 270 262
2 1994 248 262 265 268 265 262
3 1995 253 275 230 220 285 253
4 1996 266 286 234 268 286 268
5 1997 272 330 232 251 286 274
6 1998 258 278 264 241 248 258
7 1999 249 252 240 275 229 249
8 2000 268 247 250 223 262 250
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

9 2001 292 280 262 214 262 262


10 2002 319 292 251 255 268 277
11 2003 285 326 235 271 238 271
12 2004 300 263 244 210 267 257
13 2005 256 266 260 252 244 256
14 2006 255 246.75 252 232 270 252
15 2007 268 282 246 241 243 256
16 2008 238 251 288 253 331 272
17 2009 267 317 313 293 251 288
18 2010 244 275 242 268 235 253
19 2011 270 223 269 292 244 260
20 2012 243 214 272 319 260 262
5182.5 5111.3 5115.0 5244.0
JUMLAH 5295.25 0 3 0 0 5240.08
Rerata
Stasiun 264.76 272.76 255.57 255.75 262.20 262.00

Cara menghitung curah hujan rata-rata adalah dengan rumus :

R=
∑ data curah hujan
n
Keterangan :
R : Rata-rata curah hujan yang dicari
n : Banyaknya data curah hujan
Contoh pengerjaan:
5240,08
R ST . A =
20
= 262,00

b. Metode Poligon Thiessen

R1 A 1 R1 B R 1 C
= + [
Ŕ A n−1 Ŕ B Ŕ C ]
dimana,
R : intensitas hujan
A, B, C : stasiun A, C, D, E, F
n : jumlah tahun pelayanan
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.3 Curah Hujan Rata - Rata Metode Polygon Thiessen

Nilai curah hujan ini didapat berdasar luasan yang telah dibagi
berdasarkan jumlah stasiun lalu dimasukkan dalam rumus berikut:

Tabel 4.4 Luas Jangkauan Stasiun Pengamat Hujan Metode Polygon Thiessen

Luas Jangkauan Stasiun Pengamat Hujan

No Stasiun Luas (Ha)


RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1 A 0.7

2 B 0.72

3 C 0.73

4 D 0.41

5 E 0.38

[ ( 264,76 x 0,7 ) + ( 272,76 x 0,72 ) + ( 255,57 x 0,73 )+ ( 255,75 x 0,4 ) +(262,20 x 0,38)]
Ŕ= =262,849
0,7 +0,72+0,73+0,41+0,38

Apabila dibandingkan dengan metode Aritmatik nilainya tidak jauh


berbeda, tetapi lebih direkomendasikan memakai metode Polygon Thiessen
karena nilai berdasarkan luas daerah setiap stasiun yang dilayani

4.2.3 Curah Hujan Maksimum


a. Metode Gumbel
Tabel 4.5 Curah Hujan Maksimum Metode Gumbel

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Rerata Hujan
No Tahun R- Ř (R - Ř)^2
R (mm)
1 1993 262 0.0 0.0
2 1994 262 -0.5 0.3
3 1995 253 -9.5 90.3
4 1996 268 6.0 36.0
5 1997 274 12.2 148.7
6 1998 258 -4.3 18.1
7 1999 249 -13.0 169.1
8 2000 250 -12.0 144.1
9 2001 262 0.0 0.0
10 2002 277 15.0 224.9
11 2003 271 9.0 80.9
12 2004 257 -5.2 27.1
13 2005 256 -6.4 41.0
14 2006 252 -9.7 93.5
15 2007 256 -6.0 36.1
16 2008 272 10.2 104.0
17 2009 288 26.2 686.2
18 2010 253 -9.2 84.7
19 2011 260 -2.4 5.8
20 2012 262 -0.4 0.2
JUMLAH 5240.1 0.0 1990.9
Rata - Rata 262.0 0.0 99.5

Keterangan Tabel :
a) R = Rerata hujan yang di dapat dari metode arimatik
b) R-R =
Pada tahun 1993 = 262 – 262
=0
c) (R - Ř)^2
Pada tahun 1993 = 0² = 0

1) Menghitung Standar Deviasi

∑ ( R−R )2 =
Sx=
√ n−1 √ 1990,9
20−1
=10,236

2) Menghitung nilai Yn dan Sn (dilihat pada tabel)


Yn didapat 0,5236
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nilai rata-rata dari reduksi variat (mean of reduce variate)


nilainya tergantung dari jumlah data (n) dan dapat dilihat pada
Tabel.

Sn : 1,0628
Deviasi standar dari reduksi variat (mean of reduced
variate) nilainya tergantung dari jumlah data (n) dan dapat
dilihat pada Tabel.

3)
Yt adalah nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi
pada periode ulang tertentu hubungan antara periode ulang T.
Karena POH 50 tahun maka :
Y2 : 0,3665
Y5 : 1,4999

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Y10 : 2,2502
Y25 : 3,1985

4) Menghitung
Yt −Yn
K=
Sn
0 , 365−0 ,5236
K=
1 ,0628

= - 0,148

5) Menghitung nilai Xt
Xt=X +(S×K )

Keterangan :
XT = rata rata curah hujan yang di dapat pe PUH
X = nilai rata rata curah hujan

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

S = standar deviasi
K =

Tabel 4.6 Nilai PUH 2, 5, 10,dan 25 tahun


PUH Yt Yn Sn K R SD XT
2 0.3665 0.5236 1.0628 -0.148 262.0 10.236 260.49
5 1.4999 0.5236 1.0628 0.919 262.0 10.236 271.41
10 2.2502 0.5236 1.0628 1.625 262.0 10.236 278.63
25 3.1985 0.5236 1.0628 2.517 262.0 10.236 287.77
50 3.9019 0.5236 1.0628 3.179 262.0 10.236 294.54
JUMLAH 1392.84
RATA-RATA 274.57

c. Metode Log Pearson III


Metode Log Pearson III apabila digambarkan pada kertas peluang
logaritmik akan merupakan persamaan garis lurus, sehingga dapat
dinyatakan sebagai model matematik.
Cara Perhitungannya adalah sebagai berikut :
 Menyusun data diatas dari terkecil ke terbesar
 Menghitung rata-rata hujan

R=
∑ data curah hujan = 5240,1 =260,0
n 20

 Mengubah rata-rata N data curah hujan ke dalam logaritma

X =log R
 Contoh perhitungan tahun
X =log 352,5=¿2,40226

 Menghitung rata-rata X

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
48,36
X= =2.418
20

 Menghitung nilai (X-Ẋ)1(X-Ẋ)2 dan (X-Ẋ)3

(X-Ẋ) = ( 2,4183-2.418) = 0,00030

(X-Ẋ)2 =¿= 0.00000009

(X-Ẋ)3 =¿= 0.00000000003

 Menghitung nilai SD

∑ ( X− Ẋ ) 2
S=
√ n−1

0.00530
S=
√ 20−1
=¿0,0167

 Menghitung nilai koefisien kemiringan (Cs)

Cs=n ∑ ¿ ¿ ¿

20× ( 0.0000714 )
Cs= =0,896
( 20−1 )( 20−2 ) ×(0,0167)³

 Nilai Kx dari Cs dengan melihat tabel log person III


 Contoh nilai Kx pada PUH 2

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Menghitung nilai Kx x SD
Contoh perhitungan untuk PUH 2

Kx x SD = -0.132x 0,0167= -0.0022044


 Menghitung XT
Contoh perhitungan untuk PUH 2

XT =X + ¿)
XT =2.41800+¿) = 2.41579545

 Menghitung nilai RT
Contoh perhitungan untuk PUH 2

RT =102.41579545=¿260.493

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.7 Nilai Curah Hujan Maksimum Metode Log Pearson III

Tabel 4.8 Nilai PUH 2, 5, 10,dan 25 tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Metode Iway Kadoya


Metode iwai kadoya disebut pula cara distribusi terbatas sepihak.
Prinsipnya adalah mengubah variabel (x ) dari kurva kemungkinan
kerapatan dari curah hujan harian maksimum ke log x atau mengubah
kurva distribusi yg asimetris menjadi kurva distribusi normal.Asumsi data
hidrologi mempunyai distribusi normal. Harga konstanta b>0 sebagai
harga minimum variabel kemungkinan (x).Perhitungan cara Iwai adalah
variabel normal
Dalam menghitung curah hujan dengan Metode Iwai Kadoya dapat
dilakukan melalui tahap – tahap berikut :
 Menyusun data diatas dari terbesar ke terkecil (dapat
dilihat pada tabel diatas)

 Menghitung rata-rata hujan

R=
∑ datacurah huja n = 5240.1 =262,0
n 20

 Mengubah nilai Ri kedalam bentuk logaritma

Contoh perhitungan log tahun 1996

R=log R
R=log 268.0=2.428

 Menghitung nilai X rata-rata

R=
∑ log R
n

48.360
R= =2,418
20

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Menghitung nilai Xo

Xo=anti log
∑ log Z
n

5240.1
Xo=anti log =261.8
20

Tabel 4.9 Nilai Curah Hujan Maksimum Metode Iway Kadoya


Rerata Hujan Hujan tahunan
No Tahun Xi=log R Z=R+b Log (Z) (Log Z)²
R (mm) terurut
1 1993 262.0 288.2 2.460 288.2 2.460 6.050
2 1994 261.5 277.0 2.442 277.0 2.442 5.966
3 1995 252.5 274.2 2.438 274.2 2.438 5.944
4 1996 268.0 272.2 2.435 272.2 2.435 5.929
5 1997 274.2 271.0 2.433 271.0 2.433 5.919
6 1998 257.8 268.0 2.428 268.0 2.428 5.896
7 1999 249.0 262.0 2.418 262.0 2.418 5.848
8 2000 250.0 262.0 2.418 262.0 2.418 5.848
9 2001 262.0 261.6 2.418 261.6 2.418 5.845
10 2002 277.0 261.5 2.417 261.5 2.417 5.844
11 2003 271.0 259.6 2.414 259.6 2.414 5.829
12 2004 256.8 257.8 2.411 257.8 2.411 5.814
13 2005 255.6 256.8 2.410 256.8 2.410 5.806
14 2006 252.3 256.0 2.408 256.0 2.408 5.800
15 2007 256.0 255.6 2.408 255.6 2.408 5.796
16 2008 272.2 252.8 2.403 252.8 2.403 5.773
17 2009 288.2 252.5 2.402 252.5 2.402 5.771
18 2010 252.8 252.3 2.402 252.3 2.402 5.769
19 2011 259.6 250.0 2.398 250.0 2.398 5.750
20 2012 261.6 249.0 2.396 249.0 2.396 5.742
JUMLAH 5240.1 5240.1 48.360 5240.1 48.36000 116.940
Rata - Rata 262.0 262.0 2.418 262.004 2.4180 5.847

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.10 Nilai B


No Xs Xt Xs. Xt Xs + Xt Xo Xo² Xs . Xt - Xo² 2 Xo - (Xs + Xt) Bt
1 288.2 249.0 71761.8 537.2 261.8 68548.8 3213.0 -13.6 -236.9
2 277.0 250.0 69250.0 527.0 261.8 68548.8 701.2 -3.4 -208.5
JUMLAH -445.4
Karena nilai Bt adalah negatif maka nilai b dianggap 0

 Menghitung nilai C dari tabel Iway Kadoya nilai ζ

1 2n
C
=
√ x ∑ log z 2−¿ ¿¿ ¿ ¿
n−1 √

1 2 x 20
C
=

20−1
x √5,847−(2,418) ²=0,0241

 Contoh untuk PUH 5

1
¿ ×ζ =0,0241 ×0,5951=¿0.0143
c

 Menghitung Log Ž + 1/c * ζ

1
log Ž+ × ζ=2.4180+ 0,0143=¿ 2.432
c
 Menghitung nilai Xt
 Contoh perhitungan untuk PUH 5
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1
log Ž ( ×ζ )
c
Xt =antilog

Xt =102.432=270.61

 Menghitung nilai Rt

 Contoh perhitungan untuk PUH 5

Xt =Xt −b
Xt =268.176−0=268.176

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Nilai PUH 2, 5, 10,dan 25 tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.12 Perbandingan PUH metode Gumbel, Log Pearson III, dan Iwai Kadoya

Perbandingan Nilai Curah Hujan


PUH Iwai
Gumbel Log Pearson III
Kadoya
2 260.49 260.493 -
5 271.41 269.790 268.18
10 278.63 275.620 272.88
25 287.77 282.672 277.99
50 294.54 287.717 281.34
JUMLAH 1392.84 1376.292 1100.38
RERATA 274.57 272.144 273.02

Dari tabel diatas didapatkan nilai Xt yang terbesar adalah dengan metode
Gumbel maka untuk mencari lengkung intensitas hujan menggunakan nilai
metode Gumbel.

4.2.4 Distribusi Hujan

a.Metode Hasper Weduwen


Berikut adalah langkah perhitungan distribusi hujan untuk periode
ulang hujan (PUH) dipilih :
a. Menentukan T rencana yang akan dipilih berdasarkan gumbel
(dipilih PUH 5 dan 10)
b. Menentukan interval waktu t (menit).
c. Menentukan nilai R1 untuk 0 < t < 1 jam, dengan persamaan :
1218 t +59
R 1= X T
(X T (1−t ) +1272 t)
d. Menentukan nilai RT :
Untuk 0 < t < 1 jam, RT dapat dicari dengan persamaan :
11300 t R 1
RT =
√ ∙
t +3.12 100
Untuk 1 jam < t < 24 jam, RT dapat dicari dengan persamaan :
11300 t X T
RT =
√ ∙
t +3.12 100
e. Menentukan nilai I dengan persamaan :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RT
I=
t

Contoh : Perhitungan distribusi hujan untuk PUH 5 tahunan


dengan menggunakan persamaan di atas adalah sebagai berikut :
 Perhitungan t 5 menit

 t<1 jam, t 5 menit

1218 t +59
Ri=XT
[ XT ( 1−t ) +1272 t ]
1218 ×0.0833+59
Ri=260,49
[ ]
260,49 × (1−0.08 ) +1272 ×0.08
=117,48

11300 t Ri
R=
√ ×
t+ 3.12 100

11300 × 0.0833 117,48


R=
√ 0.0833+3.12
×
100
=20,14

R
I=
t
20,14
I= =241,72
0.08

 t>1 jam, t 80 menit

11300 t XT
R=
√ ×
t+ 3.12 100
11300 ×1 260,49
R=
√ 1+3.12
×
100
=151,52

R
I=
t
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
151,52
I= =113,64
1,33

Untuk perhitungan PUH 2, 5,10, 25, 50 tahunan dengan waktu


durasi 5 menit sampai 720 menit dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14 Hasper Weduwen untuk PUH 2 Tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.15 Hasper Weduwen untuk PUH 5 Tahun

Tabel 4.16 Hasper Weduwen untuk PUH 10 Tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.17 Hasper Weduwen untuk PUH 25 Tahun

Tabel 4.18 Hasper Weduwen untuk PUH 50 Tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.2.5 Intensitas Hujan


Lengkung Intensitas Metode Talbot, Sharman dan Ishiguro
a. PUH 2 TAHUN
Tabel 4.19 Lengkung Intensitas PUH 2 Tahun
PUH 2 TAHUNAN
N (log
t I I.t I^2 (I^2).t log t log I (log t).(log I) I.(t^0,5)
o t)^2
1 5 241.72 1208.58 58426.67 292133.37 0.70 2.38 1.67 0.49 540.49
2 10 224.09 2240.93 50217.81 502178.14 1.00 2.35 2.35 1.00 708.65
3 20 198.64 3972.89 39459.65 789192.98 1.30 2.30 2.99 1.69 888.37
4 30 178.09 5342.69 31715.88 951476.48 1.48 2.25 3.32 2.18 975.44
1021.0
5 40 161.45 6457.94 26065.65 1042626.10 1.60 2.21 3.54 2.57
9
1056.7
6 60 136.42 8185.30 18610.89 1116653.15 1.78 2.13 3.80 3.16
2
1016.4
7 80 113.64 9090.97 12913.39 1033071.32 1.90 2.06 3.91 3.62
0
8 120 86.53 10383.97 7487.97 898556.83 2.08 1.94 4.03 4.32 947.92
9 180 64.62 11632.37 4176.30 751733.82 2.26 1.81 4.08 5.09 867.03
10 360 37.43 13476.02 1401.26 504452.96 2.56 1.57 4.02 6.53 710.25
11 720 20.56 14801.24 422.60 304273.21 2.86 1.31 3.75 8.16 551.61
162 250898.0 19.5 22.3 9283.9
S 1463.20 86792.91 8186348.35 37.46 38.82
5 8 1 1 6

b. PUH 5 TAHUN
Tabel 4.20 Lengkung Intensitas PUH 5 Tahun
PUH 5 TAHUNAN
N (log t).(log (log I. (I^2).
t I I.t I^2 (I^2).t log t log I
o I) t)^2 (t^0,5) (t^0,5)
1 5 244.74 1223.71 59898.83 299494.17 0.70 2.39 1.67 0.49 547.26 133937.87
2 10 228.64 2286.37 52274.78 522747.84 1.00 2.36 2.36 1.00 723.01 165307.38
3 20 204.48 4089.58 41811.66 836233.14 1.30 2.31 3.01 1.69 914.46 186987.41
1018332.2 1009.1
4 30 184.24 5527.20 33944.41 1.48 2.27 3.35 2.18 185921.19
9 2
1123080.3 1059.7
5 40 167.56 6702.48 28077.01 1.60 2.22 3.56 2.57 177574.60
6 5
1212201.4 1101.0
6 60 142.14 8528.31 20203.36 1.78 2.15 3.83 3.16 156494.53
4 0
1121467.8 1058.9
7 80 118.40 9471.93 14018.35 1.90 2.07 3.95 3.62 125383.91
0 9
10819.1
8 120 90.16 8128.69 975443.34 2.08 1.96 4.06 4.32 987.65 89045.39
1
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
12119.8
9 180 67.33 4533.65 816057.18 2.26 1.83 4.12 5.09 903.36 60825.31
3
14040.7
10 360 39.00 1521.16 547617.32 2.56 1.59 4.07 6.53 740.01 28861.97
3
15421.4
11 720 21.42 458.76 330308.86 2.86 1.33 3.80 8.16 574.73 12309.88
9
162 1508.1 90230.7 264870.6 8802983.7 19.5 22.4 9619.3 1322649.4
S 37.78 38.82
5 1 5 7 3 1 8 5 4

c. PUH 10 TAHUN
Tabel 4.21 Lengkung Intensitas PUH 10 Tahun
PUH 10 TAHUNAN
N (log t).(log (log I. (I^2).
t I I.t I^2 (I^2).t log t log I
o I) t)^2 (t^0,5) (t^0,5)
1 5 246.65 1233.27 60837.98 304189.92 0.70 2.39 1.67 0.49 551.53 136037.87
2 10 231.54 2315.42 53611.77 536117.74 1.00 2.36 2.36 1.00 732.20 169535.31
3 20 208.26 4165.29 43374.20 867483.98 1.30 2.32 3.02 1.69 931.39 193975.32
1063300.6 1031.1
4 30 188.26 5647.92 35443.36 1.48 2.27 3.36 2.18 194131.25
5 6
1177627.9 1085.1
5 40 171.58 6863.32 29440.70 1.60 2.23 3.58 2.57 186199.33
9 9
1277610.9 1130.3
6 60 145.92 8755.38 21293.52 1.78 2.16 3.85 3.16 164938.86
2 1
1181981.3 1087.1
7 80 121.55 9724.12 14774.77 1.90 2.08 3.97 3.62 132149.53
6 9
11107.1 1028077.5 1013.9
8 120 92.56 8567.31 2.08 1.97 4.09 4.32 93850.21
7 4 4
12442.5
9 180 69.13 4778.28 860091.01 2.26 1.84 4.15 5.09 927.41 64107.40
2
14414.5
10 360 40.04 1603.24 577166.34 2.56 1.60 4.10 6.53 759.71 30419.34
7
15832.0
11 720 21.99 483.52 348132.08 2.86 1.34 3.84 8.16 590.03 12974.12
9
162 1537.5 92501.0 274208.6 9221779.5 19.5 22.5 9840.0 1378318.5
S 37.98 38.82
5 0 8 5 3 1 8 7 4

d. PUH 25 TAHUN
Tabel 4.22 Lengkung Intensitas PUH 25 Tahun
PUH 25 TAHUNAN
N (log t).(log (log (I^2).
t I I.t I^2 (I^2).t log t log I I.(t^0,5)
o I) t)^2 (t^0,5)
1 5 248.97 1244.86 61986.63 309933.16 0.70 2.40 1.67 0.49 556.72 138606.32

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2 10 235.10 2351.03 55273.63 552736.28 1.00 2.37 2.37 1.00 743.46 174790.56
3 20 212.96 4259.30 45354.00 907079.94 1.30 2.33 3.03 1.69 952.41 202829.24
1120907.1
4 30 193.30 5798.90 37363.57 1.48 2.29 3.38 2.18 1058.73 204648.70
1
1248006.0
5 40 176.64 7065.43 31200.15 1.60 2.25 3.60 2.57 1117.14 197327.08
1
1362740.4
6 60 150.71 9042.37 22712.34 1.78 2.18 3.87 3.16 1167.36 175929.03
3
10042.8 1260738.9
7 80 125.54 15759.24 1.90 2.10 3.99 3.62 1122.83 140954.89
6 0
11471.2 1096580.1
8 120 95.59 9138.17 2.08 1.98 4.12 4.32 1047.18 100103.62
5 9
12850.3
9 180 71.39 5096.67 917400.42 2.26 1.85 4.18 5.09 957.81 68378.99
7
14887.0
10 360 41.35 1710.07 615623.97 2.56 1.62 4.13 6.53 784.62 32446.23
6
16351.0
11 720 22.71 515.73 371328.74 2.86 1.36 3.88 8.16 609.37 13838.61
5
162 1574.2 95364.4 286110.1 9763075.1 19.5 22.7 10117.6 1449853.2
S 38.23 38.82
5 6 7 9 5 1 1 2 7

e. PUH 50 TAHUN
Tabel 4.23 Lengkung Intensitas PUH 50 Tahun
PUH 50 TAHUNAN
N (log t).(log (log (I^2).
t I I.t I^2 (I^2).t log t log I I.(t^0,5)
o I) t)^2 (t^0,5)
1 5 250.62 1253.12 62812.16 314060.78 0.70 2.40 1.68 0.49 560.41 140452.25
2 10 237.67 2376.68 56486.30 564862.99 1.00 2.38 2.38 1.00 751.57 178625.36
3 20 216.39 4327.83 46825.25 936505.03 1.30 2.34 3.04 1.69 967.73 209408.89
4 30 196.99 5909.75 38805.67 1164170.13 1.48 2.29 3.39 2.18 1078.97 212547.41
5 40 180.36 7214.50 32530.63 1301225.04 1.60 2.26 3.61 2.57 1140.71 205741.74
6 60 154.25 9255.24 23794.31 1427658.58 1.78 2.19 3.89 3.16 1194.85 184309.93
10279.2
7 80 128.49 16509.97 1320797.91 1.90 2.11 4.01 3.62 1149.26 147669.70
9
11741.3
8 120 97.84 9573.49 1148819.01 2.08 1.99 4.14 4.32 1071.83 104872.35
1
13152.8
9 180 73.07 5339.46 961103.49 2.26 1.86 4.20 5.09 980.36 71636.42
9
15237.5
10 360 42.33 1791.53 644951.02 2.56 1.63 4.16 6.53 803.09 33991.90
3
16735.9
11 720 23.24 540.30 389018.08 2.86 1.37 3.90 8.16 623.71 14497.85
8

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
162 1601.2 97484.1 295009.0 10173172.0 19.5 22.8 10322.4 1503753.8
S 38.40 38.82
5 7 2 8 5 1 1 9 1

Menggunakan Metode Talbot

Persamaan intensitas hujan dengan metode Talbot dapat dinyatakan


dengan :
a
I=
t+b
Dimana t adalah waktu sedangkan a dan b ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
a=¿ ¿b=¿ ¿

Contoh : Perhitungan persamaan intensitas hujan untuk PUH 5


tahunan dengan metode talbot:

 Contoh Perhitungan t 5 menit

a=¿ ¿

( 86792.91 )( 250898.08 )− ( 8186348.35 ) (1463.20)


a=
11× ( 25089,08 ) −¿ ¿

b=¿ ¿

(1463,20 )( 86792,91 )−11 × ( 8186348,35 )


b=
11 × ( 250898,08 )−¿ ¿

Persamaan lengkung intensitas hujan

a 1530,83
I= = =244,70
t+b 5+59,69

Untuk perhitungan PUH 2, 5,10, 25, 50 tahunan dengan waktu


durasi 5 menit sampai 720 menit dapat dilihat pada tabel berikut.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4.24 Data Distribusi Hujan dengan Metode Talbot untuk PUH 2

Talbot
T A B I
15830.4 59.6
5 244.70
7 9
15830.4 59.6
10 227.15
7 9
15830.4 59.6
20 198.64
7 9
15830.4 59.6
30 176.50
7 9
15830.4 59.6
40 158.79
7 9
15830.4 59.6
60 132.26
7 9
15830.4 59.6
80 113.32
7 9
12 15830.4 59.6
88.10
0 7 9
18 15830.4 59.6
66.04
0 7 9
36 15830.4 59.6
37.72
0 7 9
72 15830.4 59.6
20.30
0 7 9
1463.5
Jumlah
3

Tabel 4.25 Data Distribusi Hujan dengan Metode Talbot untuk PUH 5

Talbot
T A B I
16620.6 61.4
5 250.31
6 0
16620.6 61.4
10 232.79
6 0
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

16620.6 61.4
20 204.19
6 0
16620.6 61.4
30 181.85
6 0
16620.6 61.4
40 163.91
6 0
16620.6 61.4
60 136.91
6 0
16620.6 61.4
80 117.54
6 0
12 16620.6 61.4
91.62
0 6 0
18 16620.6 61.4
68.85
0 6 0
36 16620.6 61.4
39.44
0 6 0
72 16620.6 61.4
21.27
0 6 0
1508.6
Jumlah
9

Tabel 4.26 Data Distribusi Hujan dengan Metode Talbot untuk PUH 10

Talbot
T A B I
17146.1 62.5
5 253.99
4 1
17146.1 62.5
10 236.47
4 1
17146.1 62.5
20 207.81
4 1
17146.1 62.5
30 185.35
4 1
17146.1 62.5
40 167.27
4 1
17146.1 62.5
60 139.96
4 1
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

17146.1 62.5
80 120.32
4 1
12 17146.1 62.5
93.95
0 4 1
18 17146.1 62.5
70.70
0 4 1
36 17146.1 62.5
40.58
0 4 1
72 17146.1 62.5
21.91
0 4 1
1538.3
Jumlah
0

Tabel 4.26 Data Distribusi Hujan dengan Metode Talbot untuk PUH 25

Talbot
T A B I
17812.6 63.8
5 258.58
2 9
17812.6 63.8
10 241.08
2 9
17812.6 63.8
20 212.34
2 9
17812.6 63.8
30 189.72
2 9
17812.6 63.8
40 171.46
2 9
17812.6 63.8
60 143.78
2 9
17812.6 63.8
80 123.80
2 9
12 17812.6 63.8 96.87
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

0 2 9
18 17812.6 63.8
73.04
0 2 9
36 17812.6 63.8
42.02
0 2 9
72 17812.6 63.8
22.72
0 2 9
1575.4
Jumlah
1

Tabel 4.27 Data Distribusi Hujan dengan Metode Talbot untuk PUH 50

Talbot
T A B I
18308.4 64.8
5 261.96
4 9
18308.4 64.8
10 244.47
4 9
18308.4 64.8
20 215.67
4 9
18308.4 64.8
30 192.94
4 9
18308.4 64.8
40 174.55
4 9
18308.4 64.8
60 146.59
4 9
18308.4 64.8
80 126.36
4 9
12 18308.4 64.8
99.02
0 4 9
18 18308.4 64.8
74.76
0 4 9
36 18308.4 64.8
43.09
0 4 9
72 18308.4 64.8
23.33
0 4 9
Jumlah 1602.7
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Menggunakan Metode Sharman

Persamaan intensitas hujan dengan metode Sherman dapat


dinyatakan dengan :
a
I=
tn
Dimana t adalah waktu sedangkan a dan n ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
log a=¿ ¿ ¿
n=¿ ¿

Contoh : Perhitungan persamaan intensitas hujan untuk PUH 5


tahunan dengan metode Sherman:

 Contoh Perhitungan t 5 menit

log a=¿ ¿ ¿ ¿

( 22.31 ) ( 38.82 )−( 37.46 ) (19.51)


log a=¿ ¿
11 ×(19,51)−¿ ¿

a=10log a

a=102,92=18,48

n=¿ ¿
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

( 22.31 ) ( 19,51 )−11 ×(37.46)


n=
11 × ( 19,51 )−¿ ¿

Persamaan lengkung intensitas hujan

a
I = b =8,25
t

Untuk perhitungan PUH 2, 5,10, 25, 50 tahunan dengan waktu


durasi 5 menit sampai 720 menit dapat dilihat pada tabel berikut. :

Tabel 4.28 perhitungan PUH 2 tahun metode Sherman

Sharman
T Log A A n I
5 2.92 18.48 0.50 8.25
10 2.92 18.48 0.50 5.83
20 2.92 18.48 0.50 4.12
30 2.92 18.48 0.50 3.36
40 2.92 18.48 0.50 2.91
60 2.92 18.48 0.50 2.38
80 2.92 18.48 0.50 2.06
12
2.92 18.48 0.50 1.68
0
18
2.92 18.48 0.50 1.37
0
36
2.92 18.48 0.50 0.97
0
72
2.92 18.48 0.50 0.69
0
Jumlah 33.633

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.29 perhitungan PUH 5 tahun metode Sherman

Sharman
T Log A A n I
5 2.92 18.57 0.50 8.37
10 2.92 18.57 0.50 5.94
20 2.92 18.57 0.50 4.21
30 2.92 18.57 0.50 3.45
40 2.92 18.57 0.50 2.99
60 2.92 18.57 0.50 2.45
80 2.92 18.57 0.50 2.12
12
2.92 18.57 0.50 1.74
0
18
2.92 18.57 0.50 1.42
0
36
2.92 18.57 0.50 1.01
0
72
2.92 18.57 0.50 0.71
0
Jumlah 34.406

Tabel 4.30 perhitungan PUH 10 tahun metode Sherman

Sharman
T Log A A n I
5 2.92 18.63 0.49 8.45
10 2.92 18.63 0.49 6.01
20 2.92 18.63 0.49 4.27
30 2.92 18.63 0.49 3.50
40 2.92 18.63 0.49 3.04

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

60 2.92 18.63 0.49 2.49


80 2.92 18.63 0.49 2.16
12
2.92 18.63 0.49 1.77
0
18
2.92 18.63 0.49 1.45
0
36
2.92 18.63 0.49 1.03
0
72
2.92 18.63 0.49 0.73
0
Jumlah 34.913

Tabel 4.31 perhitungan PUH 25 tahun metode Sherman

Sharman
T Log A A n I
5 2.93 18.69 0.49 8.54
10 2.93 18.69 0.49 6.09
20 2.93 18.69 0.49 4.35
30 2.93 18.69 0.49 3.57
40 2.93 18.69 0.49 3.10
60 2.93 18.69 0.49 2.55
80 2.93 18.69 0.49 2.21
12
2.93 18.69 0.49 1.82
0
18
2.93 18.69 0.49 1.49
0
36
2.93 18.69 0.49 1.06
0
72
2.93 18.69 0.49 0.76
0
Jumlah 35.548

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4.32 perhitungan PUH 50 tahun metode Sherman

Sharman
T Log A A n I
5 2.93 18.74 0.48 8.61
10 2.93 18.74 0.48 6.16
20 2.93 18.74 0.48 4.40
30 2.93 18.74 0.48 3.62
40 2.93 18.74 0.48 3.15
60 2.93 18.74 0.48 2.59
80 2.93 18.74 0.48 2.25
12
2.93 18.74 0.48 1.85
0
18
2.93 18.74 0.48 1.52
0
36
2.93 18.74 0.48 1.09
0
72
2.93 18.74 0.48 0.78
0
Jumlah 36.016

Menggunakan Metode Ishoguro

Persamaan intensitas hujan dengan metode Ishiguro dapat


dinyatakan dengan :
a
I=
√t +b
Dimana t adalah waktu sedangkan a dan b ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
a=¿ ¿
b=¿ ¿

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh : Perhitungan persamaan intensitas hujan untuk PUH 5


tahunan dengan metode Ishiguro:

a=¿ ¿

a=
[ ( 9283.96× 250898,09 )−( 1240130.66 x 1463.20 ) ] =831,71
2
11× ( 250898,09 )−( 1463,20 )

b=¿ ¿

b=
[ (1463,20 × 9283,96 )−11 ( 1240130,66 ) ] =−0,09
2
11× ( 250898,09 ) −( 1463,20 )

Persamaan lengkung intensitas hujan

a
I= 1/2
(t + b )
831,71
I= 1
=387,98
( 5 +(−0,09 ) )
2

Perhitungan PUH 2, 5,10, 25, 50 tahunan dengan waktu durasi


5 menit sampai 720 menit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.33 perhitungan PUH 2 tahun metode Ishiguro

Ishiguro
T A B I
5 831.71 -0.09 387.98
10 831.71 -0.09 270.92
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

20 831.71 -0.09 189.90


30 831.71 -0.09 154.45
40 831.71 -0.09 133.45
60 831.71 -0.09 108.67
80 831.71 -0.09 93.96
120 831.71 -0.09 76.57
180 831.71 -0.09 62.42
360 831.71 -0.09 44.05
720 831.71 -0.09 31.10
Jumlah 1553.48

Tabel 4.34 perhitungan PUH 5 tahun metode Ishiguro

Ishiguro
T A B I
5 865.45 -0.07 398.79
10 865.45 -0.07 279.50
20 865.45 -0.07 196.41
30 865.45 -0.07 159.93
40 865.45 -0.07 138.28
60 865.45 -0.07 112.69
80 865.45 -0.07 97.48
120 865.45 -0.07 79.48
180 865.45 -0.07 64.83
360 865.45 -0.07 45.77
720 865.45 -0.07 32.33
Jumlah 1605.50

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4.35 perhitungan PUH 10 tahun metode Ishiguro

Ishiguro
T A B I
5 887.60 -0.05 405.97
10 887.60 -0.05 285.17
20 887.60 -0.05 200.71
30 887.60 -0.05 163.54
40 887.60 -0.05 141.45
60 887.60 -0.05 115.33
80 887.60 -0.05 99.79
120 887.60 -0.05 81.40
180 887.60 -0.05 66.40
360 887.60 -0.05 46.90
720 887.60 -0.05 33.14
Jumlah 1639.80

Tabel 4.36 perhitungan PUH 25 tahun metode Ishiguro

Ishiguro
T A B I
5 915.37 -0.03 415.09
10 915.37 -0.03 292.31
20 915.37 -0.03 206.10
30 915.37 -0.03 168.07
40 915.37 -0.03 145.44
60 915.37 -0.03 118.65
80 915.37 -0.03 102.70
120 915.37 -0.03 83.80
180 915.37 -0.03 68.38
360 915.37 -0.03 48.32
720 915.37 -0.03 34.15
Jumlah 1683.02
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.37 perhitungan PUH 50 tahun metode Ishiguro

Ishiguro
T A B I
5 935.80 -0.02 421.88
10 935.80 -0.02 297.61
20 935.80 -0.02 210.09
30 935.80 -0.02 171.41
40 935.80 -0.02 148.38
60 935.80 -0.02 121.09
80 935.80 -0.02 104.84
120 935.80 -0.02 85.57
180 935.80 -0.02 69.84
360 935.80 -0.02 49.37
720 935.80 -0.02 34.90
Jumlah 1714.99

3.2.8 Perbandingan Lengkung Intensitas Hujan

Perbandingan lengkung intensitas hujan antara metode Talbot,


Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 2,5,10,25 dan 50.
 PUH 2 tahun
Tabel 4.38 perbandingan lengkung intensitas hujan PUH 2 tahun
Lengkung Intensitas
T
Hasper Weduwen Talbot  Mutlak Sharman  Mutlak Ishiguro  Mutlak
5 217.23 244.70 204.21 8.25 1225.68 387.98 294.16
10 189.72 227.15 5.83 270.92
20 157.63 198.64 4.12 189.90
30 136.53 176.50 3.36 154.45
40 121.15 158.79 2.91 133.45
60 99.82 132.26 2.38 108.67
80 118.73 113.32 2.06 93.96
12
90.41 88.10 1.68 76.57
0
18 67.52 66.04 1.37 62.42
0
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

36
39.11 37.72 0.97 44.05
0
72
21.48 20.30 0.69 31.10
0
 1259.32 1463.53 33.63 1553.48

Grafik 4.1 lengkung intensitas hujan PUH 2 tahun

 PUH 5 tahun

Tabel 4.39 perbandingan lengkung intensitas hujan PUH 5 tahun


Lengkung Intensitas
T
Hasper Weduwen Talbot  Mutlak Sharman  Mutlak Ishiguro  Mutlak
250.3 249.37 1224.91 346.19
5 217.23 8.37 398.79
1
232.7
10 189.72 5.94 279.50
9
204.1
20 157.63 4.21 196.41
9
181.8
30 136.53 3.45 159.93
5
163.9
40 121.15 2.99 138.28
1
136.9
60 99.82 2.45 112.69
1
80 118.73 117.5 2.12 97.48
4
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

12
90.41 91.62 1.74 79.48
0
18
67.52 68.85 1.42 64.83
0
36
39.11 39.44 1.01 45.77
0
72
21.48 21.27 0.71 32.33
0
 1259.32 1508.69 34.41 1605.50

Grafik 4.2 lengkung intensitas hujan PUH 5 tahun

 PUH 10 tahun

Tabel 4.40 perbandingan lengkung intensitas hujan PUH 10 tahun


Lengkung Intensitas
T
Hasper Weduwen Talbot  Mutlak Sharman  Mutlak Ishiguro  Mutlak
253.9 278.98 1224.40 380.49
5 217.23 8.45 405.97
9
10 189.72 236.4 6.01 285.17
7
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

207.8
20 157.63 4.27 200.71
1
185.3
30 136.53 3.50 163.54
5
167.2
40 121.15 3.04 141.45
7
139.9
60 99.82 2.49 115.33
6
120.3
80 118.73 2.16 99.79
2
12
90.41 93.95 1.77 81.40
0
18
67.52 70.70 1.45 66.40
0
36
39.11 40.58 1.03 46.90
0
72
21.48 21.91 0.73 33.14
0
 1259.32 1538.30 34.91 1639.80

Grafik 4.3 lengkung intensitas hujan PUH 10 tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 PUH 25 tahun

Tabel 4.41 perbandingan lengkung intensitas hujan PUH 25 tahun


Lengkung Intensitas
T
Hasper Weduwen Talbot  Mutlak Sharman  Mutlak Ishiguro  Mutlak
258.5
5 217.23 8.54 415.09
8
241.0
10 189.72 6.09 292.31
8
212.3
20 157.63 4.35 206.10
4
189.7
30 136.53 3.57 168.07
2
171.4
40 121.15 3.10 145.44
6
143.7
60 99.82 316.10 2.55 1223.77 118.65 423.70
8
123.8
80 118.73 2.21 102.70
0
12
90.41 96.87 1.82 83.80
0
18
67.52 73.04 1.49 68.38
0
36
39.11 42.02 1.06 48.32
0
72
21.48 22.72 0.76 34.15
0
 1259.32 1575.41 35.55 1683.02

Grafik 4.4 lengkung intensitas hujan PUH 2 tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 PUH 50 tahun

Tabel 4.42 perbandingan lengkung intensitas hujan PUH 50 tahun


Lengkung Intensitas
T
Hasper Weduwen Talbot  Mutlak Sharman  Mutlak Ishiguro  Mutlak
261.9
5 217.23 8.61 421.88
6
244.4
10 189.72 6.16 297.61
7
215.6
20 157.63 4.40 210.09
7
192.9
30 136.53 3.62 171.41
4
174.5
40 121.15 3.15 148.38
5
146.5
60 99.82 343.42 2.59 1223.30 121.09 455.67
9
126.3
80 118.73 2.25 104.84
6
12
90.41 99.02 1.85 85.57
0
18
67.52 74.76 1.52 69.84
0
36
39.11 43.09 1.09 49.37
0
72
21.48 23.33 0.78 34.90
0
 1259.32 1602.73 36.02 1714.99

Grafik 4.5 lengkung intensitas hujan PUH 50 tahun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dari ke tiga metode di atas yang deviasi standarnya paling kecil adalah
metode Talbot. Maka dari itu, metode Talbot ini yang dipilih untuk digunakan
pada Hasper dan Weduwen.

4.3 PERENANAAN SALURAN DRAINASE


4.3.1. Sistem Jaringa Drainase
Dalam perencanaan saluran drainase ini jaringan saluran drainase
langsung dialirkan ke sungai. Dimana pembuatan jaringan saluran
disesuaikan dengan kondisi medan dan jalan yang ada (elevasi muka
tanah). Sistem jaringan drainase ini dibagi menjadi dua yaitu jaringan
primer dan jaringan sekunder. Pada perencanaan ini tidak mengunakan
sistem jaringan tersier karena di daerah Yogyakarta di kecamatan
Kotagede tidak terlalu padat penduduk sehingga tidak diguakan sistem
jarinan tersier.
Sistem jaringan drainase yang secara struktur terdiri dari :
 Saluran drainase primer, yang menampung aliran dari saluran-saluran
sekunder,
 Saluran sekunder . Yang menampung aliran dari saluran-saluran tersier.
 Saluran tersier , yang menampung air dari daerah alirannya masing-
masing.
Jaringan Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke
saluran primer, sekunder maupun tersier.
Berikut adalah perencanaan jalur drainase kecamatan Kotagede

4.3.2. Perhitungan Debit Banjir


4.3.2.1 Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran ( C ) berbeda-beda, ini disesuaikan dengan
tata guna lahan dan faktor-faktor yang berkaitan dengan aliran
permukaan di dalam sungai terutama kelembaban tanah.
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Harga koefisien pengaliran ( C ) biasanya diambil untuk tanah


jenuh pada waktu permulaan hujan.

Tabel 4.45 Koefisien Pengaliran ( C ) Saluran Sekunder untuk Kecamatan Kotagede

No Kelurahan Saluran Sekunder Luas (Ha) Tipe Daerah Aliran C A (%) A (Ha) CA(Ha) C gab
Pemukiman 0.5 40% 0.0081 0.0032
Lapangan 0.6 10% 0.0020 0.0002
jalan 0.95 20% 0.0041 0.0008
sawah 0.27 20% 0.0041 0.0008
Jalan 0.95 10% 0.0034 0.0003
Sawah 0.27 15% 0.0051 0.0008
Kebun 0.25 20% 0.0069 0.0014
Lapangan 0.6 8% 0.0027 0.0002
Tegalan 0.26 12% 0.0041 0.0005
Pemukiman 0.5 35% 0.0120 0.0042
Jalan 0.95 17% 0.0054 0.0009
sawah 0.27 20% 0.0064 0.0013
lapangan 0.26 3% 0.0010 0.0000
Pemukiman 0.5 40% 0.0128 0.0051
Tegalan 0.26 20% 0.0064 0.0013
Pemukiman 0.5 50% 0.0117 0.0058
jalan 0.95 18% 0.0042 0.0008
Tegalan 0.26 12% 0.0028 0.0003
sawah 0.27 20% 0.0047 0.0009
jalan 0.95 20% 0.0055 0.0011
Tegalan 0.26 30% 0.0083 0.0025
Pemukiman 0.5 50% 0.0138 0.0069
kebun 0.25 10% 0.0039 0.0004
Lapangan 0.6 10% 0.0039 0.0004
jalan 0.95 20% 0.0077 0.0015
Pemukiman 0.5 60% 0.0231 0.0139
jalan 0.95 20% 0.0041 0.0008
Pemukiman 0.5 80% 0.0165 0.0132
Pemukiman 0.95 85% 0.0068 0.0058
Jalan 0.5 15% 0.0012 0.0002
jalan 0.95 10% 0.0004 0.0000
Pemukiman 0.5 90% 0.0039 0.0035
jalan 0.95 20% 0.0023 0.0005
sawah 0.27 3% 0.0004 0.0000
Kebun 0.25 3% 0.0004 0.0000
Pemukiman 0.5 74% 0.0087 0.0064
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI0.0004
jalan 0.95 15% 0.0027 FAJRI (12513094)
Pemukiman 0.5 60% 0.0109 0.0066
sawah 0.27 15% 0.0027 0.0004
Kebun 0.25 10% 0.0018 0.0002
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4.46 Koefisien Pengaliran ( C ) Saluran Primer untuk Kecamatan Kotagede

Saluran Luas Tipe Daerah A C*A(Ha


` Kelurahan C A (Ha) C gab
Primer (Ha) Aliran (%) )
Pemukiman 0.5 40% 0.2557 0.1023
Jalan 0.95 20% 0.1278 0.0256
PIN A- Kebun 0.25 10% 0.0639 0.0064
1 63.9180 0.0026
B Sawah 0.27 20% 0.1278 0.0256
Tegalan 0.26 5% 0.0320 0.0016
Rejowinagu
Lapangan 0.6 5% 0.0320 0.0016
n
Pemukiman 0.5 40% 0.3363 0.1345
Jalan 0.95 15% 0.1261 0.0189
2 PIN C-D 84.0670 Lapangan 0.6 10% 0.0841 0.0084 0.0026
Tegalan 0.26 20% 0.1681 0.0336
Sawah 0.27 15% 0.1261 0.0189
Jalan 0.95 20% 0.1379 0.0276
Pemukiman 0.5 65% 0.4482 0.2913
PIN F-G 68.9567 0.0048
Lapangan 0.6 5% 0.0345 0.0017
3 Prenggan
Kebun 0.25 10% 0.0690 0.0069
Pemukiman 0.5 80% 0.0698 0.0559
PIN H-G 8.7288
Jalan 0.95 20% 0.0175 0.0035 0.0068
16.350 Pemukiman 0.5 80% 0.1308 0.1046
PIN D-E 2
0.0068
Jalan 0.95 20% 0.0327 0.0065
Jalan 0.95 60% 0.1113 0.0668
4 Purbayan
18.556 Pemukiman 0.5 23% 0.0427 0.0098
PIN F-E 4
0.0043
Sawah 0.27 10% 0.0186 0.0019
Kebun 0.25 7% 0.0130 0.0009

4.3.2.2 Kemiringan Permukaan Tanah


Kemiringan permukaan tanah saluran adalah panjang saluran.
Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

∆ ET
S D=
Ld
Keterangan :
Sd : Kemiringan permukaan tanah Saluran
ΔET : Elevasi Tanah Awal – Elevasi Tanah Akhir
Ld : Panjang Saluran

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Contoh perhitungan kemiringan permukaan tanah saluran


sekunder A-B

mukatanah awal−mukatanah akhir


Sd=
Ld

106−99
Sd= =0.0065
1074

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.47 Perhitungan Kemiringan permukaan tanah Saluran Sekunder

N Saluran Ld Muka Tanah Muka Tanah


Kelurahan Sd
o Sekunder (meter) Awal Akhir
1 A-B 1075 104 97 0.0065
2 C-D 1006 100 98 0.0020
Rejowinangu
3 E-F 1097 98 90 0.0073
n
4 G-H 849 97 92 0.0059
5 I-J 690 93 92 0.0014
6 A-B 871 91 84 0.0080
7 Prenggan C-D 769 89 85 0.0052
8 E-F 381 87 86 0.0026
9 A-B 352 89 88 0.0028
10 Purbayan C-D 599 87 86 0.0017
11 E-F 283 85 84 0.0035

Tabel 4.48 Perhitungan Kemiringan permukaan tanah Saluran Primer

N Saluran Ld Muka Tanah Muka Tanah


Kelurahan Sd
o Primer (meter) Awal Akhir
1 Rejowinagu PIN A-B 1275 97 89 0.0063
2 n PIN C-D 733 90 89 0.0014
3 PIN E-G 758 84 80 0.0053
Prenggan
4 PIN H-G 313 86 81 0.0160
5 PIN D-E 778 89 84 0.0064
Purbayan
6 PIN F-G 440 84 83 0.0023

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.2.3 Kemiringan permukaan tanah Limpasan

Kemiringan permukaan tanah limpasan adalah jarak terjauh panjang


limpasan saluran. Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

∆ ET
S0 =
L0
Keterangan :
So : Kemiringan permukaan tanah Limpasan
ΔET : Elevasi Tanah Awal – Elevasi Tanah Akhir
Lo : Panjang limpasan

 Contoh perhitungan kemiringan permukaan tanah limpasan pada


saluran sekunder A-B

muka tanah aw al−mukatanah akhir


So=
Lo

106−99
So= =0.0065
1074

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.49 Perhitungan Kemiringan permukaan tanah Limpasan Sekunder

N Saluran Lo Muka Tanah Muka Tanah


Kelurahan So
o Sekunder (meter) Awal Akhir
1 A-B 1074 106 99 0.0065
2 C-D 1005 102 100 0.0020
Rejowinangu
3 E-F 1096 100 92 0.0073
n
4 G-H 848 99 94 0.0059
5 I-J 689 95 94 0.0015
6 A-B 870 93 86 0.0080
7 Prenggan C-D 768 91 87 0.0052
8 E-F 380 89 88 0.0026
9 A-B 351 91 90 0.0028
10 Purbayan C-D 598 89 88 0.0017
11 E-F 282 87 86 0.0035

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.50 Perhitungan Kemiringan permukaan tanah Limpasan Primer

N Saluran Ld Muka Tanah Muka Tanah


Kelurahan So
o Primer (meter) Awal Akhir
1 Rejowinangu PIN A-B 1274 99 91 0.0063
2 n PIN C-D 732 92 91 0.0014
3 PIN E-G 757 86 82 0.0053
Prenggan
4 PIN H-G 312 88 83 0.0160
5 PIN D-E 777 91 86 0.0064
Pubayan
6 PIN F-G 439 86 85 0.0023

4.3.2.4 Perhitungan Debit Limpasan

Debit rencana untuk suatu daerah perkotaan dikehendaki


pembuangan air secepatnya, agar tidak ada genangan air sehingga
diperlukan saluran yang sesuai dengan debit rencana . Debit rencana
dapat menggunakan metode rasional.

Q=a.β.I.A

Dimana :

Q : Debit rencana dengan masa ulang T tahun ( m3 / dt )

A : Koefisien pengaliran

Β : Koefisien penyebara hujan

I : Intensitas hujan selama waktu konsentrasi dalam mm / jam

A : Luas daerah aliran

Atau

Q = k . Cs . C . A . I

Dimana :

Q : Debit / luas pengaliran air hujan ( m3 / dt )


RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

K : Konstanta ( 0,00278 bila luas dinyatakan dalam Ha )

Cs : Koefisien storage

C : Koefisien pengaliran

A : Luas daerah pengaliran / cathchment area

I : Intensitas hujan

 Rumus diatas berlaku untuk daerah dengan luas 1200 sampai


6500 Ha.
 Untuk menghitung debit limpasan air hujan, dengan luas daerah <
80 Ha digunakan persamaan :
Q = 100 . C . I . A ( Liter / detik )

 Untuk menghitung debit limpasan air hujan, dengan luas daerah >
80 Ha digunakan persamaan :
Q = 100 . C . Cs . A . I ( Liter / detik )

Dimana Cs merupakan koefisien penampungan

Besarnya koefisien aliran ( C ) ditentukan oleh kondisi


permukaan suatu daerah. Nilai koefisien pengaliran ini sudah ada
dalam tabel tipikal koefisien C.

Hal-hal yang berhubungan dengan debit limpasan hujan :

a. Waktu Koefisien ( tc )

Adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari


titik terjauh menuju suatu titik tinjauan tertentu sehingga diperoleh debit
maksimum.

tc = to + td

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dimana :

to= Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada

permukaan tanah menuju saliran terdekat

td= Waktu pengaliran dalam saluran menuju titik tinjau

Berikut ini rumus untuk menghitung to, td atau langsung menghitung


tc:

 Untuk panjang aliran + 300 m


to = 3,26 (1,1 – C) Lo 1/2 / S1/3

 Untuk panjang aliran + 1000 m


To =108 . n . (Lo)1/3 / S1/5

 td = Ld / V
Dimana : V : 1/n . R2/3 . S1/2

 Rumus Kirpich
Tc =0,0195 (L/S1/2)0,77

Dimana :

Lo : Panjang limpasan (m)

S : Kemiringan DAS ( Perbandingan selisih tinggi dengan


jarak)

n : Angka kekasaran manning

v : kecepatan rata-rata aliran (m/dt)

R : Jari-jari hidrolis

Satuan tc, td, dan to dalam menit

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Koefisien pengaliran

Adalah perbandingan antara tinggi aliran dengan tinggi hujan untuk


luas DAS yang sama dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Dipengaruhi oleh keadaan hujan, luas dan bentuk DAS, kemiringan


DAS dan dasar saluran, daya infiltrasi dan perkolasi tanah.

C1. A1 + C2 . A2 + .......+Cn . An

A1 + A2 + ................An

c. Koefisien tampungan
Merupakan efek penampungan dari suatu saluran terhadap puncak
banjir dimana koefisien ini akan semakin besar jika daerah alirannya
semakin luas.

2. tc
Cs=
2. tc +td

Untuk mencari debit dalam perencanaan menggunakan


Metode Talbot maka curah hujan dihitung dengan metode Talbot,
PUH yang digunakan adalah PUH 10 Tahunan. Dengan rumus

a
I=
(t+b)
 Contoh Perhitungan Debit Limpasan
Saluran sekunder A-B
Lo = 1074 meter
So = 0,0650
Ld = 1075 meter
To = (2/3) x 3.28 x Lo x (0.015/√ So ¿ ¿
= (2/3) x 3.28 x 1074 x (0,015/√ 0.065)

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 138,1724 menit
A = 20,2532 Ha

C gab = 0,0003

T PUH = PUH yang digunakan (10 tahunan)


V avg = kecepatan yang diasumsikan 3 m/s

Td = (1/60) x (ld/V)
= (1/60) x (1075/3)

= 5,9722menit

Tc = To+Td
= 138,1724 + 5,9722

= 144,1447 menit

Intensitas Hujan Menggunakan metode Ishiguro PUH 10 tahunan


a
I=
√t +b

Dimana nilai a dan b PUH 10 tahunan adalah

17146.1
Nilai a 4

Nilai b 62,51

17146,14
I= =¿82.9700 mm/jam
√ 144,1447+ 62,51

C avg = (2 x Tc ) / (2 x Tc) + Td
=(2 x 144,1447 ) / (2 x 144,1447) + 5.9722

= 0.9797

Qpeak = 0.002778 x Cgab x I x A


= 0.002778 x 0,003 x 82,97 x 20.2532

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 0,0014 m/s³

Q reduksi 10 % = 0,1 x Qpeak


= 0.1 x 0,0014

= 0,0001 m3/s

Qpeak akhir = Qpeak-Qreduksi


= 0,0014 – 0,0001
= 0,0013 m³/s

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.51 Debit Limpasan Saluran Sekunder PUH 10 Tahun

Lo T Ld V Td I Q Reduksi
N Saluran To Tc Qpeak Qpeak
Kelurahan (meter So A ( Ha ) C gab (PUH (meter RATA (menit (mm/jam C RATA A ( Ha ) 10%
o Sekunder (menit) (menit) (m3/s) (m3/s)
) ) ) (m/s) ) ) (m3/s)
0.065 138.172 20.253 0.000 144.144 20.253
1 A-B
1074 0 4 2 3 10 1075 3 5.9722 7 82.9700 0.9797 2 0.0014 0.0001 0.0013
0.002 737.097 34.317 0.000 742.686 34.317
2 C-D
1005 0 4 1 2 10 1006 3 5.5889 3 21.2944 0.9963 1 0.0004 0.0000 0.0004
Rejowinangu 0.007 420.748 32.030 0.000 426.843 32.030
3 E-F
n 1096 3 9 6 3 10 1097 3 6.0944 3 35.0384 0.9929 6 0.0009 0.0001 0.0008
0.005 362.112 23.394 0.000 366.829 23.394
4 G-H
848 9 6 8 3 10 849 3 4.7167 3 39.9361 0.9936 8 0.0008 0.0001 0.0007
0.001 583.508 27.553 0.000 587.342 27.553
5 I-J
689 5 8 9 4 10 690 3 3.8333 2 26.3847 0.9967 9 0.0008 0.0001 0.0007
0.008 319.042 38.500 0.000 323.881 38.500
6 A-B
870 0 2 3 4 10 871 3 4.8389 1 44.3751 0.9926 3 0.0019 0.0002 0.0017
0.005 349.328 20.673 0.000 353.600 20.673
7 Prenggan C-D
768 2 0 2 7 10 769 3 4.2722 2 41.2058 0.9940 2 0.0017 0.0002 0.0015
0.002 244.439 0.000 246.555
8 E-F 7.9765
380 6 2 7 10 381 3 2.1167 8 55.4773 0.9957 7.9765 0.0009 0.0001 0.0008
0.002 217.571 0.000 219.527
9 A-B 4.2980
351 8 5 8 10 352 3 1.9556 0 60.7939 0.9956 4.2980 0.0006 0.0001 0.0005
0.001 475.719 11.732 0.000 479.046 11.732
10 Purbayan C-D
598 7 1 8 6 10 599 3 3.3278 9 31.6608 0.9965 8 0.0006 0.0001 0.0006
0.003 156.346 18.225 0.000 157.919 18.225
11 E-F
282 5 8 7 4 10 283 3 1.5722 0 77.7853 0.9950 7 0.0016 0.0002 0.0014

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 73


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.52 Debit Limpasan Saluran primer PUH 50 Tahun

Q
Ld Ld V
N Saluran To T Td Tc I C Qpeak Reduksi Qpea
Kelurahan (meter Sd A ( Ha ) C gab (meter RATA A ( Ha )
o Primer (menit) (PUH) (menit) (menit) (mm/jam) RATA (m3/s) 10% (m3/s
) ) (m/s)
(m3/s)
0.006 63.918 0.993
1 PIN A-B 1274 0.0026 63.9180
3 526.4692 0 50 1275 3 7.0833 533.5526 30.5935 4 0.0141 0.0014 0.012
Rejowinangun
0.001 84.067 0.996
2 PIN C-D 732 84.0670
4 641.6836 0 0.0026 50 733 3 4.0722 645.7558 25.7631 9 0.0156 0.0016 0.014
0.005 68.956 0.993
3 PIN E-G 757 68.9567
3 341.0608 7 0.0048 50 758 3 4.2111 345.2719 44.6371 9 0.0410 0.0041 0.036
Prenggan
0.989
4 PIN H-G 312 8.7288 8.7288
0.016 80.9037 0.0068 50 313 3 1.7389 82.6426 124.0976 6 0.0205 0.0020 0.018
0.006 16.350 0.993
5 PIN D-E 777 16.3502
4 318.5700 2 0.0068 50 778 3 4.3222 322.8922 47.2132 4 0.0146 0.0015 0.013
Pubayan
0.002 18.556 0.996
6 PIN F-G 439 18.5564
3 300.2441 4 0.0048 50 440 3 2.4444 302.6885 49.8082 0 0.0123 0.0012 0.011

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 74


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.3. Perhitungan Dimensi Saluran

Sebelum melakukan perhitungan dimensi saluran, terlebih dahulu kita


tentukan kriteria perencanaan untuk saluran yang akan dibuat, yaitu :

1. Saluran terbuat dari pasangan batu dilapisi semen dengan nilai kekasaran
manning (n) sebesar 0,015
2. Kecepatan saluran 0.3 – 3 m/dt
3. Saluran berbentuk segi empat.
 Rumus yang digunakan :
 Q=V ¿ A
 V = 1/n ¿ R2/3 ¿ S1/2
 A=b ¿ h
 b = 2h
2
2h h
= =
 R=A/P 2 h+2 h 2
2/3
1 h

Q=2 h2 ×
n 2() ×S 1/2

 Menghitung Freeboard Saluran


0.5
F = (C×h)

dimana :

C=0 .14 { Q≤0 . 6 m3 /dt }


C=0 .23 { Q≤Q≤8 m3 /dt }

 Contoh Perhitungan Dimensi Saluran Sekunder A-B

Diketahui :

Q = 0,0013 m3/s

So = 0.0650

n =0.015

penyelesaian :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 75


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
h = (Q x n) / (1.26 x √ Sd ) ^ 0,375

= (0,0013 x 0.015) / (1.26 x √ 0.065 ) ^ 0.375

= 0.0259 meter

b=2xh

= 2 x 0,0259

= 0.0518 meter

A=bxh

= 0.0518 x 0.0259

= 0.0013 meter

a
R=
b+( 2 x h)

0,0013
= =¿ 0.0130meter
0,0518+(2 x 0,0259)

87
C = 1+( 1000 )
√R
87
=0,0099
= 1+( 1000 )
√ 0,013

Fb = √ h x c

= √ 0,0259 x 0.0099=0.016 meter

2
V =
√ So x A 3
n b+(2 x h)

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 76


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2
=
√ 0.0113 x 0,0013 3
= 0,9378 m/s
0.015 0,0518+(2 x 0,0259)

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.53 Dimensi Saluran Sekunder PUH 10 Tahun

Saluran
Sekunde Qpeak Keteranga
No Kelurahan r (m3/s) So n h(m) b(m) A ( m2 ) R (m) c Fb (m) v (m/s) n
0.001 0.065 0.025 0.051 0.013 0.009 0.016
1 A-B
3 0 0.015 9 8 0.0013 0 9 0 0.9378  
0.000 0.002 0.031 0.062 0.015 0.010 0.018
2 C-D
4 0 0.015 3 6 0.0020 6 9 5 0.1865  
0.000 0.007 0.033 0.067 0.016 0.011 0.019
3 Rejowinangun E-F
8 3 0.015 6 1 0.0023 8 3 5 0.3734  
0.000 0.005 0.032 0.065 0.016 0.011 0.019
4 G-H
7 9 0.015 6 2 0.0021 3 1 0 0.3293  
0.000 0.001 0.042 0.085 0.021 0.012 0.023
5 I-J
7 5 0.015 8 5 0.0037 4 7 3 0.1989  
0.001 0.008 0.043 0.086 0.021 0.012 0.023
6 A-B
7 0 0.015 0 1 0.0037 5 8 4 0.4613  
0.001 0.005 0.044 0.088 0.022 0.013 0.024
7 Prenggan C-D
5 2 0.015 3 7 0.0039 2 0 0 0.3793  
0.000 0.002 0.039 0.079 0.019 0.012 0.022
8 E-F
8 6 0.015 5 0 0.0031 7 2 0 0.2483  
0.000 0.002 0.033 0.067 0.016 0.011 0.019
9 A-B
5 8 0.015 6 2 0.0023 8 3 5 0.2314  
0.000 0.001 0.037 0.075 0.018 0.012 0.021
10 Purbayan C-D
6 7 0.015 8 6 0.0029 9 0 3 0.1950  
0.001 0.003 0.046 0.093 0.023 0.013 0.025
11 E-F
4 5 0.015 9 7 0.0044 4 3 0 0.3229  

Tabel 4.54 Dimensi Saluran Primer PUH 50 Tahun

Saluran Qpeak A ( m2
No Kelurahan Sd n R (m) c Fb (m) v (m/s) Keterangan
Primer (m3/s) h(m) b(m) )
0.006 0.095 0.019
1 PIN A-B
Rejowinangu 0.0127 3 0.015 5 0.1910 0.0182 0.0478 0 0.0426 0.6966  
n 0.001 0.131 0.022
2 PIN C-D
0.0141 4 0.015 6 0.2632 0.0346 0.0658 3 0.0542 0.4065  
0.005 0.147 0.023
3 PIN E-G
0.0369 3 0.015 2 0.2944 0.0433 0.0736 6 0.0589 0.8524  
Prenggan
0.092 0.018
4 PIN H-G
0.0184 0.016 0.015 2 0.1843 0.0170 0.0461 7 0.0415 1.0839  
0.006 0.096 0.019
5 PIN D-E
0.0131 4 0.015 4 0.1928 0.0186 0.0482 1 0.0429 0.7063  
Pubayan
0.002 0.109 0.020
6 PIN F-G
0.0111 3 0.015 6 0.2193 0.0240 0.0548 4 0.0473 0.4614  

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 77


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dari perhitungan dimensi tersebut dapat diketahui bahwa kecepatannya tidak
melebihi dari 3 m/s, sehingga tidak diperlukan adanya terjunan.

4.3.4 Perhitungan Elevasi Saluran

 Contoh perhitungan elevasi saluran sekunder A-B


Diketahui :

Elevasi muka tanah awal = 106 meter

Elevasi muka tanah akhir = 99 meter

Kedalaman air (h) = 0.0259 meter

Freeboard saluran (fb) = 0.016 meter

Ld = 1075 meter

Sd = 0.0065

Penyelesaian :

Hf = Sd x Ld

= 0.0065 x 1075 = 7 m

Elevasi dasar saluran awal = elev muka tanah awal - h - fb

= 106– 0,0259 – 0,016

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 78


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
= 105.9581 meter

Elevasi dasar saluran akhir = elev.dasar saluran awal - Hf

= 106 – 7

= 98.9581 meter

Elevasi muka air awal = elev. dasar saluran awal + h

= 105.9581 + 0,0259

= 105.9840 meter

Elevasi muka air akhir = elev.dasar saluran akhir + h

= 98.9581+ 0,0259

= 98.9840 meter

Kedalaman awal = elev.muka tanah awal - elev.dasar saluran awal

= 105.9840 – 105.9581

= 0.0419 meter

Kedalaman akhir = elev.muka tanah akhir - elev.dasar saluran akhir

= 98.9840– 98.9581

= 0.0419 meter

Hasil hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat dari tabel berikut :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 79


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 80


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.55 Elevasi Saluran Sekunder

Elevasi Muka Elevasi Dasar


Ld h Hf Kedalaman Elevasi Muka Air
Saluran Tanah Saluran
No Kelurahan Sd Fb
Sekunder Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
(m) (m)
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 A-B 1075 106 99 0.0065 0.0259 0.016 7 105.9581 98.9581 0.0419 0.0419 105.9840 98.9840
2 C-D 1006 102 100 0.0020 0.0313 0.0185 2 101.9502 99.9502 0.0498 0.0498 101.9815 99.9815
3 Rejowinangun E-F 1097 100 92 0.0073 0.0336 0.0195 8 99.9469 91.9469 0.0531 0.0531 99.9805 91.9805
4 G-H 849 99 94 0.0059 0.0326 0.019 5 98.9484 93.9484 0.0516 0.0516 98.9810 93.9810
5 I-J 690 95 94 0.0014 0.0428 0.0233 1 94.9339 93.9339 0.0661 0.0661 94.9767 93.9767
6 A-B 871 93 86 0.0080 0.043 0.0234 7 92.9336 85.9336 0.0664 0.0664 92.9766 85.9766
7 Prenggan C-D 769 91 87 0.0052 0.0443 0.024 4 90.9317 86.9317 0.0683 0.0683 90.9760 86.9760
8 E-F 381 89 88 0.0026 0.0395 0.022 1 88.9385 87.9385 0.0615 0.0615 88.9780 87.9780
9 A-B 352 91 90 0.0028 0.0336 0.0195 1 90.9469 89.9469 0.0531 0.0531 90.9805 89.9805
10 Purbayan C-D 599 89 88 0.0017 0.0378 0.0213 1 88.9409 87.9409 0.0591 0.0591 88.9787 87.9787
11 E-F 283 87 86 0.0035 0.0469 0.025 1 86.9281 85.9281 0.0719 0.0719 86.9750 85.9750

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 81


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.56 Elevasi Saluran Primer

Elevasi Muka Elevasi Dasar


Ld h Hf Kedalaman Elevasi Muka Air
Saluran Tanah Saluran
No Kelurahan Sd Fb
Primer Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
(m) (m)
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 PIN A-B 1275 99 91 0.0063 0.0955 0.0426 8 98.8619 90.8619 0.1381 0.1381 98.9574 90.9574
Rejowinangun
2 PIN C-D 733 92 91 0.0014 0.1316 0.0542 1 91.8142 90.8142 0.1858 0.1858 91.9458 90.9458
3 PIN E-G 758 86 82 0.0053 0.1472 0.0589 4 85.7939 81.7939 0.2061 0.2061 85.9411 81.9411
Prenggan
4 PIN H-G 313 88 83 0.0160 0.0922 0.0415 5 87.8663 82.8663 0.1337 0.1337 87.9585 82.9585
5 PIN D-E 778 91 86 0.0064 0.0964 0.0429 5 90.8607 85.8607 0.1393 0.1393 90.9571 85.9571
Pubayan
6 PIN F-G 440 86 85 0.0023 0.1096 0.0473 1 85.8431 84.8431 0.1569 0.1569 85.9527 84.9527

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 82


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.5. Profil hidrolis


4.3.5.1 Profil Hidrolis dan Grafik Hidrolis Saluran Sekunderd

Tabel 4.57 Profil Hidrolis Saluran A-B

A-B
R
E Keterangan Awal Akhir
Grafik 4.6 Profil Hidrolis
J Saluran Sekunder
Saluran A-B O
Elevasi Muka Tanah 106.00 99.0
W
IN Elevasi Dasar Saluran 105.958 98.9581
A
Elevasi Muka Air 105.984 98.984
N
G Kedalaman 0.0419 0.0419
U
N Ld 0.0 1075

PROFIL HIDROLIS
108.00

106.00

104.00
ELEVASI (M)

102.00 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
100.00 Elevasi Muka Air

98.00

96.00

94.00
0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.58 Profil Hidrolis Saluran C-D

C-D
Keterangan Awal Akhir
RE Saluran Sekunder
JO
WI Elevasi Muka Tanah 102 100
NA Elevasi Dasar Saluran 101.9502 99.9502
NG
UN Elevasi Muka Air 101.9815 99.9815
Kedalaman 0.0498 0.0498
Ld 0.0 1006

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 83


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Grafik 4.7 Profil Hidrolis Saluran C-D

PROFIL HIDROLIS
102.5
102
101.5
101
Elevasi Muka Tanah
ELEVASI (M)

100.5 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Muka Air
100
99.5
99
98.5
0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.59 Profil Hidrolis Saluran E-F

E-F
Keterangan Awal Akhir
Saluran Sekunder
REJ Elevasi Muka Tanah 100 92
OWI
NAN Elevasi Dasar 99.946 91.946
GUN Saluran 9 9
Elevasi Muka Air 99.9805 91.9805
Kedalaman 0.0531 0.0531
Ld 0 1097

Grafik 4.8 Profil Hidrolis Saluran E-F

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 84


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PROFIL HIDROLIS
102
100
98
96
Elevasi Muka Tanah
ELEVASI (M)

94
92
Elevasi Dasar Saluran
90
88
86 Elevasi Muka Air
0 200 400 600 800 1000 1200
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.60 Profil Hidrolis Saluran G-H

G-H
Keterangan Awal Akhir
Saluran Sekunder
REJ Elevasi Muka Tanah 99 94
OWI
NAN Elevasi Dasar 98.948 93.948
GUN Saluran 4 4
Elevasi Muka Air 98.981 93.981
Kedalaman 0.0516 0.0516
Ld 0.0 849

Grafik 4.9 Profil Hidrolis Saluran G-H

PROFIL HIDROLIS
100
99
98
97
ELEVASI (M)

96 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
95 Elevasi Muka Air
94
93
92
91
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.61 Profil Hidrolis Saluran I-J


REJ I-J

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 85


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Keterangan Awal Akhir
Saluran Sekunder
Elevasi Muka Tanah 95 94
OWI Elevasi Dasar 94.933 93.933
NAN
GUN Saluran 9 9
Elevasi Muka Air 94.9767 93.9767
Kedalaman 0.0661 0.0661
Ld 0.0 690

Grafik 4.10 Profil Hidrolis Saluran I-J

PROFIL HIDROLIS
95.2
95
94.8
94.6
ELEVASI (M)

94.4 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
94.2 Elevasi Muka Air
94
93.8
93.6
93.4
0 100 200 300 400 500 600 700 800
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.62 Profil Hidrolis Saluran A-B

A-B    
P Keterangan Awal Akhir
R Saluran Sekunder
E Elevasi Muka Tanah 93 86
N 92.933 85.933
G Elevasi Dasar Saluran 6 6
G 92.976 85.976
A Elevasi Muka Air 6 6
N Kedalaman 0.0664 0.0664
Ld 0.0 871

Grafik 4.11 Profil Hidrolis Saluran A-B

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 86


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PROFIL HIDROLIS
94

92

90
ELEVASI (M)

Elevasi Muka Tanah


88 Elevasi Dasar Saluran
Elevasi Muka Air
86

84

82

PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.63 Profil Hidrolis Saluran C-D

C-D    
Awa
P
R Keterangan l Akhir
E Saluran Sekunder
N Elevasi Muka Tanah 91 87
G
G Elevasi Dasar Saluran 90.9 86.9
A Elevasi Muka Air 91.0 87.0
N
Kedalaman 0.07 0.07
Ld 0.0 769

Grafik 4.12 Profil Hidrolis Saluran C-D

PROFIL HIDROLIS
92
91
90
89
ELEVASI (M)

Elevasi Muka Tanah


88 Elevasi Dasar Saluran
Elevasi Muka Air
87
86
85
84
0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0 900.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.64 Profil Hidrolis Saluran E-F

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 87


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
E-F    
Awa
Keterangan l Akhir
PR Saluran Sekunder
EN Elevasi Muka Tanah 89 88
GG
AN Elevasi Dasar Saluran 88.9 87.9
Elevasi Muka Air 89.0 88.0
Kedalaman 0.06 0.06
Ld 0.0 381

Grafik 4.13 Profil Hidrolis Saluran E-F

PROFIL HIDROLIS
89.2
89
88.8
88.6
ELEVASI (M)

88.4 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
88.2 Elevasi Muka Air
88
87.8
87.6
87.4
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 450.0
PANJANGN SALURAN (M)

Tabel 4.68 Profil Hidrolis Saluran A-B

A-B
Keterangan Awal Akhir
Saluran Sekunder  
PU
RB Elevasi Muka Tanah 91 90
AY Elevasi Dasar Saluran 90.9469 89.9469
AN
Elevasi Muka Air 90.9805 89.9805
Kedalaman 0.0531 0.0531
Ld 0.0 352

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 88


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Grafik 4.14 Profil Hidrolis Saluran A-B

PROFIL HIDROLIS
91.2
91
90.8
90.6
Elevasi Muka Tanah
ELEVASI (M)

90.4
Elevasi Dasar Saluran
90.2 Elevasi Muka Air
90
89.8
89.6
89.4
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.69 Profil Hidrolis Saluran C-D

C-D
Keterangan Awal Akhir
Saluran Sekunder  
PU
RB Elevasi Muka Tanah 89 88
AY Elevasi Dasar Saluran 88.9 87.9
AN
Elevasi Muka Air 89.0 88.0
Kedalaman 0.06 0.06
Ld 0.0 599

Grafik 4.15 Profil Hidrolis Saluran C-D

PROFIL HIDROLIS
89.2
89
88.8
88.6
ELEVASI (M)

88.4 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
88.2 Elevasi Muka Air
88
87.8
87.6
87.4
0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.70 Profil Hidrolis Saluran E-F

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 89


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
E-F
Akhi
Keterangan Awal r
P
U Sekunde
R Saluran r  
B
A Elevasi Muka Tanah 87 86
Y
A Elevasi Dasar Saluran 86.9 85.9
N
Elevasi Muka Air 87.0 86.0
Kedalaman 0.07 0.07
Ld 0.0 283

Grafik 4.16 Profil Hidrolis Saluran E-F

PROFIL HIDROLIS
87.2
87
86.8
86.6
ELEVASI (M)

86.4 Elevasi Muka Tanah


86.2 Elevasi Dasar Saluran
86 Elevasi Muka Air
85.8
85.6
85.4
85.2
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0
PANJANG SALURAN (M)

4.3.5.2 Profil Hidrolis dan Grafik Hidrolis Saluran Primer


Tabel 4.71 Profil Hidrolis Saluran A-B

PIN A-B
Keterangan Awal Akhir
REJOWINANGUN

Saluran Primer
Elevasi Muka Tanah 99 91
98.864
Elevasi Dasar Saluran 8 90.8648
98.958
Elevasi Muka Air 1 90.9581
Kedalaman 0.1352 0.1352

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 90


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Ld 0.0 1275

Grafik 4.17 Profil Hidrolis Saluran A-B

PROFIL HIDROLIS
100

98

96
ELEVASI (M)

94 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
92 Elevasi Muka Air

90

88

86
0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 1400.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.72 Profil Hidrolis Saluran C-D

PIN C-D
Keterangan Awal Akhir
Saluran Primer
REJOWINANGUN

Elevasi Muka Tanah 92 91


Elevasi Dasar 91.818 90.818
Saluran 2 2
91.946 90.946
Elevasi Muka Air 8 8
Kedalaman 0.1818 0.1818
Ld 0.0 733

Grafik 4.18 Profil Hidrolis Saluran C-D

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 91


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PROFIL HIDROLIS
92.2
92
91.8
91.6
91.4
ELEVASI (M)

Elevasi Muka Tanah


91.2 Elevasi Dasar Saluran
91 Elevasi Muka Air
90.8
90.6
90.4
90.2
0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.73 Profil Hidrolis Saluran E-G

PIN E-G
Awa Akhi
Keterangan l r
PRENGGAN

Saluran Primer
Elevasi Muka Tanah 86 82
Elevasi Dasar Saluran 85.8 81.8
Elevasi Muka Air 85.9 81.9
Kedalaman 0.20 0.20
Ld 0.0 758

Grafik 4.19 Profil Hidrolis Saluran E-G

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 92


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PROFIL HIDROLIS
87
86
85
84
ELEVASI (M)

Elevasi Muka Tanah


83 Elevasi Dasar Saluran
Elevasi Muka Air
82
81
80
79
0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.74 Profil Hidrolis Saluran H-G

PIN H-G
Awa Akhi
Keterangan l r
PRENGGAN

Saluran Primer
Elevasi Muka Tanah 88 83
Elevasi Dasar Saluran 87.9 82.9
Elevasi Muka Air 88.0 83.0
Kedalaman 0.13 0.13
Ld 0.0 313

Grafik 4.20 Profil Hidrolis Saluran H-G

PROFIL HIDROLIS
89
88
87
86
ELEVASI (M)

85 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
84 Elevasi Muka Air
83
82
81
80
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.75 Profil Hidrolis Saluran D-E

PIN D-E

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 93


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Grafik 4.21 Profil Hidrolis Saluran D-E

PROFIL HIDROLIS
92
91
90
89
EVALUASI (M)

88 Elevasi Muka Tanah


Elevasi Dasar Saluran
87 Elevasi Muka Air
86
85
84
83
0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0 900.0
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.76 Profil Hidrolis Saluran F-G

PIN F-G
Awa Akhi
Keterangan l r
Saluran Primer
PURBAYAN

Elevasi Muka
86 85
Tanah
Elevasi Dasar
Saluran 85.8 84.8
Elevasi Muka Air 86.0 85.0
Kedalaman 0.16 0.16
Ld 0.0 440

Grafik 4.22 Profil Hidrolis Saluran F-G

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 94


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PROFIL HIDROLIS
86.2
86
85.8
85.6
EVALUASI (M)

85.4 Elevasi Muka Tanah


85.2 Elevasi Dasar Saluran
85 Elevasi Muka Air
84.8
84.6
84.4
84.2
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 450.0 500.0
PANJANG SALURAN (M)

4.4 PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP


Bangunan Pelengkap

4.4.1 Gorong-gorong

- Merupakan salah satu bangunan air yang digunakan jika saluran


mengalami crossing atau memotong jalan.
- Kriteria perencanaan gorong-gorong :
 Panjang gorong-gorong sama dengan lebar jalan.
 Kecepatan aliran dalam gorong-gorong minimum 1 m/s .
 Kecepatan aliran dalam gorong-gorong maximum 3 m/s
 Kedalaman air sama dengan kedalaman air sebelumnya.
 Gorong-gorong terbuat dari beton.
 Gorong-gorong merupakan saluran terbuka.
- Perhitungan dimensi gorong-gorong sama dengan persamaan untuk
menghitung dimensi saluran

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 95


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.4.2 Perhitungan Dimensi Gorong-gorong

 Contoh perhitungan gorong-gorong 1 pada saluran A-B :


Diketahui :
Q = 0,0013 m3/dt
Sd = 0,0650
V sal = 0,9 m/s
h sal = 0,12 m
V gor = 3 m/dt (asumsi)
Panjang gorong-gorong = 6 m (asumsi)

 Menghitung dimensi gorong-gorong


 A= Q / v gor
= 0,0013 / 3
= 0,000420 m2
 h = (A/2)0,5
= (0,00042/2)0,5
= 0,01 m
 b= 2 x h
= 2 x 0,01
= 0,03 m

 Menentukan kehilangan energi


Hf in= 0,25 (Vgor-Vsal)2 / 2g
= 0,25 (3-0,9)2 / (2 x 9.81)
= 0,0542 m
Hf Out = 0,5 (Vgor-Vsal)2 / 2g
= 0,5 (3-0,9)2 / (2 x 9.81)
= 0,1085 m

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Hf gesek = Sd x Pgor

= 0,0650x 6

= 0,39 m

Hf Total = Hf in + Hf out + Hf gesek

= 0,0542 + 0,1085 + 0,39

= 0,553 m

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel


berikut :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.77 Gorong-Gorong Saluran Sekunder

Dimensi Gorong Kehilangan Tekan


Saluran v
N Q v h P h b
Kelurahan Sekunde Sd goron A gorong
o (m3/s) (m/s) (m) gorong gorong gorong
r g (m2) Hfgesek Hftotal
(m) (m) (m)
(m/s) Hfin (m) Hfout (m) (m) (m)
0.00042
1 A--B 0.065
0.0013 0 0.9 0.12 3 6 0 0.01 0.03 0.0542 0.1085 0.39 0.553
0.00012
2 C--D 0.002
0.0004 0 0.2 0.08 3 6 2 0.01 0.02 0.1010 0.2019 0.01 0.315
0.00028
3 REJOWINAGUN E--F 0.007
0.0008 3 0.4 0.11 3 6 1 0.01 0.02 0.0880 0.1760 0.04 0.308
0.00023
4 G--H 0.005
0.0007 9 0.3 0.10 3 6 4 0.01 0.02 0.0910 0.1820 0.04 0.308
0.00024
5 I--J 0.001
0.0007 5 0.2 0.11 3 6 2 0.01 0.02 0.1001 0.2002 0.01 0.309
0.00057
6 A--B 0.008
0.0017 0 0.5 0.16 3 6 0 0.02 0.03 0.0822 0.1644 0.05 0.295
0.00049
7 PRENGGAN C--D 0.005
0.0015 2 0.4 0.15 3 6 7 0.02 0.03 0.0876 0.1752 0.03 0.294
0.00025
8 E--F 0.002
0.0008 6 0.2 0.11 3 6 8 0.01 0.02 0.0966 0.1932 0.02 0.305
9 PURBAYAN A--B 0.0005 0.002 0.2 0.09 3 6 0.00017 0.01 0.02 0.0978 0.1955 0.02 0.310
8

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 98


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4
0.00018
10 C--D 0.001
0.0006 7 0.2 0.10 3 6 6 0.01 0.02 0.1004 0.2007 0.01 0.311
0.00047
11 E--F 0.003
0.0014 5 0.3 0.15 3 6 3 0.02 0.03 0.0914 0.1828 0.02 0.295

v Dimensi Gorong Kehilangan Tekan


Saluran Q h v P A h b
No Kelurahan Sd (m/s Hfgesek
Primer (m3/s) (m) gorong gorong gorong gorong goron Hfin (m) Hfout (m) Hftotal
) (m)
(m/s) (m) (m2) (m) g (m)
0.402
1 PIN A-B
0.0127 0.0063 0.7 9 3 6 0.004 0.05 0.09 0.0677 0.1354 0.04 0.24
Rejowinangun
0.453
2 PIN C-D
0.0141 0.0014 0.4 5 3 6 0.005 0.05 0.10 0.0858 0.1716 0.01 0.26
0.669
3 PIN E-G
0.0369 0.0053 0.9 7 3 6 0.012 0.08 0.16 0.0588 0.1177 0.03 0.20
Prenggan
0.458
4 PIN H-G
0.0184 0.016 1.1 8 3 6 0.006 0.06 0.11 0.0468 0.0937 0.10 0.23
0.408
5 PIN D-E
0.0131 0.0064 0.7 6 3 6 0.004 0.05 0.09 0.0671 0.1342 0.04 0.24
Pubayan
0.396
6 PIN F-G
0.0111 0.0023 0.5 2 3 6 0.004 0.04 0.09 0.0822 0.1644 0.01 0.26
Tabel 4.78 Gorong-Gorong Saluran Primer

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 99


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 100
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB V

PERENCAMAAN SEWERAGE

5.1 Latar Belakang


Air buangan merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya
aktivitas kehidupan manusia, selain air hujan sebagai salah satu komponen
limbah cair yang timbul secara alamiah dari aktifitas alam. Air buangan timbul
sebagai akibat dari adanya kehidupan manusia sebagai makhluk individu
maupun makhluk sosial. Kedudukan manusia sebagai makhluk yang dominan
dalam menentukan terjadinya perubahan aspek kehidupan dan lingkungan
dituntut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.

Masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat timbul diberbagai daerah


baik diperkotaan maupun di pedesaan, karena produk air buangan yang tidak
ditangani secara semestinya. Diberbagai tempat terjadi pencemaran badan air,
sungai atau danau yang menimbulkan kerusakan ekosistem dalam badan air
tersebut, atau yang menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh
manusia.

Dalam sistem pembuangan, air hujan dan limbah suatu kota, sangat
diperlukan pertimbangan kebersihan, kesehatan dan keamanan (fisik maupun
alam). Di beberapa kota besar dan berbagai kota lain sering terjadi peristiwa
banjir yang disebabkan oleh sistem saluran air buangan dan air hujan yang
tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
penyumbatan, endapan lumpur, kurang perawataan atau karena perencanaan
serta pelaksanaan pembangunan sistem penyaluran air buangan yang tidak
sesuai dengan ketentuan teknis. Air buangan yang tertahan atau tergenang
disuatu lokasi dalam waktu yang relatif lama dapat menjadi sarang
perkembangbiakan nyamuk, vektor nyamuk malaria, demam berdarah, filaria
dan sebagainya.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pengelolaan atau perlakuan yang tidak baik terhadap air buangan dapat
mengakibatkan dampak negatif yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
bawaan air (water borne diseases) yang dibawa oleh vektor yang berada
dalam air buangan sehingga akan mengganggu kesehatan masyarakat. Pada
halaman berikut disajikan diagram alir timbulnya permasalahan air buangan.

Aktivitas manusia
dalam bidang :
Kehidupan dan
Kebutuhan akan - Perindustrian
aktivitas manusia
- Perdagangan
air dalam memenuhi
- Pertanian
- Rumah kebutuhan hidupnya.
tangga
- Pelayanan
jasa
Proses kegiatan
manusia yang
menggunakan air

Dampak
Aktivitas alam
positif
(hujan)

Limbah cair
Teknologi pengelolaan
air buangan
Dampak
Air buangan negatif

Penanganan yang semestinya

Penanganan yang tidak semestinya

Gambar 1.1 Diagram alir timbulnya permasalahan air buangan dan limbah cair

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dari pembuatan undang-


undang mengenai pengelolaan lingkungan hidup hingga memberikan
penyuluhan kesehatan lingkungan kepada masyarakat, tetapi sejauh ini upaya-
upaya dari pemerintah tersebut belum sepenuhnya berhasil karena kurangnya
partisipasi dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Sebagai sumber terbesar
dalam menghasilkan air buangan diperlukan adanya suatu penanganan khusus
pada air buangan ini sebelum disalurkan ke badan air seperti dengan membuat
sistem pengelolaan air buangan baik yang bersifat off-site (penanganan di luar
terjadinya buangan) ataupun yang bersifat on-site (penanganan di tempat
terjadinya buangan) serta yang bersifat gabungan, sehingga air pengelolaan ini
tidak mengganggu lingkungan dan manusia.
Selain itu, masalah yang terjadi saat ini adalah air yang berkualitas sudah
semakin sedikit, karena air yang digunakan tidak semua habis terpakai
misalnya air sisa mencuci ataupun mandi akan dibuang ke lingkungan, sisa
dari hasil aktifitas manusia ini biasa disebut air buangan. Sisa dari aktifitas
manusia ini apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan
dampak yang negative bagi kualitas lingkungan.
Berbagai dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungan yang
dapat ditimbulkan oleh air buangan, secara disadari atau tidak telah
mendorong berkembangnya teknologi untuk penanganan air buangan secara
saniter. Hal ini berarti penanganan air buangan dilakukan dengan teknis dan
prosedur yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu sanitasi dan kesehatan
lingkungan. Penerapan teknologi penanganan air buangan diharapkan dapat
mengurangi semaksimal mungkin dampak negatif tersebut. Masalah air
buangan berhubungan erat dengan masalah lingkungan hidup dan masalah
kesehatan masyarakat. Masalah yang ada akan dieliminasi apabila faktor
penyebab masalah dijauhkan atau dipisahkan dari kontak dengan manusia.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan sistem sewerage ini adalah untuk Menghambat


terjadinya limpasan air pada daerah up stream (hulu) selama aliran tersebut
tidak membahayakan kepentingan manusia, serta menyalurakan air buangan
hasil aktivitas manusia.

1. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif air buangan pada


kesehatan manusia dan lingkungannya yang akan berdampak pada
terciptanya suatu kondisi lingkungan yang sehat.
2. Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan,
pembuangan dan atau pemanfaatan air buangan untuk kepentingan
hidup manusia dan lingkungannya.
3. Melalui desain sistem penyaluran yang baik akan diperoleh suatu
jaringan yang efektif dan efisien dengan menekan biaya yang
seminimal mungkin dan memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.
4. Mencegah timbulnya penyakit bawaan air dan secara estetika.
5. Mencegah bau tidak sedap yang ditimbulkan air buangan.

5.1.2 Ruang Lingkuan


Perencanaan sistem sewerage ini dilaksanakan pada wilayah
pemukiman Kecamatan Kotagede, dengan ruang lingkup sebagai berikut :
5.1 Pendahuluan
5.2 Penentuan Daerah Pelayanan
5.2.1 Penentuan Blok Pelayanan
5.2.2 Penentuan Jaringan Sewerage
5.3 Perhitungan Beban Aliran
5.3.1 Proyeksi Penduduk
5.3.2 Perhitungan Debit Air Limbah
5.4 Perancanaan Saluran Air limbah
5.4.1 Perhitungan Dimensi Saluran
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.4.2 Profil Hidrolis


5.5 Perencanaan Bangunan Pelengkap
5.6 Penentuan Daerah Pelayanan

5.1.3 Kriteria Perencanaan

5.2 Penentuan Daerah Pelayanan


5.2.1 Penentuan Blok Pelayanan
Daerah pelayanan jaringan penyaluran air buangan disesuaikan
dengan kebutuhan. Pada perencanaan ini, daerah yang akan dilayani
adalah kawasan Kecamatan Kotagede dengan luas daerah pelayanan
adalah 3,07 km2 dan daerah yang akan dilayani adalah 80% dari luas total
daerah perencanaan
5.2.2 Penentuan Jaringan Sewerage
5.2.2.1 Periode Desain

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Kotagede


di desain untuk periode 20 tahun ke depannya. Penentuan periode ini
dilakukan berdasarkan sistem pembangunan yang ada di negara Indonesia
yang biasanya dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian diharapkan selama dalam periode tertentu perencanaan
tidak terlalu kesulitan dalam menyediakan dana untuk kelangsungan
proyek tersebut. Selain itu, periode desain juga harus disesuaikan dengan
kondisi kota yang akan direncanakan sistem penyaluran air buangannya,
sehingga penduduk yang ada pada saat itu dan proyeksi penduduk yang
akan datang dapat terlayani seluruhnya.

5.2.2.2 Sistem Jaringan Penyaluran Air Buangan

Sistem penyaluran air buangan yang akan digunakan untuk daerah


perencanaan ini adalah sistem terpisah (separate sewer system) dengan
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pertimbangan bahwa daerah perencanaan terletak di daerah tropis dengan


periode musim hujan dan musim kemaraunya cukup panjang sehingga
dengan diterapkan sistem terpisah akan memerlukan dimensi saluran air
buangan yang kecil.

5.2.2.3 Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air buangan yang digunakan adalah sistem


pengaliran secara gravitasi dengan mengikuti topografi daerah yang
mempunyai kondisi tanah yang menurun.

5.2.2.4 Bahan Dan Bentuk

Dari berbagai bahan pipa yang digunakan untuk menyalurkan air


buangan, telah ditetapkan bahwa bahan pipa yang terbuat dari beton
dengan pertimbangan bahwa mudah dalam pembuatan langsung dilokasi
perencanaan dan karakteristik aliran sangat baik. Seedangkan saluran yang
akan digunakan berbentuk bulat untuk mengantisipasi terjadinya fluktuasi
berkebihan

5.3 Perhitungan Beban Aliran


5.3.1 Proyeksi Penduduk
Perencanaan Sewerage Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta
dilakukan dengan selang waktu 10 tahun dengan cakupan pelayanan 70%
untuk tahun 2013 dan meningkat hingga 90% ditahun 2022. Perkiraan
perkembangan jumlah penduduk diproyeksikan untuk masa 10 tahun yang
akan datang . Proyeksi perkembangan penduduk menggunakan rumus
yang sesuai dengan pola kecenderungannya, yaitu dengan cara dilakukan
pengujian terhadap data jumlah penduduk terdahulu menggunakan standar
deviasi dan koefisien korelasi. Asumsi laju pertumbuhan menggunakan
data perkembangan jumlah penduduk 10 tahun kebelakang (2004-2013).
Terdapat 3 (tiga) metode yang digunakan dalam proyeksi
penduduk dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

18/ PRT/ M/ 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum, yaitu metode Aritmatik, Geometrik dan Least
Square. Metode yang menghasilkan nilai standar deviasi terkecil
(mendekati nol) pada Backward Projection selanjutnya akan digunakan
sebagai metode proyeksi penduduk pada Forward Projection.

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Kotagede

Tahu Jumlah Pertumbuhan Penduduk


n Penduduk Jiwa Persen
2004 31,451 - -
2005 31,730 279 0.88%
2006 32,515 785 2.41%
2007 32,106 -409 -1.27%
2008 33,960 1,854 5.46%
2009 34,861 901 2.58%
2010 35,543 682 1.92%
2011 36,225 682 1.88%
2012 36,907 682 1.85%
2013 37,589 682 1.81%
Jumlah 6,138 18%
Rerata 682 2%

Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2004 hingga 2013 adalah :

P09−P 04
Ka=
2009−2004
34861−31451
Ka= =682 jiwa/ta h un
5
Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun :
18 %
r= =2 %
8

Dengan bertolak dari data penduduk tahun 2009, hitung kembai jumlah penduduk
per tahun dari tahun 2004 sampai dengan 2012 dengan menggunakan metoda
arithmatik, geometrik dan least square.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
5.3.1.1 Proyeksi Hitung Mundur (Backward Projection)

1. Metode Aritmatik
a. Proyeksi Penduduk

Tabel 5.2. Backward Projection dengan Metode Aritmatik

Tahu Jumlah
Proyeksi Aritmatik
n Penduduk
*1 *2 *3
2004 31,451 33,215
2005 31,730 33,494
2006 32,515 34,279
2007 32,106 33,870
2008 33,960 35,724
2009 34,861 36,625
2010 35,543 37,307
2011 36,225 37,989
2012 36,907 38,671
2013 37,589 39,353

Contoh perhitungan :

- Proyeksi penduduk tahun 2004 :

Pn=Po+ Ka
Po=Pn−K a
P01=P04−1764=31451−1764=33215

b. Standar Deviasi

Tabel 5.3. Standar Deviasi Metode Aritmatik

Jumlah Proyeksi
Tahun
Tahun Pendudu Xi-Ẋ (Xi-Ẋ)^2
ke- Aritmatik (Xi)
k
*5 = *4
*1 *2 *3 *4 *6 = *5 ^ 2
-Ẋ
22,791,076.0
2004 1 31,451 -4,774
33,215 0
20,205,025.0
2005 2 31,730 -4,495
33,494 0
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

13,764,100.0
2006 3 32,515 -3,710
34,279 0
33,870 16,966,161.0
2007 4 32,106 -4,119
0
2008 5 33,960 35,724 -2,265 5,130,225.00
2009 6 34,861 36,625 -1,364 1,860,496.00
2010 7 35,543 37,307 -682 465,124.00
2011 8 36,225 37,989 0 0.00
2012 9 36,907 38,671 682 465,124.00
2013 10 37,589 39,353 1,364 1,860,496.00
Jumla
55 - 360,525 0 83,507,827
h
Rerata - - 37,989 0 8,350,783
Standar Deviasi 2889.77

Contoh Perhitungan :
2

s=
√ ∑ ( X i− X́ ) =
n √ 83507827
10
=2889.77

2. Metode Geometrik
a. Proyeksi Penduduk

Tabel 5.4. Backward Projection dengan Metode Geometrik

Tahu Jumlah Proyeksi


n Penduduk Geometrik
*1 *2 *3
2004 31,451 31,750
2005 31,730 32,351
2006 32,515 32,964
2007 32,106 33,588
2008 33,960 34,224
2009 34,861 34,872
2010 35,543 35,532
2011 36,225 36,205
2012 36,907 36,890
2013 37,589 37,589

Contoh Perhitungan :
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
- Proyeksi penduduk tahun 2003 :

Pn=Po ( 1+ r )n
P2004 = 37589(1+1,9%)4 = 31750

b. Standar Deviasi

Tabel 5.5. Standar Deviasi Metode Geometrik

Jumlah Proyeksi
Tahun Tahun ke- Xi-Ẋ (Xi-Ẋ)^2
Penduduk Geometrik (Xi)
*5 = *4 -
*1 *2 *3 *4 *6 = *5 ^ 2

2004 1 31,451 31,750 -4,468 19,961,923.92
2005 2 31,730 32,351 -3,867 14,951,208.70
2006 3 32,515 32,964 -3,254 10,589,151.87
2007 4 32,106 33,588 -2,630 6,916,461.26
2008 5 33,960 34,224 -1,994 3,975,702.17
2009 6 34,861 34,872 -1,346 1,811,374.16
2010 7 35,543 35,532 -686 469,990.75
2011 8 36,225 36,205 -13 162.33
2012 9 36,907 36,890 673 452,682.42
2013 10 37,589 37,589 1,371 1,880,617.21
Jumlah 55 - 345,964 0 61,009,275
Rerata - - 36,218 0 6,100,927
Standar Deviasi 2470.01

Contoh Perhitungan :
2

s=
3.
√ ∑ ( X i− X́ ) =
n
Metode Least Square
√ 61009275
9 10
=2470.01

a. Proyeksi Penduduk

Tabel 5.6. Backward Projection dengan Metode Least Square

Jumlah Penduduk Tahun ke- Proyeksi


Tahun XY X^2 Least
(Y) (X)
Square
*4 = *2 . *5 = *3 ^
*1 *2 *3 *6
*3 2
2004 31,451 1 31,451 1 510,423
2005 31,730 2 63,460 4 507,377
2006 32,515 3 97,545 9 504,330
2007 32,106 4 128,424 16 501,284
2008 33,960 5 169,800 25 498,238
2009 34,861 6 209,166 36 495,192
2010 35,543 7 248,801 49 492,146
2011 RADITYA FIRMANSYAH (12513075)
36,225 8 FIRDHOUS289,800
GALUH (12513083)
64 ANGGRAENI
489,100FAJRI (12513094)
2012 36,907 9 332,163 81 486,054
2013 37,589 10 375,890 100 483,008
Jumla
342,887 55 1,946,500 385 4,967,152
h
Rerata 34288.7 5.5 194650 38.5 496,715
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Contoh perhitungan :

- Persamaan Jumlah Penduduk

Nilai b :

n . ∑ X . Y −∑ X . ∑ Y
b=
n . ∑ X 2−¿ ¿ ¿ ¿

Nilai a :

a=
∑ Y −b ∑ X = 342.887−(−3046.1 x 55) =56713.6
n 9

Persamaan :

Y = 56713.6-304.1X
- Proyeksi penduduk tahun 2004 :
P01 = 56713.6 – 3046.1(4-4) = 510.423 jiwa

b. Standar Deviasi

Tabel 5.7. Standar Deviasi Metode Least Square

Jumlah Proyeksi
Tahun Tahun ke- Xi-Ẋ (Xi-Ẋ)^2
Penduduk Least Square (Xi)
*1 *2 *3 *4 *5 = *4 - Ẋ *6 = *5 ^ 2
2004 1 31,451 56,714 13,707 187,894,465.88
2005 2 31,730 53,668 10,661 113,664,553.43
2006 3 32,515 50,621 7,615 57,992,119.10
2007 4 32,106 47,575 4,569 20,877,162.88
2008 5 33,960 44,529 1,523 2,319,684.76
2009 6 34,861 41,483 -1,523 2,319,684.76
2010 7 35,543 38,437 -4,569 20,877,162.88
2011 8 36,225 35,391 -7,615 57,992,119.10
2012 9 36,907 32,345 -10,661 113,664,553.43
2013 10 37,589 29,299 -13,707 187,894,465.88
Jumlah 55 - 430,062 0 765,495,972
Rerata - - 43,006 0 76,549,597
Standar Deviasi 8749.26

Contoh Perhitungan :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2

s=
√ ∑ ( X i− X́ ) =
n √ 765495972
9
=8749,26

4. Perbandingan Hasil Perhitungan Mundur

Tabel 5.8. Perbandingan Hasil Perhitungan Mundur

Jumlah Hasil Perhitungan Mundur


Tahu
Geometri
n Penduduk Aritmatik Least Square
k
*1 *2 *3 *4 *5
2004 31,451 33,215 31,750 56,714
2005 31,730 33,494 32,351 53,668
2006 32,515 34,279 32,964 50,621
2007 32,106 33,870 33,588 47,575
2008 33,960 35,724 34,224 44,529
2009 34,861 36,625 34,872 41,483
2010 35,543 37,307 35,532 38,437
2011 36,225 37,989 36,205 35,391
2012 36,907 38,671 36,890 32,345
2013 37,589 39,353 37,589 29,299
JUMLAH 360,525 345,964 430,062
STANDAR DEVIASI 2889.77 2470.01 8749.26

Hasil perhitungan mundur proyeksi penduduk dengan metode geometrik


menunjukkan nilai standar deviasi terkecil, dengan demikian metode geometrik
digunakan untuk memproyeksikan penduduk 10 tahun mendatang.

 Proyeksi Hitung Maju (Forward Projection)


Tabel 5.9. Proyeksi Hitung Maju dengan Metode Geometri

Proyeksi Jumlah
X Tahun
Penduduk

1 2013 37589
2 2014 39031
3 2015 39773
4 2016 40528
5 2017 41298
6 2018 42083
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

7 2019 42882
8 2020 43697
9 2021 44528
1
2022 45374
0

Contoh Perhitungan :

- Proyeksi penduduk tahun 2013 :


n
Pn=Po ( 1+ r )
P201 4=37589(1+1.9 %)1 =39031 jiwa

Grafik 5.1. Proyeksi Penduduk 20 Tahunan Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta

Proyeksi Penduduk Metode Geometrik


50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

5.3.2 Perhitungan Debit Air Limbah


Perhitungan debit air limbah didasarkan pada Tata Cara Rencangan
Sistem Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat Departemen Pekerjaan
Umum, Bab V Perencanaan Teknis yang meliputi perhitungan debit rata-
rata, debit jam maksimal (puncak), dan debit infiltrasi. Berikut adalah
perhitungan debit air limbah daerah perencanaan sistem sewerage
Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Debit Rata-Rata

Debit rata-rata air limbah diperoleh dengan mengkalikan 70% - 80%


factor air limbah terhadap debit air bersih. Dalam perencanaan ini dipilih 70%
sebagai factor air limbah.
Qr =Qb × 80 %

Dimana :

Qr = Debit rata-rata air limbah (m3/s)


Qb = Debit air bersih

Contoh Perhitungan :

Saluran a-1

Q r =Q b × 80 %

m3 m3
¿ 869.75 ×80 %=695.80
hari hari

Debit Puncak

Debit puncak merupakan debit rata-rata (tanpa infiltrasi) dikalikan


dengan factor puncak. Dalam perencanaan ini, factor puncak ditentukan dari
formula Babbit.
q p=f p Q r

Dengan:

5
f p= 0,167
P

Dimana :

qp = Debit puncak (m3/hari)


fp = Factor puncak
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Qr = Debit rata-rata (m3/hari)
P = Jumlah penduduk dilayani pada tahun rencana (jiwa)

Contoh Perhitungan :

Saluran a-1

- Faktor puncak :
f p=4.02× ¿
- Debit puncak :

m3 m3
q p=f p Q r=2,14 × 695,80 =1488,88
hari hari

Debit Infiltrasi

Dalam perhitungan debit puncak total, harus mempertimbangkan debit infiltrasi


yang besarnya 10% dari debit rata-rata.
q i=10 % Qr

Dimana :

qi = Debit infiltrasi (m3/hari)


Qr = Debit rata-rata (m3/hari)
Contoh Perhitungan :

Saluran 1

- Debit infiltrasi

m3 m3
q i=10 % Qr =10 % × 695.80 =69,58
hari hari

Debit Puncak Total Air Limbah

Debit puncak total diperoleh dengan menjumlahkan debit puncak air limbah
dengan debit infiltrasi.
Q p=q p +q i

Contoh Perhitungan :

Saluran a-1
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
- Debit Puncak Total

m3 m3 m3
Q p=q p +q i=1488,88 +69,58 =1558,06
hari hari hari

Selanjutnya, hasil perhitungan debit air limbah ditampilkan pada tabel berikut :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Luas Area Densitas Penduduk Qab Qr Qp Q Inf Qd
Jenis Jumlah Faktor
Jalur Sarana Asumsi Jumlah Debit m³/har m³/har
Saluran Unit Ha Orang/Ha Puncak m³/hari m³/hari m³/hari
i i
domestik Pemukiman 10% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 12.5 435 869.75 695.80 2.14 1488.48 69.58 1558.06
TK 1 100siswa/gedung 40 l/orang.hari - - 4.00 3.20 4.90 15.68 0.32 16.00
A-B non Praktik Dokter 1 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.15 0.12 8.12 0.97 0.01 0.99
domestik Apotek 2 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.03 0.02 10.41 0.25 0.0024 0.25
Peribadatan 8 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
  JUMLAH   1604.13
C-D domestik Pemukiman 30% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 37.5 145 869.75 695.80 2.14 1488.48 69.58 1558.06
  TK 2 100siswa/gedung 40 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
  SD 3 300siswa/gedung 40 l/orang.hari - - 36.00 28.80 3.49 100.61 2.88 103.49
  SMA 2 700siswa/gedung 80 l/orang.hari - - 112.00 89.60 2.93 262.82 8.96 271.78
Re non 150t.tidur/gedun 500l/t.tidur.har
  Rumah Sakit 1 - - 75.00 60.00 3.12 187.21 6.00 193.21
jo domestik g i
wi   Praktik Dokter 3 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.45 0.36 6.86 2.47 0.04 2.51
na   Apotek 1 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.02 0.01 11.58 0.14 0.00 0.14
gu   Peribadatan 13 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 13.00 10.40 4.09 42.50 1.04 43.54
n   JUMLAH   2201.55
domestik Pemukiman 60% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 75 72 869.75 695.80 2.14 1488.48 69.58 1558.06
Perguruan 3000
1 80 l/orang.hari - - 240.00 192.00 2.61 500.81 19.20 520.01
Tinggi mhs/gedung
TK 7 100siswa/gedung 40 l/orang.hari - - 28.00 22.40 3.63 81.34 2.24 83.58
SD 8 300siswa/gedung 40 l/orang.hari - - 9.60 7.68 4.28 32.89 0.77 33.65
SMP 2 700siswa/gedung 50 l/orang.hari - - 70.00 56.00 3.15 176.59 5.60 182.19
non
E-F SMA 1 700siswa/gedung 80 l/orang.hari - - 56.00 44.80 3.26 146.21 4.48 150.69
domestik
150t.tidur/gedun 500l/t.tidur.har
Rumah Sakit 1 - - 75.00 60.00 3.12 187.21 6.00 193.21
g i
Praktik Dokter 5 50 orang/hari 3 l/orang/hari - - 0.45 0.36 6.86 2.47 0.04 2.51
Apotek 2 5pegawai/gedung 3l/orang/hari - - 0.03 0.02 10.41 0.25 0.00 0.25
Peribadatan 15 100 orang/hari 10 l/orang.hari     15 12.00 4.00 47.97 1.20 49.17
JUMLAH   2773.33

Tabel 5.10 Debit Air Limbah kelurahan Rejowinangun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 117
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.11 Debit Air Limbah kelurahan Prenggan

Luas Area Densitas Penduduk Qab Qr Qp Q Inf Qd


Jenis Jumla Faktor
Jalur Sarana Asumsi Jumlah Debit m³/har
Saluran h Unit Ha Orang/Ha m³/hari Puncak m³/hari m³/hari m³/hari
i
1033.2
domestik Pemukiman 30% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 29.7 217 826.61 2.08 1722.02 82.66 1804.68
6
100
TK 2 40 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
siswa/gedung
300
SD 2 40 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
siswa/gedung
700
G-H SMP 1 50 l/orang.hari - - 5.00 4.00 4.73 18.94 0.40 19.34
non siswa/gedung
domestik 500t.tidur/gedun
Pr Rumah Sakit 1 150t.tidur/gedung - - 50.00 40.00 3.32 132.85 4.00 136.85
g
en
Praktik Dokter 2 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.60 0.48 6.56 3.15 0.05 3.20
gg
an Apotek 1 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.30 0.24 7.30 1.75 0.02 1.78
Peribadatan 10 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 10.00 8.00 4.26 34.04 0.80 34.84
  JUMLAH   2058.34
1033.2
I-J domestik Pemukiman 70% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 69.3 93 826.61 2.08 1722.02 82.66 1804.68
6
100
    TK 4 40 l/orang.hari - - 16.00 12.80 3.96 50.66 1.28 51.94
siswa/gedung
300
  SD 3 40 l/orang.hari - - 36.00 28.80 3.49 100.61 2.88 103.49
siswa/gedung
non 700
  domestik SMA 2 80 l/orang.hari - - 112.00 89.60 2.93 262.82 8.96 271.78
siswa/gedung
  Praktik Dokter 4 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.60 0.48 6.56 3.15 0.05 3.20

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 118
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
  Apotek 1 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.02 0.01 11.58 0.14 0.00 0.14
  Peribadatan 14 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 14.00 11.20 4.04 45.25 1.12 46.37
  JUMLAH   2281.61

Tabel 5.12 Debit Air Limbah kelurahan Purbayan

Densitas
Luas Area Qab Qr Faktor Qp Q Inf Qd
Jenis Jumlah Debit Penduduk
Jalur Sarana Asumsi Jumlah Punca
Saluran Unit (l/orang.hari) m³/har m³/har
Ha Orang/Ha m³/hari m³/hari k m³/hari
i i
1052.6
domestik Pemukiman 10% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 8.3 435 577.51 462.01 2.28 46.20 1098.89
9
100
TK 1 40 l/orang.hari - - 4.00 3.20 4.90 15.68 0.32 16.00
K-L siswa/gedung
non Praktik Dokter 2 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.30 0.24 7.30 1.75 0.02 1.78
domestik
Apotek 1 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.02 0.01 11.58 0.14 0.0012 0.14
Pu Peribadatan 9 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 9.00 7.20 4.32 31.14 0.72 31.86
rb JUMLA
    1148.66
ay H                    
an 1052.6
domestik Pemukiman 30% 120 l/orang.hari 160l/orang.hari 24.9 145 577.51 462.01 2.28 46.20 1098.89
9
100
TK 2 40 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
siswa/gedung
300
SD 2 40 l/orang.hari - - 24.00 19.20 3.72 71.40 1.92 73.32
M-N siswa/gedung
non 500t.tidur/gedun
domestik Rumah Sakit 1 150t.tidur/gedung - - 75.00 60.00 3.12 187.21 6.00 193.21
g
Praktik Dokter 3 50 orang/hari 3 l/orang.hari - - 0.45 0.36 6.86 2.47 0.04 2.51
Apotek 1 5pegawai/gedung 3 l/orang.hari - - 0.02 0.01 11.58 0.14 0.0012 0.14
Peribadatan 11 100 orang/hari 10 l/orang.hari - - 11.00 8.80 4.19 36.90 0.88 37.78

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 119
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JUMLA
                       
H 1434.66
1052.6
domestik Pemukiman 60% 120 l/orang.hari 120l/orang.hari 49.8 72 577.51 462.01 2.28 46.20 1098.89
9
100
TK 2 40 l/orang.hari - - 8.00 6.40 4.40 28.19 0.64 28.83
siswa/gedung
non 300
0-P SD 3 40 l/orang.hari - - 3.60 2.88 4.98 14.34 0.29 14.63
domestik siswa/gedung
Praktik Dokter 3 50 orang/hari 3 l/orang/hari - - 0.45 0.36 6.86 2.47 0.04 2.51
Peribadatan 14 100 orang/hari 10 l/orang.hari     14 11.20 4.04 45.25 1.12 46.37
1191.2
JUMLAH
2

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094) | 120
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.4 Perwncanaan Saluran Air Limbah

5.4.1 Perhitungan Dimensi Saluran


5.4.1.1 Perhitungan Slope Tanah
Dengan menggambarkan elevasi dasar permukaan saluran dapat
terlihat kemiringan saluran, tinggi air dan tinggi saluran juga terlihat
apakah aliran mengalir secara gravitasi atau harus menggunakan pompa
untuk mengalirkannya ke badan air. Berikut tabel yang menunjukan slope
tanah.

Langkah – langkah perhitungan :


1. Menghitung panjang saluran.
2. Menentukan elevasi tanah awal dan elevasi tanah akhir.
3. Menghitung kemiringan muka tanah
Contoh perhitungan jalur A-B :
Panjang saluran : 421 m
Elevasi muka tanah awal : 107
Elevasi muka tanah akhir : 102

muka. tnh. awal−muka. tnh.akhir


S d=
L pipa
107−102
S d=
421
S d =0. 0119

Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.13 Slope Tanah Saluran Sekunder

N Jalur Panjang Saluran Muka Tanah


Kelurahan Awal Akhir Slope
o Pipa
(m) (m) (m)
1 A-B 421 107 102 0.0119
2 Rejowinangun C-D 346 102 99 0.0087
3 E-F 724 91 89 0.0028
4 G-H 353 90 89 0.0028
Prenggan
5 I-J 618 85 84 0.0016
6 K-L 227 92 90 0.0088
7 Purbayan M-N 145 90 89 0.0069
8 O-P 494 85 84 0.0020

N Jalur Panjang Saluran Muka Tanah


Kelurahan Awal Akhir Slope
o Pipa
(m) (m) (m)
1 B-D 556 107 100 0.0126
2 Rejowinangun D-L 1229 100 92 0.0065
3 L-F 201 92 91 0.0050
4 F-N 193 91 89 0.0104
Prenggan
5 N-H 47 89 88 0.0213
6 H-J 506 88 86 0.0040
7 Purbayan J-P 300 86 85 0.0033
8 P-IPAL 712 84 83 0.0014

Tabel 5.14 Slope Tanah Saluran Primer

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.4.1.2 Perhitungan Dimensi


Untuk menghitung dimensi saluran dapat dilakukan berdasarkan pada
pada langkah-langkah berikut :
1. Menentukan jalur pipa.
2. Menentukan debit desain kumulatif dari jalur pipa air buangan.
3. Mengubah debit desain (m³/hari) ke debit puncak (m³/detik)
4. Menentukan d/D (perbandingan tinggi tekanan dengan diameter
pipa) ke dalam air atau tinggi renang minimum adalah 0.2-0.8.
5. Mengetahui nilai Qp/Qf berdasarkan grafik.
6. Menghitung nilai Qfull (m3/det).
Qfull = Qp/(Qp/Qf)
7. Menggunakan nilai n yaitu 0.015
8. Menggunakan nilai kemiringan muka tanah.
9. Menghitung Diameter saluran (m).
D = ((Qf x n) / (0.3117 x Slope0.5))0.374
10. Mengubah Diameter saluran dalam (m).
11. Menentukan Diameter yang dipergunakan sesuai dengan ukuran pipa
yang ada.

Contoh perhitungan dimensi saluran pada jalur A-B adalah sebagai


berikut :

1. L = 421 m
2. Perhitungan Qdesain

Qdesain=Q peak +Q inf


Qdesain=1604 . 13+ 69,58
m3
Qdesain= 1604 . 13
hari
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3. Mengubah Qdesain ke Qpuncak


1
Q puncak =Q desain ×
86400
1
Q puncak =1604,13×
86400

Q puncak =0,01857
detik

4. Menentukan nilai d/D yaitu 0.6


5. Menentukan nilai Qp/Qf yaitu 0,67
6. Perhitungan Qfull
Q puncak
Qfull =
Q p /Q f

0,01857
Qfull =
0,67
Qfull =0 , 02771 m 3 /det

7. Menentukan nilai n yaitu 0.015 (Beton)


8. Menggunakan Kemiringan muka tanah 0.0119
9. Perhitungan Diameter Saluran (m)
0. 375
Q full xn
D=
(( 0. 3117 xslope 0 . 5 ))
0 . 375
0. 02771 x 0 . 015
D=
((
0. 3117 x 0 .0119 0 .5 ))
D=0 . 192m
10. D = 0.192 m = 2 m
Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 5.15 Dimensi PipaBSaluran Sekunder

Qdesain Q Puncak D D USE


N Jalur d/ Qp/Qful
Kelurahan Qfull n Slope
o Pipa (m3/hari D l
(m3/det) (m) (m)
)
0.0277 0.01 0.011 0.19
1604.13 0.01857 0.6 0.67 0.2
1 A-B 1 5 9 2
Rejowinangu 0.0380 0.01 0.008 0.22
2201.55 0.02548 0.6 0.67 0.2
2 n C-D 3 5 7 9
0.0479 0.01 0.002 0.31
2773.33 0.03210 0.6 0.67 0.3
3 E-F 1 5 8 0
0.0355 0.01 0.002 0.27
2058.34 0.02382 0.6 0.67 0.2
4 G-H 6 5 8 6
Prenggan
0.0394 0.01 0.001 0.31
2281.61 0.02641 0.6 0.67 0.3
5 I-J 1 5 6 8
0.0198 0.01 0.008 0.17
1148.66 0.01329 0.6 0.67 0.2
6 K-L 4 5 8 9
0.0247 0.01 0.006 0.20
Purbayan 1434.66 0.01660 0.6 0.67 0.2
7 M-N 8 5 9 4
0.0205 0.01 0.002 0.23
0.01379 0.6 0.67 0.2
8 O-P 1191.22 8 5 0 9

Tabel 5.16 Dimensi Pipa Saluran Primer

D
Qdesain Q Puncak D
Jalur USE
No Kelurahan d/D Qp/Qfull Qfull n Slope
Pipa
(m3/hari) (m3/det) (m) (m)

1 B-D 1604.13 0.01857 0.6 0.67 0.02771 0.015 0.0126 0.190 0.2

2 Rejowinangun D-L 3805.68 0.04405 0.6 0.67 0.06574 0.015 0.0065 0.297 0.3

3 L-F 6579.02 0.07615 0.6 0.67 0.11365 0.015 0.0050 0.383 0.4

4 F-N 8449.29 0.09779 0.6 0.67 0.14596 0.015 0.0104 0.367 0.4
Prenggan
5 N-H 10730.90 0.12420 0.6 0.67 0.18537 0.015 0.0213 0.351 0.4

6 H-J 11879.56 0.13749 0.6 0.67 0.20522 0.015 0.0040 0.499 0.5

7 Purbayan J-P 13314.22 0.15410 0.6 0.67 0.23000 0.015 0.0033 0.538 0.5

8 P-IPAL 14505.44 0.16789 0.6 0.67 0.25058 0.015 0.0014 0.654 0.6

5.4.1.3 Perhitungan Kecepatan


RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Kecepatan maksimum suatu aliran didasarkan pada kemampuan
saluran terhadap gaya gerusan oleh aliran yang mengandung partikel
kasar. Dengan kriteria kecepatan pada tabel berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Kecepatan

Untuk mengontrol kecepatan aliran pada masing-masing saluran


dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :
 Dengan diameter pendekatan dihitung Qfull
 Menghitung Qpeak/Qfull
 Dari Qpeak/Qfull kemudian menentukan d/D berdasarkan grafik
 Dari d/D menentukan Vpeak/Vfull berdasarkan grafik.

Grafik 5,2 Untuk Saluran Sewerage Berbentuk Lingkaran

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Grafik 5.3 Untuk Saluran Sewerage

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh perhitungan jalur A-B adalah sebagai berikut :

D digunakan = 0.2 m

Slope = 0.0119

n = 0.015

Qpeak = 0.01857m3/det

d/D = 0.58

Vpeak/Vfull = 1,06

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Perhitungan Qfull (m3/det)

1
(
Qfull = 0.3117 xD2 .667 xSlope0 .5 x
n )
1
Qfull =(0.3117 x 0. 2 2. 667
x 0. 01190 .5 x )
0. 015
Qfull =0. 0319 m3 /det

 Perhitungan Qp/Qfull

Q peak
Q p /Q full =
Qfull
0 , 01857
Q p /Q full =
0 . 0319
Q p /Q full =0 , 067

 Perhitungan Vfull (m/det)


Q peak
V full =
0 . 25 x3 .14 xD 2
0 . 01857
V full =
0 . 25 x3 .14 x 0 . 22
V full =0 . 986 m /det

 Perhitungan Vpeak (m/det)


V peak
V peak = xV
V full full
V peak =01 , 06 x0 . 986
V peak =1 , 046 m /det

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.17 Kecepatan Aliran Saluran Sekunder

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dterpaka
N Jalur Qpeak slop Q full Qp/Qful Vfull Vpeak
Kelurahan n i d/D Vp/Vf
o Pipa l
(m3/det) (m) (M) (m3/det) (m/s) (m/s)
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8 *9 *10 *11 *12 *13
0.011
0.01857 0.015 0.2 0.0310 0.67 0.58 1.06
1 A-B 9 0.986 1.046
0.008
Rejowinangun 0.02548 0.015 0.2 0.0265 0.67 0.58 1.06
2 C-D 7 0.843 0.893
0.002
0.03210 0.015 0.3 0.0440 0.67 0.58 1.06
3 E-F 8 0.623 0.661
0.002
0.02382 0.015 0.2 0.0151 0.67 0.58 1.06
4 G-H 8 0.482 0.511
Prenggan
0.001
0.02641 0.015 0.3 0.0337 0.67 0.58 1.06
5 I-J 6 0.477 0.506
0.008
0.01329 0.015 0.2 0.0267 0.67 0.58 1.06
6 K-L 8 0.850 0.901
0.006
Purbayan 0.01660 0.015 0.2 0.0236 0.67 0.58 1.06
7 M-N 9 0.752 0.797
0.002
0.01379 0.015 0.2 0.0128 0.67 0.58 1.06
8 O-P 0 0.407 0.432
Dterpaka
Qpeak slop Q full Vfull Vpeak
N Jalur i Qp/Qful
Kelurahan n d/D Vp/Vf
o Pipa (m3/det (m3/det l
(m) (M) (m/s) (m/s)
) )
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8 *9 *10 *11 *12 *13
1 B-D 0.019 0.015 0.013 0.200 0.032 0.670 0.580 1.060 1.016 1.077
2 Rejowinangun D-L 0.044 0.015 0.007 0.300 0.068 0.670 0.580 1.060 0.957 1.014
3 L-F 0.076 0.015 0.005 0.400 0.127 0.670 0.580 1.060 1.014 1.074
4 F-N 0.098 0.015 0.010 0.400 0.184 0.670 0.580 1.060 1.463 1.551
5 Prenggan N-H 0.124 0.015 0.021 0.400 0.263 0.670 0.580 1.060 2.096 2.222
6 H-J 0.137 0.015 0.004 0.500 0.206 0.670 0.580 1.060 1.048 1.111
7 J-P 0.154 0.015 0.003 0.500 0.189 0.670 0.580 1.060 0.963 1.021
8 Purbayan P-IPAL 0.168 0.015 0.001 0.600 0.199 0.670 0.580 1.060 0.706 0.748

Tabel 5.18 Kecepatan Aliran Saluran Primer

5.4.2 Profil Hidrolis


5.4.2.1 Elevasi Saluran

Dalam perencanaan sistem sewerage di Kecamatan Kotagede Kota


Yogyakarta, elevasi yang akan ditentukan adalah berupa elevasi muka
tanah, elevasi dasar pipa, dan kedalaman pipa. Berikut detail perhitungan
elevasi untuk perencanaan sewerage di Kecamatan Kotagede Kota
Yogyakarta :
RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Adapun contoh perhitungan kedalaman pipa pada saluran sekunder


A-B adalah sebagai berikut :
Slope = 0.0119
Diameter = 0.2 m
Panjang pipa = 421 m
Level muka tanah awal = 107 m
Level muka tanah akhir = 102 m

 Perhitungan Hf
Hf = Slope x Panjang pipa
Hf = 0.0119x 421
Hf = 5

 Perhitungan Level Dasar Pipa Awal


Pipaawal =muka. tnah awal−1−D
Pipaawal =107−1−0,2
Pipaawal =105 ,80 Vm

 Perhitungan Level Dasar Pipa Akhir


Pipaakhir =muka. tnah akhir −1−D
Pipaakhir =102−1−0,2
Pipaakhir =100 ,80 m

 Perhitungan Kedalaman Pipa Awal

Pipaawal =muka. tnah awal−dasar . pipa awal


Pipaawal =107−105 , 80
Pipaawal =1,2m

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Perhitungan Kedalaman Pipa Akhir

Pipaakhir =muka. tnah akhir−dasar . pipa akhir


Pipaakhir =102−100 , 80
Pipaakhirl =1,2 m

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.19 Elevasi Saluran Sekunder

panjan
N Jalur slope
Kelurahan g HF Dterpakai muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
o Pipa
(m)   (m) awal akhir awal akhir awal akhir

1 A-B 421 0.0119 5 0.2 107 102 105.80 100.80 1.200 1.200

2 Rejowinangun C-D 346 0.0087 3 0.2 102 99 100.80 97.80 1.200 1.200

3 E-F 724 0.0028 2 0.3 91 89 89.70 87.70 1.300 1.300

4 G-H 353 0.0028 1 0.2 90 89 88.80 87.80 1.200 1.200


Prenggan
5 I-J 618 0.0016 1 0.3 85 84 83.70 82.70 1.300 1.300

6 K-L 227 0.0088 2 0.2 92 90 90.80 88.80 1.200 1.200

7 Purbayan M-N 145 0.0069 1 0.2 90 89 88.80 87.80 1.200 1.200

8 O-P 494 0.0020 1 0.2 85 84 83.80 82.80 1.200 1.200

Tabel 5.20 Elevasi Saluran Primer

N Jalur panjang Dterpakai muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
Kelurahan slope HF
o Pipa (m) (m) awal akhir awal akhir awal akhir
0.012
1 B-D
556 6 7 0.2 107 100 105.80 98.80 1.200 1.200
Rejowinangun 0.006
2 D-L 1229 5 8 0.3 100 92 98.70 90.70 1.300 1.300
3 L-F 201 0.005 1 0.4 92 91 90.60 89.60 1.400 1.400
0.010
4 F-N 193 4 2 0.4 91 89 89.60 87.60 1.400 1.400
Prenggan
0.021
5 N-H 47 3 1 0.4 89 88 87.60 86.60 1.400 1.400
Purbayan
6 H-J 506 0.004 2 0.5 88 86 86.50 84.50 1.500 1.500
7 J-P 300 0.003 1 0.5 86 85 84.50 83.50 1.500 1.500
3

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
0.001
8 P-IPAL 712 4 1 0.6 84 83 82.40 81.40 1.600 1.600

5.4.2.2 Profil Hidrolis


Profil hidrolis memerlukan nilai elevasi dasar saluran, elevasi muka
tanah dan elevasi muka air. Urutan yang benar adalah elevasi dasar saluran,
elevasi muka air dan elevasi muka tanah. Hal ini perlu diperhatikan agar
tidak terjadi luapan gelombang dan fluktuasi air yang terjadi pada saluran.
Maka profil ini perlu diperhatikan benar-benar.

A-B
Tabel 5.21 Profil Hidrolis Saluran Sekunder A-B Grafik
Keterangan Awal Akhir
Rejowinangun

5.4Profil Hidrolis Saluran Sekunder A-B


Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 107 102
Elevasi Dasar
Pipa 105.80113 100.80113

Panjang Pipa 0 421

Profil Hidrolis
108

106

104

Elevasi Muka Tanah


Elevasi (m)

102
Elevasi Dasar Pipa
100

98

96
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Panjang Saluran (m)

C-D
Tabel 5.22 Profil Hidrolis Saluran Sekunder C-D Grafik

Keterangan Awal Akhir 5.8 Profil Hidrolis Saluran Sekunder C-D


Rejowinangun

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 102 99

Elevasi Dasar Pipa 100.76476 97.764756

Panjang Pipa 0 346


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

E-F
Keterangan Awal Akhir
Rejowinangun

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 91 89
Elevasi Dasar
Pipa 89.651098 87.651098
Panjang Pipa 0 724

Profil Hidrolis
103
102
101
100
Elevasi (m)

Elevasi Muka Tanah


99
Elevasi Dasar Pipa
98
97
96
95
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.23 Profil Hidrolis Saluran Sekunder E-F Grafik 5.9 Profil Hidrolis Saluran Sekunder
E-F

Profil Hidrolis
92

91

90

89
Elevasi (m)

Elevasi Muka Tanah


88 Elevasi Dasar Pipa

87

86

85
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.24 Profil Hidrolis Saluran Sekunder G-H

Grafik 5.10 Profil Hidrolis Saluran Sekunder G-H


G-H
Keterangan RADITYAAwal
FIRMANSYAHAkhir
(12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)
Prenggan

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 90 89
Elevasi Dasar
Pipa 88.785062 87.785062
Panjang Pipa 0 353
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Profil Hidrolis
90.5
90
89.5
89
Elevasi (m)

Elevasi Muka Tanah


88.5
Elevasi Dasar Pipa
88
87.5
87
86.5
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.25 Profil Hidrolis Saluran Sekunder I-J Grafik 5.11 Profil Hidrolis Saluran Sekunder I-J

I-J
Keterangan Awal Akhir
Prenggan

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 85 84
Elevasi Dasar
Pipa 83.730252 82.730252
Panjang Pipa 0 618

Profil Hidrolis
85.5
85
Elevasi Muka Tanah
84.5
84
Elevasi Dasar Pipa
Elevasi (m)

83.5
83
82.5
82
81.5
0 100 200 300 400 500 600 700
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.26 Profil Hidrolis Saluran Sekunder K-L Grafik 5.12 Profil Hidrolis Saluran Sekunder K-L

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

K-L

Keterangan Awal Akhir


Purbayan

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 92 90
Elevasi Dasar
Pipa 90.836159 88.836159

Panjang Pipa 0 227

Profil Hidrolis
93

92

91
Elevasi (m)

Elevasi Muka Tanah


90
Elevasi Dasar Pipa
89

88

87
0 50 100 150 200 250
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.27 Profil Hidrolis Saluran Sekunder M-N Grafik 5.13 Profil Hidrolis Saluran Sekunder M-N

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
M-N

Keterangan Awal Akhir


Purbayan

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 90 89

Elevasi Dasar Pipa 88.809992 87.809992

Panjang Pipa 0 145

Profil Hidrolis
90.5
90
89.5
89
Elevasi (m)

Elevasi Muka Tanah


88.5
Elevasi Dasar Pipa
88
87.5
87
86.5
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.28 Profil Hidrolis Saluran Sekunder O-P Grafik5.14 Profil Hidrolis Saluran Sekunder 0-
P

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
O-P

Keterangan Awal Akhir


Purbayan

Saluran Cabang
Elevasi Muka
Tanah 85 84
Elevasi Dasar
Pipa 83.780517 82.780517
Panjang Pipa 0 494

Profil Hidrolis
85.5
85
84.5
84 Elevasi Muka Tanah
Elevasi (m)

Elevasi Dasar Pipa


83.5
Elevasi Muka Tanah
83 Elevasi Dasar Pipa
82.5
82
81.5
0 100 200 300 400 500 600
Panjang Saluran (m)

Tabel 5.29 Profil Hidrolis Saluran Primer

D Elevasi Muka Elevasi Dasar kedalaman


Titik panjang hf
slope terpakai Tanah Pipa pipa
Perhitungan Saluran
(m) awal akhir awal akhir awal akhir
Dari Ke m   m            

PIPA PRIMER

B D 556 0.01259 0.2 107 100 105.8 98.8 7 1.2 98.8


D F 1229 0.00651 0.3 100 92 98.7 90.7 8 1.3 90.7
L N 201 0.00498 0.4 92 91 90.6 89.6 1 1.4 89.6
F H 193 0.01036 0.4 91 89 89.6 87.6 2 1.4 87.6
N J 47 0.02128 0.4 89 88 87.6 86.6 1 1.4 86.6
H P 506 0.00395 0.5 88 86 86.5 84.5 2 1.5 84.5
J P 300 0.00333 0.5 86 85 84.5 83.5 1 1.5 83.5

P IPAL 712 0.0014 0.6 84 83 82.4 81.4 1 1.6 81.4

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Grafik5.14 Profil Hidrolis Saluran Primer

Saluran Primer
120

100

80

60
Elevasi

40

20

0
1

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.5 Perencanaan Bangunan Pelengkap


Manhole adalah bak kontrol berupa sumuran yang berfungsi
sebagai tempat memelihara dan memperbaiki pipa air limbah secara
periodik, terutama bila terjadi penyumbatan. Pada perencanaan ini,
manhole dipasang pada jalur lurus dengan jarak terrtentu tergantung
diameter saluran, pada persilangan atau percabangan, dan belokan
(perubahan arah aliran).
Mengacu pada kriteria perencanaan, manhole pada jalur lurus akan
dipasang dengan jarak sebagai berikut :
Tabel 5.30 Jarak Manhole Lurus menurut
Jarak antar
Diameter Diameter MH
(mm) (m)
(20 - 50) 50 – 75
(50 - 75) 75 - 125
(100 - 150) 125 – 150
(150 - 200) 150 – 200
1000 100 -150

Berikut detail jumlah manhole yang direncanakan :

Tabel 5.31 Jumlah Manhole Saluran Sekunder

jumlah manhole
salura panjang Diameter
Total
n pipa (m) pipa (m)
caban
lurus belokan
g
A-B 421 0.2 2 0 0 2
C-D 346 0.2 2 0 0 2
E-F 724 0.3 7 0 0 7
G-H 353 0.2 2 0 0 2
I-J 618 0.3 6 0 0 6
K-L 227 0.2 1 0 0 1

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)


TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWEREGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

M-N 145 0.2 1 0 0 1


O-P 494 0.2 2 0 0 2

jumlah manhole
Tabel 5.17 salura panjang Diameter Jumlah
caban Total
n pipa (m) pipa (mm) lurus belokan
Manhole g Saluran
Primer B-D 556 0.2 3 0 0 3
D-L 1229 0.3 12 0 0 12
L-F 201 0.4 2 0 0 2
F-N 193 0.4 2 0 0 2
N-H 47 0.4 1 0 0 1
H-J 506 0.5 4 0 0 4
J-P 300 0.5 2 0 0 2
P-IPAL 712 0.6 5 0 0 5

RADITYA FIRMANSYAH (12513075) FIRDHOUS GALUH (12513083) ANGGRAENI FAJRI (12513094)

Anda mungkin juga menyukai