19)
Disusun oleh:
Dokter Pembimbing:
2020
3
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1Anatomi Thorax
Dada berisi organ vital paru dan jantung. Rangka dinding toraks, yang
dinamakan compage thoracis yang dibentuk oleh columna vertebralis di belakang,
costae dan spatium intercostalis di samping dan sternum serta rawan iga di depan. Di
superior toraks, berhubungan dengan leher melalui aperture thoracis superior dan di
inferior dipisahkan dari abdomen oleh diafragma.Compages thoracis melindungi paru-
paru dan jantung dan merupakan tempat perlekatan untuk otot-otot toraks, ekstrimitas
atas, abdomen dan punggung.Cavitas thoracis dapat dibagi dalam bagian median yang
dinamakan mediastinum, dan bagian lateral yang ditempati oleh paru-paru dan
pleura.Paru-paru diliputi oleh membran tipis yang dinamakan pleura viseralis yang
berjalan dari pangkal masing-masing paru menuju ke permukaan.
Entri dan replikasi virus protein S yang melekat pada sampul virus berperan
untuk berikatan dengan reseptor selular sel target, yaitu ACE2 untuk Sars-CoV-2.
Ikatan antara protein S dengan ACE2 akan memicu fusi antara membran plasma
dengan virus. Terkait virus yang memiliki afinitas tinggi terhadap ACE-2, diduga
penggunaan obat antihipertensi golongan penghambat ACE (ACEI) dan angiotensin
receptor blocker (ARB) dapat memperparah gejala COVID-19. Namun, European
Society of Cardiology (ESC) menyatakan belum ada bukti yang cukup terkait
dugaan tersebut sehingga penggunaan kedua obat tersebut sebaiknya tetap dilanjutkan
pada pasien hipertensi. Selain itu, hipertensi yang tidak terkontrol justru menyebabkan
COVID-19 semakin sulit diobati. Setelah virus memasuki sel, RNA virus akan
terlepas ke sitoplasma lalu ditranslasikan menjadi dua polyprotein dan protein
struktural. Pada tahap inilah virus memulai replikasi. Partikel-partikel pembentuk
virus kemudian masuk ke dalam Endoplasmic Reiculum-Golgi Intermediate
Compartment (ERGIC). Setelah bagian virus selesai dirakit, sel akan membentuk
vesikel untuk selanjutnya berfusi dengan membran plasma, melepaskan virus yang
siap menginfeksi sel-sel lain.
Ketika virus menginfeksi sel, antigen virus akan dipresentasikan Antigen
Presentation Cells (APC) sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh. Antigen ini
dipresentasikan oleh Major Histocompatibility Complex (MHC; atau Human
Leukocyte Antigen (HLA) di manusia) pada permukaan sel APC untuk dikenali sel
limfosit T sitotoksik. Hingga saat ini belum diketahui struktur molekul HLA yang
dapat memberikan efek protektif dari SARS-CoV-2. Pengetahuan ini sangat berharga
untuk tata laksana dan pencegahan COVID-2.
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dilaporkan sebagai penyebab
utama kematian pada pasien COVID-19. Dari 41 pasien COVID-19 di masa-masa
awal wabah, 6 diantaranya meninggal akibat ARDS. Salah satu mekanisme utama
terjadinya ARDS adalah badai sitokin, sebuah respon inflamasi tidak terkontrol akibat
pelepasan sitokin proinflamasi (IFN-alfa, IFN-gama, IL-1beta, IL-6, IL-12, IL-18, IL-
33, TNF-alfa, TGFbeta, dan lain-lain) dan kemikin (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8,
CXCL9, dan lain-lain) dalam jumlah besar oleh sel imun. Selain ARDS, badai sitokin
ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh (multiple organ failure).
Gambar 2.3 Patogenesis COVID 19
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul
sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,
seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan
atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala
yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien
memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan
meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
Klasifikasi Klinis
a) Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk,
dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit
kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut
usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas
atau atipikal. Selain
itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala
relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi
diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai
napas cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
Pada pasien dewasa : Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga
infeksi saluran napas. Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas:
> 30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90%
udara luar.
Pada pasien anak-anak: Gejala dapat batuk atau tampak sesak, ditambah
satu diantara kondisi berikut: Sianosis central atau SpO2 < 90%, Distress
napas berat (retraksi dada berat), Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak
mau menyusu atau minum; letargi atau penurunan kesadaran; atau kejang).
Gambar 2.6 Portable Foto Thorax ( gambar kiri) dengan densitas kabur (hazy) pada lobus kanan atas
paru (panah hitam) yang sama ditemukan pada pasien dan hari yang sama pada coronal
CT scan dada (gambar kanan). Ditemukan ground glass opacities (panah putih).
Gambar 2.7 Foto thorax (kiri) dengan patchy pada peripheral left mid to lower lung
opacities (panah hitam) berkorespondensi dengan ground glass opacities (panah
putih) pada coronal CT Scan dada (kanan) pada pasien dan hari yang sama.
Gambar 2.8 Foto thorax (kiri) dengan reticular and hazy left lower lobe opacities (panah
hitam)pada pasien COVID 19. Ditemukan juga pada gambaran CT Scan coronal
dada pada pasien dan hari yang sama
b. Konsolidasi lobus bawah paru bilateral
Gambar 2.9 Foto thorax empat pasien yang berbeda dengan derajat keparahan
COVID - 19 yang berbeda beda menginfeksi paru bagian bawah
secara bilateral.
c. Peripheral air space opacities
Salah satu gambaran spesifik COVID-19 pada foto thorax yaitu seringnya
ditemukan keterlibatan paru paru perifer. Chung et al. menyampaikan bahwa
33% foto thorax pasien COVID-19 dan CT Scan dada tampak distribusi pada
perifer. Ng et al. juga melaporkan hal yang sama dengan insidensi yang lebih
besar yaitu ditemuakn 86% pada CT Scan dada.
Gambar 2.10 Foto thorax pasien yang berbeda dengan derajat keparahan COVID-19
yang berbeda menginfeksi paru bagian perifer bilateral (panah hitam)
Gambar 2.11. Foto thorax (kiri) dan CT Scan dada potongan coronal (kanan)
meninjukkan infeksi COVID-19 dengan gambaran diffuse ground glass
dan konsolidasi pada kedua lapang paru.
Diffuse lung opacities pada pasien COVID-19 memiliki gambaran foto thorax yang
sama dengan infeksi luas atau proses inflamasi yang luas termasuk acute respiratory
distress syndrome (ARDS). Ketika infeksi paru sudah menempati sebagian besar parenkim
paru, pasien akan nampak secara klinis hipoksia dan membutuhkan intubasi. Opasitas paru
secara cepat akan terlihat secara luas dalam waktu 1-3 minggu dari onset gejala, dengan
rata-rata puncak nya pada hari ke 6-12 setelah gejala klinis.
Gambar 2.12 Foto thoraks serial selama 7 hari pada pasien COVID 19 menunjukkan
progress diffuse lung disease yang akhirnya membuthkan intubasi
Gambar 2.13 Foto thorax serial pada pasien yang berbeda dengan COVID 19 dengan
selang waktu 6 hari menunjukan progress diffuse lung disease yang
membutuhkan intubasi
d. Gambaran Lain
Efusi pleura telah dilaporkan sangat jarang pada foto thorax dan CT Scan dada
pada pasien yang terinfeksi COVID-19, apabila teridentifikasi maka perjalan
penakitnya telah terlambat.
Gambar 2.14 Dua pasien COVID-19 yang berbeda dengan diffuse lung opacities
dengan efusi pleura
2.2.2 CT-Scan pada pasien COVID-19
Pemeriksaan penunjang X-ray dada dapat dilakukan tetapi pada periode awal
perjalanan penyakit gambarannya akan normal, selain itu pada X-ray dada juga tidak
mampu memperlihatkan lesi yang berukuran kecil (Jin et al, 2020). Hal ini dapat
diatasi dengan pemeriksaan Computed Tomography (CT-scan) dada yang akan
memberikan sensitivitas tinggi yang mampu mendeteksi lesi kecil yang tidak tampak
pada X-ray dada tetapi secara klinis menunjukkan kecurigaan yang tinggi terhadap
COVID-19 (Huang et al, 2020).
Beberapa gambaran yang banyak ditemukan pada pasien COVID-19,
diantaranya yaitu:
a. Ground Glass Oppacities (GGO)
Gambar 2.15. Foto CT-Scan dada potongan axial. (A) Gambaran GGO
bilateral (tanda panah) pada pasien perempuan usia 75 tahun yang
positif COVID-19 dengan manifestasi demam dan batuk selama 8
hari (Sumber: Chest computed tomography findings of COVID-19
pneumonia: pictorial essay with literature review). (B) Gambaran
GGO pada wanita usia 29 tahun dengan onset gejala hari ke-9
(Sumber: Chest computed tomography findings of coronavirus
disease 2019 (COVID-19) pneumonia).
b. Konsolidasi
Gambar 2.16. CT-Scan dada potongan axial. (a) Gambaran konsolidasi pada
pasien laki-laki usia 23 tahun dengan onset gejala hari ke-8. (b)
Gambaran perbaikan konsolidasi pada CT-Scan follow up 6 hari
setelahnya (Sumber: Chest computed tomography findings of
coronavirus disease 2019 (COVID-19) pneumonia).
c. Crazy-paving pattern
f. Garis fibrous
Gambar 2.20Foto CT-Scan dada potongan axial dengan gambaran garis fibrous
(Sumber: Chest computed tomography findings of COVID-19 pneumonia:
pictorial essay with literature review).
Gambaran diatas merupakan yang paling banyak ditemukan pada pasien
COVID-19, akan tetapi selain gambaran diatas, terdapat beberapa gambaran lain yang
bisa saja terdapat pada pasien dengan COVID-19 yaitu halo sign, penipisan pleura,
efusi pleura, efusi perikardial, limfadenopati mediastinal, nodul, dan tree-in-bud sign.
Akan tetapi gambaran ini jarang didapatkan (Liu et al, 2020).. Selain itu beberapa
gambaran mampu menunjukkan perbedaan COVID-19 dengan pneumonia influenza
seperti yang terdapat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Temuan Gambaran CT-Scan Dada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia
Influenza
1. Pleura parietal dan viseral tampak berupa suatu garis dengan tingkat echogenic
tinggi dibawah iga yang menggambarkan permukaan pleura (gambar 1).
2. Pada M-mode akan tampak gambaran seashore sign : Garis horizontal yang
terletak superfisial terhadap lapisan pleura (struktur dinding dada yang tidak
bergerak saat respirasi), lebih dalam tampak garis horisontal hiperekhoik yang
menggambarkan lapisan pleura dan lebih kedalam lagi tampak gambaran
dengan pola granular yang menunjukkan aerasi paru normal saat inspirasi dan
ekspirasi (gambar 2).
3. Selain itu, didapatkan A-lines pantulan pleural line yang kearah dalam
memperlihatkan gambaran beberapa garis paralel yang masing-masing dengan
jarak yang sama (gambar 3).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
1. Tampakan garis pleura ireguler dan didapatkan adanya penebalan garis pleura
Merupakan artefak vertical dan hiperekoik yang berasal dari daerah pleura atau
konsolidasi. Garis ini menunjukkan adanya akumulasi cairan pada ruang
interstitial paru (lung rockets) atau pada alveoli (ground glass). B-line multiple
berhubungan dengan edema pulmonal cardiogenic dan non cardiogenic.
Ditemukannya satu atau dua B-line tidak terlalu berpengaruh tetapi jika
ditemukan adanya peningkatan jumlah tampakan B-line dalam satu zona bisa
menunjukkan adanya sindrom interstitial paru.
Penyakit yang disebabkan oleh virus corona pada tahun 2019 atau yang lebih umum dikenal
dengan istilah COVID-19 merupakan sebuah penyakit yang telah menyebar dengan sangat cepat di
Wuhan dan telah menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan bencana kesehatan dan ekonomi ke
orang-orang di dunia dan secara resmi menjadi sebuah pandemi, dan telah diumumkan oleh
organisasi World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, terciptalah beberapa kesimpulan terkait
karakteristik dari gambaran radiologis yang muncul pada pasien yang menderita COVID-19. Sebagai
kesimpulan, manifestasi radiologis dari CT-scan dada COVID-19 seringkali menunjukkan kekeruhan
atau bayangan groundglass yang tidak merata atau bisa berupa campuran antara groundglass dan
konsolidasi dan dapat dengan cepat berubah hanya dalam waktu singkat. Harapannya, pola-pola
tersebut dapat menjadi sebuah pedoman maupun alat bantu untuk lebih cepat menegakkan diagnosis
dan juga mengetahui pola perjalanan penyakit, serta dapat memprediksi prognosis yang akan dialami
oleh pasien penderita di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Huang P, Liu T, Huang L, et al. Use of Chest CT in Combination with Negative RT-
PCR Assay for The 2019 Novel Coronavirus but High Clinical Suspicion.
Radiology. 2020;295:22–3.
Who.int. 2020. Use Of Chest Imaging In COVID-19. [online] Available at:
<https://www.who.int/publications/i/item/use-of-chest-imaging-in-covid-19>
[Accessed 23 July 2020].
Jacobi, A., Chung, M., Bernheim, A. and Eber, C., 2020. Portable chest X-ray in
coronavirus disease-19 (COVID-19): A pictorial review. Clinical Imaging, 64,
pp.35-42.
FK UI. 2020. Modul Tanggap Pandemi COVID-19. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
PDPI. 2020. Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Tatalasana. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia.
Susilo, A., Rumende, C., Pitoyo, C., Santoso, W., Yulianti, M., Herikurniawan, H.,
Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E., Chen, L., Widhani, A., Wijaya,
E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. and Yunihastuti, E.,
2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, 7(1), p.45.
Jin YH, Cai L, Cheng ZS, Cheng H, Deng T, Fan YP, et al. For the Zhongnan Hospital
of Wuhan University Novel Coronavirus Management and Research Team,
Evidence-Based Medicine Chapter of China International Exchange and
Promotive Association for Medical and Health Care (CPAM). A rapid advice
guideline for the diagnosis and treatment of 2019 novel coronavirus (2019nCoV)
infected pneumonia (standard version). Mil Med Res. 2020;7(1):4. https
://doi.org/10.1186/s4077 9-020-0233-6.
Chung, T., Lee, E., Wan, E., Hung, I., Lam, T., Kuo, M. and Ng, M., 2020.
Frequency and Distribution of Chest Radiographic Findings in Patients Positive
for COVID-19. Radiology, 296(2), pp.E72-E78.
Fu F, Lou J, Xi D et al (2020). Chest Computed Tomography Findings of Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) Pneumonia. European Society of Radiology.
https://doi.org/10.1007/s00330-020-06920-8.
Cellina M, Orsi M, Pittino CV et al (2020). Chest Computed Tomography Findings
Of COVID-19 Pneumonia: Pictorial Essay with Literature Review. Japanese
Journal of Radiology. https://doi.org/10.1007/s11604-020-01010-7
Buonsenso, D., Piano, A., Raffaelli, F., Bonadia, N., Donati, K. D., & Franceschi, F.
(2020). novel coronavirus disease-19 pnemoniae: a case report and potential
applications during COVID-19 outbreak. European review for medical and
pharmacological sciences, 24, 2776-2780.
Smith, M. J., Hayward, S. A., Innes, S. M., & Miller, A. S. C. (2020). Point-of-care
lung ultrasound in patients with COVID-19–a narrative review. Anaesthesia.
siemens-healthineers.com/ultrasound:Lung Ultrasound in Patients with Coronavirus
COVID-19 Disease
www.papdi.or.id: Ultrasonografi Toraks pada Efusi Pleura dan Torakosentesis