Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
KESEHATAN CABANG SUKABUMI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Program Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tahun 2019 - 2020

Disusun Oleh :

Nama : Abdullah
Nis : 320303121
Kompetensi keahlian : Otomatisasi Tata Kelola
Perkantoran

PEMERINTAH PROVINSI JAWABARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANGGEUNG
Jl.bojongsirna, Des.Tanggeung, Kec.Tanggeung, Kab.Cianjur

1
Jawa Barat 43268

HALAMAN PERSETUJUAN

Hari : ______________________________

Tanggal : ______________________________

……….,……………2017
Mengetahui, Pembimbing
Lapangan
Dosen Pembimbing

Amin Tohari, M.Si. Ulan


Nahdhiyah
NIDN . 715078102 Asissten
Manager

Menyetujui,
Kaprodi

2
Badrus Zaman, S.E., M.Ak.
NIDN . 07300650

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuknya kepada seluruh umatnya, tak
terkecuali pada penulis sehongga proses penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan pada Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan terselesaikan dengan lancar.
Laporan Praktek Kerja lapangan ini disusun berdasarkan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan di Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan selama kurang lebih 3
bulan sejak tanggal 07 Oktober s.d. 20 Desember 2019
Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tak luput melibatkan
banyak pihak, oleh karena itu, penulis mengucap banyak terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat, khususnya untuk :
Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Udin, S.Pd.M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK NEGERI 1
TANGGGEUNG.
2. Bapak Andi Supriatna, S.Pd.I, selaku Ketua Program Keahlian
Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran.
3. Ibu Ida Tresnawati, S.Pd, selaku Pembimbing dari Sekolah.
4. Ibu Ida Tresnawati, S.Pd, selaku Wali Kelas XI MP 1 yang selalu
memberikan pesan moral.
5. Bapak Ahmad Satori, S.Pd, M.M.Pd selaku Kepala Kantor UPTD
PENDIDIKAN KECAMATAN TANGGEUNG.
6. Bapak Asep Sudaryat, S.Pd selaku Pembimbing DU/DI.

3
7. Pembimbing dan semua Karyawan di Kantor UPTD PENDIDIKAN
KECAMATAN TANGGEUNG maupun di Sekolah.
8. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik
moral dan material selama kegiatan PRAKERIN.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan


Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis buka lebar agar
nantinya dapat dihasilkan laporan yang baik dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kediri, 15 februari 2017

Penulis,

Pria Yogi Aditama


14.1.02.01.0369

Daftar Isi

4
Halaman sampul..............................................................................1

Halaman Persetujuan.......................................................................2

Kata Pengantar.................................................................................3

Daftar Isi..........................................................................................5

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................7


1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan..................................8
1.2.1 Tujuan..............................................................................................8
1.2.2 Manfaat............................................................................................8
1.2.3 Sasaran Kegiatan.............................................................................9
1.2.4 Waktu Pelaksanaan..........................................................................9

BAB II : TEMUAN DATA

2.1 Manajemen dan Organisasi...........................................................10


2.1.1 Sejarah Perkembangan Badan Usaha............................................10
2.1.2 Bentuk Badan Usaha.....................................................................11
2.1.3 Struktur Organisasi........................................................................12
2.1.4 Bidang Usaha.................................................................................26
2.2 Personalia/Manajemen Sumber Daya Manusia.............................27
2.2.1 Rekruitment...................................................................................28
2.2.2 Waktu kerja, cuti dan beserta Kompensasi....................................28
2.2.3 Struktur Kependidikan ataupun Gugus Kendali Mutu..................29
2.2.4 Kesejahteraan Karyawan...............................................................30
2.3 Manajemen Operasional................................................................31
2.3.1 Lokasi Kantor................................................................................31
2.3.2 Produktivitas..................................................................................33
2.4 Manajemen Pemasaran..................................................................40
2.4.1 Distribusi.......................................................................................40
2.4.2 Pengiklanan...................................................................................40

5
BAB III : PENELITIAN MATERI

3.1 Manajemen dan Organisasi...........................................................42


3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia...............................................43
3.3 Manajemen Operasional................................................................44
3.4 Manajemen Pemasaran..................................................................46

BAB IV : PENUTUP

3.5 Kesimpulan....................................................................................48
3.6 Saran..............................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA....................................................................50

Lampiran-lampiran............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

6
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa pada Fakultas
Ekonomi Universitas NUSANTARA PGRI KEDIRI yang dilaksanakan
setiap tahun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu proses
belajar mahasiswa. Hal ini ditempuh untuk lebih mendekatkan peserta ajar
(mahasiswa) dengan dunia kerja yang sesuai dengan bidang ilmu yang
mereka pelajari di Fakultas Ekonomi Universitas NUSANTARA PGRI
KEDIRI. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa di lingkungan
Fakultas Ekonomi Universitas NUSANTARA PGRI KEDIRI merupakan
salah satu mata kuliah yang ditempuh guna memenuhi pembelajaran. Mata
kuliah ini memiliki 3 (tiga) SKS dan dilaksanakan pada semester VI antara
bulan Januari sampai dengan Juni setiap tahun ajaran.
Dengan kata lain bahwa kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini
sangat penting untuk membantu mahasiswa mengimplementasikan /
mengklarifikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di universitas dalam
dunia kerja yang sebenarnya. Di samping itu kegiatan PKL ini juga dapat
menambah wawasan mahasiswa dalam berpola pikir dan bertindak dalam
memecahkan masalah di lingkungan kerja. Alasannya karena mahasiswa
hanya terbiasa memecahkan masalah di lingkungan kampus saja tanpa tahu
kondisi real yang terjadi sebenarnya dalam dunia kerja.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1.2.1 Tujuan
Maksud dan tujuan Praktik Kerja lapngan (PKL) di Fakultas
Ekonomi adalah untuk mempersiapkan dan/atau meningkatkan

7
kemampuan dan keterampilan mahasiswa guna memasuki kedalam dunia
kerja. Adapun tujuan pelaksanaan PKL adalah :
 Membantu mahasiswa bekerja sambil belajar (learning by doing)
 Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap dunia kerja dan ketenaga
kerjaan.
 Memberikan kesempatan terhadap mahasiswa untuk belajar dari
pengalaman mereka (learning from experience).
 Memperluas pengetahuan mahasiswa dalam memahami situasi, kondisi
dalam lingkungan kerja.
1.2.2 Manfaat
Manfaat PKL yang dapat diperoleh bagi mahasiswa adalah :
 Menambah pengetahuan dan/atau wawasan serta pengalaman kerja
sebelum nantinya terjun langsung dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
 Memperoleh kesempatan untuk melayani masyarakat langsung dan
mengimplementasikan / mempraktekkan ilmu kita yang di dapat di
universitas dalam dunia kerja.
Sedangkan manfaat Praktik Kerja Lapangan yang diperoleh bagi
Instansi atau Mitra Magang yaitu dapat membantu Instansi / Perusahaan
tersebut dalam mengerjakan kegiatan operasional yang bersifat rutin serta
mendapatkan masukkan / ide-ide dari mahasiswa yang bersifat umum
untuk memecahkan masalah dalam lingkungan kerja.

1.2.3 Sasaran Kegiatan


Sasaran dalam kegiatan PKL ini adalah, penulis dapat mengetahui
dan memahami proses dari berbagai prosedur mengenai layanan jaminan
sosial kesehatan yang diatur melalui sistematika perancangan oleh
pemerintah untuk semua masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk
mensejahterkan rakyatnya. Dan diharapkan lagi nantinya selama masa

8
PKL berlangsung ada tambahan ilmu baru yang bermanfaat yang diperoleh
dari kegiatan PKL.
1.2.4 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang
dilaksanakan adalah selama 1 bulan terhitung tanggal 16 januari s.d. 15
februari 2017.

BAB II
TEMUAN DATA

2.1 Manajemen dan Organisasi


2.1.1 Sejarah Perkembangan Badan Usaha
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan
eknomoni kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan

9
keuangan Negara. Indonesia seperti halnya Negara berkembang lainya,
mengembangan program jaminan sosial berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas
pada masyarakat pekerja disektor formal. (bpjs kesehatan 2014)

Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya UU No.40/2004 tentang


SJSN PT Askes (persero) pada 6 Oktober 2008 PT Askes (persero)
mendirikan anak perusahaan yang akan mengelola Kepersetaan Askes
Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomer 2 Tahun 2008 berdiri anak
perusahaan PT Askes (persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealt
Indonesia yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII (Khairil Anwar,
2014)

Perjalanan panjang UU SJSN, kemunculan UU SJSN (Sistem


Jaminan Sosial Nasional) ini juga dipicu oleh UUD tahun 1945 dan
perubahanya tahun 2002 dalam pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat
(1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)
mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Soisial Nasional.
Hingga disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang
panjang, dari tahun 2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.

Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, dimana


presiden Abdurrahman Wahid menyatakan tentang pengembangan dari
konsep SJSN, pernyataan presiden tersebut direalisasikan melalui upaya
penyusunan konsep tentang undang-undang jaminan sosial (UU JS) oleh
Kantor Menko Kesra (Kep. Menko Kesra dan Taskin No.
25KEP/MENKO/KESRA/VIII/2000, tanggal 3 agustus 2000, tentang
Pembentukan Tim Penyempurnaan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Sejalan dengan pernyataan presiden, DPA RI melalui pertimbangan DPA
RI No. 30/DPA/2000, tanggal 11 oktober 2000, menyatakan perlu segera
dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat sejahtera.

10
2.1.2 Bentuk Badan Usaha
Undang-undang Nomer 24 Tahun 2011 tentang BPJS memebentuk
dua badan penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Pembentukan dan pegoprasian BPJS melalui serangkaian
tahapan yaitu ;
1. Pengundangan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN pada 19 Oktober
2004;
2. Pembacaan Keputusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No.007/PUU-
III/2005 pada 31 Agustus 2005;
3. Pengundangan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS pada 2005
November 2011;
4. Pemburuan PT Askes dan PT Jamsostek pada1 Januari 2014;
5. Pengoprasian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari
2014.
Rangkaian kronologis diatas terbagi atas dua kelompok peristiwa.
Peristiwa pertama adalah pemebentukan dasar hukum BPJS yang
mencangkup penguundangan UU SJSN, pembacaan keputusan Mahkamah
Konstitusi dan pengundangan UU BPJS.
Peristiwa kedua adalah transformasi badan penyelenggara Jaminan
Sosial dari badan hukum persero menjadi badan hukum publik (BPJS).
Transformasi meliputi pembubaran PTAskes dan PT Jamsostek tanpa
likuidasi dan di ikuti dengan pengoprasian BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjan.
Komisaris dan Direksi PT Askes serta komisaris dan direksi PT
Jamsostek bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan
transformasi dan pendirian serta pengoprasian BPJS. Di masa peralihan,
keduanya bertugas.
1. Menyiapkan layanan oprasional BPJS untuk penyelenggaraan program
jaminan sosial sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11
2. Menyiapkan pengalihan asset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan
kewajiban persero kepada BPJS.
3. Khusus untuk PT Jamsostek, menyiapkan pengalihan program, asset,
liabilitas, hak dan kewajiban Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jamsostek kepada BPJS Kesehatan.

2.1.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi dibuat dengan maksud untuk memperlihatkan
pola hubungan antar anggota organisasi dan agar anggota organisasi
mengetahui tanggung jawab dan wewenangnya dalam lembaga. Struktur
organisasi pada Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan
berbentuk struktur organisasi garis dan staf yang umum digunakan pada
perusahaan besar, ruang kerja luas, bidang kerja beraneka ragam dan
jumlah karyawan yang banyak sehingga pemimpin atau atasan tidak dapat
bekerja sendiri melainkan butuh staf pembantu untuk menjalankan
kegiatan kelembagaanya.

Berikut uraian tanggung jawab dan wewenang dari struktur


organisasi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan :

12
Dari struktur diatas dijabarkan tugas-tugas dari setiap struktur
dimulai dari atas hingga per-setiap devisi, maka penjabaranya adalah :

I.Dewan pengawas

Dewan pengawas merupakan organ BPJS Kesehatan yang bertugas


untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengurusan BPJS
Kesehatan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
penyelenggaraan program Jaminan Sosial Kesehatan oleh BPJS Kesehatan.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan atas pelaksanaan tugas


BPJS Kesehatan, berdasrkan pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomer 24
tahun 2011, Dewan pengawas bertugas :

a. Melakuan pengawasan atau Kebijakan pengelolaan BPJS Kesehatan dan


kinerja Direksi;
b. Melakukan pengawasan dan atau atas pelaksanaan pengelolaan dan
pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi;
c. Memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai
kebijkan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS Kesehatan;
d. Menyampaikan dan melakukan laporan pengawasan penyelenggaraan
Jaminan Sosial sebagai bagian dari laporan BPJS Kesehatan kepeda
Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

Dalam pelaksanaan tugas Pengawasan dan pemberian nasihat


kepada Direkasi, Dewan pengawas berdasrkan Pasal 22 ayat (3) Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2011 memiliki wewenang sebagai berikut:

a. Menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS Kesehatan.


b. Mendapatkan dan/atau lebihnya meminta laporan dari Direksi.
c. Mengakses dari padanya sebuah data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS Kesehatan.

13
d. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS Kesehatan.
e. Memberikan saran dan/atau rekomendasi kepada Presiden mengenai
kinerja Direksi.
II.Direksi

Direksi BPJS Kesehatan yang selanjutnya disebut Direksi adalah


Organ BPJS Kesehatan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan BPJS Kesehatan untuk kepentingan BPJS Kesehatan, serta
mewakili BPJS Kesehatan, baik didalam maupun diluar pengadilan.

Dalam menjalankan fungsinya, sesuai ketentuan Pasal 24 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011, Direksi bertugas untuk :

a. Melaksanakan pengelolaan BPJS Kesehatan yang meliputi perencanaan


pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
b. Mewakili BPJS Kesehatan di dalam dan di luar pengadilan; dan
c. Menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi Dewan Pengawas untuk
melaksanakan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 24


ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Direksi berwenang untuk
:

a. Melaksanakan wewenang BPJS Kesehatan.


b. Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja
organisasi, dan system kepegawaian.
c. Menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS Kesehatan termasuk
mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pegawai BPJS
Kesehatan serta menetapkan penghasilan pegawai BPJS Kesehatan.
d. Mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas dan
Direksi BPJS Kesehatan.

14
e. Menetapkan ketentuan dan tata cara pegadaan barang dan jasa dalam
rangka penyelenggaraan tugas BPJS Kesehatan dengan memperhatikan
prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
f. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang bernilai
lebih dari Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dengan
persetujuan Dewa Pengawas.
g. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang bernilai
lebih dari Rp. 100.000.000.000,00 (sereatus miliar rupiah) sampai dengan
Rp. 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) dengan persetujuan
Presiden, dan
h. Melakukan pemindahtanganan asset tetap BPJS Kesehatan yang bernilai
lebih dari Rp. 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Sedangkan pembagian tugas secara umum dari setiap direksi yang


dibagi dari beberapa divisi tadi diatur sebagai berikut :

a. Direktur Utama, dengan tugas utamanya memimpin dan bertanggung


jawab atas setiap aktivitas yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan, membuat
kebijakan umum dan mengambil keputusan strategis BPJS Kesehatan serta
bertindak sebagai koordinator Direksi.
b. Direktur kepersetaan dan pemasaran, dengan tugas utamanya menetapkan
kebijakan yang terkait dengan kegiatan oprasional yaitu meliputi kebijakan
kepersetaan, Pemasaran dan hubugan pelanggan serta mengoordinasikan,
mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aktivitas
tertkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah
ditetapkan.
c. Direktur pelayanan, dengan tugas utamanya menetapkan kebijakan yang
terkait dengan kegitan oprasioanal yaitu meliputi kebijakan pelayanan,
jaminan pelayanan kesehatan dan obat, promosi dan evaluasi pelayanan
kesehatan, kemitraan dengan fasilitas kesehatan serta mengoordinasikan,
mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aktifitas

15
terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah
ditetapkan.
d. Direktur perencanaan dan pengembangan, dengan tugas utamanya
menyiapkan perencanaan BPJS Kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang dan laporan manajemen BPJS Kesehatan, melakukan evaluasi atas
kinerja BPJS Kesehatan secara regular, melaksanakan penelitian dan
pengembangan terkait dengan core proses BPJS Kesehatan, pengelolaan
aktuaria dan pengelolaan resiko yang evektif dan efisien serta
mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan aktivitas terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
perencanaan yang telah ditetapkan.
e. Direktur keuangan dan investasi, dengan tugas utamanya menetapkan
kebijakan BPJS Kesehatan mengenai akutansi, investasi dan keuangan
serta mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung jawab, terhadap
pelaksanaan aktivitas terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
perencanaan yang telah ditetapkan.
f. Direkutur Sumber Daya Manusia dan Umum, dengan tugas utamanya
menetapkan kebijkan BPJS Kesehatan mengenai Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Organisasi dan Sumber Daya Sarana (SDS) serta,
mengoordinasikan, mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan aktivitas terkait sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
perencanan yang telah ditetapkan.
g. Direktur Teknologi informasi, dengan tugas utamnya menetapkan
kebijakan BPJS Kesehatan mengenai teknologi diantaranya tersedianya
kebijakan strategis dan layanan Teknologi informasi melalui perencanaan,
perancangan, pengembangan, dan implementasi, serta pemeliharaan
jaringan dan infrastruktur di seluruh unit kerja guna mendukung
tersediananya system Informasi Manajemen BPJS Kesehatan yang handal
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aktivitas terkait sesuai
dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan.

16
h. Direktur Hukum, komunikasi dan hubungan Antar Lembaga, dengan tugas
utamanya menetapkan kebijakan BPJS Kesehatan terkait dengan hukum
dan regulasi, terjalinya hubungan kemitraan dengan Lembaga Negara dan
atau lemabaga / Organisasi terkait lainya melalui pengembangan konsep
dan strategi, serta komunikasi, koordinasi dan kerja sama antar lembaga
guna mendukung dan oprasionalisasi BPJS Kesehatan.
III.Dewan pengawasan

Anggota organ pendukung Dewan Pengawas berasal dari luar


pegawai BPJS Kesehatan dan/atau Dewan Pengawas. Selama menjabat,
anggota organ pendukung Dewan Pengawas tidak boleh merangkap
jabatan di Lembaga Pemerintah atau badan hukum lainya.

Pembentukan dan pengangkatan organ Dewan Pengawas


ditetapkan dalam Keputusan Dewan Pengawas.

Bahwa dalam rangka membantu Dewan Pengawas dalam


melaksanakan tugasnya, dibentuk organ Dewan Pengawas, yang terdiri
atas :

a. Sekretaris Dewan Pengawas


b. Komite audit
c. Komite Manajemen Resiko
d. Komite lain yang diperlukan

Dari setiap organ pengawas tadi dapat dapat dijabarkan tugas dan
wewenangnya sebagai berikut :

1. Sekertaris dewan pengawas

Secretariat Dewan Pengawas bertugas melakukan kegiatan untuk


memabntu Dewan Pengawas dalam melakukan tugasnya berupa :

a. Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing sheef) Dewan


Pengawas.

17
b. Membuat risalah rapat Dewan Pengawas.
c. Menga-dministrasik-an selebihnya dari hasil dokumen Dewan Pengawas,
baik surat masuk, surat keluar, risalah rapat maupun dokumen lainya.
d. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Pengawas.
e. Menyusun Rancangan Laporan-Laporan Dewan Pengawas.
f. Memberikan masukan kepada Dewan Pengawas mengenai kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
g. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Pengawas secara
berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta.
h. Bertindak sebagai penghubung (liaison officer) Dewan Pegawas dengan
Direksi dan pihak lainya.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Pegawas.

Sedangkan Kewenangan dari Dewan Pengawas adalah:

a. Menjalankan system dan prosedur persuratan maupun kearsipan yang ada


dalam lingkungan kewenangan Dewan Pengawas yang yang telah di
tetapkan Dewan Pengawas.
b. Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan Pengawas, Sekretaris
Dewan Pengawas dapat mengakses catatan atau informasi tentang
pegawai, dana, asset serta sumberdaya lainya milik BPJS Kesehatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
c. Menghimpun data / informasi / penjelasan yang dibutuhkan Dewan
Pengawas kepada pihak-pihak yang terkait di dalam maupun di luar BPJS
Kesehatan untuk keperluan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas.
d. Menggunakan fasilitas-fasilitas kesekretariatan Dewan Pengawas untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.

Dan dengan kewajiban sebagai berikut :

a. Sekretaris Dewan Pengawas wajib melaporkan secara tertulis hasil


penugasan kepada Dewan Pengawas.

18
b. Sekretaris Dewan Pengawas wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data,
dan informasi BPJS Kesehatan, baik yang diperoleh dari pihak internal
maupun eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan tugasnya.
2. Komite audit
Tugas dari komite audit adalah sebegai berikut :
a. Membantu Dewan Pengawas untuk memastikan efektivitas pelaksanaan
tugas eksternal auditor dan internal auditor.
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh
Satuan Pengawas Internal maupun auditor eksternal.
c. Memberikan surat rekomendasi sebagaimana mengenai penyempurnaan
system pengendalian manajemen serta pelaksanaanya.
d. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluakan BPJS Kesehatan.
e. Memberikan surat rekomendasi sebagaimana mengenai penunjukan
auditor eksternal.
f. Melakukan pengidentifikasian mengenai hal-hal yang memerlukan
perhatian Dewan Pengawas serta tugas-tugas Dewan Pengawas lainya.
g. Melakukan analisis atas laporan kinerja yang disampaikan manajemen
secara berkala dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Pengawas.
h. Membantu dewan pengawas dan melakukan evaluasi kinerja operational
BPJS Kesehatan.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Pengawas.

Sedangkan jika dilihat dari wewenangnya adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan Pengawas, dapat


mengakses catatan atau informasi tentang pegawai, dana, asset, serta
sumberdaya lainya milik BPJS Kesehatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
b. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak
yang menjalankan fungsi audit internal, manajemen resiko, dan auditor
eksternal terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit.

19
c. Melibatkan pihak independen diluar anggota Komite Audit yang
diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan).
d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Pengawas.
3. Komite Manajemen Resiko

Tugas komite manajemen resiko yang merupakan penunjang dari


dewan pengawas tadi adalah :

a. Mendapatkan pemahaman atas manajemen resiko BPJS Kesehatan.


b. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model pengukuran resiko yang
digunakan oleh BPJS Kesehatan dan memberikan rekomendasi
penyempurnaan lebih lanjut.
c. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan kepada
manajemen resiko BPJS Kesehatan.
d. Memantau berbagai potensi resiko yang dihadapi BPJS Kesehatan.
e. Mengevaluasi terhadap kebijakan manajemen resiko BPJS Kesehatan.
f. Melakuakan koordinasi implementasi dan pengawasan keberadaan dan
tingkatefektivitas masing-masing komponen Enterprise Risk Management
dalam BPJS Kesehatan.
g. Mengukur ke-efektivitasan masing-masing komponen dari ERM
(Environmental Resources Management) yang telah diterapkan di BPJS
Kesehatan.
h. Melakukan analisis atas laporan kinerja yang disampaikan manajemen
secara berkala dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Pengawas.
i. Membantu Dewan Pengawas dalam melakukan evaluasi kinerja
operasional BPJS Kesatan.
j. Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Dewan Pengawas
dapat memberikan penugasan lain kepada Komite.

Guna kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Komite


Manajemen Resiko memiliki kewenangan untuk :

20
a. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap setiap
kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan resiko di BPJS Kesehatan
b. Bekerjasama dengan mitra kerja diantaranya Sekretarias Dewan Pengawas
Komite lainya, tim terkait di level manejemen, internal audit, satuan kerja
Manajemen resiko dan Unit-unit operational BPJS Kesehatan yang
berkaitan dengan tugasnya.
c. Mengikuti prosedur kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Mempekerjakan tenaga ahli dan atau konsultan untuk memabantu KMR
dengan persetujuan tertulis Dewan Pengawas dan atas biaya BPJS
Kesehatan, jika diperlukan.
e. Membentuk satu tim yang bersifat ad-hoc, dengan criteria dan periode
penugasanya sesuai dengan kebutuhan dan jenis pekerjaanya, jika
diperlukan.
f. Memperoleh masukan dari pihak eksternal independen yang profesional
dalam rangka pelaksanaan tugas dan peningkatan kemampuan anggota
Komite Manajemen Resiko apabila diperlukan.

2.1.4 Bidang Usaha

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)


merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negri Sipil, penerima
pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan Usaha lainya ataupun rakyat biasa.

21
2.2 Personalia atau Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung kelancaran aktivitas atau kegiatan suatu badan
usaha diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan bagian
dari suatu proses kinerja yang memilki peran yang sangat besar. Oleh
sebab itu selain tenaga kerja/pegawai yang diperlukan, pemikiran pegawai
pun merupakan sumber daya yang sangat penting dan sangat dihargai
dalam rangka kemajuan lemabaga dan atau badan usaha.

Sedangkan dibagian SDM sendiri terdapat dua seksi yang secara garis
besar menangani masalah-masalah sebagai berikut:

1. Seksi Kepegawaian dan Pengupahan


A. Bagian yang menangani masalah absensi karyawan, yang dibagi menjadi
dua yaitu absensi untuk absensi karyawan bulanan dan pegawai harian.
B. Melakukan pengolahan data presensi, ijin-ijin dan lembur pegawai.
C. Melakukan penghitungan upah untuk pegawai harian tetap atau pegawai
kontrak.
D. Melakukan pengolahan data tenaga kerja atau pegawai.

2. Seksi Pengembangan dan Pembinaan


A. Bagian yang menangani masalah rekrutmen karyawan beserta prosesnya,
termasuk didalam menangani peserta PKL (Praktek Kera Lapangan).
B. Pengembangan dan Pelatihan Pegawai.
C. Melakukan penilain prestasi pegawai (penilaian untuk kinerja).

22
2.2.1 Rekruitmen
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan lembaga atau
badan usaha, BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) mengambil tenaga kerja secara langsung dan secara online dari
pelamar kerja. Dari semua pelamar kerja yang ada, sebelum dapat menjadi
pegawai BPJS Kesehatan mereka akan menjalani serangkaian test yang di
adakan oleh lembaga.
Bagi pelamar kerja yang berhasil dalam test, masih akan menjalani
satu syarat lagi untuk dapat menjadi pegawai tetap yaitu menjalani masa
percobaan selama maksimal 2 tahun. Mereka akan ditetapkan sebagai
pegawai tetap apabila mereka mempunyai kemampuan kerja yang baik dan
juga mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap lembaga atau badan usaha.
Meskipun masih dalam masa percobaan mereka akan tetap mendapatkan
gaji.

2.2.2 Waktu Kerja, Cuti beserta Kompensasi


Hari kerja dan jam kerja yang berlaku untuk semua pegawai BPJS
Kesehatan, diatur seagai berikut:

A. Jam kerja untuk pegawai Non Shift (staf kantor)


1. Hari Senin sampai dengan hari Jum’at
 Waktu Kerja : Pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB
B. Jam kerja untuk pegawai Shift (Bagian Keamanan)
1. Hari senin sampai dengan minggu
 Shift I : Pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB
 Shift II : Pukul 15.00 WIB – 23.00 WIB

Perubahan hari dan jam kerja pada huruf B diatas, apabila


diperlukan dapat dilaksanakan oleh badan usaha selama tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BPJS Kesehatan juga memberikan cuti kepada pegawainya. Cuti
tersebut antara lain:

23
1. Cuti Tahunan.
2. Cuti Hamil dan Melahirkan selama 45 hari sebelum melahirkan dan 45
hari setelah melahirkan.
3. Cuti Haid selama 2 hari.

Untuk Cuti Hamil dan Melahirkan serta Cuti Haid harus menggunakan
surat keterangan dari dokter.

2.2.3 Struktur Kependidikan ataupun Gugus Kendali Mutu


Dilihat dari latar belakang pendidikannya, pegawai BPJS
Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) dapat
dibedakan menjadi:
 Karyawan dengan pendidikan SLTA/SMA
 Karyawan dengan pendidikan Diploma
 Karyawan dengan pendidikan S 1

 Karyawan dengan pendidikan S 2

Semua tingkat pendidikan tersebut sudah disesuaikan serta


menempati bagiannya masing-masing. Seperti misalnya tingkat pendidikan
SLTA/SMA, mereka menempati level terendah dengan gaji/tingkat upah
sesuai dengan jenjang pendidikan dan ruang lingkup pekerajaan karena
dalam bidang pegawai ditingkat pendidikan itu biasanya terdapat dibagian
keamanan (security). Sedangkan tingkat pendidikanDiploma atau kejuruan,
biasanya tingkat upah mereka lebih baik daripada tingkat upah
SLTA/SMA. Sedangkan untuk tingkat Kepala Bagian, rata-rata sudah
berpendidikan S1/S2.

24
2.2.4 Kesejahteraan Karyawan
Macam-macam bentuk berbagai kesejahteraan di BPJS Kesehatan
(Badan Penyelenggara Jaminan Soisal Kesehatan) antara lain:
1. Gaji yang kompetif di industri sejenis.
2. Uang tunjangan setiap bulan.
3. Asuransi kesehatan dan jiwa
4. Serta bantuan untuk pegawai yang ditugaskan di luar tempat tinggal
pegawai.
Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan semangat kerja
pegawainya, BPJS Kesehatan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
membantu kelancaran pekerjaan.

Fasilitas yang dimiliki tiap ruang terdiri dari:

1. Kelengkapan Administrasi :
i.Tiap ruangan lengkap dengan AC.
ii.Tiap ruangan terdapat komputer dan mesin ketik untuk memperlancar proses
kerja karyawan.

iii.Disediakan telepon di tiap-tiap ruangan untuk masing-masing personal yang


dipandang perlu dan penting.

2. Kelengkapan lain :
i.Pos jaga.
ii.Tempat hard copy print.
iii.Tempat shalat buat para pegawai.
iv.Toilet buat para pegawai.
v.Tv ditujukan untuk kepersetaan yang sedang mengantri.
vi.Air mineral dalam kulkas mini ditujukan untuk seluruh orang yang ada di
kantor ( pegawai & peserta ).

25
2.3 Manajemen Oprasional
2.3.1 Lokasi Kantor

BPJS Kantor Layanan Oprational Kabupaten kota Pare, berlokasi


di :

 Jalan Paglima Sudirman No. 144 Pare (Ruko Busines Park).


 Nomer Telephone 0354-395060
 E-mail :klok.kediri@gmail.com

Kantor Layanan Oprational BPJS yang bertempatkan didaerah


wilayah Pare kabuaten Kediri ini dibangun di area ruko yang bernama
busines park, dengan panjang luas tanah sebesar ± 12m, luas lebar tanah ±
8m, dan tinggi luas tanah ± 26m.

Dari luas tanah yang cukup besar ini bisa dibagi tempat golongan
seperti, bagian lantai bawah untuk administrasi kepersetaan layanan BPJS
Kesehatan, dan yang atas sebagian digunakan untuk pelayanan operasional
rujukan kepersetaan dan memvalidasikan data kepersetaan dengan
kependudukan yang berlaku dari peserta. Dan untuk lantai 3 digunakan
sebagai penaruhan berkas-berkas formulir dari peserta yang sudah
dinyatakan lulus ferifikasi dari padanya prosedur melalui bagian
operasional di lantai 2.

Batas Lokasi :

Utara : Berdampingan dengan kantor MPM Pare

Timur : Rumah Makan 22 Jl Panglima Sudirman

Selatan : Kantor terapi yang bernama “Happy Dream”

Barat : Perukoan

26
Lokasi tersebut strategis karena didukung adanya beberapa faktor,
yaitu:

- Terletak di pusat kota Pare yang bagaimana akses jalan sangat mudah
untuk dicari dikarenakan juga terdapat di pinggir jalan utama kota Pare,
yang dimana lokasi tersebut memudahkan untuk peserta mencari denah
lokasi kantor yang tertera.
- Dekat dengan tempat warnet ataupun foto kopy-an, hal ini memudahkan
buat calon para peserta yang masih belum bisa sempat melengkapi
persaratan-persaratan dari adanya prosedur pihak kantor bpjs yang
sekiranya sebagai penggandaan data dari persyarataan peserta yang
dibawa. Misal memfoto kopy kartu keluarga, surat kematian dan lain
sebagainya.
- Dekat dengan lokasi pembayaran iuran system prosedur BPJS Kesehatan
yang melalui setor tunai dan non tunai, contoh misal dari setor tunai yaitu :
Indomart, Alfamart, pegadaian, kantor pos. Dan untuk non-tunai yaitu
seperti pembayaran di : BRI, Mandiri, BNI.
- Dekat dengan kantor kepolisian wilayah pare. Hal ini sangat memudahkan
calon peserta yang akan mendaftarkan BPJS Kesehatan akan tetapi
persyaratan yang dimiliki dari peserta kurang lengkap, misal KTP tidak
ada karna hilang, bisa saja langsung melapor ke kantor polisi yang ada di
wilayah Pare.

2.3.2 Produktivitas
I.Bagian administrasi pendaftaran kepersetaan
A. Melakukan sosialisasi pengisian foam pendaftaran peserta.
Dalam hal ini sebagai operasional layanan publik yang baik, sangat
dianjurkan untuk sangat bersikap loyal dan sabar dengan berbagai karakter
peserta BPJS Kesehatan. Membantu pengisisan tata cara foam pendaftaran
peserta baru, dan memberi arahan juga mengenai persyaratan dan

27
kelengkapan untuk sebagai berkas pendaftaran peserta baru yang nantinya
berkas tersebut akan bisa dipertanggung jawabkan oleh para peserta
pendaftaran kartu BPJS Kesehatan.
Dalam hal ini juga ada hal yang bisa di terterakan mengenai apa
saja macam-macam foam pengesisian pendaftaran kartu jaminan BPJS
Kesehatan dan Persyaratan pendaftaran yang harus di berkaskan nantinya :

1. Formulir pendaftaran
a) Formulir pendaftaran peserta mandiri.
b) Formulir pendaftaran peserta BUMN atau SWASTA.
c) Formulir pendaftaran penambahan anggota baru.
 Penambahan anak yang baru lahir atau masih dalam kandungan.
 Penambahan tunjangan kepada anggota keluarga apabila salah seorang dari
anggota mendapat tunjangan dari PNS, BUMN, TNI, PORLI.
 Penambahan peserta baru bila dalam satu Kartu Keluarga terdapat anggota
tambahan baru.
d) Formulir perpindahan faskes tingkat I (fasilitas kesehatan)
 Di dalam formulir ini di tujukan kepada peserta guna untuk memindahkan
fasilitas yang sebelumnya dan diganti ke faskes yang baru, hal ini dipakai
biasanya para peserta ada kendala pada faskes tingkat pertama atau
sebelumnya entah berada di tempat yang sangat jauh sama daerah tempat
tinggalnya peserta yang sekarang di tempati ataupun layanan faskes yang
kurang memuaskan.
 Formulir ini juga tertera pengisian data untuk pemberentian peserta bila
mana peserta sudah meninggal dunia, dan dilihat dari sistemnya sendiri di
layanan BPJS Kesehatan ini jika sudah mendaftar para peserta tidak bisa
memberhentikan kartu BPJS Kesehatan itu dalam arti dalam
pemberhentian iuran tagihan stiap bulanya dan maka hal ini bila ada
peserta yang sudah mempunyai kartu BPJS Kesehatan / sudah terdaftar
dalam layanan BPJS Kesehatan di anjurkan segera melapor atau mnegurus
kematian peserta tersebut di kantor layanan operasional BPJS Kesehatan.

28
2. Persyaratan berbagai berkas pengisian formulir pendaftaran yang harus
dilampirkan.
a) Persyaratan peserta mandiri
 Membawa Kartu Keluarga asli
 Kartu Tanda Penduduk / akte kelahiran asli
 Surat / akte nikah asli
 Foto peserta pendaftaran 3x4 berwana
 Buku tabungan asli
(BRI/BNI/MANDIRI/BTN)
 Kelas 1 : Rp 80.000/orang/bulan
Kelas 2 : Rp 51.000/orang/bulan
Kelas 3 : Rp 25.500/orang/bulan
b) Persyaratan peserta BUMNN / PNS / TNI / PORLI
 Fotocopy kartu keluarga dan kartu keluarga asli
 Fotocopy akte kelahiran
 Fotocopy SK terakhir
 Foto berwarna 3x4
 Daftar gaji
 Kartu askes

II.Bagian Prosedur Verifikasi data kepesertaan setelah mengisi formulir.


A. Melakukan koreksi formulir pendaftaran peserta kepada berkas peserta
yang sudah di isikan.
Tujuan hal nya ini sebagai pengakurat data peserta yang akan
menjadi database system dipemerintahan peserta dari seluruh Indonesia
dapat tersistem dengan rapi melalui persyaratan-persyaratan yang telah
dipenuhi dan diberkaskan oleh para peserta calon pendaftaran baru kartu
BPJS Kesehatan.

29
B. Melayani keluhan dari peserta
Berbagai keluhan masyarakat atau masih kurangnya sosialisasi
masyarakat untuk layanan Jaminan Kesehatan Nasional ini terhitung masih
banyak, salah satunya adalah yang paling sering dikeluhkan sama
masyarakat yaitu adalah, pembayaran iuran kartu BPJS Kesehatan kadang
mengalami ke-erroran system, hal ini dikarnakan sejak tahun 2016
kemaren pemerintah mengadakan system pendaftaran layanan jaminan
sosial ini dengan meggunakan pendaftaran baru dalam satu kartu keluarga,
yang sebelumnya hanya dapat bisa datar perseorangan mulai sekarang
BPJS Kesehatan menganjurkan pendaftaran minimal 1 kartu keluarga.
Keluhan selanjutnya dari Kartu Layanan Jaminan Kesehatan
Nasional ini terdakang juga bisa merepotkan segala pihak yang mendapat
premi/asuransi/tunjangan kesehatan dalam lingkup tempat pekerjaanya
berada, karna system dari pembayaran iuran oleh pekerja yang
mendapatkan upah itu system pembayaran memalui potongan langsung
gaji bulanan dari pihak karyawan yang terkait.
Penanganan denda pelayanan ini yang biasanya dapat membuat
para peserta emosi atau lebih cenderungnya para peserta tidak puas dengan
program pemerintah tentang ada nya Jaminan Kesehatan Nasional ini,
karna kenapa bisa terjadinya hal tersebut. Sebenernya masalah bisa dibuat
karna dari pesertanya sendiri yang melanggar aturan system prosedur
ataupun masih kurangnya pemahaman peserta akan Jaminan Sosial
Kesehatan ini.
Pengecekan kartu aktif/nonaktif apabila peserta terdapat keluhan
kartu dari peserta itu sendiri ketika digunakan untuk berobat di fasilitas
kesehatan pertamanya itu tidak bisa digunakan, hal ini terjadi karna system
yang masih berjalan dan adanya penghambatan dana iuran peserta Kartu
Jaminan Kesehatan Nasional di tempat setor tunai atau setor debet di
layanan-layanan yang menyediakan layanan pembayaran untuk iuran BPJS
Kesehatan tersebut.

30
III.Bagian klaim dan rujukan.
Tempat buat para peserta jika peserta membutuhkan stempel dari
kantor BPJS Kesehatan guna sebagai stampel yang didapat dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama dari peserta yang mengalami sakit, surat klaim
dan rujukan digunakan para peserta untuk nantinya berobat ke RSUD atau
rumah sakit yang terikat dengan pemerintah untuk sebagai pelayanan
Jaminan Kesehatan Nasional yang telah kepersetujuan sudah di verifikasi
dengan benar di dalam bagian klaim dan rujukan tersebut.

2.4 Manajemen Keuangan


2.4.1 Kepemilikan

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)


merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus
dari padanya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk
Pegawai Negri Sipil, Penerima pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran,
Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainya
ataupun rakyat biasa.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan dahulu bernama
Jamsostek merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan
Kesehata Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember
2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroprasi sejak tanggal 1 Januari
2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beropasi sejak 1 Juli 2014.
BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuansi Kesehatan),
yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (persero), namun sesuai UU No.24
Tahun 2011 tentang BPJS, PT Askes Indonesia berubah menjadi BPJS
Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.
2.4.2 Permodalan

Pada 25 November 2011, pemerintah mengundang-undangkan UU


BPJS. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelengara Jaminan Sosial

31
(UU BPJS) digunakan sebagai pelaksanaan ketentuan UU SJSN Pasal 5
ayat (1) dan pasal 52 ayat (2) pasca Putusan Mahkamah Konstititusi atas
perkara No. 007/PUU-III/2015.

UU BPJS membentuk dua BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS


Ketenagakerjaan. BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
berkedudukan dan berkantor di Ibu kota Negara RI. BPJS dapat mendapat
kantor perwakilan di provinsi dan kantor dan kantor cabang di
Kabupaten/Kota.

UU BPJS membubarkan PT Askes (persero) dan PT Jamsostek


(persero) tanpa melalui proses likuidasi, dan dilanjutkan dengan mengubah
kelembagaan persero menjadi badan hukum publik – BPJS. Peserta,
program, asset, dan liabilitas, serta hak dan kewajiban PT Askes (persero)
dialihkan kepada BPJS kesehatan, dan dari PT Jamsostek (persero) kepada
BPJS Ketenagakerjaan.

Undang-Undang BPJS Kesehatan mengatur organ dan tata kelola


BPJS, Undang-Undang BPJS Kesehatan menetapkan modal awal BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, masing-masing dari padanya paling
banyak Rp2.000.000.000.000,00 (2 triliun rupiah) yang bersumber dari
APBN. Modal awal dari pemerintah merupakan kekayaan kekayaan
Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

2.5 Manajemen Pemasaran


2.5.1 Dsitribusi

Setelah mini market dan kantor pos, kini pembayaran iuran BPJS
kesehatan dapat dilakukan melalui mitra PT. Pos Indonsia (persero), yaitu
Agen pos yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saluran-saluran ini
diperbukakan guna meningkatkan akses kemudahan masyarakat dalam

32
mebayar iuran bulanan jaminan kesehatan, BPJS Kesehatan terus
meperluas channel pembayaran dengan memanfaatkan jasa pembayaran
dari jaringan non perbankan.

System pembayaran seperti itu disebut dengan Payment Point


Online Bank (PPOB), pilot project perluasan channel PPOB BPJS
Kesehatan telah dilakukan sejak 6 Agustus 2015 melalui kerjasama dengan
4 mitra bank BPJS Kesehatan, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN
(sebagai informasi tambahan, BTN telah menjadi Bank mitra BPJS
Kesehatan sejak bulan Juni 2015)

2.5.2 Pengiklanan

BPJS Kesehatan (secara merk) masih diasosiasikan sebagai


asuransi oleh berbagai kalangan masyarakat, bukan sebagai penyelenggara
jaminan sosial kesehatan. BPJS Kesehatan juga masih kuat
diasosialisasikan dengan berobat gratis, khususnya dikalangan masyarakat
berpendidikan rendah (sampai dengan tamat SMP). Oleh karna itu,
diperlukan strategi untuk mengedukasi dan menggeser mindset masyarakat
bahwa BPJS Kesehatan adalah sebagai pelaksana program jaminan
kesehatan, bukan asuransi.

Secara umum masyarakat terhadap BPJS Kesehatan sudah tinggi,


tertinggi berasal dari responden pekerja sektor formal. Televisi menjadi
sumber pengetahuan tertinggi bagi responden terhadap iklan. Sementara
Facebook, YouTube, dan Twitter menduduki tiga teratas untuk kelompok
media sosial. Website BPJS Kesehatan sendiri menjadi sumber
pengetahuan terbesar di kelompok website.

2.5.3

33
BAB III

ANALISIS DATA

iii.1 Manajemen dan Organisasi


Dalam rangka mengimplementasikan Undang-undang sistem
Jaminan Sosial Nasional No. 40 Tahun 2004 dimana BPJS Kesehatan
diamantkan untuk :
1) Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan.
2) Mengembangkan sistem kendali mutu pelayanan.
3) Mengembangkan sistem pembayaran pelayanan.
Secara proaktif BPJS Kesehatan melakukan penelitian,
pengembangan dan inovasi untuk mengimbangi perubahan yang terjadi
dalam rangka memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Nasioanal – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Diberbagai Negara, proses pengambilan kebijakan disektor
kesehatan dilakukan berdasarkan kajian bukti yang tepat (evidence based
policy making). Diharapkan melalui berbagai kajian dan penelitian yang
dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan stekholder terkait, yang selama ini
telah dilakukan baik secara mandiri maupun yang bekerjasama dengan
pihak ke-tiga, hasilnya akan dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai
rekomendasi dalam mengambil kebijakan, selain itu diharapkan akan
didapatkan usulan-usulan penelitian terutama dari akademisi yang
berdampak terhadap perbaikan dan keberlangsunganya Program JKN-KIS.
Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seorang terkena
penyakit berat yang menuntut stabilitasi yang rutin seperti hemodialisa
atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada
penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada
umumnya menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi,
dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri
sendiri maupun keluarga. Sehingga munculah istilah “SADIKIN” sakit

34
sedikit menjadi miskin. Dapat disimpulkan, bahwa kesehatan tidak bisa
digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya dalam menghadapi
penyakit karna dalam sekejap kekayaan yang dimiliki seseorang dapat
hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
Begitu pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. Suatu
peristiwa yang kita tidak bisa harapkan namun mungkin bisa terjadi kapan
dan dimana saja, kecelakan dapat menyebabkan merosotnya kesehatan,
kecacatan, ataupun kematian karenanya kita kehilangan pendapatan, baik
sementara ataupun permanen.
Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia
dimasa datang semakin bertambah. Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah
penduduk Indonesia adalah 270 juta orang. 70 juta diduga diantaranya
berumur lebih dari 60 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2030
terdapat 25% penduduk Indonesia adalah lansia. Lansia ini sendiri rentan
mengalami berbagai penyakit degenerative yang akhirnya dapat
menurunkan produktivitas dan berbagai dampak lainya. Apabila tidak ada
yang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini mungkin dapat menjadi
masalah yang besar.
Seperti menemukan air digurun, seketika Presiden Megawati
Soekarno Putri mensahkan UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan
Nasional (SJSN) Pada 19 Oktober 2004, banyak pihak berharap tudingan
Indonesia sebagai “Negara tanpa jaminan sosial” akan segera luntur dan
menjawab permasalahan yang ada diatas.

iii.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


Berdasarkan tentang deklarasi PBB tentang HAM tersebut, maka
beberapa Negara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan
sosial, anatara lain jaminan kesehatan ini. Hal ini juga yang dilakukan oleh
Negara Indonesia pada saat ini sekarang. Dengan menyelenggarakan
jaminan kesehatan maka pemerintah wajib menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan adalah hak asasi manusia

35
yang harus dipenuhi oleh pemerintah, seperti yang tertuang pada pasal 28H
ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi : “Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”
Dalam pasal tersebut jelas sebagai pedoman pemerintah untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat,
termasuk masyarakat miskin. Pelayanan kesehatan tidak hanya dilakukan
oleh pemerintah pusat, akan tetapi setiap pemerintah daerah harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi warganya. Salah satu
program yang dibuat pemerintah untuk menyelenggarakan pembangunan
kesehatan adalah program Jaminan Kesehatan Nasioanl. JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) adalah sebuah program untuk meberikan
perlindungan kesehatan agar peserta memeperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindugan dalam memenuhi dasar kesehatan yang
diberkan kepada setiap orang yang telah membayar iuran ataupun iuranya
dibayar oleh pemerintah. Program Jaminan Kesehatan Nasional ini
merupakan implementasi dari UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial dan UUD 1945 pasal 28H ayat 3.
Namun didalam pelaksanaanya, masih banyak terjadi masalah yang
terjadi didaerah-daerah terkait kualitas program layanan jaminan kesehatan
nasional, termasuk dikota Pare kabupaten Kediri. Banyak keluhan yang
disampaikan oleh masyarakat melalui beberapa surat kabar atau media
masa lainya. Masalah-masalah ini antaranya adalah : perlakuan-perlakuan
yang diskriminatif, sarana prasana yang tidak memadai, pasien yang
membayar obat sendiri, penolakan pasien miskin oleh rumah sakit, dll.
Masalah tersebut yang sering dikeluhkan oleh beberapa pasien rawat inap
kelas III RSUD kota Pare.

iii.3 Manajemen Oprasional


Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 tentang BPJS
Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan), BPJS

36
Kesehatan diamanatkan untuk memiliki kantor perwakilan/kantor cabang
di setiap kabupaten/kota. Dengan berambahnya cakupan peserta, BPJS
Kesehatan perlu memperluas point of sevice melalui penambahan Kantor
Layanan Oprasioal Kabupaten/Kota (KLOK) dan pembentukakan Liaison
Office (LO).

Sampai dengan saat ini sejak beroprasi per 1 januari 2014 BPJS
Kesehatan memiliki 103 Kantor Cabang dan 366 KLOK yang tersebar di
155 kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Saat ini jumlah Liaison Office
sebanyak 19 LO di kawasan-kawasan Industri di Sumatra dan Pulau Jawa.

A. Pemilihan Lokasi

Kantor Layanan Operational Kabupaten/Kota (KLOK) merupakan


kepanjangan tangan dari Kantor Cabang yang bertugas sebagai pusat
pelayanan informasi, rekruitmen peserta, pengelolaan pemberian manfaat
(benefit) kepada peserta, serta pengelolaan hubungan kemitraan dengan
provider BPJS Kesehatan. KLOK berlokasi di Kabupaten/Kota untuk
memudahkan akses peserta dan mendekatkan pelayanan dengan peserta.

B. Efisiensi, Produktivitas besertaFungsi

Fungsi Kantor Layanan Oprasional Kabupaten/Kota sebagai


berikut :

i.Unit pemasaran
 Rekruitmen peserta, sosialisasi dan edukasi langsung
ii.Unit kepersetaan
 Komunikasi dan pemeberian informasi secara langsung dan tidak
langsung.
 Penangan keluhan langsung.
 Pendaftaran peserta.
iii.Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer
 Mengelola hubungan kemitraan dengan fasilitas kesehatan primer.

37
 Kegiatan Sosialisai dan Edukasi Langsung ke Faskes (Fasilitas Kesehatan)
primer.
iv.Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Mengelola hubungan kemitraan dengan fasilitas kesehatan rujukan.
 Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Langsung ke Faskes rujukan.

iii.4 Manajemen Pemasaran

Selain KLOK, BPJS Kesehatan juga membangun Liaison Office


yang merupakan unit kerja dibawah kantor cabang atau KLOK yang
berlokasi di kawasan industri. Terdapat 19 LO yang terbentuk tersebar di 6
Divisi Regional dan 13 Kantor Cabang. Liaison Office secara simbolis
diresmikan dikawasan industri Delta Mas Cikarang, tepatnya di Ruko
Porto Square Blok D-1 Jl. Ganesha Raya Kota Deltamas, Cikarang Pusat,
Kabupaten Bekasi.

Liaison office (LO) merupakan perpanjangan tangan dari KC atau


KLOK yang berlokasi dikawasan industri yang menjalankan fungsi
pemasaran dan kepersetaan, ujar Direktur Fachmi Idris saat sambutan.
Hadir saat kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Bekasi, Kepala Kawasan
Industri Cikarang dan Perwakilan Badan Usaha di sekitar Cikarang Bekasi.
Fungsi pemasaran terdiri atas :

i.Rekruitmen badan usaha besar, menengah, kecil dan mikro.


ii.Sosialisasi dan edukasi langsung program BPJS Kesehatan kepada peserta
pekerja penerima upah.

Sedangkan fungsi kepersetaan terdiri atas :

i.Komunikasi serta pemberian informasi secara langsung dan tidak langsung.


ii.Administrasi pendaftaran serta pencetakan dan distribusi kartu peserta.
iii.Penanganan pengaduan peserta.

38
Fachmi Idris menambahkan, selain dibangun untuk menjalankan
fungsi pemasaran dan kepersetaan, LO juga bertanggung jawab menjalin
komunikasi dan koordinasi dengan bank yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan di wilayah kawasan industri dan memastikan bank menjalankan
fungsinya terkait dengan pembayaran iuran dan pendaftaran peserta.

Tujuan dari pembentukan LO ini antara lain melakukan proses


percepatan rekrutmen dan pendaftaran peserta, mengoptimalkan pemberian
informasi dan penangan mengandung bagi badan usaha. Mengingat 1
Januari 2015 seluruh Badan Usaha (khususnya skala besar, sedang dan
kecil) di Indonesia wajib mengikutsertakan pegawainya dalam program
Jaminan Sosial Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan.

BAB IV
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama kurang lebih
satu bulan di BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kabupaten
kota Pare, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

39
1. BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kabupaten Kota Pare
merupakan cabang pembantu proses penambahan rekrutmen kepeseertaan
dari BPJS Kesehatan Kantor cabang yang ada di Kediri dan yang ada di
Kantor Pusat BPJS Kesehatan yang bertempat di Jakarta milik pemerintah
(BUMN).
2. Prosedur administrasi kepesertaan
1. Bagian pengisian formulir pendaftaran, dsb.
2. Bagian verifikasi data dari ke validan dari peserta.
3. Bagian penerima dan penyetuju surat klaim atau rujukan dari fasilitas
tingkat pertama ke RSUD.
3. BPJS Kesehatan merupakan Lembaga / Badan Usaha Milik Negara
sebagai layanan publik yang di selenggarakan oleh pemerintah bertujuan
untuk mensejahterkan rakyatnya melalui program Jaminan Kesehatan
Nasional.
4. BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasinal Kabupaten Kota Pare
bertempatkan di jalan Panglima Sudirman No. 144 Pare (ruko business
Park) yang berada di Kota Pare.
5. Dalam proses Administrasinya, bagian pengrekrutan peserta baru terdiri
dari dua jenis, yaitu :
1. Sistem Komputerisasi ( P care)
2. Sistem Manual (pengisian formulir tulis tangan)
6. Dari pelaksanaan PKL tersebut, penyusun telah memperoleh cakrawala
pandang yang luas tentang dunia kerja dimana dunia kerja sangat berbeda
sekali dengan dunia pendidikan. Namun meski demikian dunia pendidikan
adalah sebagai penunjang dalam melaksanakan pekerjaan pada dunia kerja.
7. Dengan melaksanakan PKL penyusun banyak memperoleh pengalaman
dan pengetahuan yang belum diperoleh di bangku kuliah yang mungkin
akan sangat berguna sekali bagi penyusun jika kelak terjun ke dunia kerja.
Pengalaman-pengalaman tersebut antara lain adalah bagaimana suasana
dan keadaan lingkungan kerja suatu kantor dapat mempengaruhi

40
produktivitas kerja para karyawannya, bagaimana mengatasi masalah atau
kesalahan yang dilakukan oleh salah seorang karyawan, dsb.
5.2 SARAN
Dari pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama PKL timbul masalah yang
dihadapi oleh penyusun. Oleh karena itu, penyusun memberikan saran-
saran,
Saran Bagi Kantor Pelayanan

1. Sebaiknya dalam pelaksanaan PKL dilakukan pergantian tempat


aktivitas/penugasan misalnya : dari bagian administrasi pengisian formulir
kepesertaan di pindah ke bagian verifikasi data kepersertaan yang
menggunakan computer dan link yang yang udah di sediakan pemerintah
untuk menghubungkan proseskegiatan pendataan berlangsung atau ke
bagian lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa yang
melaksanakan PKL mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
banyak.
2. Untukkantor, sebaiknya dilakukan pembersihan secara rutinsebab BPJS
Kesehatan ini layanan publik bertuju untuk masyarakat dan kenyamanan
masyarakat.
3. Keramahaan dan kesabaran dari setiap pegawai pastinya menjadi kunci
utama untuk menjalankan layanan publik ini.
4. Perlunya dipertimbangkan ruang kerja yang memadai misalnya apabila ada
peralatan yang rusak/lama segera diperbaiki & diganti.

DAFTAR PUSTAKA

 www.bpjs-kesehatan.go.id
 www.ptaskes.com
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomer 12 tahun 2013 tentang jaminan
sosial
 Peraturan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

41
Apa itu Mobile JKN?

Aplikasi Mobile JKN merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan
yang memungkinkan peserta JKN mengakses layanan BPJS, seperti cek tagihan,
mengubah data, dan sebagainya, langsung dari ponsel.

BPJS dan JKN? Kedua istilah ini sering tertukar-tukar penggunaannya, padahal
keduanya tidaklah sama. JKN adalah program pelayanan kesehatan
menggunakan sistem asuransi untuk seluruh warga Indonesia dari pemerintah.

Sementara, BPJS adalah perusahaan asuransi yang menyelenggarakan JKN,


termasuk meluncurkan Mobile JKN. Kinerja BPJS diawasi oleh DJSN (Dewan
Jaminan Sosial Nasional).

Bagaimana cara daftar aplikasi Mobile JKN?

42
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengunduh dan menginstal aplikasi
Mobile JKN di smartphone-mu. Silakan kunjungi App Store bagi pengguna iOS
atau Play Store bagi pengguna Android untuk mengunduh aplikasi Mobile JKN
secara gratis.

1. Pilih tombol “Pendaftaran Pengguna Mobile”

Jika aplikasi sudah terinstal, buka dan pilihlah tombol “Pendaftaran Pengguna
Mobile”. Langkah ini dilakukan jika kamu sudah terdaftar sebagai peserta JKN
dan memiliki nomor peserta BPJS.

2. Lengkapi data diri yang diminta

Selanjutnya, lengkapi data diri yang diminta. Bagi peserta BPJS baru dan belum
tahu nomor peserta karena hanya mendapat nomor virtual account, gantilah
lima digit awal pada nomor virtual account dengan angka 00 sebagai nomor
BPJS-mu.

Misalnya, jika nomor virtual account adalah 888881123456789, maka nomor


kartu BPJS adalah 001123456789.

3. Verifikasi pendaftaran

Kamu akan menerima kode verifikasi melalui email. Masukkan kode tersebut
pada bagian Verifikasi Pendaftaran, lalu klik tombol “Verify”.

Verifikasi berhasil, pendaftaran pun selesai. Kamu sudah bisa login ke dalam
aplikasi untuk menggunakan seluruh fiturnya.

43
Jika belum menjadi peserta BPJS, kamu juga bisa melakukan pendaftaran JKN
dengan memilih tombol “Pendaftaran Peserta Baru”. Lengkapi informasi yang
diminta dan tunggu sampai kartu JKN dikirim ke alamat rumahmu.

Mobile JKN

Apa saja fitur-fitur Mobile JKN?

Fitur-Fitur mobile JKN

Fitur yang dimiliki Mobile JKN ini cukup lengkap, mulai dari pendaftaran peserta
JKN hingga mengecek tagihan. Berikut ini daftar lengkapnya.

1. Info JKN

Info JKN memuat petunjuk teknis untuk menjadi peserta JKN, mencakup
informasi pendaftaran, hak dan kewajiban, sanksi, serta fasilitas dan manfaat
yang bisa didapatkan peserta JKN.

2. Status Kepesertaan

Informasi mengenai data diri peserta JKN, meliputi nomor BPJS, tanggal lahir,
kelas BPJS, dan lokasi fasilitas kesehatan pertama.

3. Ubah Data Peserta

Fitur ini memungkinkan peserta mengubah data diri, meliputi nomor telepon,
alamat email, alamat surat, fasilitas kesehatan, dan kelas BPJS.

44
Sebagai contoh, jika ingin mengubah lokasi faskes, berikut yang perlu dilakukan:

Pilih menu “Ubah Data Peserta”

Klik bagian Faskes Tingkat 1

Pilih provinsi, kota, dan nama faskes baru. Harap diingat, perubahan fasilitas
kesehatan pertama hanya dapat dilakukan minimal tiga bulan sekali.

Selanjutnya, kamu akan menerima kode verifikasi melalui email atau nomor
telepon yang terdaftar.

Selesai! Jangan lupa konfirmasi perubahan data yang dilakukan untuk


memastikan kebenaran data.

Ubah faskes 1 mobile JKN

Perubahan fasilitas kesehatan membutuhkan waktu hingga satu bulan. Dengan


kata lain, faskes baru akan aktif pada satu bulan berikutnya. Selama masa
tunggu, kamu masih bisa berobat di faskes yang lama.

4. Kartu Peserta

aplikasi mobile JKN

Fitur ini berupa foto kartu peserta JKN atau KIS (Kartu Indonesia Sehat). Jadi,
kalau kamu lupa membawa kartu BPJS saat berobat, kamu bisa gunakan fitur ini
sebagai gantinya.

Di sini juga ada fitur kirim email di pojok kiri layar. Fungsinya, untuk
mengirimkan softcopy kartu JKN ke email, buat diunduh atau dicetak.

45
5. Pendaftaran Peserta

Fitur Pendaftaran Peserta ditujukan untuk calon PBPU (Peserta Bukan Penerima
Upah) atau peserta mandiri yang belum menjadi peserta JKN. Fitur ini tak
berbeda dengan tombol “Pendaftaran Peserta” pada halaman utama
sebelumnya.

(Baca: 5 Asuransi Kesehatan Terbaik 2019, Cashless dan Klaim Cepat)

6. Data Tagihan Peserta

Pilih menu ini untuk melihat tagihan premi BPJS Kesehatan yang perlu dibayar.

7. Pembayaran

Nah, jika pada menu Data Tagihan Peserta terdapat tagihan premi, kamu bisa
langsung lakukan pembayaran melalui fitur ini. Ada beragam metode
pembayaran yang tersedia, seperti transfer Bank Mandiri, Bank BRI, BNI, Bank
BTN, serta melalui Tokopedia.

8. Data Catatan Pembayaran

Fitur ini memuat riwayat pembayaran terkait BPJS Kesehatan, seperti


pembayaran premi dan pembayaran denda.

9. Pendaftaran Pelayanan

46
Biar tidak buang-buang waktu untuk mengantre di puskesmas atau rumah sakit,
jangan lupa manfaatkan fitur ini. Caranya, cukup daftarkan nomor BPJS untuk
mendapatkan nomor antrean di faskes terdaftar.

10. Skrining Riwayat Kesehatan

Ini merupakan program preventif yang tak kalah penting buat peserta JKN.
Sebab, fitur ini memungkinkanmu mengetahui potensi risiko terkena penyakit
diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik, dan jantung koroner.

Untuk menggunakan fitur ini, cukup dengan melengkapi data diri yang diminta.
Setelah semua pertanyaan dijawab, kamu akan memperoleh hasil skrining
riwayat kesehatan saat itu juga. Jika pada hasil skrining terdapat risiko penyakit
sedang atau tinggi, kamu bisa melakukan konsultasi kepada faskes tingkat
pertama untuk memperoleh penjelasan atau melakukan tes yang diperlukan.

(Baca: 4 Produk Asuransi yang Wajib Dimiliki oleh Keluarga)

11. Lokasi Fasilitas Kesehatan

Fitur ini memuat informasi mengenai lokasi kantor BPJS, fasilitas kesehatan
tingkat pertama dan tingkat lanjutan.

12. Pengaduan Keluhan

Jika ada masalah atau ketidakpuasan terhadap pelayanan BPJS Kesehatan, kamu
dapat melaporkannya langsung dengan melakukan pengajuan tertulis melalui
fitur Pengaduan Keluhan atau menghubungi care center di 1500 400.

47
Dengan sederet fitur yang dimiliki, Mobile JKN ini memberikan kemudahan bagi
peserta JKN untuk mendapatkan layanan kesehatan secara mudah dan cepat.
Tanpa repot mendatangi kantor BPJS atau mengantre lama di klinik

48

Anda mungkin juga menyukai