(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 0,00
Harga Jumlah
No. Mata Perkiraan
Uraian Sat. Satuan Harga-Harga
Pembayaran Kuantitas (Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f=dxe
I. DIVISI 1. UMUM
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0,00
6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC, L = 4.00 M, T = 6 Cm) Ton 1.146,54 0,00 0,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0,00
7.1 (7a) Beton Mutu Sedang fc' = 20 Mpa (Plat Lantai & Blk Bantalan ) M3 10,59 0,00 0,00
7.1 (10) Beton Mutu Sedang fc' = 10 Mpa (Lantai dasar) M3 1,15 0,00 0,00
7.9.(1) Pasangan Batu Kali Abutmen & Sayap (Inc. Plesteran/ Voegh) M3 43,66 0,00 0,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 0,00
Analisa EI-322
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) Jam 0,0085 0,00 0,00
1. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
3. Motor Grader (E13) Jam 0,0040 0,00 0,00
3. Tandem (E17) Jam 0,0161 0,00 0,00
4. Water Tanker (E23) Jam 0,0070 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan Fk 1,20 -
6 Faktor pengembangan bahan (padat ke asli) Fv 1,11 -
7 Tebal hamparan padat t 0,15 M
8 Berat volume bahan (lepas) D 1,60 Ton/M3
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas Bucket V 1,50 M3
Faktor Bucket Fb 0,85 -
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Waktu sklus Ts1
- Muat T1 0,45 menit
Ts1 0,45 menit
Koefisienalat / M3 = = 1 : Q1
1 / Q1 (E15) 0,0085 Jam
3. TENAGA
Produksi menentukan : DUMP TRUCK Q1 29,74 M3/Jam
Produksi Timbunan / hari = Tk x Q1 Qt 208,19 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0672 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0336 Jam
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Motor Grader (E13) jam 0,0006 0,00 0,00
2. Vibro Roller (E19) jam 0,0005 0,00 0,00
2. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilaksanakan hanya pada tanah galian
2 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
3 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
4 Kondisi Jalan : jelek / belum padat
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
2. ALAT
2.a. MOTOR GRADER (E13)
Panjang operasi grader sekali jalan Lh 50,00 M
Lebar Efektif kerja Blade b 2,60 M
Lebae overlap bo 0,30
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,80 -
Kecepatan rata-rata alat v 4,00 Km / Jam
Jumlah lintasan n 4,00 lintasan
Jumlah lajur lintasan N 2,00 lajur
Waktu siklus Ts1
- Perataan 1 kali lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0,75 menit
- Lain-lain T2 1,00 menit
Ts1 1,75 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : MOTOR GRADER Q1 1.680,00 M2/Jam
Produksi Pekerjaan / hari = Tk x Q1 Qt 11.760,00 M2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M2
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0024 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0,0006 Jam
Rp. 0,00 / M2
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0078 0,00 0,00
2. Dump Truck (E08) jam 0,0305 0,00 0,00
3. Motor Grader (E13) jam 0,0053 0,00 0,00
4. Tandem Roller (E17) jam 0,0067 0,00 0,00
5. Water Tanker (E23) jam 0,0141 0,00 0,00
6. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,12 M
6 Berat isi padat Bip 1,76
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
8 Proporsi Campuran : - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm 20-30 18,00 % Gradasi harus
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 22,00 % memenuhi
- Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm St 60,00 % Spesifikasi
9 Berat volume agregat (lepas) Bil 1,60 ton/m3
Faktor kehilangan - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm Fh1 1,05
Faktor kehilangan - Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm Fh2 1,05
Faktor kehilangan - Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm Fh3 1,05
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3
Faktor bucket Fb 0,85 - lepas
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 - kondisi sedang
Waktu Siklus : Ts1
- Memuat dan lain-lain T1 0,45 menit panduan
Ts1 0,45 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 128,27 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q1 Qt 897,91 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt - 0,0546 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt - 0,0078 jam
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1 Motor Grader (E13) Jam 0,0024 0,00 0,00
2 Tandem Roller (E17) Jam 0,0059 0,00 0,00
3 Water Tanker (E23) Jam 0,0141 0,00 0,00
4 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Quarry ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Tebal lapis Agregat padat t 0,27 M
6 Berat isi padat Bip 1,81 -
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
8 Berat isi agregat (lepas) Bil 1,51 ton/M3
Faktor kehilangan Sirtu (M16) Fh 1,05
1. BAHAN
Material Sirtu dari Quarry
Setiap 1 M3 Sirtu padat diperlukan : 1 x (Bip/Bil) x Fh (M28) 1,2586 M3 Agregat lepas
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 - Pemuatan sedang
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu siklus Ts1
- Muat T1 0,45 menit panduan
Ts1 0,45 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 117,71 M3 / Jam
Produksi Agregat / hari = Tk x Q1 Qt 823,99 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0595 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0085 Jam
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Motor Grader (E13) jam 0,0043 0,00 0,00
2. Tandem Vibro Roller (E17) jam 0,0040 0,00 0,00
3. Water Tanker (E23) jam 0,0141 0,00 0,00
4. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,15 M
6 Berat isi padat Bip 1,810 ton/m3
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
8 Proporsi Campuran : - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm A20-30 24,00 %
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm A5-10&10-20 21,24 %
- Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm PU 54,76 %
9 Berat Isi lepas Bil 1,510
Faktor kehilangan - Lapis Pondasi Agregat Fh1 1,05
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 - kondisi sedang
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain Ts1 0,45 menit panduan
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 117,71 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q1 Qt 823,99 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0595 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0085 jam
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
5 Faktor kehilangan bahan Fh 1,03 -
6 Komposisi campuran :
- Aspal Emulsi Ae 100 % Bahan Aspal Emulsi
harus memenuhi
7 Berat isi bahan : spesifikasi
- Aspal Emulsi D1 1,01 Kg / liter
1. BAHAN
Untuk mendapatkan 1 liter Lapis Resap Pengikat Aspal Emulsi
diperlukan : ( 1 liter x Fh ) PC 1,03 liter
2. ALAT
2.a. ASPHALT DISTRIBUTOR (E41)
Lebar penyemprotan b 3,00 M
Kecepatan penyemprotan V 30,00 m/menit Asumsi Panduan
Kapasitas pompa aspal pas 100 liter/menit Sedang
Faktor effisiensi kerja Fa 0,80
3. TENAGA
Produksi menentukan : ASPHALT DISTRIBUTOR Q4 4.800,00 liter
Produksi Lapis Resap Pengikat / hari = Tk x Q4 Qt 33.600,00 liter
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10,00 orang
- Mandor M 2,00 orang
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader E15 Jam 0,0096 0,00 0,00
2. AMP E01 Jam 0,0201 0,00 0,00
3. Genset E12 Jam 0,0201 0,00 0,00
4. Dump Truck E08 Jam 0,1101 0,00 0,00
5. Asphalt Finisher E02 Jam 0,0092 0,00 0,00
6. Tandem Roller E17 Jam 0,0090 0,00 0,00
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0,0039 0,00 0,00
8 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : rusak
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Tebal Lapis (AC) padat t 0,06 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1,05 -
- Aspal Fh2 1,03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1,81 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1,51 ton/m3
10 Komposisi campuran AC-BC :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 46,75 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 46,75 % memenuhi -
- Semen FF 0,90 % Spesifikasi
- Asphalt As 5,60 %
- Anti Stripping Agent Asa 0,30 %As
11 Berat Isi bahan :
- AC-BC D1 2,32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm D2 1,41 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1,57 ton / M3
12 Jarak Stock file ke cold bin l 0,05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-20 = ("5-10&10-20" x Fh1) : D2 (M92) 0,3481 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0,3127 M3
1.c. Semen = (FF x Fh1) x 1000 (M05) 9,4500 Kg
1.d. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 57,6800 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1 1,10 menit
- Kecepatan maju rata rata Vf 15,00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20,00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0,20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0,15 menit
- Lain - lain (waktu pasti) T3 0,75 menit
Ts1 1,10 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : AMP Q2 49,80 ton
Produksi AC-BC / hari = Tk x Q5 Qt 348,60 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima
seluruhnya di lokasi pekerjaan
4 Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
6 Kadar Semen Minimum Ks 340 Kg/M3
7 Ukuran Agregat Maksimum Ag 19 mm
8 Perbandingan Air/Semen Maksimum Wcr 0,50 -
9 Perbandingan Camp. : Semen Sm 410,0 Kg/M3 Berdasarkan
: Pasir Ps 670,0 Kg/M3 JMF dari EE
: Agregat Kasar Kr 992,0 Kg/M3
10 Berat Isi :
- Beton D1 2,40 T/M3
- Semen D2 1,25 T/M3
- Pasir D3 1,30 T/M3
- Agregat Kasar D4 1,40 T/M3
1. BAHAN
1.a. Semen (PC) = Sm x 1.03 (M12) 422,300 Kg
1.b. Pasir Beton = (Ps/1000 : D3) x 1.05 (M01a) 0,5412 M3
1.c. Agregat Kasar = (Kr/1000 : D4) x 1.05 (M03) 0,7440 M3
1.d. Kayu Perancah dan/atau Bekisting (M19) 0,1000 M3
1.e. Paku (M18) 0,8000 Kg
2. ALAT
2.a. CONCRETE MIXER (E06)
Kapasitas Alat V 500,00 liter
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Waktu siklus : (T1 + T2 + T3 + T4) Ts
- Memuat T1 8,00 menit
- Mengaduk T2 4,00 menit
- Menuang T3 2,00 menit
- Tunggu, dll. T4 3,00 menit
Ts 17,00 menit
3. TENAGA
Produksi Beton dalam 1 hari = Tk x Q1 Qt 10,25 M3
Koefisien Tenaga / M3 :
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,6827 jam
- Tukang = (Tk x Tb) : Qt (L02) 1,3655 jam
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 1,3655 jam
Rp. 0,00 / M3
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima
seluruhnya di lokasi pekerjaan
4 Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
6 Kadar Semen Minimum Ks 250 Kg/M3
1. BAHAN
1.a. Semen (PC) = Sm x 1.03 (M12) 311,060 Kg
1.b. Pasir Beton = (Ps/1000 : D3) x 1.05 (M01a) 0,5113 M3
1.c. Kerikil Pecah = (Kr/1000 : D4) x 1.05 (M03) 0,9053 M3 Agregat Kasar
1.e. Kayu Perancah (M19) 0,0500 M3
1.f Paku (M18) 0,4000 Kg
2. ALAT
2.a. CONCRETE MIXER (E06)
Kapasitas Alat V 500,00 liter
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Waktu siklus : (T1 + T2 + T3 + T4) Ts
- Memuat T1 8,00 menit
- Mengaduk T2 4,00 menit
- Menuang T3 2,00 menit
- Tunggu, dll. T4 3,00 menit
Ts 17,00 menit
3. TENAGA
Produksi Beton dalam 1 hari = Tk x Q1 Qt 10,25 M3
Koefisien Tenaga / M3 :
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,6827 jam
- Tukang = (Tk x Tb) : Qt (L02) 1,3655 jam
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 1,3655 jam
Rp. 0,0 / M3
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara manual
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya
di lokasi pekerjaan
4 Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
6 Faktor Kehilangan Besi Tulangan Fh 1,10 -
1. BAHAN
1.a. Baja Tulangan (Polos) U24 (M39a) 1,1000 Kg
1.b. Kawat beton (M14) 0,0025 Kg
2. ALAT
2.a. ALAT BANTU Ls
Diperlukan :
- Gunting Potong Baja = 2 buah
- Kunci Pembengkok Tulangan = 2 buah
- Alat lainnya
3. TENAGA
Produksi kerja satu hari Qt 200,00 Kg
dibutuhkan tenaga : - Mandor M 1,00 orang
- Tukang Tb 1,00 orang
- Pekerja P 3,00 orang
Koefisien Tenaga / Kg :
- Mandor = ( M x Tk ) : Qt (L03) 0,0350 jam
- Tukang = ( Tb x Tk ) : Qt (L02) 0,0350 jam
- Pekerja = ( P x Tk ) : Qt (L01) 0,1050 jam
Rp. 0,00 / Kg
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima
seluruhnya di lokasi pekerjaan
4 Jarak rata-rata Quarry ke lokasi pekerjaan L 0,00 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
6 Perbandingan Pasir & Semen : - Volume Semen Sm 25 % Spec.
: - Volume Pasir Ps 75 % Spec.
7 Perbandingan Batu & Mortar :
- Batu Bt 65 %
- Mortar (campuran semen & pasir) Mr 35 %
8 Berat Jenis Bahan :
- Pasangan Batu Dengan Mortar D1 2,40 ton/M3
- Batu D2 1,60 ton/M3
- Adukan (mortar) D3 1,80 ton/M3
- Pasir D4 1,30 ton/M3
- Semen Portland D5 1,44 ton/M3
1. BAHAN
1.a. Batu -----> {(Bt x D1 x 1 M3) : D2} x 1.20 (M02) 1,1700 M3 Lepas
1.b. Semen ----> Sm x {(Mr x D1 x 1 M3} : D3} x 1.05 (M12) 0,1225 M3
x {D5 x (1000)} (M12) 176,00 Kg
1.c. Pasir -----> Ps x {(Mr x D1 x 1 M3) : D4} x 1.05 (M01) 0,5088 M3
2. ALAT
2.a. CONCRETE MIXER (E06)
Kapasitas Alat V 500,00 liter
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Waktu siklus : (T1 + T2 + T3 + T4) Ts
- Memuat T1 8,00 menit
- Mengaduk T2 4,00 menit
- Menuang T3 3,00 menit
- Tunggu, dll. T4 2,00 menit
Ts 17,00 menit
3. TENAGA
Produksi menetukan : Produksi Concrete Mxer Q1 1,465 M3/Jam
Produksi Pasangan Batu dengan Mortar / hari = Tk x Q1 Qt 10,25 M3
Kebutuhan tenaga : - Mandor M 1,00 orang
- Tukang Batu Tb 2,00 orang
- Pekerja P 8,00 orang
Koefisien Tenaga / M3 :
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,6827 jam
- Tukang = (Tk x Tb) : Qt (L02) 1,3655 jam
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 5,4618 jam
Rp. 0,00 / M3
I ASUMSI
1 Bahan dasar Sirtu (material Batu bercampur pasir) diterima di lokasi Alat
Pemecah Batu (di Base Camp)
2 Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
4 Berat Isi Bahan : - Batu / Gravel D1 1,040 Ton/M3 Berongga
- Pasir D2 1,373 Ton/M3 Berongga
- Batu Pecah D3 1,232 Ton/M3 Berongga
5 Harga Satuan Bahan Dasar : - Batu Kali Rp1 0,00 Rp./M3
- Sirtu Rp2 0,00 Rp./M3
6 Biaya Operasi Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Rp3 0,00 Rp./Jam
- Wheel Loader Rp4 0,00 Rp./Jam
7 Kapasitas Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Cp1 60,00 Ton/Jam
- Wheel Loader Cp2 1,50 M3 Kap. Bucket
8 Faktor Efisiensi Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Fa1 0,70 -
- Wheel Loader Fa2 0,83 -
9 Faktor Kehilangan Material Fh 1,10 -
II METHODE PELAKSANAAN
1 Wheel Loader mengangkut Sirtu dari tumpukan
dan menuangkannya ke Alat Pemecah Batu.
2 Bahan dasar yang digunakan Sirtu (material Batu bercampur kerikil dan pasir)
3 Dilokasi hooper/Feeder dipasang penyiram air (water sprayer)
berfungsi sebagai pencucian bahan dari kotoran (lumpur)
4 Setelah disemprot air Sirtu dimasukkan kedalam pemecah pertama
(primary crusher) kapasitas 60 ton/jam (bukaan Jaw 10 cm s.d 20 cm tergantung
ukuran boulder)
6 Hasil Primary Crusher disaring memakai Scalping Screen(screen 1) dengan
ukuran ayakan #1,5 inch (3,75 cm) atau #2,0 inch (5,00 cm)
yg menghasilkan lolos ayakan agregat ukuran (0 - 50) dan tdk lolos agg.(50 - 200)
Asumsi material yang lolos saringan (screen1) 20 %
Asumsi keseluruhannya menghasilkan ukuran (0 - 50) 8,74 m3
7 Hasil yang lolos saringan(screen1) sebagai fraksi halus tidak boleh dipakai
langsung untuk bahan campuran lapisan perkerasan aspal, tetapi dapat digunakan
untuk bahan campuran Agregat kelas B dan S, khusus untuk Agregat A yang
digunakan hanya ukuran (0 - 5)
8 Hasil yang tidak lolos screen1 dimasukan ke pemecah kedua (Secondary Crusher) 80 %
kemudian dipisahkan mempergunakan Screen2 yang menghasilkan ukuran 38,96 m3
(0 - 5), (5 - 3/8"=9,50mm) dan (3/8" - 3/4"=19mm atau 1"=2,54mm))
yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan Agregat Kasar Lapis pondasi
Agregat A (ukuran 5 - 1") dan Agg.Kasar dan Agg.Halus lapisan perkerasan Aspal
Asumsi proporsi hasil pemisahan saringan (screen2)
- menghasilkan ukuran (0 - 5) 20 %
- menghasilkan ukuran (5 - 3/8"=9,5mm) 30 %
- menghasilkan ukuran (3/8" - 3/4"=19mm) 50 %
9 Hasil yang tidak lolos dimasukan kedalam pemecah ketiga (Tertiary crusher)
atau (secondary Crusher) dan hasilnya dimasukan kembali ke saringan screen2
1.c. Biaya Produksi Batu Pecah stone crusher 1 set dgn wheel loader
= {(Tst x Rp3) + (Tw x Rp4)} Bp 0,00 Rp./Jam
IV PERHITUNGAN
1 Primary Crusher
Produksi Primary Crusher + scalping Screen 1 Prod 60,00 Ton/Jam
Lolos scalping screen (sreen1) LSc 1 20,00 %
Tidak lolos scalping screen(screen1) ( 100 - LSc 1 ) TLSc1 80,00 %
Asumsi % Biaya proses scalping screen ukuran # 2"=50 mm thdp biaya produksi LSc2 20,00 %
Biaya Produksi scalping Screen BPSc - Rp.
Volume (0 - 50) = ((Prod x LSc 1) x LSc2))/D1 V1 8,74 m3
LANJUTAN URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
2 Secondary Crusher
Produksi Secondary Crusher + scalping Screen 2 Prod 48,00 Ton/Jam
Asumsi % Biaya proses produksi Batu Pecah thdp BOP S.Crusher 1 set LSc3 80,00 %
Biaya Produksi = LSc3 : 100 x BP + BPSc : 2 Bprod - Rp.
kapasitas yang diproduksi = Prod x TLSc1/100 : D3 CpSC1 38,96 m3
Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) LSc4 20,00 %
Volume ukuran ( 0 - 5) = (CpSC1 x LSc4/100) V2 7,79 m3
Lolos screen2 ukuran ( 5 - 9,5) LSc5 30,00 %
Volume ukuran ( 5 - 9,5) = (CpSC1 x LSc5/100) V3 11,69 m3
Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0) LSc6 50,00 %
Volume ukuran ( 9,5 - 19.0) = (CpSC1 x LSc6/100) V4 19,48 m3
Secondary Crusher
Asumsi %Biaya produksi per fraksi (untuk tiap lengan conveyor 1/3 biaya produksi) LSc2 33,33 %
Biaya Produksi per Fraksi = Hs 1 : 3 PF 0,00 Rp.
Agregat pecah mesin ( 0 - 5) = PF : V2 + Rp2 Hs2 0,00 Rp./M3
Agregat pecah mesin (5 - 9.5) = PF : V3 + Rp2 Hs3 0,00 Rp./M3
Agregat pecah mesin (9.5 - 19) = PF : V4 + Rp2 Hs4 0,00 Rp./M3
PROYEK :
KEGIATAN : Peningkatan Jalan Kabupaten Luwu Utara T.A. 2016
NAMA PAKET : Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan/Luwu Utara
ITEM PEMBAYARAN NO. : AGREGAT KELAS B (kondisi lepas) :
JENIS PEKERJAAN : PENGADAAN AGREGAT KELAS B :
SATUAN PEMBAYARAN : M3 :
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0315 0,00 0,00
2. Blending Equpment (E52) jam 0,0482 0,00 0,00
3. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I ASUMSI
1 Bahan Agregat Halus & Kasar diterima di lokasi
Base Camp
2 Jarak dari stockpile ke alat blending l 50,00 M
3 Jam kerja effektif perhari Tk 7,00 jam
4 Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
5 Berat isi padat Bip 1,81
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
8 Proporsi Campuran : Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 50 mm 20-30 39,60 % Gradasi harus
Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 50 mm St 60,40 % memenuhi
9 Berat volume agregat (lepas) Bil 1,51 ton/m3 Spesifikasi
- Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm Fh1 1,05
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mmFh2 1,05
Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 50 mm Fh3 1,05
II URUTAN PEKERJAAN
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 - kondisi sedang
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Waktu pemuatan alat belending T1 2,00 menit jarak 50 meter
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 31,75 M3/Jam
Produksi Agregat / hari = Tk x Q1 Qt 222,23 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0630 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0315 Jam
HARGA DASAR SATUAN UPAH
HARGA HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN + K3 SATUAN
( Rp.) ( Rp.)
DAFTAR
HARGA DASAR SATUAN BAHAN
HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)
1 Pasir Pasang (Sedang) M01b M3 0,00 Base Camp
2 Pasir Beton (Kasar) M01a M3 0,00 Base Camp
3 Batu Kali M02 M3 0,00 Lokasi Pekerjaan
4 Batu Kali M02 M3 0,00 Base Camp
5 Agregat Pecah Kasar M3 0,00 Base Camp
6 Lolos screen1 ukuran ( 0 - 5) M3 0,00 Base Camp
7 Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) M3 0,00 Base Camp
8 Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0) M3 0,00 Base Camp
9 Timbunan Pilihan M09 M3 0,00 Lokasi Pekerjaan
10 Aspal M10 KG 0,00 Base Camp
11 Kerosen / Minyak Tanah M11 LITER 0,00 Base Camp
12 Semen / PC (50kg) M12 Zak 0,00 Base Camp
13 Semen / PC (kg) M12 Kg 0,00 Base Camp
14 Kawat Beton M14 Kg 0,00 Lokasi Pekerjaan
15 Sirtu M16 M3 0,00 Lokasi Pekerjaan
16 Sirtu M16 M3 0,00 Base Camp
17 Bensin M20 LITER 0,00 Pertamina
18 Solar Subsidi M21 LITER 0,00 Pertamina
19 Solar Non Subsidi M21 LITER 0,00 Pertamina
20 Minyak Pelumas / Olie M22 LITER 0,00 Pertamina
21 Agr.Base Kelas A M26 M3 0,00 Base Camp
22 Agr.Base Kelas B M27 M3 0,00 Base Camp
23 Agr. CBR 60 M27a M3 0,00 Lokasi Pencampuran
24 Aspal Emulsi M31 Kg 0,00 Base Camp
25 Baja Tulangan U24 (Polos) M39a Kg 0,00 Lokasi Pencampuran
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan ASPHALT MIXING PLANT E01
2. Tenaga Pw 294,0 HP
3. Kapasitas Cp 60,0 T/Jam
4. Alat a. Umur Ekonomis A 10,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 1.500,0 Jam
c. Harga Alat B 0,00 Rupiah
E.LAIN - LAIN
1.Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2.Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3.Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4.Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Rp./liter
5.Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Rp./liter
6.Minyak Pelumas Mp 0,00 Rp./liter
7PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
8 Bahan bakar Batubara 500,00 Rp/kg
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan ASPHALT FINISHER E02
2. Tenaga Pw 50,0 HP
3. Kapasitas Cp 5,0 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 6,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 1.400,0 Jam
c. Harga Alat B 0,00 Rupiah
5.
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan COMPRESSOR 4000-6500 L\M E05
2. Tenaga Pw 60,0 HP
3. Kapasitas Cp 5.000,0 CPM/(L/m)
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 E06
2. Tenaga Pw 20,0 HP
3. Kapasitas Cp 500,0 Liter
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 2,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 1.500,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan DUMP TRUCK 3.5 TON E08
2. Tenaga Pw 100,0 HP
3. Kapasitas Cp 3,5 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Sopir U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Sopir U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan DUMP TRUCK 10 TON E09
2. Tenaga Pw 190,0 HP
3. Kapasitas Cp 10,0 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Sopir U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Sopir U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan EXCAVATOR 80-140 HP E10
2. Tenaga Pw 133,0 HP
3. Kapasitas Cp 0,93 M3
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan GENERATOR SET E12
2. Tenaga Pw 180,0 HP
3. Kapasitas Cp 135,0 KVA
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan MOTOR GRADER >100 HP E13
2. Tenaga Pw 135,0 HP
3. Kapasitas Cp 10.800,0 -
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 E15
2. Tenaga Pw 96,0 HP
3. Kapasitas Cp 1,5 M3
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan TANDEM ROLLER 6-8 T. E17
2. Tenaga Pw 82,0 HP
3. Kapasitas Cp 8,1 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan TIRE ROLLER 8-10 T. E18
2. Tenaga Pw 100,5 HP
3. Kapasitas Cp 9,0 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan VIBRATORY ROLLER 5-8 T. E19
2. Tenaga Pw 82,0 HP
3. Kapasitas Cp 7,050 Ton
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan STONE CRUSHER E21
2. Tenaga Pw 220,0 HP
3. Kapasitas Cp 60,0 T/Jam
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan WATER TANKER 3000-4500 L. E23
2. Tenaga Pw 100,0 HP
3. Kapasitas Cp 4.000,0 Liter
4. Alat Baru : a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Sopir U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Sopir U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan ASPHALT DISTRIBUTOR E41
2. Tenaga Pw 115 HP
3. Kapasitas Cp 4.000 Liter
4. Alat Baru :a. Umur Ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 2.000,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Sopir U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Sopir U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
URAIAN ANALISA ALAT
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan BLENDING EQUIPMENT E52
2. Tenaga Pw 50 HP
3. Kapasitas Cp 30,00 Ton
4. Alat Baru :a. Umur Ekonomis A 10,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 1.500,0 Jam
c. Harga Alat B 0 Rupiah
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator U1 0,00 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator U2 0,00 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 0,00 Liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 0,00 Liter
6. Minyak Pelumas Mp 0,00 Liter
7. PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA
Lingkup Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kab. Luwu Utara
Harga BIAYA
TENAGA
No. JENIS ALAT KODE KAPASITAS yang digunakan SEWA ALAT
(HP) (Rp.) Rp. /JAM
DEVIASI +/- %
Masamba, .........................2016
Penawar
PT/CV. ..............................
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RESIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
1 2 3 4 5 6
Masamba, .........................2016
Penawar
PT/CV. ..............................
SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1
Penjelasan Umum
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengaspalan Jalan (No, Ruas 120) Poreang -
Karondang Kec. Tana Lili
Lokasi pekerjaan : Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2016
2. Pekerjaan harus sesuai dengan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Bina Marga).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah
diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun
tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V.
1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru
dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang
ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen.
2) Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan
yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar
standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut :
a) PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
b) PBI : Peraturan Beton Indonesia
c) SII : Standar Industri Indonesia
d) HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
e) JRA : Japan Road Association
f) SSPC : Steel Structures Painting Council
g) ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement of
the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).
h) AWS : American Welding Society
i) ASTM : American Society for Testing and Materials
j) AISA : American Iron and Steel Institute
k) ACI : American Conrete Institute
l) JCEA : Japan Civil Engineer Association
m) AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
n) JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
3. Pekerjaan Persiapan
a. Dalam waktu 7 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan
Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang
sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus
mencantumkan Program Pelaksanaan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Survey dan Testing Lapangan
- Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
- Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet,
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
1-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
1-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
1-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
dari prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh
Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print)
untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam
gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan
gambar perubahan ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi,
hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu
perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi
pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban
kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan
pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
1-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan
6. isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari
dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian dari dokumen
proyek.
7. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk
melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama.
Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey
ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kera secara tertulis, menjelaskan
secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus
bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti
dapat diperiksa di dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi harus diadakan
pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor
sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat
persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam
waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematolan dilakukan oleh
kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan
perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis
kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.
8. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan
lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran
kemiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
9. Peralatan Kelengkapan Keselamatan Kerja (K3)
Perlatan Kelengkapan Keselamatan Kerja (K3) tidak dibayarkan secara terpisah dengan analisa
tetapi menjadi satu kesatuan dalam upah kerja sehingga jumlah peralatan K3 yang akan
digunakan mengikuti pekerjaan masing-masing sesuai dalam analisa.
10. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan
dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide.
Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman diuraikan dalam PBI-1971 dan
PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan
S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan
dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh dipergukan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih,
tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah disetujui oleh Pihak Direksi.
Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan
PUBB (NI-12) 1971.
1-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
d. Batu
Batu yang digunakan adalah batu yang keras. Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung
atau batu kali yang sudah pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar
rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan
tembok dipakai batu-bata kualitas baik dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
15. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya
yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun
tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus
diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.
16. Lalu Lintas
Lalu lintas pengalihan (penyimpanan) perlu disediakan untuk kendaraan roda dua sedangkan
kendaraan roda empat tidak diperkenangkan lewat di atas permukaan jalan beton yang baru
dikerjakan sampai siapa untuk dilewati. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan
akibat lalu lintas.
1-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Pasal 2
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan
1. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari tumpukan-
tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem lining terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor harus dicuci
dan diberishkan.
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi, pemeriksaan
bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan bahan
mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor
adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya
menjadi tanggungan rekanan.
Pasal 3
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan diatur dalam
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan
(Kontrak).
1-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1
Penjelasan Umum
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengaspalan Jalan (No, Ruas 120) Poreang -
Karondang Kec. Tana Lili
Lokasi pekerjaan : Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2016
2. Pekerjaan harus sesuai dengan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Bina Marga).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah
diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun
tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V.
1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru
dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang
ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen.
2) Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan
yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar
standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut :
a) PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
b) PBI : Peraturan Beton Indonesia
c) SII : Standar Industri Indonesia
d) HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
e) JRA : Japan Road Association
f) SSPC : Steel Structures Painting Council
g) ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement of
the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).
h) AWS : American Welding Society
i) ASTM : American Society for Testing and Materials
j) AISA : American Iron and Steel Institute
k) ACI : American Conrete Institute
l) JCEA : Japan Civil Engineer Association
m) AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
n) JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
3. Pekerjaan Persiapan
a. Dalam waktu 7 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan
Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang
sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus
mencantumkan Program Pelaksanaan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Survey dan Testing Lapangan
- Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
- Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet,
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
1-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
1-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
1-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
dari prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh
Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print)
untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam
gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan
gambar perubahan ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi,
hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu
perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi
pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban
kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan
pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi
pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan
sementara yang akan dipergunakan di daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana
kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan
lainnya yang diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuand
dari Direksi.
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun
konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
1) Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan
mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerka yang telah
disetujui, supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang
dikerjakan sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk
selanjutnya dibuat gambar terlaksana.
2) Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan
pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka dalam jangka 14
(empat belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga
gambar terlaksana benar-benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk
keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka kepada Direksi/Engineer.
3) Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari
memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang telah selesai
dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik
pekerjaan oleh kontraktor.
4) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima pekerjaan
100%,kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari
:
a) 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas baik.
b) 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 1)
c) 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi A3.
d) Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan
dalam pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik
jadwal pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer.
5. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus
diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih
besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor
1-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan
6. isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari
dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian dari dokumen
proyek.
7. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk
melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama.
Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey
ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kera secara tertulis, menjelaskan
secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus
bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti
dapat diperiksa di dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi harus diadakan
pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor
sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat
persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam
waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematolan dilakukan oleh
kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan
perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis
kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.
8. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan
lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal
ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
9. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan
dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide.
Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman diuraikan dalam PBI-1971 dan
PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan
S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan
dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh dipergukan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih,
tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah disetujui oleh Pihak Direksi.
Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan
PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah pecah jenis keras,
bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan
tembok dipakai batu-bata kualitas baik dan telah mendapat persetujuan direksi.
1-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah kayu kelas I jenis bayam dan kayu kelas II ex Samarinda atau
yang berkualitas baik/mutu “A”.
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang itdak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
14. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya
yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun
tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus
diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.
15. Lalu Lintas
Lalu lintas pengalihan (penyimpanan) perlu disediakan untuk kendaraan roda dua sedangkan
kendaraan roda empat tidak diperkenangkan lewat di atas permukaan jalan beton yang baru
dikerjakan sampai siapa untuk dilewati. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan
akibat lalu lintas.
1-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Pasal 2
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan
1. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari tumpukan-
tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem lining terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor harus dicuci
dan diberishkan.
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi,
pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus
dipenuh dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor
adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya
menjadi tanggungan rekanan.
Pasal 3
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan diatur dalam
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan
(Kontrak).
1-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3)
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH
SEKSI 3.2
TIMBUNAN
3.2.1 UMUM
1) Umum
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalarn Seksi ini harus dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, dan Timbunan
Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa.
g) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah pennukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunanjenis
ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
3-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
h) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalarn Spesifikasi ini
mungkin diperlukan.ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng,
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari
2 em atau lebih rendah 3 em dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus rnemiliki kelandaian yang eukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang diatas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 em atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 em.
4) Standar Rujukan
3-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di
bawah ini kepada Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk
memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan:
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusul.kan
untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian
laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut
memenuhi ketentuan yang disyaratkan PasaI3.2.2.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini da1am bentuk tertulis
kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan,
dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak
diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan
sebelumnya :
6) ladwal Kerja
3-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan hams dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan
selama pelaksanaan timbunan hams memiliki iereng melintang yang cukup
untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga
harus menjamin bahwa pekerjaan akbir mempunyai drainase yang baik.
Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang
ke dalam sistem drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai
harus disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim
drainase perman en.
b) Penyedia Jasa hams selalu menyectiakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan seJama operasi penghamparan dan
pemadatan.
8) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentl.lan atau Tidak Stabil
3-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan dan penggantian bahan.
f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek
setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(8).(c) dari
Spesifikasi ini.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air
bahan berada di luar rentang yang disyaratkan dalam Pasa13.2.3.(3).(b). Semua
timbunan yang belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk
memperkecil penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik pada akhir
kerja setiap hari danjuga ketika akan turun hujan lebat.
Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen
dan KeseJamatan Lalu Lintas.
3.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi
1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
3-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
c) Tanab sangat expansive yang merniliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai
"very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan sebagai ballan
tirnbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI -
(SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNT 03-3422-1994).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifatsifatsebagaiberikut:
Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam
sistemUSCS serta tanab yang mengandung daun - daunan, rum put•
rumputan, akar, dan sampah.
(i) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis
dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan
(melampaui Kadar Air Optimum + 1%).
(ii) Tanah yang rnempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe (Lamp iran 3.2.A) dengan
ciri ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan.
3) Tirnbunan Piliban
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai tim bun an pilihan harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR
paling sedikit 10.% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
3-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a) SebeJum penghamparan timbunan pada setiap temp at, semua baban yang
tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.1.1.(11), 3.],2.(1 ),dan 3.1.2.(5)dari
Spesifikasi ini.
b) Keeuali untuk daerah tanab lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan
atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya
(termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila
diperlukan) sampai 15 em bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi
kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan diatasnya.
2) Penghamparan Timbunan
e) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tereampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah
yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai aeuan
sementara dari pel at baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat
pengisian timbunan dan drainase porous diJaksanakan.
3-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
3) Pemadatan Timbunan
e) Seluruh timbunan batu hams ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 em dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang
lebih besar dari 5 em serta marnpu mengisi rongga-rongga batu pad a bagian
atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai
mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.(2)
di bawah.
3-8
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan rnenerirna
jumlah usaha pemadatan yang sarna. Bilarnana memungkinkan, lalu lintas
alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan tirnbunan dan lajur
yang dilewati harus terus rnenerus divariasi agar dapat rnenyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dirnasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal
gembur tidak lebih dad 10 ern dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan pemadat mekanis.
i) Tirnbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
rnesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 ern dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg.
Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya.
3-9
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
a) Lapisan tanah yang lebih dalarn dari 30 ern di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNl 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10 % bahan yang tertahan pad a ayakan 19 mm, kepadatan kering
rnaksimurn yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran
lebih (oversize) tersebut sebagairnana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 ern atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
3 - 10
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
Timbunan Pilihan Berbutir lapisan penopang diatas tanah lunak (CBR lapangan
kurang dari 2%) dapat dihampar dalam satu atau beberapa lapis yang harus
dipadatkan dengan persetujuan khusus tergantung kondisi lapangan. Tingkat
pemadatan harus eukup agar dapat memungkinkan pemadatan sepenuhnya pad a
timbunan pilihan lapis selanjutnya dan lapisan perkerasan.
5) Pereobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam mernilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak
sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini
hams diikuti.
3 - 11
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
iii) Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat
diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah asli.maka pembayaran
akan dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau pilihan
yang digunakan:
3 - 12
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
e) Drainase porous akan diukur menurut Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini dan
tidak akan termasuk daJam pengukuran dari Seksi ini.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, daJam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dirnana harga tersebut harus sudah rnerupakan
kornpensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pernadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana rnestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.
3 - 13
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
SEKSI 3.3
3.3.1 UMUM
1)
3 - 14
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
3) ToJeransi Dimensi
b) Seluruh pennukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran be bas dari air
permukaan.
4) Standar Rujukan
Standar rujukan yang relevan adalah yang diberikan dalam Pasal 3.2.1.(4) dad
Spesifikasi ini.
6) Jadwal Kerja
b) Bilamana pennukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti
oleh penghamparan lapis pondasi bawah, maka permukaan tanah dasar
dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar
yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa
sehingga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan
yang tersedia dan Penyedia Jasa harus mengatur penyiapan tanah dasar dan
penempatan bahan perkerasan dimana satu dengan lainnya berjarak cukup
dekat.
Ketentuan dalam Pasal 3.1.1.(7) dan 3.2.1.(7), yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja yang disyaratkan, masing-masing untuk Galian dan Timbunan, harus
3 - 15
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
b) Penyedia Jasa harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur
(rutting) atau gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu
lintas atau oleh sebab lainnya dengan membentuk dan memadatkannya
kembali, menggunakan mesin gilas dengan ukuran dan jenis yang
diperlukan untuk pekerjaan perbaikan ini.
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerab galian. Bahan yang
digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan
membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
3 - 16
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreeang - Karondang
a) Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari
Pasal 3.2.3.(3) dari Spesifikasi ini.
b) Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam
PasaI3.2.4 dari Spesifikasi ini.
Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum
sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya mempunyai
CBR minimum 6 %jika tidak disebutkan.
Daerah jalur lalu lintas lama yang mengalami kerusakan parah, dimana operasi
pengembalian kondisi yang disyaratkan dalam Seksi 8.1 atau Seksi 8.2 dari
Spesifikasi ini dipandang tidak sesuai, akan digolongkan sebagai daerah yang
ditingkatkan dan persiapan tanah dasar akan dibayar menurut Seksi ini sebagai
daerah yang persiapan permukaan tanah dasamya telah diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, diukur seperti ketentuan di atas,
akan dibayar per satuan pengukuran sesuai dengan harga yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan dan biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperJuan
pembentukan pekerjaan penyiapan tanah dasar seperti telah diuraikan dalam Seksi
101.
NomorMata Uraian
Pemba aran P
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan Meter Persegi
3 - 17
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3)
DIVISI 5
PERKERASAN BERBUTIR
SEKSI 5.1
LAPIS PONDASI AGREGAT
5.1.1 UMUM
1)
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini :
a) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.(1), dengan toleransi
di bawah ini :
TbaI5e11(1..).TI o eransi. EI evasr ermu kaan Re1aff1T erhadaQ El evasi eneana
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Elevasi Permukaan
relatif terhadap elevasi reneana
Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai + 0 em
Lapis Pondasi Bawah (hanya pennukaan atas dari -2 em
Lapisan Pondasi Bawah).
Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk + 0 em
Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan (Perkerasan -1 em
atau Bal1UJalan)
Bahu lalan Tanpa Penutup Aspal dengan Lapis Memenuhi
Pondasi Agregat Kelas S (hanya pada lapis Pasal 4.2.1.3
permukaan).
Catatan:
Lapis Pondasi Agregat A dan B diuraikan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.
5-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
c) Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang satu
sentimeter dari tebal yang disyaratkan.
d) Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boJeh kurang satu
sentimeter dari tebal yang disyaratkan.
e) Pada perrnukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk lapisan
resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang
terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan
maksimurn pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum satu
senti meter.
4) Standar Rujukan
SNI03-4141-1996 Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat.
SN.I 03-6889-2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
SNJ 1743 : 2008 Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah.
SNI 1967 : 2008 Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah.
SNI 1966 : 2008 Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
Tanah.
SN12417: 2008 Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles.
SNJ 1744: 2012 Metode Uji CBR Laboratorium.
SNI 7619: 2012 Metod Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat
Kasal'
British Standards:
ii) Pernyataan perihal asal dan kornposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Lapis Pondasi Agregat, bersama dengan hasil pengujian
laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang
ditentukan dalam Pasal 5.1.2.(5) terpenuhi.
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis
kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan
5-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu
turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air
bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.(3).
a) Lokasi harnparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi
ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(3), atau yang
permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah
pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut
dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana diperiukan, kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali, atau dalam hal
Lapisan Pondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah dilapisi
dengan Lapisan diatasnya. Kekurangan tebal dapat dikompensasi dengan
Lapisan diatasnya dengan tebal yangsesuai dengan sifat bahan dan
mernpunyai kekuatan yang sarna dengan tebal yang kurang,
b) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal
rentang kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.(3) atau seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas
yang cukup serta mencampurnya sampai rata.
c) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang
ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.(3)
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan
peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif
lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara
tersebut di atas, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan
tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering yang mernenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau
sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan
tarnbahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali,
pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah suatu ketebalan dengan
bahan tersebut.
5-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan
atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan bahan Lapis
Pondasi Agregat, diikuti pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan dipadatkan sampai
memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan dalam Spesifikasi ini.
5.1.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan
Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A, KeJas B
dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis
Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 rom harus terdiri dari partikel atau
pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1.2.(2).
Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh
digunakan.
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alarni atau batu
pecah halus dan partikel halus Jainnya yang memenuhi persyaratan dalam Tabel
5.l.2.(2).
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus
memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan
dalam Tabel 5.l.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(2).
5-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
lama hams diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 8.1 dan 8.2 dari
Spesifikasi ini.
5-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
persetujuan terlebih dabulu dad Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke
depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat.
Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya,
seluruh formasi itu hams disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi
agregat dihampar.
2) Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan
dalam Pasa! 5.1.3 .(3). Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan taka ran yang merata
agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang
disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan•
lapisan tersebut harus diusahakan sarna tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat
kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan
diganti dengan bahan yang bergradasi baik,
3) Pemadatan
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI
1743 : 2008, metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jaJan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber"superelevasi", penggilasan harus dimulai dari bagiao yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan
5-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin
gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang
disetujui.
4) Pengujian
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
meogunakan SNJ 2827 : 2008. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh
kedalaman lapis terse but pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi tidak boleh berselang lebib dari 200 m.
a) Lapis Pondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan
yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterirna. Volume yang diukur
harus didasarkan atas penampang meJintang yang ditunjukkan pada Gambar
bila tebal yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang
disetujui Direksi Pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak merata, dan
panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu jalan.
5-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Bilamana perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 5.1.1.(7), kuantitas yang
akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar seandainya
pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan
untuk pekerjaan tambahan tersebut atau juga kuantitas yang diperiukan untuk
pekerjaan perbaikan tersebut.
Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pemadatan, tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk penambaban air
atau pengeringan bahan atau untuk pekerjaan lainya yang diperlukan untuk
mendapatkan kadar air yang memenuhi ketentuan.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masingmasing Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang barga serta
pembayarannya harus merupakan kornpensasi penub untuk pengadaan, pemasokan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharan permukaan akibat
dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperiukan atau lazim untuk
penyelesaianyang sebagaimana mestinya dari pekerjaanyang diuraikan daJamSeksi ini,
5-8
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SEKSI 5.2
5.2.1 UMUM
1) Urman
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan BerbutirTanpa Penutup Aspal (Lapis
Permukaan Agregat dan Lapis Pondasi Agregat) diatas permukan yang telah disiapkan
dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemasokan bahan akan mencakup, jika
perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi lainnya yang
diperiukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
3) Toleransi Dimensi
a) Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 em terhadap tebal yang disyaratkan.
b) Bila semua agregat yang lepas dibuang, stan dar kerataan dari pennukaan yang
padat harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan
berbeda lebih dari 1 em diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang
dipasang sejajar atau tegak lurus pada sumbujalan.
d) Keeuali ditentukan lain oleb Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detil
dalam Gambar, Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus
dilaksanakan dengan lereng melintang atau punggungjalan sebesar 5 % untuk
daerah bukan superelevasi.
4) Standar Rujukan
Standar Nasionallndonesia (SNI) :
SNI 03-6889-2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
SNI 1743 : 2008 Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah.
SNI 1967 : 2008 Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah.
5-9
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SNI 1966 : 2008 Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
Tanah.
SNI 2417: 2008 Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles.
SNI 1744: 2012 Metode Uji CBR Laboratorium.
SNI 7619: 2012 Metod Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat
Kasar
British Standards:
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, bersarna
dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat•
sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.2.2.(2) terpenuhi.
iii) Pernyataan peri hal metode dan lokasi produksi dan pencampuran
bahan untuk Perkerasan Berbutir JalanTanpa Penutup Aspal
memenuhi ketentuan dari PasaI5.2.2.(3) dan 5.2.3.(3).
b) Segera setelah selesainya satu bag ian pekerjaan, Penyedia Jasa harus menye•
rahkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan hasil pengukuran
permukaan dan data survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan
tebal yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.(3) dipenuhi.
Lapis Pondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar
atau dipadatkan pada waktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan segera
setelah hujan ataujuga bila kadar air bahan tidak memenuhi Pasal 5.2.4.(4).
7) Perbaikan Atas Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
a) Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi
yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.(3), atau yang permukaannya
bergelom• bang selama atau sesudah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan
menggem• burkan permukaannya dan membuang atau menambah
bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan
kembali.
5-10
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
5.2.2 BAHAN
1) Sumber Material
Material Perkerasan Berbutir Jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber yang
disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Ketentuan Sifat-sifatBahan
Bahan yang dipilih sebagai Lapis Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal harus
memenuhi ketentuan di bawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung, bahan
organik, atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus mempunyai mutu
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.
Agregat untuk Lapis Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal dapat terdiri atas
kerikil pecah, batu pecah atau kerikil alam bulat yang rnemenuhi Spesifikasi
Gradasi dalam Tabel 5.2.2.(1) di bawah ini.
Bilamana agregat kasar berasal dari kerikil maka untuk Lapis Permukan Jalan
Tanpa Penutup Aspal mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90*.
*95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih
dan 90% agregar kasar mernpunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
5-11
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Bahan juga harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Tabel 5.2.2.(2)
di bawah ini :
Tabel 5.2.2.(2) Sifat-sifat Bahan untuk
Lapis Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal
Sifat-sifat Nilai
Barns Cair (SNI 1967 : 2008) Maks.35
lndeks Plastisitas (SNI 1966 : 2008) Min.4 dan Maks.15
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran Mudah Min.O dan Maks.5%
Pecah (SNl 03-4141-1996)
Abrasi Agregat Kasar (SNJ 2417 : 2008) Maks.40
CBR (SNI 1744: 2008) Min.60%
a) Pencampuran bahan plastis tidak belch dilaksanakan bila bahan aslinya telah
rnernenuhi ketentuan plastisitas minimum, kecuali jika ditentukan lain atau
disetujui Direksi Pekerjaan .
c) Bahan plastis tidak boleh rncngandung butiran atau gumpalan lempung yang
berukuran lebih dari 4,75 01111.
d) Kadar air bahan plastis dan semua fraksi lainnya harus sedemikian rupa
sehingga bahan plastis itu tetap Icpas sebelurn dan selama proses
pencarnpuran.
I) Penyiapan Formasi
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaaan, penyiapan drainase, tanah dasar
dan lapis pondasi agregat harus selesai dan diterima paling sedikit 100 rn ke depan
dari rencana lokasi akhir penghamparan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup
Aspal pada setiap saat.
5-12
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
2) Pengiriman Bahan
a) Jika Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dipasok sebagai bahan
yang dicarnpur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai
dengan ketentuan Pasal 5.2.3.(2).(a). Bilamana agragat dikirim dalam bentuk
dua atau riga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai dengan
ketentuan dari Pasal 5.2.3.(2).(a), keeuali jika komponen itu hams dikirim
dalam keadaan kering.
b) Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat
maksimum. Tebal pad at maksimum tidak boleh lebih dari 10 em untuk Lapis
Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal dan tidak boleh lebih dari 20 em untuk
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kecuali ditentukan lain atau
disetujui Direksi Pekerjaan .
3) Agregat Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dieampur Di Tempat
a) Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan
sebagai salah satu komponen Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal,
lokasi-lokasi tertentu yang bahannya agak basah atau mutunya kurang baik
hams digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan bahan badan jalan
dari lokasi lain yang bermutu sarna atau lebih baik. Seluruh bad an jalan yang
padat harus digaru sampai mencapai kedalaman yang seragam. Bilamana
tidak disebutkan lain maka penggaruan yang harus dihitung sedemikian
hingga menghasilkan proporsi bahan badan jalan yang tepat untuk campuran
perkerasan berbutir jalan tanpa penutup aspal. Bahan bad an jalan harus
dikeringkan seluruhnya dan kemudian dieampur sampai seluruh lokasi itu
merata seeara memanjang dan melintang.
b) Komponeo bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang
sarna di seluruh lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru
pertanian, cakram bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk
mencampur seluruh tebal bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif,
setumpukan keeil bahan yang menerus pada panampang melintang yang
seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana lebar jalan tetap. Seluruh
kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi jaJan yang satu ke
yang lainnya sampai seluruh bahan itu tereampur merata, kemudian dihampar
dengan ketebalan yang sama.
c) Pencampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas
diharapkan berlangsung sampai pekerjaan selesai.
a) Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan barus dipadatkan
seluruhnya dengan alat pemadat yang eocok dan memadai, yang telah
disetujui Direksi Pekerjaan .
5-13
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-ternpat lain yang tak terjangkau
oleh mesin gilas hams dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat
mekanis.
g) Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil
pada saat pemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan
pengikatan pada lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar
terlaJu tebal sedemikian hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.
I) Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutu
bahan akan ditentukan Direksi Pekerjaan namun harus mencakup semua pengujian
yang disyaratkan pada Pasal 5.2.2.(3), paling sedikit tiga contoh yang mewakili
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili batas rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat dalam sumber bahan terse but.
2) Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal
yang diusulkan, seJuruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi biJamana menurut
pendapat Direksi Pekerjaan terdapat perubahan pad a mutu bahan atau pada sumber
bahan atau pada metode produksinya.
3) Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan
untuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
Pengujian Jebih lanjut harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan tetapi untok setiap
1000 meter kubik bahan yang dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima
(5) pengujian lndeks Plastisitas dan lima (5) pengujian gradasi dan satu (I) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743 : 2008, metode D. Pengujian
CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
4) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
mengunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman
lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh
berselang lebih dari 200 111.
5-14
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dimana tebal lapis
pondasi yang ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri dari bahan
bam, tetapi terdiri dari sebagian bahan pada jalan lama yang dikerjakan
kembali, volume untuk pembayaran haruslah berdasarkan volume padat dari
bahan baru yang diharnpar, dihitung dari penampang melintang yang diarnbil
oleh Penyedia lass dan disetujui Oireksi Pekerjaan sebelum pekerjaan
dimulai.
c) Pekerjaan rnenyiapkan dan memelihara lapis pondasi agrcgat, tanah dasar atau
formasi yang akan dihampar Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal
tidak boleh diukur atau dibayar dalam Seksi ini, tetapi harus dibayar secara
terpisah dengan harga penawaran untuk Penyiapan Badan Jalan dalam Seksi
3.3 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perbaikan pada Lapis Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak
memenuhi ketentuan telah diperintahkan Oircksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal
5.2.1.(7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sarna dengan kuantitas
yang dibayar jika pekerjaan semula dapat ditcrima. Pembayaran tambahan tidak akan
diberikan untuk pekerjaan tarnbahan tersebut atau kuantitas tambahan yang diperlukan
oleh perbaikan tersebut.
Bilamana penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pemadatan, pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk penambahan air atau
pengeringan terhadap bahan atau pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk
memperoleh kadar air yang memenuhi ketcntuan.
3) Dasar Pcmbayaran
Kuantitas yang ditentukan, seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar menurut Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk rnasing-rnasing Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah ini dan terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
pengharn-paran, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, penyiapan lapis
dasar (cutoff layer), penggunaan Lapis Permukaan Semen tara pad a permukaan yang
sudah selesai, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
5-15
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
5-16
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
SEKSI 6.1
6.1.1 UMUM
1)
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
pennukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar diatas pennukaan pondasi tanpa
bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di
atas pennukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston,
Lataston dan diatas Semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton, dll).
3) Standar Rujukan
6-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
AASHTO:
AASHTO M20-70 (2004) Penetration Graded Asphalt Cement
AASHTO T59-01 (2005) Testing Emulsified Asphalts
British Standards:
BS 3403 : Industrial Tachometers
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pad a permukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak
boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari
bahan aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya mernenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan as pal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan berwama hiram yang merata dan tidak berongga
(porous). Tekstur untuk pennukaan lapis pondasi agregat harus rapi dan tidak boleh
ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup
tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material),
atau penyemprotan tambahan seperlunya. Setiap kerusakan kecil pada Lapis Resap
Pengikat harus segera diperbaiki menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi
ini. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan
lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali atau penggantian lapisan
pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali Lapis Resap Pengikat.
Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dan setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
untuk digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik
pembuat-nya dan hasil pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal
l.ll.1.(3).(c), diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai. Sertifikat terse but
harus menjelas-kan bahwa bahan aspal tersebut mernenuhi ketentuan dari
Spesifikasi dan jenis yang sesuai untuk bahan Lapis Resap Pengikat atau
Lapis Perekat, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.1.2 dari Spesifikasi ini.
6-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Catalan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat
celup ukur untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(3)
dan 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling lambat 30
had sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan
meteran pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi
ketel itian dan ketentuan seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari
Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak melebihi satu
tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
d) Contoh-contoh bah an yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan
sesuai dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk
pekerjaan pelaburan yang telah dilakukan dan takaran pemakaian bahan
harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap darnpak yang terjadi bila
lalu lintas yang dijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat atau Lapis
Perekat yang baru dikerjakan,.
6.1.2 BAHAN
a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini
6-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik
bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat basa (bermuatan negatit) dan
gunakan aspal emu lsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah
agregat asam (bermuatan positit). Bila ada keraguan atau bila bila aspal
emulsi anionik sulit didapatkan, Direks.i Pekerjaan dapat rnemerintahkan
untuk menggunakan aspal emulsi kationik.
c) Bilarnana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka
harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan
kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak,
bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos
ayakan ASTM 3/8" (9,5 rnm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos
ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).
a) Aspal emu lsi reaksi cepat (rapid setting) yang mernenuhi ketentuan SNI 03-
6932-2002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan
penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan I bagian air
bersih dan I bag ian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk
mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan ..
c) Aspal emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting) harus bahan styrene
butadiene rubber latex atau polycholoprene latex sesuai dengan AASHTO
M3 16-99 (2003) Tabel I CRS-2L dengan kandungan karet kering minimum
60%. Kadar bahan modifikasi (polymer padat) dalam aspal emulsi haruslah
min 2,5% terhadap berat residu aspal. Dalam kondisi apapun, aspal emulsi
modifikasi tidak boleh diencerkan di lapangan. Aspal emulsi modifikasi
reaksi cepat (rapid setting, CRS- J) yang digunakan harus memenuhi Tabel
6.l.2.(1).
6-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspa] atau berbahan pengikat
aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas
perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi
anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit
didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan
aspal emulsi kationik.
6.1.3 PERALATAN
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa hams melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peraJatan
yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan kearnanan jalan. Bilamana dirnuati
penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan keeepatan penuh tidak
boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
pipa
°
dipasang pada jarak yang sama yaitu 1 ± 1 em. Distributor aspal juga harus
dilengkapi semprot tangan.
6-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
3) Perlengkapan
Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pad a distributor aspal
dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Tachometer pengukur ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan
kecepatan putaran pompa BS 3403
Distributor aspal hams dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk
Pelaksanaan yang harus disertakan pada alat semprot, dalam keadaan baik, setiap
saat.
Buku petunjuk pelaksanaan harus menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk untuk cara kerja alat distributor.
6-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Perlengkapan utama peralatan penyemprot aspal tangan harus selalu dijaga dalam
kondisi baik, terdiri dari :
Agar diperoleh hasil penyemprotan yang merata maka Penyedia Jasa harus
menyediakan tenaga operator yang terampiJ dan diuji eoba dahulu kemampuannya
sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
6-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
c) Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus
mengacu pada Pasal 6.1.2.(1). dan Untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi
yang digunakan harus mengaeu pada PasaI6.1.2.(2).
d) Permukaan yang akan disemprot itu barus dipelihara menurut standar butir
(a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
6-8
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Lapis Resap Pengikat 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis
Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat
3) Pelaksanaan Penyemprotan
b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka baban aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis
untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian
penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
6-9
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dibentikan sampai seluruh
batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja
dengan benar pada sepanjang bidangjalan yang akan disemprot.
e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10
persen dad kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap
(masuk angin) dalam sistem penyemprotan.
f) Jurnlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus
segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.
6 - 10
harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk
atau alat penyapu dari karet.
k) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal harus
dilabur kembaJi dengan bahan aspal yang sejenis secara manual dengan
kadar yang hampir sarna dengan kadar di sekitarnya.
a) Penyedia Jasa harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis
Resap Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan daJam
Pasal 6.1.1.(5) dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar.
Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah
meresap sepenubnya ke dalarn lapis pondasi dan telah mengeras dalam
waktu paling sedikit 48 jam setelah penyemprotan atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu
penundaan harus sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
minimum dua hari dan tak boleh lebih dari empat belas hari, tergantung dari
lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan lapis pondasi yang digunakan.
b) Lalu lintas tidak diijinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan
mengering serta tidak akan terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas. Dalam
keadaan khusus, lalu lintas dapat diijinkan lewat sebelum waktu terse but,
tetapi tidak boleh kurang dari empat jam setelah penghamparan Lapis Resap
Pengikat tersebut. Agregat penutup (blotter material) yang bersih, yang
sesuai dengan ketentuan Pasal 6. I.2.( I).(b) dari Spesifikasi ini harus
dihampar sebelum lalu lintas diijinkan lewat. Agregat penutup harus
disebar dari truk sedemikian rupa sehingga roda tidak melindas bahan aspal
yang belum tertutup agregat. Bila penghamparan agregat penutup pada lajur
yang sedang dikerjakan yang bersebelahan dengan lajur yang belum
dikerjakan, sebuah alur (strip) yang lebarnya paling sedikit 20 em sepanjang
tepi sambungan harus dibiarkan tanpa tertutup agregat, atau jika sampai
tertutup harus dibuat tidak tertutup agregat bila lajur kedua sedang
dipersiapkan untuk ditangani, agar memungkinkan tumpang tindih (overlap)
bahan aspal sesuai dengan Pasal 6.1.4.(3).(d) dari Spesifikasi ini. Pemakaian
agregat penutup barus dilaksanakan seminimum mungkin.
6 - II
harus melindunginya dari kerusakan dan mencegahnya agar tidak berkontak dengan
lalu lintas. Pemberian kembali lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila
lapis perekat telah mengering sehingga hilang atau berkurang kelengketannya.
Pengeringan lapis perekat yang basah akibat hujan turun dengan tiba-tiba dengan
menggunakan udara bertekanan (compressor) dapat dilakukan sebelum lapis
beraspal dihampar hanya bila lamanya durasi hujan kurang dad 4 jam. Pemberian
kembali lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis perekat terkena
hujan lebih dari 4 jam.
b) Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar harus diambil dari
distributor aspal, masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada saat
menjelang akhir penyemprotan.
c) Distributor aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan ketentuan Pasal
6.1.3.(6) dari Spesifikasi ini sebagai berikut:
6.1.7 PENGUKURANDANPEMBAYARAN
a) Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai
terkecil di antara berikut ini : jumlah liter pada 15°C untuk aspal cair dan
15,6°C untuk aspal emulsi dan aspal emulsi modifikasi menurut takaran
yang diperlukan sesuai dengan Spesiftkasi dan ketentuan Direksi Pekerjaan,
atau jumlah liter aktual pada 15°C untuk aspal cair dan 15,6°C untuk aspal
emu lsi dan aspal emu lsi modifikasi yang terharnpar dan diterima. Gunakan
Lampiran 6.1 untuk konversi suhu pelaksanaan di lapangan ke suhu standar
15°C Pengukuran berdasarkan volume hams diambil saat bahan berada
6 - 12
pada temperatur keseluruhan yang merata dan bebas dari gelembung udara.
Air yang ditambahkan kedalam aspal emulsi atau kandungan air yang sudah
ada dalam aspal emulsi yang diencerkan (1: 1) tidak akan diukur untuk
pembayaran. Kuantitas dari aspal yang digunakan harus diukur setelah
setiap lintasan penyemprotan untuk distributor aspal atau setiap hari
produksi untuk penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
d) Pembersihan dan persiapan akhir pada permukaan jalan sesuai dengan Pasal
6.1.4.(3).(d) sampai 6.1.4.(3).(g) dari Spesifikasi ini dan pemeliharaan
permukaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang telah selesai
menurut Pasal 6.1.5 dari Spesifikasi ini harus dianggap merupakan satu
kesatuan dengan pekerjaao Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang
memenuhi ketentuan dan tidak boleh diukur atau dibayar secara terpisah.
Bila perbaikan pekerjaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang tidak
memenuhi ketentuan telah dilaksanakan sesuai perintah Direksi Pekerjaan menurut
Pasal 6.1.1.(5) di atas, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah
merupakan pekerjaan yang seharusnya dibayar jika pekerjaan yang semula diterima.
Tidak ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan tambahan,
kuantitas maupuo pengujian yang diperlukan oleh perbaikan ini.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan di atas harus dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercanturn di bawah
ini dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seJuruh bahan,
termasuk bahan penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh
pekerja, peralatan, perlengkapan, dan setiap kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan dan memelihara pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
6 - 13
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
6 - 14
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SEKSI6.3
6.3.1 UMUM
1)
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata,
lapis pondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari
agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran,
serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau
permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi
garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan
dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar.
Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari
dua jenis campuran, SS-A dan SS -S. Pemilihan SS-A dan SS-B tergantung
pada teba1 nominal minimum. Latasir biasanya rnernerlukan penambahan
filler agar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan.
Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri
dari dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus
(HRS Wearing Course, HRS-WC) dan ukuran maksimum agregat masing•
masing campuran adalah 19 mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi
agregat kasar lebih besar daripada HRS- WC.
ii) Sisa rongga udara pad a kepadatan membal (refusal density) harus
memenuhi ketentuan yang ditunjukkan da1am Spesifikasi ini.
6 - 15
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga
jenis campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis Antara (AC-Binder
Course, AC-BC) dan AC Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum
agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mrn, 37,5 rnrn. Setiap
jenis campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal
dimodifikasi dengan Aspal Alam disebut masing-rnasing sebagai AC-WC
Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base Modified.
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan
benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Benda uji inti (core) paling sedikit harus
diambil dua titik pengujian per penampang melintang per lajur dengan jarak
memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100
m.
c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi
AMP.
d) Tebal aktual hamparan lapis beraspal bukan perata, harus sama atau Jebih
besar dan tebaJ rancangan yang ditentukan dalam Gamba. Bilamana tebal
lapisan beraspal dalam suatu segmen terdapat benda uji inti yang tidak
rnernenuhi persyaratan sebagaimana yang disebutkan diatas maka sub•
segmen yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar atau dilapis kembali
dengan tebal nominal minimum yang dipersyaratkan dalam Tabel 6.3.1.(1)
dan harus memenuhi ketentuan kerataan yang disyaratkan dalam Pasal
6.3.7.( 1).(c). Tebal setiap titik dari masing-rnasing jenis campuran beraspaJ
bukan perata tidak boleh kurang dari tebal rancangan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi masing-masing jenis campuran
yang disyaratkan daJam PasaI6.3.1.(4).(f).
6 - 16
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
e) Tebal aktual hamparan eampuran beraspal perata dapat kurang atau lebih
tebal dari tebal perkiraan yang ditunjukkan dalam Gambar karena adanya
perbaikan bentuk.
Tebal Nominal
Jenis Camp uran Simbol
Minimum (em)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0
Lapis Antara AC-BC 6,0
Lapis Pondasi AC-Base 7,5
6 - 17
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
i) Kerataan Melintang
5) Standar RlIjllkan
Standar Nasionallndonesia :
SNJ 06-2440-1991 Metoda Pengujian Kehilangan berat Minyak dan Aspal
dengan Cara A
SNI 03-3426-1994 Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan Dengan
Alat Ukur NAASRA
SNJ 03-3640-1994 Metode Pengujian Kadar Aspal Dengan Cara Ekstraksi
Menggunakan Alat Soklet
SNI 03 -414 1-1996 Metode Pengujian GumpaJan Lempung Dan Butir•
Butir Mudah Pecah Dalam Agregat
SNI 03-4428-1997 Metode Pengujian Agregat Halus Atau Pasir Yang
Mengandung Bahan Plastis Dengan Cara Setara Pasir
SNI06-6399-2000 Tata Cara Pengambilan Contoh Aspal
SNI 03-6441-2000 Metode Pengujian Yiskositas Aspal Minyak dengan
Alat Brookfield TermoseJ
SNI03-6723-2002 Spesifikasi Bahan Pengisi untuk Campuran Beraspal.
SNI 03-6757-2002 Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran
Beraspal dipadatkan Menggunakan Benda Uji Kering
Permukaan Jenuh
SNI 03-6819-2002 Spesiftkasi Agregat Halus Untuk Campuran Perkerasan
Beraspal
SNI03-6835-2002 Metode Pengujian Pengaruh Panas dan Udara terhadap
Lapisan Tipis Aspal yang Diputar
6 - 18
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
SNI03-6877-2002 Metode Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang
tidak dipadatkan
SNl 03-6893-2002 Metode Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran
Beraspal
SNI 03-6894-2002 Metode Pengujian Kadar Aspal Dan Campuran
Beraspal Cara Sentrifius
SNI 04-7182-2006 Metode Uji Standar untuk Bilangan Asam
SNI 1969 : 2008 Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar
SNI ] 970: 2008 Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus
SNl2417 : 2008 Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles
SNJ 2490 : 2008 Cara Uji Kadar Air dalam Produk Minyak Burni dan
Bahan mengandung Aspal dengan Cara Penyulingan
SNI 3407 : 2008 Cara Uji Sifat Kekekalan Bentuk batu dengan
menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium
Sulfat.
SNJ 2433:2011 Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar dengan alat
Cleveland Open Cup
SNI 2434:2011 Cara Uji Titik Lembek Aspal dengan Alat Cincin dan
Bola (Ring and Ball)
SNJ 2439:2011 Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan pada
Campuran Agregat-Aspal
SNI 244 I : 201 I Cara Uji Berat Jenis Aspal Padat
SNI 2456 : 2011 Cara Uji Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen
SNI ASTM C117: 2012: Metode Uji Bahan Yang lebih Halus dari Saringan 75
11m(No.200) dalam Agregat Mineral dengan Pencucian
SNI ASTM C136: 2012: Cara Uji untuk Analisis Saringan Agregat Halus dan
Agregat Kasar
SN16721 : 2012 Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dan Aspal
Emulsi dengan Alat Saybolt Furol
SNl6753 : 2008 Cara Uj i Ketahanan Campuran Beraspal Panas
Terhadap Kerusakan Akibat Perendaman.
SNT 7619: 2012 Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada
Agregat Kasar.
AASHTO:
AASHTO T96-02 (2006) Resistance to Degradation of Small-Size Coarse
Aggregate by Abrasion and Impact in the Los
Angeles Machine.
AASHTO T195-67 (2007) Standard Method of Test for Determining Degree of
Particle Coating of Bituminous-Aggregate Mixtures
AASHTO T283-07 Resistance of Compacted Bituminous Mixture to
Moisture Induced Damaged
6 - 19
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Lainnya:
BS 598 Part 104 (1989) The Compaction Procedure Used in the Percentage
Refusal Density Test.
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Oireksi
Pekerjaan :
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan
oleh Direksi Pekerjaan selama periode Kontrak untuk keperluan rujukan;
b) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya,
baik sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan Aspal (RTFOT sesuai
dengan SNI 03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNJ 06-2440-1991);
f) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya; seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.3, dalam bentuk
laporan tertuJis;
6 - 20
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
j) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.(5);
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering
dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda
uji inti dari lapisan beraspal dalam satu sub-segmen tidak memenuhi persyaratan
tebal atau kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang
yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan tebal
lapisan nominal minimum yang di syaratkan dalam Tabel 6.3.1.(1) dengan jenis
campuran yang sama dan harus memenuhi ketentuan kerataan yang disyaratkan
dalam Pasal 6.3.7.(1).(c). Panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan dengan
benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selebar
satu hamparan.
Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk
pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat
diterima. Tidak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan
untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya
harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa
dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi
yang diperkenankan dalam Seksi ini.
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis carnpuran dapat digunakan
sebagai lapisan perata. Sernua ketentuan dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali :
6 - 21
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
6.3.2 BAHAN
1) Agregat - Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar
campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan
campuran kerja (libat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(la) sampai dengan Tabel 6.3.3.(ld),
tergantung campuran mana yang dipilih.
f) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda
lebih dari 0,2.
2) Agregat Kasar
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan
No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan hams bersih, keras, awet
dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan
memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.(la).
b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan seperti
ditunjukan pada TabeI6.3.2.(l b).
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
e) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan hams dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold
bin feeds) sedernikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat
dikendalikan dengan baik.
6 - 22
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
TabeI6.3.2.{Ia) Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat I natrium sulfat SNJ 3407:2008
Maks.l2 %
terhadap larutan I magnesium sulfat Maks.18 %
Campuran AC 100 putaran Maks. 6%
Abrasi dengan Modifikasi 500 putaran Maks.30%
mesin Los SN12417:2008
Angeles" Semuajenis 100 putaran Maks.8%
campuran aspaJ
bergradasi lainnva 500 putaran Maks.40%
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:201 I Min. 95 %
Butir Pecah pada Agregat Kasar SN17619:20J2 95/90 0)
ASTM D4791
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10 %
Perbandinzan I : 5
Material lolos Ayakan No.200 SN I 03-4142- J 996 Maks. 2 %
Catatan;
.) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agrcgat kasar mempunyai muka bidang pccah satu atau lebih dan 90%
agrcgat kasar mmepunyai muka bidang pccah dua atau lebih.
TabeI6.3.2.(lb) Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Aspal
3) Agregat Halus
a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75
mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah
dad agregat kasar.
c) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin
(cold bin feeds) yang terpisah schingga gradasi gabungan dan presentase
pasir didalam campuran dapat dikendalikan dengan baik.
d) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang
tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran.
6 - 23
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu
yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.(1).
Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan diatas :
i) bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara
mekanis sebelum dimasukkan kedaJam mesin pemecah batu.
ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :
fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu
tahap pertama (primary crusher) tidak boleh langsung
digunakan.
agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama
(primary crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping
screen yang dipasang di antara primary crusher dan secondary
crusher.
material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh
secondary crusher, basil pengayakannya dapat digunakan
sebagai agregat hal us.
material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan
sebagai komponen material Lapis Pondasi Agregat.
a) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) terdiri atas debu batu kapur
(limestone dust, Calcium Carbonate, CaCO), atau debu kapur padam yang
sesuai dengan AASHTO M303-89 (2006), semen atau mineral yang berasal
dari Asbuton yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Jika
digunakan AspaJ Modifikasi dari jenis Asbuton yang diproses maka bahan
pengisi yang ditambahkan (filler added) sudah memperhitungkan kadar filler
yang terkandung dalam Asbuton tersebut.
b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan•
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136: 2012
harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak
kurang dari 75 % terhadap beratnya kecuali untuk mineral Asbuton. Mineral
Asbuton harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.1 00 (150 micron)
tidak kurang dari 95% terhadap beratnya.
c) Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, tidak digunakan
sebagai bahan pengisi. Kapur yang seluruhnya terhidrasi yang dihasilkan
dari pabrik yang disetujui dan semen yang memenuhi persyaratan yang
6 - 24
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Gradasi agregat gabungan untuk campurao aspal, ditunjukkan dalam persen terhadap
berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang diberikan dalam
Tabel 6.3.2.(3). Rancangan dan Perbandingan Campuran untuk gradasi agregat
gabungan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas yang diberikan dalam Tabel
6.3.2.(3).
Catatan:
I. Untuk !-IRS-We dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mill)
harus lolos ayakan No.30 (0,600 mm). Lihat Tabel 6.3,2,4 sebagai contoh batas-batas "Bahan Bergradasi Senjang' di
mana bahan yang 10105 No, 8 (2,36 mm) dan tertahan pada ayakan NoJO (0,600 mm).
2, Untuk semua jenis campuran, rujuk:Tabel 6,3.2,(I),(b) untuk ukuran agregat nominal maksimum pada tumpukan
baban pemasok dingin,
3, Apabila tidak ditetapkan dalam Gambar, penggunaan pcmilihan gradasi scsuai dengan pctunjuk Oireksi Pekerjaan
dengan mengacu pada panduan Seksi 6J ini.
a) Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 6.3,2.(5) dapat digunakan.
Bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan
campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan
6 - 25
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
dalam Tabel 6.3.3.(Ja), 6.3.3.(1 b), 6.3.3.(lc) dan 6.3.3.(ld) mana yang
reJevan, sebagai-rnana yang disebutkan dalam Gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan
sesuai dengan SNI 06-6399-2000 dan pengujian semua sifat-s ifat
(properties) yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2.(5) harus dilakukan.
Bilamana jenis aspal modifikasi tidak disebutkan dalam Gambar maka
Penyedia Jasa dapat mernilih Aspal Tipe II dalam Tabel 6.3.2.(5) dibawah
1111.
3. Viskoshas Kincmatis 135°C (cSt) SNI 06· 6441· 2000 2: 300 385-2000 ~3000
9. Stabilitas Pcnyimpanan: Perbcdaan Titik ASTM D 5976 pan 6.1 . ~2,2 ~2,2
Lcmbek (0C)
10. Partikcl yang Icbih halus dari 150 micron Min. 95(1) .
(um) (%)
Pcnglljilln Residu hasH 'HOT (SNI· 06· 2440· 1991) ahlllIlTFOT(SNI· 03· 683S· 2002):
II. Bcrat yang llilang (%) SNI06· 2441· 1991 ~O,8 ~O,8 ~O,8
12. Viskositas Dinamis 60°C (Pa.s) SNI03· 6441· 2000 ~800 s 1200 s 160 0
13. Pcncirasi pada 25°C (%) SNI06· 2456· 1991 2: 54 2: 54 2: 54
Catatan:
I. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diektraksi dengan menggunakan
metoda SNI 2490 : 2008. Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan
pad a seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.
2. Pabrik pembuat bahan pengikat Tipe II dapat mengajukan metoda pengujian altematif untuk
viskositas bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati berpengaruh terhadap akurasi
pengujian penetrasi, titik lembek atau standar lainnya.
3. Viscositas di uji juga pada temperatur 100°C dan 160°C untuk tipe I, untuk ripe II pada
temperatur 100°C dan 170 °C.
6 - 26
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
4. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-03 maka basil
pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt.
b) Contoh bahan aspaI hams diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI
03-3640-1994 (metoda sok1et) atau SNI 03-6894-2002 (metoda sentrifus)
atau AASHTO T 164 - 06 (metoda tungku pengapian). Jika metoda
sentrifitus digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi
mencapai 200 mm, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke
dalam suatu alat sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana
kadar abu dalam bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1 %
(dengan pengapian). Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih
lanjut maka bahan aspal itu hams diperoleh kembali dari larutan sesuai
dengan prosedur SNI 03-6894-2002.
c) Aspal Tipe 1 dan Tipe II harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum
dituangkan ke tangki penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25°C (SNl 06-
2456-1991) Tipe 11 juga harus diuji untuk stabilitas penyimpanan sesuai
dengan ASTM D5976 part 6.1 dan dapat ditempatkan dalam tangki
semen tara sampai hasil pengujian tersebut diketahui. Tidak ada aspal yang
boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (rRS -Index of
Retained Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran
beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebih besar dari yang
disyaratkan. Stabilitas Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus
ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan mengunakan
pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah
di pugmil. Penambahan bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya
diperkenankan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti
striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan
harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal
modifikasi yang bermuatan positif. Persyaratan bahan anti pengelupasan haruslah
memenuhi Tabel 6.3.2.(6) dan kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam Tabel
6.3.2.(7).
6 - 27
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Aspal yang dimodifikasi haruslah jenis Asbuton, dan elastomerik latex atau sintetis
memenuhi ketentuan-ketentuan Tabel 6.3.2.(5).Proses pembuatan aspal modifikasi
di lapangan tidak diperbolehkan kecuali ada lisensi dari pabrik pembuat aspal
modifikasi dan pabrik pembuatnya menyediakan instalasi pencampur yang setara
dengan yang digunakan di pabrik asalnya.
Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan alat pembakar
gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis. Pembakaran langsung dengan
bahan bakar padat atau cair didalam tabung tangki tidak diperkenankan dalam
kondisi apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang
disetujui untuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya
atau dari pengirimannya. Aspal yang dimodifikasi harus disalurkan ke tangki
penampung di lapangan dengan sistem sirkulasi yang tertutup penuh. Penyaluran
secara terbuka tidak diperkenankan.
Jangka waktu penyimpan untuk as pal modifikasi dengan bahan dasar latex tidak
boleh rnelebihi 3 hari kecuali jika jangka waktu penyimpanan yang lebih lama
disetujui oJeh Direksi Pekerjaan. Persetujuan tersebut hanya dapat diberikan jika
sifat-sifat akhir yang ada memenuhi nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 6.3 .2.(5).
9) Sumber Pasokan
Sumber pemasokan agregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus
diserahkan, seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling sedikit 60 hari
sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan.
6.3.3 CAMPURAN
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, dan aspal.
6 - 28
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
3) Prosedur Rancangan Campuran
6 - 29
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Maks 4 6 (I)
6 -30
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus
I Lapis Antara
I Pondasi
StabiLitas MarsbaU Sisa (%) setelah
Min. 90
perendaman seLama 24 jam, 600C (3)
Rongga dalam campuran (%) pada
Min. 2
Kepadatan membal (refusal)(4)
Tabel 6.3.3.(ld) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod)
Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus
menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan DMF untuk
carnpuran yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang diserahkan hams
menentukan untuk campuran berikut ini:
6 - 31
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a) Sumber-sumber agregat.
b) Ukuran nominal maksimum partikel.
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia
Jasa, pada penampung dingin maupun penaropung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam
TabeI6.3.2.(3).
e) Kadar aspal optimum dan efektifterhadap berat total campuran .
1) Rentang temperatur pencampuran aspaJ dengan agregat dan ternperatur saat
campuran beraspal dikeluarkan dari alat pengaduk (mixer).
Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik hubungan sifat-sifat campuran
beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboratorium untuk
menunjukkan bahwa campuran mernenuhi semua kriteria dalam Tabel 6.3.3.(la)
sampai dengan Tabe16.3.3.(ld) tergantung campuran aspaJ mana yang dipilih.
a) Menyatakan bahwa usulan terse but yang memenuhi Spesifikasi dan rneng•
ijinkan Penyedia Jasa untuk menyiapkan instalasi pencampur aspal dan
peng-hamparan percobaan.
Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan percobaan campllran tambahan dengan biaya sendiri untuk
memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Direksi
Pekerjaan, menurut pendapatoya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk
memodifikasi sebagian rumusan rancangannya atau meocoba agregat lainoya.
Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan
penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan rnenjadikan DMF dapat
disetujui sebagai JMF.
Segera setelah DMF disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis
campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang diusulkan.
Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampar (paver) mampu
menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores,
dsb. Kombinasi penggilas yang diusulkan harus mampu mencapai kepadatan yang
disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Tabel 6.3.5.(1). Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk
percobaan penghamparan ini.
6 - 32
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
kembali. Direksi pekerjaan tidak akan menyetujui DMF sebagai JMF sebelum
penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.
Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum diperoleh JMF
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, lMF menjadi
definitifsampai Direksi Pekerjaan menyetujui JMF pengganti lainnya. Mutu
campuran harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang
diuraikan pada Tabel 6.3.3.(2) di bawah ini.
Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dan setiap penghamparan percobaan.
Contoh campuran beraspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari
truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda
uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.5.(1) dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.3.(la) sampai dengan Tabel 6.3.3.(1 d). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari
semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang
harus dibandingkan dengan pemadatan campuran beraspaJ terhampar dalam
pekerjaan.
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan
maupun campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan
6.3.7.(4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu
untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagaJ
memenuhi batas-batas yang diperoleh dari JMF dan Toleransi Yang
Diijinkan harus ditolak.
6 - 33
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
d) Harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes
dari penduduk di sekitamya;
e) Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap
yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone)
sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem
di atas rusak atau tidak berfungsi maka AMPtersebut tidak boleh
dioperasikan;
6 - 34
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
k) Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) atau pengering (dryer)
tidak boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis
terbakar.
Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat
dikendalikan dengan efektif dan hand a I sampai suatu temperatur dalam rentang yang
disyaratkan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik,
atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki aspal. Setiap tangki
harus dilengkapi dengan sebuah termometer yang terletak sedemikian hingga
temperatur aspal dapat dengan mudah dilihat. Sebuah keran harus dipasang pad a
pipa keluar dari setiap tangki untuk pengambilan benda uji.
Sistem sirkulasi untuk bah an aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar dapat
memastikan sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama peri ode pengoperasian.
Perlengkapan yang sesuai harus disediakan, baik dengan selimut uap (steamjacket)
atau perlengkapan isolasi lainnya, untuk rnernpertahankan temperatur yang
disyaratkan dari seluruh bahan pengikat aspal dalam sistem sirkulasi.
Daya tarnpung tangki penyimpanan minimum adalah paling sedikit untuk kuantitas
dua hari produksi. Paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas
sama. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistern sirkulasi sedemikian rupa
agar rnasing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu
sirkulasi aspal ke alat pencampur.
Semua tangki penyimpan aspal untuk pencarnpuran aspal alam yang mengandung
bahan mineral dan untuk aspal yang dimodifikasi lainnya, bilamana akan terjadi
pemisahan, harus dilengkapi dengan pengaduk mekanis yang dirancang sedemikian
6 - 35
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
hingga setiap saat dapat mempertahankan bahan mineral didalarn bahan pengikat
sebagai suspensi.
Tangki penyimpanan aditif dengan kapasitas minimal dapat menyimpan bahan aditif
untuk satu hari produksi campuran beraspal dan harus dilengkapi dengan dozing
pump sehingga dapat memasok langsung aditif ke pugmil dengan kuantitas dan
tekanan tertentu.
4) Ayakan Panas
Ukuran saringan panas yang disediakan harus sesuai dengan ukuran agregat untuk
setiap jenis campuran yang akan diproduksi dengan merujuk ke Tabel 6.3.2.(1 b).
Timbangan hams disediakan untuk menimbang agregat, aspal dan bahan pengisi.
Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siap
dikirim ke tempat penghamparan. Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan
seperti yang dijeJaskan di atas.
Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok
bahan pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
Jika Aspal AJam Berbutir digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat penyimpanan
yang tahan cuaca dan elevator yang cocok untuk memasok yang dilengkapi dengan
sistem penakaran berat harus disediakan.
a) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat
pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit
perlengkapan harus dipasang. Untuk mencapai puncak bak truk,
perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai harus
disediakan sehingga Direksi Pekerjaan dapat rnengambil benda uji maupun
memeriksa temperatur campuran.
6 - 36
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar
tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari
bend a yangjatuh dari aJat pencampur.
a) Truk untuk rnengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
sabun, atau larutan kapur untuk mencegab melekatnya campuran aspal pad a
bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan dalam truk.
b) Tiap muatan harus ditutup dengan kanvaslterpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap
perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat
kencang agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang
disyaratkan.
d) Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel agar seluruh campuran aspal dapat dituang ke dalam
penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat
penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar
alat penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan
muatan lebih tidak diperkenankan.
e) Jurnlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui.
6 - 37
37
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Alat pengbampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi
dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal
secara merata di depan "screed" (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini
harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan
cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti
halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang
dapat dilipat pad a saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk
menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
a) Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit Sftftt dua alat pemadat
roda baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet (tyre roller).
Paling sedikit harus disediakan satu tambaban alat pemadat roda karet (tire
roller) untuk setiap kapasitas produksi yang melebihi 40 ton per jam.
Semua alat pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan rnemiliki tidak
kurang dari sembi Ian roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang
sarna dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/crrr'
atau (85 - 90) psipada jumlah lapis anyaman ban (ply) yang sarna. Roda-
6 - 38
38
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang -
Karondang roda harus berjarak sarna satu sarna lain pada kedua sumbu dan
diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu
terletak
di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih
(overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan
operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa antara dua roda
tidak melebihi 0,35 kg/ern' (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban
harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di
lapangan pad a setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang
digunakan, Penyedia Jasa harus memberikan kepada Direksi Pekerjaan
grafik atau tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan
ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas bidang kontak.
Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat
total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar roda
dapat diubah dalam rentang (300 - 600) kilogram per 0,1 meter. Tekanan
dan beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan,
agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi khusus. Pada umumnya
pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada setiap lapis campuran aspal
harus dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat dipikul
bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas duajenis:
Alat pemadat statis minimum harus mempunyai berat statis tidak kurang
dari 8 ton. Alat pemadat vibrator ganda mempunyai berat statis tidak
kurang dari 6 ton. Roda gilas harus be bas dari permukaan yang datar,
penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
Semua perlengkapan lapangan yang harus disedikan termasuk tidak terbatas pada :
• Mesin Penumbuk (Petrol Driven VibratingPlate).
• Alat pemadat vibrator, 600 kg.
• M istar perata 3 meter.
• Thermometer Genis arloji) 200 0 C (minimum tiga unit).
• Kompresor dan jack hammer.
• Mistar perata 3 meter yang diJengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan
untuk pembacaan 3% atau lereng melintang Jainnya dan super-elevasi antara 0
sampai 6%.
• Mesin potong dengan mata intan atau serat.
• Penyapu Mekanis Berputar.
• Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi.
6 - 39
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
• Pengukur tekanan ban.
1) Kemajuan Pekerjaan
Kecuali untuk pekerjaan manual atau penambalan, campuran beraspal tidak boleh
diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan
atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan
tingkat kecepatan minimum 60 % kapasitas instalasi pencampuran.
Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur sampai dengan 160°C di dalam
suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya
pemanasan langsung setempat dan mampu mengalirkan bahan aspaL secara
berkesinambungan ke alat pencarnpur secara terus menerus pada temperatur yang
merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, kuantitas
aspal minimum harus mencukupi untuk perkerjaan yang direncanakan pada hari itu
yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering
dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang
disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak rnelampaui 10°C di atas
temperatur bahan aspal.
4) Penyiapan Pencampuran
a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus
dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang
tepat agar memenuhi rumusan campuran kerja (JMF). Proporsi takaran ini
hams ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang
diambil dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi
carnpuran dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya,
sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk menjamin
pengendalian penakaran. Bahan aspal harus ditimbang atau diukur dan
6 - 40
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Penentuan ternperatur pencampuran dan pemadatan aspal Tipe IIA harus dilakukan
berdasarkan nilai viskositas seperti yang tertera dalam Tabel 6.3.5.(1). Contoh
6 - 41
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Temperatur tC)
2) Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil
siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada
perkerasan dibawahnya.
6 - 42
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
f) Bilarnana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
g) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karen a terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karen a penaburan material yang halus sedapat mungkin
harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh
ditebarkan diatas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.
h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu
lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang
penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari
produksi dibuat serninimal mungkin.
iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah
dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
6 - 43
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
4) Pemadatan
b) Pemadatan eampuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah
berikut ini :
I. Pemadatan A wal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir
Pemadatan kedua atau utama hams dilaksanakan dengan alat pemadat roda
karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan akhir atau
penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa
penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak
roda pemadatan seteJah pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak
dilakukan.
6 - 44
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya
sambungan yang dipadatkan dengan rapi.
g) Kecepatan alat pernadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh
sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada
roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh pennukaan tersebut dingin.
k) Setiap produk minyak bumi yang turnpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oJeh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi,
selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia
Jasa.
I) Perrnukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
carnpuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan carnpuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama
dengan lokasi sekitarnya. Pad a tem pat-tern pat tertentu dari campuran
beraspal terharnpar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh
tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan
segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Sambungan
6 - 45
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
2) Kctentuan Kepadatan
b) Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sarna dengan benda uji
untuk pengukuran tebal lapisan. Cara pengarnbilan benda uji carnpuran
beraspal dan pemadatan bcnda uji di laboratorium masing-masing harus
sesuai dengan ASTM 06927-06 untuk ukuran butir maksimurn 25 rnm atau
ASTM 05581-07a untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Benda uji inti paling sedikit harus diarnbil dua titik pengujian per
penarnpang melintang per lajur dengan jarak memanjang antar penampang
melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.
6 - 46
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b) Pengendalian Proses
6 - 47
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Camouran:
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di laoanzan Setiao batch dan pengiriman
- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 Lon(min. 2 pengujian
ocr hari)
- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, Marshall Quo- Setiap 200 Ion (min. 2 pengujian
tient (untuk non AC), rongga dalam campuran per hari)
pada 75 tumbukan dan Stabilitas Marshall Sisa
atau Indirect Tensile Strength Ratio (lTSR)
- Ronzza dalam camnuran pd. Keoadatan Membal Setian 3.000 ton
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan agregat/rancangan
Lanisan vans dihamnar :
- Benda uji inti (core) berdiameter 4" untuk Benda uji inti paling sedikit harus
partikel ukuran maksimurn 1" dan 6" untuk diambil dua titik pengujian per
partikel ukuran di atas I)), baik untuk penampang melintang per lajur
pemeriksaan perna-datan maupun tebal lapisan dengan jarak memanjang antar
bukan perata: penampang melintang yang
dineriksa tidak lebih dari 100 m.
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang rnclintang Paling sedikit 3 titik yang diukur
melintang pada paling sedikit sctiap
dari setiap jalur lalu lintas,
12,5 meier memanjang sepanjang
[alan tersebut,
Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil penguj ian tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga
setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan
maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia Jasa.
6 - 48
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4" maupun 6" pada
lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh
digunakan untuk pengujian ekstraksi. Uji ektraksi harus dilakukan
menggunakan benda uji campuran beraspal gembur yang ambil di belakang
mesin penghampar
i) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat per
hari dari setiap penampung panas.
iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang
diperiksa.
vii) Untuk bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) dari Kapur,
Semen, Asbuton yang digunakan sebagai bahan pengisi tambahan
(filler added) ditentukan dengan mencatat kuaotitas silo atau
penampung sebelum dan setelah produksi.
1) Pengukuran Pekerjaan
6 - 50
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
d) Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran beraspal
yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan
yang ditentukan dalam Gambar.
e) Lebar harnparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Penyedia
Jasa di bawah pengawasan Direksi Pekcrjaan. Pengukuran harus dilakukan
tegak lurus sumbu jalan per 25 meter atau lebih rapat sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan dan tidak termasuk lokasi harnparan yang
tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi harnparan. Interval jarak
pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sarna dan tidak lebih dari 25 meter.
Lebar yang akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran
setiap lokasi perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang
diukur dan disetujui.
6 - 51
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
j) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan
Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran
beraspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan
perkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian harga yang akan dibuat
sehubungan dengan perbedaan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam
JMF dan kadar aspal dalarn analisa harga satuan dalarn penawaran.
2) Dasar Pembavaran
No. Mata
Uraian Pengukuran
Pembayaran
6 - 52
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
DIVISI 7.
PEKERJAAN STRUKTUR
7.1. BETON
7.1.2 Uraian
Beton terdiri dari campuran semen, air dan agregat. Tidak boleh ada material lain yang diijinkan
kecuali dengan persetujuan Direksi Teknik. Sesudah beton selesai mengeras, maka harus diperoleh
suatu material yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyia karakteristik sesuai dengan
spesifikasi.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar akan tergantung dari gradasi, tetapi agregat
halus harus merupakan kuantitas yang paling kecil yang memungkinkan yang jika dicampur dengan
semen akan menghasilkan suatu campuran yang mengisi rongga-rongga antara agregat kasar dan
harus cukup membentuk suatu permukaan akhir yang rata.
Untuk mendapatkan beton yang kuat dan beton yang optimal tahan lama (awet), maka banyaknya air
harus dijaga agar sekecil mungkin.
KELAS URAIAN
Mutu Rendah
Kelas beton yang digambar harus diperinci didalam Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan
Direksi Teknik.
7.1.4. Material
Semua material yang digunakan untuk beton harus diuji sesuai dengan PBI 1971 (untuk semen NI-8).
a. Air
Air untuk pencampuran dan rawatan mengeras tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, organik atau benda-benda lainnya yang merusakkan beton dan atau baja tulangan. Untuk
pengadukan hanya air yang dapat diminum harus digunakan.
Banyaknya air untuk mempersiapkan adukan beton struktur harus diukur berdasar berat dan harus
ditetapkan dengan seteliti mungkin. Jumlah air untuk mempersiapkan adukan beton tak bertulang
dan beton tidak struktural (K175 dan K125) dapat diukur dengan volume atas persetujuan Direksi
Teknik.
7-1
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b. Semen
Secara umum semua semen harus Portland Cemen sesuai AASHTO M85 Standard Spesifikasi
(termasuk air entrainingcement). Khususnya semua semen mengikuti persyaratan Standar Industri
Indonesia (SII.0013-81) dan PUBI (1982) dan harus didapat dari pabrik yang disetujui. Biasanya
Portland Semen harus dipakai kecuali ditetapkan lain dalam Dokumen Kontrak.
Untuk beton mutu K225 dan mutu K275, banyaknya semen yang digunakan pada setiap takar
(batok) harus ditentukan berdasar berat. Untuk beton mutu K125 BO dan K175 banyaknya semen
untuk setiap takar dapat ditentukan berdasar volume. Kesalahan-kesalahantidak boleh lebih dari ±
2,5% ketika mengukur semen.
c. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam, sebagai produk disintegrasi batuan secara alam
tau yang dihasilakan oleh mesin pecah-batu.
Agregat halus harus sesuai dengan kondisi di bawah ini :
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam keras dan awet harus tidak mengandung bahan-
bahan yang dapat merusak beton, semacam zat kimia dan material yang bereaksi dengan alkali.
Agregat halus tidak boleh mengandung lebih dari 0,5 % tanah liat dan partikel mudah pecah
(terhadap berat kering) yang dapat melalui saringan 0,075 mm (No. 200). Jika kadar tanah liat
lebih dari 0,5 % agregat harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan organik. Ini harus dibuktikan dengan
percobaan warna “Abrams Harder” (dengan larutan NaOH).
Agregat halus yang tidak lolos pengujian warna, masih dapat digunakan, jika kekuatan tekanan
adukan agregat sesudah 7 dan 28 hari tidak kurang 59 % dari kekuatan adukan agregat yang
sama, pada umur yang sama tetapi agregat harus dicuci sebelum pencampuran dalam larutan 3 %
NaOH dan kemudian dicuci bersih dengan air.
Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk jenis apapun.
d. Agregat kasar (krikil dan batu pecah)
Agregat kasar harus batu bersih, keras dan awet dari kerikil alam yang disaring (sungai atau galian)
atau batu yang dipecah dan disaring dan mesin pemecah batu. Yang dimaksud agregat kasar
umumnya agregat dengan butir-butir lebih besar 5 mm. Agregat kasar harus memenuhi semua
persyaratan berikut :
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras tanpa pori-pori.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih digunakan, jika jumlah butir-butir pipih tersebut
tidak lebih dari 20 % dari berat total Agregat, dengan persetujuan Direksi Teknik.
Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton, seperti bahan
yang bereaksi dengan alkali.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lebih dari 1 % tanah liat dan partikel halus (terhadap berat
kering), dapat lolos melalui saringan 0.075 mm (No. 200). Jika kandungan tanah liat melebihi 1 %,
maka agregat harus dicuci.
Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak boleh lebih dari seperlima dari jarak yang paling kecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga tebal plat atau tiga perempat jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
7-2
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Tabel 1
Persyaratan Gradasi Agregat
UKURAN SARINGAN PROSEN LOLOS BERDASAR BERAT
STANDARD IMPERIAL AGREGAT
PILIHAN AGREGAT KASAR
(mm) (INCHI) HALUS
50 2 100
37 2 1/2 95 – 100 100
25 1 95 – 100 100
19 3/4 35 – 70 90 – 100 100
13 1/2 25 – 60 90 – 100
10 3/8 100 10 – 30 40 – 70
4.75 #4 95 – 100 0-5 0 – 10 0 – 10 0 – 15
2.36 #8 0-5 0-5 0-5
1.18 # 16 45 – 80
0.3 # 50 10 – 30
0.15 # 100 2 - 10
Catatan :
Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan yang tidak struktural, setiap
campuran yang dapat diterima digunakan atas persetujuan Direksi Teknik disediakan bahwa
perbandingan volume agregat campuran (halus dan keras) dengan semen tidak melebihi 8 : 1.
7-3
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
a. Pengujian - Slump
Mesin aduk-beton harus membeli pengujian slump dengan batasan-batasan berikut:
Tabel 2
K 350 Klas tinggi, beton bertulang untuk lantai jembatan dll. 2–6 6 – 10
Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (“slump test”) harus sesuai dengan spesifikasi
PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101 – 76.
Beton yang tidak memenuhi persyaratan “slump” tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, kecuali
Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannya secara terbatas beton semacam itu
dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan susunan campuran tersebut harus sedemikian
sehingga dapat dicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada formasi ruang atau celah-celah yang
kosong/berongga atau kosong udara atau gelembung air, dan sedmikian sehingga pada
pembongkaran Acuan dihasilkan suatu permukaan yang halus, seragam, dan padat.
b. Kuat Desak
Campuran harus menghasilkan beton dengan kekuatan tekan sesuai denga Tabel 3.
Tabel 3
Kelas Beton Kuat Tekan ( Kg/Cm 2) t1 bk
Contoh Kubus Berisi 15 cm
7 hari 28 hari
Untuk test kuat tekanan yang menggunakan contoh silinder, syarat kekuatan tekanan dikurangi 17
%
Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-angka yang ditentukan pada
Tabel 3 maka kontraktor tidak boleh mengecor beton lebih jauh sampai penyebab hasil kekuatan yang
lebih rendah tersebut telah ditemukan dan ia telah mengambil langkah yang akan menjamin produksi
beton yang sesuai dengan spesifikasi sampai Direksi Teknik merasa puas. Beton yang tidak memenuhi
kekuatan tekanan umur 28 hari yang telah ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan
harus dibetulkan seperti yang ditetapkan sebagai berikut :
Kekuatan beton akan dianggap memuaskan apabila :
(a) Tidak lebih dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan benda uji kubus beton
7-4
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
(b) berturut-turut, dengan nilai kurang dari kekuatan karakteristik yang diberikan pada Tabel 3.
(c) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi
dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah kekuatan karakteristik dan Sr adalah
deviasi standard.
(d) Selisih nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah
lebih kecil dari 4,3 Sr, Sr adalah deviasi standard.
Deviasi standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik berdasar data pekerjaan beton
sebelumnya yang akan dilaksanakan oleh kontraktor .
(e) Direksi Teknik dapat juga menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan kontraktor untuk
mengambil tindakan koreksi meningkatkan mutu adukan atas dasar hasil percobaan kekuatan
tekanan umur 3 hari. Dalam hal semacam itu Kontraktor harus segera menghentikan
pengecoran beton yang dipersoalkan tapi dapat memilih untuk menunggu sampai hasil-hasil
percobaan pada umur 7 hari tersedia sebelum melaksanakan tindakan korektif, pada waktu
itu Direksi Teknik akan meninjau hasil-hasil percobaan pada umur 3 hari dan umur 7 hari,
kedua-duanya, dan dapat memerintahkan untuk melaksanakan segera tindakan korektif apa
saja yang ia anggap perlu.
7-5
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
untuk konstruksi beton tidak boleh melebihi 3 bulan. Semen yang telah mengeras tidak boleh
digunakan untuk dipakai pada pekerjaan konstruksi.
Harus hati-hati selama pengangkutan ke gudang atau lokasi pekerjaan sehingga semen tidak menjadi
lembab atau kantong semen rusak. Selanjutnya, kondisi penyimpanan untuk barang-barang atau
material harus memenuhi syarat-syarat seperti yang disebutkan pada artikel mengenai sifat-sifat
material (N1-3) dan spesifikasi penyimpanan material (PBI 1971, artikel 3.9).
1. Cuaca
Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton lebih disukai dilakukan selama cuaca terang. Jika
hujan atau hari panas, harus dilakukan usaha-usaha untuk melindungi pengadukan, pengakutan dan
alat-alat pengecoran dengan cara sedemikian sehingga menjamin bahwa nilai adukan encer (grout)
tidak berubah karena kondisi-kondisi tersebut di atas. Jika Direksi Teknik berpendapat bahwa usaha-
usaha di atas untuk melindungi pengadukan, pengangkutan dan pengecoran tidak memadai, atau mutu
adukan dan pengecoran tidak memadai, atau mutu adukan encer (grout) tidak dapat dipertahankan
dengan baik, maka Direksi Teknik harus dalam posisi memutuskan untuk menunda pekerjaan
pengecoran sampai cuaca telah bertambah baik. Sebagai akibat hal-hal seperti tersebut di atas tidak
boleh merupakan alasan-alasan kontraktor untuk meminta konpensasi.
2. Peralatan
Mutu beton kelas K225 dan K275 dan kelas K125 harus diaduk dengan mesin aduk-beton mekanis,
sedangkan mutu rendah dapat dicampur secara manual. Mesin aduk-beton di atas harus dirawat dan
dipelihara dengan baik. Tempat (container) pengaduk khususnya harus dipelihara dalam kondisi bersih,
bebas dari kerak semen yang mengeras.
7-6
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Pengadukan beton dilaksanakan pada dasar yang kedap air dengan ukuran yang cukup sedemikian
sehingga dapat menampung paling sedikit 2 (dua) penakaran beton (kira -kira 1/4 m3 masing-masing)
secara bersamaan.
Banyaknya semen yang digunakan harus 10 % lebih besar jika dibandingkan dengan banyaknya semen
yang digunakan untuk campuran dengan mesin pengaduk, dan pengujian slump tidak boleh melebihi 15
cm. agregat halus dan semen harus dicampur dahulu sampai seragam sebagaimana yang diperagakan
oleh warna adukan yang homogen, dan kemudian diratakan dengan sama rata pada dasar. Agregat
kasar yang telah dibasahi dengan air lebih dahulu harus ditebarkan diatas campuran yang telah
disediakan. Komponen-komponen ini kemudian dibalikkan berkali-kali sambil disiram dengan air sampai
diperoleh massa yang homogen dengan warna homogen yang seragam.
7.1.13 Pengadukan Adukan Beton
Pengangkutan dari adukan beton dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus dilaksanakan
untuk mencegah pemisahan (segregasi) dan hilangnya material (air, semen, atau agregat halus).
Metode pengangkutan adukan beton harus berlangsung dengan lancar sehingga selisih waktu tidak
terlalu besar antara beton yang sudah dicor dan adukan beton yang harus dicor. Pengangkutan
campuran beton dari lokasi pengadukan ke tempat pengecoran dengan menggunakan corong yang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oelh Direksi Teknik.
Dalam hal ini ini Direksi Teknik akan mempertimbangkan sauatu persetujuan pemakaian corong yang
miring hanya sesudah mempelajari usul-usul Kontraktor mengenia pelaksanaan, kemiringan dan
panjang corong tersebut.
7.1.14 Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan acuan dan pekerjaan persiapan seperti yang dirinci
di dalam spesifikasi ini telah dibuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Seluruh pemasangan tulangan harus disetujui oleh Direksi Teknik dan diperlengkapi dengan cukup
jumlah tulangan beton sehingga pengecoran dan pemadatan beton tidak menyebabkan pergeseran
tulangan atau menyebabkan tulangan terlalu dekat dengan permukaan luar beton.
7.1.15. Persiapan-Persiapan
Sebelum mulai pengecoran, semua peralatan, materila dan tenaga kerja harus ada pada pos-pos yang
tepat dan peralatan harus dalam kondisi yang bersih dan siap untuk digunakan. Permukaan dalam
acuan harus dibersihkan dari material lepas, debu serta potongan-potongan kawat/baja.
Acuan yang dibuat drai kayu dan yang mungkin menyerap air harus dibasahi sampai kenyang dengan
air.
Pemakaian bahan pembantu untuk memudahkan pembongkaran acuan sesudah beton mengeras harus
dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian sehingga tidak akan mengganggu ikatan antara tulangan baja
dan beton. Permukaan beton yang sudah mengeras didekatnya akan dicor dengan beton yang masih
segar harus dibuat kasar, dan dibersihkan dahulu dari meterial lepas dan material yang mudah pecah
dan telah disiram dengan air sampai kenyang air.
7.1.16 Pelaksanaan Pengecoran
Kecuali bila disetujui Direksi Teknik, maka pengecoran harus dilakukan pada waktu siang hari.
Seandainya diperlukan pengecoran pada waktu malam, semua penerangan dan peralatan lain yang
diperlukan untuk pekerjaan, harus dipersiapkan dengan baik.
Pengecoran harus dilakukan segera sesudah proses pengadukan telah selesai dan sebelum beton telah
mengeras. Keterlambatan pada pengecoran akan diijinkan dalam batas-batas yang ditetapkan
sebelumnya (hal yang darurat), beton masih dapat dikerjakan tanpa penambahan air.
Pengecoran dan pengerjaan beton harus diakhiri dalam periode 20 menit sesudah beton telah
meninggalkan mesin pengaduk, kecuali apabila digunakan bahan tambahan untuk memperlambat
proses pengerasan beton. Pelaksanaan pengecoran beton harus dilaksanakan sehingga tidak terjadi
pemisahan material.
7-7
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Adukan beton tidak diijinkan untuk ditumpuk dalam jumlah besar dalam satu tempat yang harus
diratakan pada seluruh Acuan kemudian. Dinding beton harus dituang/dicor dalam lapis horizontal, lapis
demi lapis, dengan tebal 30 cm setiap pada seluruh panjang.
Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik lebih dulu untuk digunakan,
dan apabila disyaratkan, kontraktor harus melaksanakan percobaan untuk mendemonstrasikan
efektivitas peralatan tersebut. Selama pengecoran harus berhati-hati untuk menyakinkan bahwa beton
tidak menjadi tercemar oleh air yang disebabkan kesalahan sambungan atau peralatan rusak.
Setiap kerusakan harus menjadi tanggung jawab kontraktor, yang harus berhati-hati sepenuhnya dan
disyaratkan untuk mengganti beton yang rusak seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
7-8
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
4 m3 2
8 m3 3
Disarankan untuk menyediakan lebih banyak vibrator dari pada jumlah minimum yang diperlukan
sehingga mencegah setiap keterlambatan pada proses pekerjaan, dalam hal terjadi kerusakan pada
peralatan. Apabila digunakan peralatan lain, maka metode dan jumlah harus ditentukan oleh Direksi
Teknik.
7.1.19. Perawatan Beton Mengeras
1. Umum
Beton cor yang masih segar harus dilindungi terhadap hujan dan panas matahari serta kerusakan lain
yang mungkin disebabkon oleh gaya-gaya kontak sebelum beton selesai mengeras. Permukaan beton
harus dijaga dalam kondisi basah dengan menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah, atau
merendam dengan air selama periode rawatan mengeras seperti yang diuraikan dibawah ini.
2. Pembahasan
Beton yang dibuat dari semen biasa dan tidak menggunakan bahan tambahan lain harus dijaga agar
tetap basah selama 7 hari. Beton yang dibuat dari semen biasa tetapi mengunakan bahan tambahan
harus tetap dijaga agar tetap basah sampai beton telah mencapai 70 % dari kekuatan minimum pada
umur 28 hari.
7-9
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
7.1(9) Beton kelas K 175 untuk semua beton ? tidak Meter kubik
bertulang atau bertulang ringan, dinding, fondasi,
plat, caisson, fc’ 15 MPa
7.1(10) Beton K 125 teidak bertulang beton tidak strutural, Meter kubik
dasar fondasi penutup pipa, fc’ 10 MPa
7.2.1 PERANCAH
7.2.1.1 Uraian
Perancah merupakan suatu konstruksi yang mendukung Acuan dan beton cor yang masih segar untuk
konstruksi, yakni sebelum beton mengeras dan mencapai kekuatan yang disyaratkan serta sebelum
beton mencapai bentuknya yang permanen. Jika tidak dilanjutkan pada Gambar Rencana, Kontraktor
harus menyerahkan perhitungan dan gambar perancah yang bersangkutan untuk disetujui oleh Direksi
Teknik.
7.2.1.2 Bahan
Bahan untuk perancah harus kayu bahan bermutu baik yang lain cukup untuk keperluan yang diuraikan
dalam dokumen kontrak.
Kayu harus memenuhi Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961) dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum digunakan.
7.2.1.3. Pelaksanaan
a. Perencanaan Perancah
Perancah harus dipasang pada pondasi yang kuat dan kokoh, dilindungi terhadap gerusan dan
penurunan, dan konstruksi itu sendiri harus mampu menahan semua beban yang bekerja.
Kontraktor harus membuat perhitungan dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan
dalam hubungan dengan pelenturan perancah sebagai akibat gaya-gaya yang bekerja diatasnya,
dengan cara demikian sehingga pada tahap akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton harus sesuai dengan elevasi dan bentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana.
b. Pemasangan
Perancah yang dipasang pada dasar sungai dengan arus yang cepat, khususnya apabila sering
terjadi banjir besar, yang mungkin membahayakan konstruksi, harus direncanakan sehingga
gangguan arus sungai paling kecil.
Jika perancah menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan sebelum atau selama pengecoran
beton dengan cara sedemikian sehingga menurut Direksi Teknik, bahwa penurunan itu mungkin
menyebabkan kegagalan untuk mencapai posisi/ elevasi akhir sesuai dengan Gambar Rencana, atau
menurut pendapatnya dapat menyebabkan bahaya terhadap konstruksi itu, maka Direksi Teknik
akan memerintahkan Kontraktor untuk membongkar hasil pekerjaan beton yang yang dilaksanakan
dan meminta Kontraktor memperkuat perancah sampai dianggap cukup kuat. Semua biaya yang
berhubungan dengan itu harus ditanggung seluruhnya oleh Kontraktor. Gambar Rencana yang
7-10
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
terinci yang menunjukkan konstruksi pondasi perancah harus diajukan kepada Direksi Teknik untuk
persetujuan dan pekerjaan pengecoran beton jangan dilaksanakan sampai Gambar Rencana
disetujui dan perancah telah dianggap cukup kuat untuk pemamfaatan.
Mengenai pembongkaran perancah lihat Bab 6.2.3
7.2.2.2 Bahan
Acuan harus dibuat dari kayu atau bahan bermutu baik yang lain cukup untuk keperluan yang diuraikan
dalam dokumen kontrak.
Kayu harus memenuhi Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-1961) dan disetujui Direksi Teknik
sebelum digunakan.
Acuan untuk permukaan beton tanpa dirawat halus harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
i. Kayu bermutu baik, sesuai dengan keadaan untuk pelaksanaan dan penyimpanan seperti yang
disebutkan dalam PKKI, sambungan dilaksanakan dengan lidah dan lubang dan diselesaikan
halus pada permukaan dalam.
ii. Baja, dengan sambungan paku keling atau baut dibuat dengan kepala tenggelam, halus, rata
dan kedap air.
iii. Plywood, dengan ukuran yang sesuai dan jarak ikatan perkuatan sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik.
iv. Kayu kasar dapat digunakan untuk permukaan yang tidak akan di expose pada konstruksi yang
selesai.
7.2.2.3 Pelaksanaan
a. Perencanaan
Semua Acuan harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi
Teknik. Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan bentuk Acuan harus disetujui oleh Direksi
Teknik. Acuan harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran Acuan beton tidak akan
merusak beton atau perancah.
Acuan beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar. Penurunan
antara dua peletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun
juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.
7-11
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
b. Pemasangan
Permukaan bagian dalam Acuan harus diberi lapis minyak, atau bahan lain yang disetujui oleh
Direksi Teknik sedemikian sehingga permukaan Acuan dapat dilepaskan dengan mudah apabila
beton telah mengeras.
Material harus dari suatu type yang tidak akan mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan
noda warna pada permukaan beton dikemudian hari. Minyak Acuan harus dilapiskan sebelum
pemasangan tulangan untuk menjamin agar minyak tersebut tidak melekat pada permukaan baja
tulangan dan mengurangi ikatan antara baja dan beton. Penggunaan kawat pengikat besi atau baja
yang akan tinggal tertanam pada beton harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Acuan untuk dinding vertikal/ bagian konstruksi yang tipis yang selama operasi pengecoran akan
menyebabkan adukan beton tersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus dilaksanakan
sesuai dengan salah satu dari metodemetode berikut ini :
i. Salah satu dari sisi Acuan harus dibuka dari bawah ke atas yang akan ditutup berturut-turut
mengikuti kemajuan pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang
jatuh selama pekerjaan pengecoran tidak boleh lebih dari 1,50 m.
ii. Acuan harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1,50
m dan tidak lebih lebar dari 2 m.
iii. Semua Acuan harus tertutup rapat dan beton dituang melalui sebuah pipa/ corong, dengan ujung
dipegang dekat dengan permukaan beton segar yang dituang. Pipa/ corong tersebut harus selalu
dijaga agar penuh dengan beton, selama bekerja.
Segera sebelum pekerjaan pengecoran, acuan harus dibersihkan dari semua kotoran/ material
lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain.
Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi, dan lain-lain harus diperbaiki segera. Apabila
selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk acuan, beton pada tempat
yang bersangkutan harus dibuang dulu dan acuan diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik.
Apabila beton dicor pada galian, maka dinding-dinding vertikal harus diberi Acuan, kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi Teknik atau seperti yang dirinci pada Gambar Rencana.
Acuan harus memberikan sudut 45° pada semua sisi yang tajam.
Acuan beton untuk permukaan yang halus dan tidak dilapis harus terdiri dari salah satu dari hal -hal
berikut :
i. Kayu dengan kwalitas baik, diselesaikan sesuai dengan kondisi untuk pelaksanaan dan
penyimpanan seperti yang disebutkan didalam PKKI, sambungan-sambungan dilaksanakan
dengan lidah dan alur, diselesaikan halus pada permukaan sebelah dalam.
ii. Baja, apabila sambungan dilakukan dengan paku keling/ sambungan baut harus dilakukan dengan
kepala terbenam, rata, datar dan rapat air.
iii. Kayu lapis, dengan ukuran dan batang kukuh penguat berjarak yang tepat, sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik.
iv. Kayu kasar dapat digunakan untuk permukaan-permukaan yang tidak kelihatan pada konstruksi
yang telah selesai.
7-12
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Minimun
Dalam hal-hal tertentu
Pilar dan Kepala Jembatan
i. Keadaan waktu yang minimun untuk membongkar acuan dan perancah harus dihitung dari waktu
penyelesaian pengecoran beton (rawatan mengeras beton dengan jalan menggunakan air terus
menerus.
ii. Dalam hal-hal selain dari hal tersebut di atas, ketetapan dalam PBI 1971 harus diikuti apabila
memungkinkan.
iii. Kolom-kolom dan kepala jembatan tempat dudukan jembatan harus diperiksa lebih dulu jika ada
bagian-bagian yang lemah/ sarang kerikil, ini hatus diperbaiki segera seperti yang diuraikan pada
bab 6.5 sebelum membongkar perancah yang mendukung beban bagian konstruksi yang
sebenarnya harus didukung oleh kolom-kolom/ kepala jembatan.
7-13
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Tabel 1
Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan
Jika mutu baja tulangan meragukan, maka harus diperiksa oleh lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui untuk pengujian material. Kemudian lembaga tersebut akan memberikan pendapat dan
pertimbangan-pertimbangan dalam penggunaan jenis baja tersebut.
Berdasar profilnya, batang-batang tulangan dapat dibagi dalam batang polos dan batang ulir. Yang
dimaksud dengan batang polos adalah batang prismatis berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lain-
lain, dengan permukaan licin. Yang dimaksudkan dengan batang ulir adalah batang yang prismatis yang
dipuntir yang permukaannya diberi rusuk-rusuk dengan rusuk-rusuk tegak atau miring terhadap sumbu
batang, dengan suatu jarak antara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 kali diameter yang bersangkutan.
Apabila tidak ada data sertifikat (misalnya keterangan dari pabrik atau laboratorium), maka batang ulir
dengan jarak rusuk yang tidak memenuhi syarat diatas atau batang lain yang dipuntir dengan
penampang persegi , lonjong atau berbentuk salib yang permukaannya bertakik, harus dianggap
sebagai batang polos. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari karat, kotoran, material
lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang melekat. Batang-batang baja tulangan
harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan tidak boleh menyentuh tanah dan dilindungi
terhadap karat atau rusak karena cuaca.
7.3.3 Pembengkokan
Potongan batang tulangan harus dibengkok dengan hati-hati. Batang tulangan dengan derajat kualitas
baja keras tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang-batang tulangan tidak diijinkan,
kecuali jika disetujui oleh Direksi Teknik apabila harus berpedoman pada minimun dan harus
dilaksanakan dengan panas yang terendah. Dalam hal jari-jari pembengkokan tidak ditunjukan pada
Gambar Rencana, paling sedikit harus 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk batang polos)
atau 6 1/2 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk batang ulir). Kait dan beugel harus
dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971.
7-14
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
diletakkan diatas bata pendukung yang dibuat dari adukan semen pasir (1 : 2) ukuran 3 x 3 cm atau
metode lain yang disetujui Direksi Teknik.
Bagaimanapun juga tulangantidak boleh ditempatkan pada logam-logamatau langsung diatas acuan
yang dapat menyebabkan tulangan itu terbuka langsung pada udara luar setelah acuan dibongkar.
Batang tulangantidak boleh juga diletakkan diatas kayu atau kerikil/ partikel-partikel aggregat.
Sebelum pengecoran beton maka Direksi Teknik harus diberitahu yang cukup untuk mengadakan
pemeriksaan pada pemasangantulang tersebut.
7.3.6 Sambungan
Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus ditempatkan pada seluruh
panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila panjang batang
yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada Gambar-gambar. Sambungan-sambungan
harus dibuat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara seperti ditunjukkan pada gambar-gambar
kecuali jika dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Teknik. Sambungan-sambungan tidak diijinkan
pada tempat-tempat yang terdapat tegangan maksimun dan harus ditempatkan berselang-seling
sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu tempat. Pada tempat-
tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama lain, maka batang-batang harus
didukung sehingga batang-batang itu tidak berhubungan satu sama lain jika ruang mengijinkan.
Batang-batang itu hanya diikat dengan aman minimun pada dua tempat persambungan.
Panjanng sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Jika tidak
ditunjukkan pada Gambar Rencana, panjang sambungan lewatan harus sesuai dengan tabel berikut.
7-15
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Tabel 3
Panjang Lewatan Minimun Sambungan Lewatan Tulangan Tarik
Catatan : Ld, Le, dan dp dihitung sesuai dengan yang ditentukan dalam PBI 1971
Tabel 4
Panjang Lewatan Minimun Sambungan Lewatan Tulangan Tekan
Kelas II 50 d 23 dp 32 dp
Kelas III 40 d 20 dp 24 dp
Angker tersebut harus diikat dengan kokoh pada lubang-lubang yang dibor pada beton yang ada.
Lubang-lubang harus dengan diameter 1 ½ kali diameter angker. Adukan encer untuk penyemenen
angker-angker tersebut harus dari adukan encer yang tidak menyusut seperti Sika Grout 215 atau yang
serupa.
7-16
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
7.9.1 Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pelaksanaan konstruksi khusus dengan pasangan batu yang ditunjukkan pada
gambar-gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknik.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua material, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan konstruksi sesuai dengan spesifikasi ini dan menurut garsi-garis, kemiringan,
penampang, dan ukuran-ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau seperti yang
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
Umumnya konstruksi pasangan batu hanya digunakan untuk konstruksi seperti kepala jembatan dan
pila, dinding penahan, gorong-gorong berbentuk kotak da dinding ujung gorong-gorong yang besar
dalam pekerjaan batu dimaksudkan untuk menahan beban ekstern yang cukup mempengaruhi secara
struktural. Yang bahkan fungsi utamanya ialah menahan gerusan daripada menahan beban, seperti
lapis dasar saluran air, kolam penangkap lumpur, kemiringan gorong-gorong atau sekitar ujung-ujung
gorong-gorong, maka pekerjaan batu dengan kualitas yang lebih rendah dapat digunakan.
7.9.2. Bahan
a. Batu
Batu harus, keras dan tahan lama (awet), tanpa lapisan-lapisan yang lunak atau retak-retak. Jika
perlu, batu-batu harus dicuci untuk mebuang bagian-bagian yang tipis, lunak atau pipih.
Batu harus rata, berbentuk seperti pasak atau oval, dan cocok terkunci dengan rapat apabila
dipasang bersama-sama. Kecuali kalau tidak ditunjukkan lain oleh Direksi Teknik, batu harus
mempunyai ketebalan tidak kuran dari 15 cm, dan panjang tidak kurang dari dua kali tebalnya
masing-masing.
b. Mortar
Mortar harus drai campuran Mortar semen dengan agregat halus dengan perbandingan 1 : 3.
7.9.3. Pelaksanaan
a. Persiapan Pondasi Pasangan batu
Fondasi untuk konstruksi pasangan batu harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Bab 2.2, Galian konstruksi.
Kecuali tidak ditentukan atau ditunjukkan lain pada Gambar-gambar, dasar Pondasi untuk
konstruksi dinding penahan harus tegak lurus pada, atau bertangga yang tegak lurus pada
permukaan dinding itu. Untuk konstruksi yang lain , dasar pondasi sebaiknya horizontal atau
bertangga pada bagian-bagian horizontal.
7-17
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
Lapis dasar yang tembus air dan ceruk kantong filter harus disediakan seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik atau yang ditunjukkan dalam gambar.
Apabila ditunjukkan pada gambar atau kalau diminta Direksi Teknik, mungkin diperlukan dasar
pondasi beton. Beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan pada Bab 6.4
spesifikasi ini.
7-18
Pengaspalan Jalan (No. Ruas 120) Poreang - Karondang
spesifikasi ini. Apabila pekerjaan pasangan batu itu sudah selesai dan mengeras cukup kuat, serta
tidak lebih cepat dari 14 hari setelah pekerjaan selesai, urugan kembali harus ditempatkan seperti
yang telah ditetapkan, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berkaitan didalam spesifikasi ini.
Talud dan batu jalan didekatnya harus dipotong dan diselesaikan untuk menjamin pelekatan yang
rata dan kuat pada pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang akan memungkinkan drainase
tidak terhalang dan mencegah gerusan pada tepi-tepi dari pekerjaan itu.
7-19
PROPINSI
SULAWESI BARAT
PROPINSI
Rante
SULAWESI TENGAH
Terebale
U Rampi
Dadeko
ONONDOA
KECAMATAN Leboni
Dopi
RAMPI
Limbu Kabusangan
KECAMATAN
To'Kunyi
SEKO
Takkalua
Leo
Padang Batua
Waesambi
SaluSeba
Busuh
PEMERINTAH
Masapi
Salulendong
Tana Makaleang Padang Raya
KABUPATEN LUWU UTARA
Balamba
Bua Kayu KECAMATAN KABUPATEN
Se'pon MASAMBA
Kampung baru Picara LUWU TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM
Tirobali
KABUPATEN Balebo Karawa
KECAMATAN Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
Malimongan Paledu MAPPEDECENG
KECAMATAN
LUWU UTARA
Mabusa LIMBONG KECAMATAN MASAMBA
SUKAMAJU KECAMATAN
Baliase BONE-BONE
MASAMBA
Kappuna Uraso
Kaluku
Radda MAPPEDECENG
Rindingallo
KANANDEDE Lebannu Lampuawa BONE-BONE
Marampa BAEBUNTA
Pengkendekan SUKAMAJU Bungadidi
Lokasi Pekerjaan
SABBANG Patila
Tandung Sukadamai Sidomukti PROVINSI SULAWESI SELATAN
Salulemo
Sudiarjo Sidobinangun
KECAMATAN Tarue
KECAMATAN Cendana Puti Sukaraya Sidomakmur
SABBANG
BAEBUNTA Mulyorejo Tamuku Rampoang
Buangin Lara
Lumpira Batang Tongka KABUPATEN LUWU UTARA
KABUPATEN Dadeko Tallese
To'Lada
Pongko
Talabang Subur
TANAH TORAJA Pompaniki Maruga Passoreang
Tanah Gonggong
Baku-Baku KECAMATAN TANA LILI
Saluampak
KECAMATAN Kambisa Makitta
Belawa
MALANGKE BARAT
Jentak KECAMATAN PULAU SULAWESI
PETA K A BUPATEN MALANGKE P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
Pattimang VOLUME
Takkalapi Lettekan MALANGKE
PEMERINTAH Katonantanah
KABUPATEN LUWU UTARA
KABUPATEN Canning Pangkajoang
AMASSANGAN Cappasolo
DINAS PEKERJAAN UMUM LUWU Tokke
Pombakka
LEGENDA
Ujung Tanah
Pekerjaan :
TELUK BONE KABUPATEN
LUWU UTARA
MAKASSAR
KOTA PALOPO
Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
Perencana :
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
KE TANETE
KE KARONDANG
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
MACHFUL DJAYA, ST
NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
KEPALA BIDANG BINA MARGA
Lapangan
DINAS PEKERJAAN UMUM
Sepak Bola
Jln Tani
Renc. Plat Duickr Gorong-Gorong
AKHIR PEKERJAAN (Existing) Sta. 0+414
1 + 312 Gereja
STA. 2 + 060
Tugu
SMPN 2 KE KARONDANG KE POREANG MACHFUL DJAYA, ST
TANA LILI NIP. 19690927 200312 1 007
Pek. jln aspal
Gorong-Gorong Gorong-Gorong T.A 2015 Diketahui :
(Existing) Sta. 0+723 (Existing) Sta. 0+000
Awal Pekerjaan KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
Renc. Plat Duickr STA. 0 + 000 KABUPATEN LUWU UTARA
1 + 510
Renc. Plat Duicker Jln Tani
Sta. 2+328
Nama Gambar
KE MUNTE
KE TANETE
Site Plant
Non Scale
Nomor Lembar 01
Jumlah Lembar 21
PEMERINTAH
KABUPATEN LUWU UTARA
DINAS PEKERJAAN UMUM
U
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
MASAMBA
Gorong-Gorong
Garis Impit Sta. 0 + 400
Gereja
Perencana :
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
Existing
H : 2000 18.000
17.000
Elevasi Rencana
18.010
18.230
18.130
18.050
17.910
17.860
18.190
17.940
17.840
17.900
17.800
17.720
17.580
17.530
17.860
17.610
17.510
Jln Tani
0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
Gorong-Gorong
Pekerjaan :
(Existing) Sta. 0+723
Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
Garis Impit Sta. 0 + 800
P8 Gorong-Gorong
Perencana :
Jln Tani
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
Existing
H : 2000 18.000
17.000
Elevasi Rencana
17.990
18.440
18.470
18.360
18.540
18.460
18.570
17.840
18.290
SUAIB MANSUR, ST. M.Si
Elevasi Existing NIP. 19700820 199703 1 010
17.630
18.110
18.140
18.030
18.210
18.130
18.240
17.510
17.960
URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. Nama Gambar
1. Penyiapan Badan Jalan 9.476,00 M2 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00
2. Lapis Pondasi Atas Agr. Kls B 987,17 M3 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 Pofil Memanjang
3. Lapis Pondasi Bawah (Sirtu) 1.233,96 M3 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00
Sta. 0+400 - 0+800
4. Pekerjaan Bahu Jalan (Sirtu) 555,28 M3 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50
5. Lapis Resap Pengikat 4.120,00 Lit. 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
6. Laston Lapis Antara (AC-BC) 1.146,54 Ton 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 Nomor Lembar 03
7. Pekerjaan Plat Duicker 3,00 Unit - - - - - - - - Jumlah Lembar 21
PEMERINTAH
KABUPATEN LUWU UTARA
DINAS PEKERJAAN UMUM
U
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
MASAMBA
Pekerjaan :
Perencana :
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
H : 2000 18.000
17.000
Elevasi Rencana
18.200
18.360
18.000
18.160
18.100
18.270
18.280
18.300
18.220
SUAIB MANSUR, ST. M.Si
Elevasi Existing NIP. 19700820 199703 1 010
17.870
18.030
17.670
17.830
17.770
17.940
17.950
17.970
URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. 17.890 Nama Gambar
1. Penyiapan Badan Jalan 9.476,00 M2 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00
2. Lapis Pondasi Atas Agr. Kls B 987,17 M3 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 Pofil Memanjang
3. Lapis Pondasi Bawah (Sirtu) 1.233,96 M3 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00
Sta. 0+800 - 1+200
4. Pekerjaan Bahu Jalan (Sirtu) 555,28 M3 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50
5. Lapis Resap Pengikat 4.120,00 Lit. 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
6. Laston Lapis Antara (AC-BC) 1.146,54 Ton 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 Nomor Lembar 04
7. Pekerjaan Plat Duicker 3,00 Unit - - - - - - - - Jumlah Lembar 21
PEMERINTAH
KABUPATEN LUWU UTARA
DINAS PEKERJAAN UMUM
U
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
MASAMBA
1+300 Pekerjaan :
Garis Impit Sta. 1 + 600
1+250
t Duicker
Renc. Pla2 P32
Sta. 1+31 P31 Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
P29 P30
P28 Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
H : 2000 18.000
17.000
Elevasi Rencana
17.890
18.000
17.790
17.617
17.850
17.720
17.840
17.870
17.780
17.560
17.670
17.460
17.287
17.520
17.390
17.510
17.540
17.450
Perencana :
P35
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
H : 2000 18.000
17.000
Elevasi Rencana
17.320
17.060
17.581
17.520
17.440
17.200
17.410
17.000
17.617
SUAIB MANSUR, ST. M.Si
Elevasi Existing NIP. 19700820 199703 1 010
16.990
16.730
17.251
17.190
17.110
16.870
17.080
16.670
17.287
URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. Nama Gambar
1. Penyiapan Badan Jalan 9.476,00 M2 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00 230,00
2. Lapis Pondasi Atas Agr. Kls B 987,17 M3 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 Pofil Memanjang
3. Lapis Pondasi Bawah (Sirtu) 1.233,96 M3 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00
Sta. 1+600 - 2+000
4. Pekerjaan Bahu Jalan (Sirtu) 555,28 M3 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50 13,50
5. Lapis Resap Pengikat 4.120,00 Lit. 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
6. Laston Lapis Antara (AC-BC) 1.146,54 Ton 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 27,84 Nomor Lembar 06
7. Pekerjaan Plat Duicker 3,00 Unit - - - - - - - - Jumlah Lembar 21
PEMERINTAH
KABUPATEN LUWU UTARA
U
DINAS PEKERJAAN UMUM
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
MASAMBA
Akhir Pekerjaan
2+060
KE MUNTE
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Sta. 2 + 060
KABUPATEN LUWU UTARA
KECAMATAN TANA LILI
VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
2+300 2+335
KE PATILA
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM
23.000
Situasi : 22.000
Profil Memanjang
V : 200
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
Sta. 2 + 060 Sta. 2+328
H : 2000 18.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
17.000
Elevasi Rencana
17.000
16.970
SUAIB MANSUR, ST. M.Si
Elevasi Existing NIP. 19700820 199703 1 010
16.670
16.640
URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT. Nama Gambar
1. Penyiapan Badan Jalan 9.476,00 M2 276,00 - - - - - -
2. Lapis Pondasi Atas Agr. Kls B 987,17 M3 28,80 - - - - - - Pofil Memanjang
3. Lapis Pondasi Bawah (Sirtu) 1.233,96 M3 36,00 - - - - - -
Sta. 2+000 - 2+060
4. Pekerjaan Bahu Jalan (Sirtu) 555,28 M3 16,20 - - - - - -
5. Lapis Resap Pengikat 4.120,00 Lit. 120,00 - - - - - -
6. Laston Lapis Antara (AC-BC) 1.146,54 Ton 33,41 - - - - - -
Nomor Lembar 07
7. Pekerjaan Plat Duicker 3,00 Unit - - - - - - 1,00 Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
550 550
Pekerjaan :
16.000 16.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
18.162
18.162
18.190
18.230
18.190
18.067
18.095
18.130
18.095
18.067
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.832
17.832
17.860
17.900
17.860
17.737
17.765
17.800
17.767
17.737
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa
Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
19.000 19.000
Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
550 550 Diketahui :
16.000 16.000
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
Rencana Rencana
18.127
18.155
18.190
18.155
18.127
18.015
18.050
18.015
V = 1 : 200
17.797
17.825
17.860
17.823
17.794
17.657
17.653
17.685
17.720
17.687
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
550 550
Pekerjaan :
16.000 16.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.947
17.975
18.010
17.975
17.947
17.847
17.875
17.910
17.875
17.847
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.617
17.645
17.680
17.647
17.619
17.517
17.545
17.580
17.545
17.519
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa
Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
19.000 19.000
Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
550 550 Diketahui :
16.000 16.000
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.877
17.905
17.940
17.905
17.877
17.797
17.825
17.860
17.825
17.797
V = 1 : 200
17.574
17.575
17.610
17.575
17.576
17.467
17.466
17.495
17.530
17.493
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
550 550
Pekerjaan :
16.000 16.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.777
17.777
18.227
18.227
17.805
17.840
17.805
18.255
18.290
18.255
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.447
17.445
17.895
17.897
17.475
17.510
17.475
17.927
17.960
17.927
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa
Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
19.000 19.000
Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing Saluran Existing
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
550 550 Diketahui :
16.000 16.000
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.897
17.925
17.960
17.925
17.897
18.397
18.425
18.460
18.425
18.397
V = 1 : 200
17.567
17.565
18.064
18.062
17.595
17.630
17.591
18.095
18.130
18.095
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
18.507
18.507
18.407
18.407
18.535
18.570
18.535
18.435
18.470
18.435
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
18.117
18.118
18.006
18.010
18.204
18.240
18.205
18.104
18.140
18.102
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
540 540
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
18.477
18.505
18.540
18.505
18.477
18.377
18.405
18.440
18.405
18.377
V = 1 : 200
18.147
18.147
18.046
18.046
18.175
18.210
18.175
18.075
18.110
18.075
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
18.297
18.297
18.207
18.207
18.325
18.360
18.325
18.235
18.270
18.235
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.967
17.963
17.876
17.876
17.995
18.030
17.995
17.904
17.940
17.904
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
540 540
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
18.237
18.265
18.300
18.265
18.237
18.157
18.185
18.220
18.185
18.157
V = 1 : 200
17.905
17.907
17.826
17.828
17.935
17.970
17.935
17.855
17.890
17.853
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
18.217
18.217
18.097
18.097
18.245
18.280
18.245
18.125
18.160
18.125
Diperiksa :
Elevasi Elevasi
Existing Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.886
17.882
17.766
17.766
17.914
17.950
17.914
17.795
17.830
17.795
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 20.000
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
540 540
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
18.137
18.165
18.200
18.165
18.137
18.037
18.065
18.100
18.065
18.037
V = 1 : 200
17.807
17.809
17.707
17.706
17.835
17.870
17.837
17.736
17.770
17.736
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.937
17.937
17.795
17.795
17.965
18.000
17.965
17.815
17.850
17.815
Diperiksa :
Elevasi
Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.604
17.605
17.465
17.467
17.635
17.670
17.634
17.485
17.520
17.485
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm 20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 200 200 17,000
200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
540 500
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.827
17.855
17.890
17.855
17.827
17.735
17.755
17.790
17.755
17.735
V = 1 : 200
17.497
17.495
17.405
17.405
17.525
17.560
17.522
17.424
17.460
17.424
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm PROVINSI SULAWESI SELATAN
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4% KABUPATEN LUWU UTARA
18.000 18.000
KECAMATAN TANA LILI
VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
17,000 17,000
200 200 200 200
Pekerjaan :
16.000 16.000
500 500
Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
15.000 15.000 Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.815
17.815
17.726
17.726
17.835
17.870
17.835
17.746
17.780
17.746
Diperiksa :
Elevasi
Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.484
17.484
17.395
17.395
17.505
17.540
17.505
17.414
17.450
17.414
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
500 500
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.784
17.804
17.840
17.804
17.784
17.665
17.685
17.720
17.685
17.665
V = 1 : 200
17.455
17.455
17.255
17.255
17.475
17.510
17.475
17.275
17.390
17.275
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm PROVINSI SULAWESI SELATAN
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4% KABUPATEN LUWU UTARA
18.000 18.000
KECAMATAN TANA LILI
VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
17,000 17,000
200 200 200 200
Pekerjaan :
16.000 16.000
500 500
Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
15.000 15.000 Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.562
17.562
17.465
17.465
17.582
17.617
17.582
17.485
17.520
17.485
Diperiksa :
Elevasi
Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.232
17.232
17.134
17.134
17.252
17.287
17.252
17.155
17.190
17.155
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
500 500
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.526
17.546
17.581
17.546
17.526
17.783
17.403
17.440
17.403
17.783
V = 1 : 200
17.196
17.196
17.005
17.005
17.216
17.251
17.216
17.074
17.110
17.074
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm PROVINSI SULAWESI SELATAN
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4% KABUPATEN LUWU UTARA
18.000 18.000
KECAMATAN TANA LILI
VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
17,000 17,000
200 200 200 200
Pekerjaan :
16.000 16.000
500 500
Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
15.000 15.000 Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
17.354
17.354
17.142
17.142
17.374
17.410
17.374
17.162
17.200
17.162
Diperiksa :
Elevasi
Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
17.013
17.010
16.815
16.815
17.033
17.080
17.032
16.832
16.870
16.832
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa 50 400 50 Lap. Permukaan Agr. Tanpa
19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 19.000 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
2% 2% 2% 2%
4% 4% 4% 4%
18.000 18.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
16.000 16.000
Diketahui :
500 500
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
17.265
17.285
17.320
17.285
17.265
16.996
17.026
17.060
17.026
16.996
V = 1 : 200
16.935
16.933
16.667
16.667
16.955
16.990
16.955
16.835
16.730
16.835
Jumlah Lembar 21
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
540
Pekerjaan :
16.000 16.000
14.000 14.000
Lokasi : Kecamatan Tana Lili
13.000 13.000
Perencana :
12.000 12.000 CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
2 + 000 Station
Titik Ukur e d a b c Titik Ukur
Jarak Ukur 70 200 200 70 Jarak Ukur
Elevasi Elevasi
Rencana Rencana
16.937
16.937
16.965
17.000
16.965
Diperiksa :
Elevasi
Existing PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
16.607
16.609
16.635
16.670
16.633
DINAS PEKERJAAN UMUM
ELEVASI CL ELEVASI CL
23.000 23.000
MACHFUL DJAYA, ST
22.000 22.000 NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
21.000 21.000
KEPALA BIDANG BINA MARGA
AC - BC, t= 6 Cm
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
DINAS PEKERJAAN UMUM
20.000 Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
20.000
MACHFUL DJAYA, ST
17,000 17,000
200 200 NIP. 19690927 200312 1 007
540 Diketahui :
16.000 16.000
KEPLA DINAS PEKERJAAN UMUM
15.000 15.000
KABUPATEN LUWU UTARA
14.000 14.000
13.000 13.000
2 + 060 Station
Nama Gambar
Titik Ukur e d a b c Titik Ukur
Jarak Ukur 70 200 200 70 Jarak Ukur
Pofil Melintang Sta. 2+000 - 2+060
Elevasi Elevasi H = 1 : 100
Rencana Rencana Skala
16.907
16.935
16.970
16.935
16.907
V = 1 : 200
16.577
16.573
16.601
16.640
16.592 Jumlah Lembar 21
STA. 0 + 000 - 0 + 500 AC - BC, t= 6 Cm
CL
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm PEMERINTAH
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
KABUPATEN LUWU UTARA
Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa
Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 75 400 75 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm DINAS PEKERJAAN UMUM
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
Saluran Existing 2% 2% Saluran Existing MASAMBA
4% 4%
Pekerjaan :
Detail Profil Melintang Pengaspalan Jalan (No.Ruas 120)
Skala 1 : 100
Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
Perencana :
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
STA. 1 + 250 - 2 + 000
AC - BC, t= 6 Cm
CL
LPA Agregat Kls B, t= 12 Cm
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu), t= 15 Cm
Lap. Permukaan Agr. Tanpa Lap. Permukaan Agr. Tanpa
Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm 50 400 50 Penutup Aspal (Sirtu), t= 0,27 Cm
Saluran Existing 2% 2% Saluran Existing Diperiksa :
4% 4%
200 200
540
SUAIB MANSUR, ST. M.Si
NIP. 19700820 199703 1 010
Detail Profil Melintang Nama Gambar
Skala 1 : 100
Detail Pofil Melintang
Sta. 0+000 - 2+060
Skala 1 : 100
Nomor Lembar 19
Jumlah Lembar 21
RENCANA PEMBUATAN PLAT DUICKER 3 UNIT
Sta. 1 + 312, Sta. 1 + 510 & Sta. 2 + 328
( L = 6,00 M, B = 0,80 M & T = 0,70 M ) PEMERINTAH
KABUPATEN LUWU UTARA
DINAS PEKERJAAN UMUM
25 25
Sekretariat : Jln.Simpurusiang No. 27
CL
MASAMBA
300
300
KECAMATAN TANAH LILI
B P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
VOLUME
Pekerjaan
20
45
25
Pengasplan Jalan (No.Ruas 120)
A A Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
80
80
130
170
CL
Ø12 - 15 (B2) Lantai beton fc' 20 Mpa (K.250), t = 20 Cm
Ø12 - 15 (B1) Balok bantalan fc' 20 Mpa (K.250) Lokasi : Kecamatan Tanah Lili
25 20
25
Konsultan Perencana
45
20
Ø10 - 20 (C)
10-Ø12 (A3)
20
CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
20
Ø12 - 15 (A2)
300
300
c c Ø12 - 15 (A1) Ø10 - 20 (D1)
Angkur besi 4Ø12
MACHFUL DJAYA. ST
NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
CL
KEPALA BIDANG BINA MARGA
Tembok Pengaman (25/30) DINAS PEKERJAAN UMUM
170 Lantai beton fc' 20 Mpa (K.250), t = 20 Cm
130 Balok bantalan fc' 20 Mpa (K.250)
20 25 25 20
AC - BC, T= 6 Cm Ø10 - 20 (C) 80 Ø10 - 20 (C) AC - BC, T= 6 Cm
LPA Agr. Kls B, T= 12 Cm 4-Ø10 (D2) LPA Agr. Kls B, T= 12 Cm
4-Ø12 (A4)
Lap. Pondasi Bawah (Sirtu), T= 15 Cm Lap. Pondasi Bawah (Sirtu), T= 15 Cm
MACHFUL DJAYA, ST
Ø12-15 (B2)
30
Diketahui :
40
15 12 6
15 12 6
Ø12-15 (B1)
20
Ø12-15 (B2)
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM
90
Timbunan Pilihan
50
48
20
30
PROPINSI SULAWESI SELATAN
20
KABUPATEN LUWU UTARA
40
20
KECAMATAN TANAH LILI
90
Ø12 - 15 (A1)
Ø12 - 15 (A2) Rabat beton fc' 10 Mpa (K1.25), t= 8 Cm
50
50
70
VOLUME P : 2.060,00 M + 3 Unit Plat Duicker
Pasangan batu kali 1 : 4
Pekerjaan
48
48
20 20 8
Pengasplan Jalan (No.Ruas 120)
Poreang - Karondang Kec. Tana Lili
D0T0NGAN A - A
Skala 1 : 100 Lokasi : Kecamatan Tanah Lili
AC - BC, T= 6 Cm
LPA Agr. Kls B, T= 12 Cm
Konsultan Perencana
Plesteran topi & list 1 : 3
Timbunan Piihan Lap. Pondasi Bawah (Sirtu), T= 15 Cm
30 25 variabe l CV. MUNIKA TOTAL KONSULTAN
8
15 12 6
Resapan air Ø1"
variable
lengkungan tanah Urugan tanah bekas galian
existing
Pasangan batu kali 1 : 4
Diperiksa :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
30
DINAS PEKERJAAN UMUM
40
P0T0NGAN C - C
Skala 1 : 100 CL MACHFUL DJAYA. ST
NIP. 19690927 200312 1 007
Disetujui :
600 KEPALA BIDANG BINA MARGA
DINAS PEKERJAAN UMUM
45
25 20
Ø12 - 15 (B1) MACHFUL DJAYA, ST
Ø12 - 15 (A1) NIP. 19690972 200312 1 007
Ø12 - 15 (B1)
Ø12 - 15 (A1) Diketahui :
80
80
170
130
CL KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN LUWU UTARA
Ø12 - 15 (B2)
Ø12 - 15 (A2)
Ø12 - 15 (B2)
Ø12 - 15 (A2)
25
45
20
SUAIB MANSUR, ST, M.Si
NIP. 19700820 199703 1 010
Nama Gambar
DETAIL PEMBESIAN
Skala 1 : 75
Pembangunan Plat Duicker (Pot. A-A,
Pot. C-C, Detail Pembesian &
T.Samping Protksi Sayap)
Nomor Lembar 21
Jumlah Lembar 21