Nilainilai Moral Skripsi
Nilainilai Moral Skripsi
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesejarahan dalam penciptaan puisi Indonesia Menangis karya Kartika Dewi
Sebelum mengapresiasi puisi baiknya mengetahui latar belakang dalam puisi tersebut
agar dalam proses dapat berjalan dengan baik. Tentu pula agar tujuan dan maksudnya tercapai.
Cara lain menurut pradopo (dalam fatah 2013) yaitu puisi juga dapat dikaji dari sudut-sudut
kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarah, dari waktu kewaktu puisi selalu dibaca
orang. Puisi berbeda dan berubah sesuai jaman dan perkembangannya, sesuai dengan pencipta
dan pembaca atau penikmat sastra, oleh karena itu pula pentingnya unsur kesejahteraan dalam
puisi. Dalam kesejahteraan banyak hal yang harus kita ketahui, baik dari segi kehidupan penulis,
latar atau jaman pada saat penulisan puisi tersebut.
Seperti halnya dengan kehidupan Kartika Dewi sebagai penilis puisi Indonesia Menangis,
Kartika Dewi memilih untuk menulis puisi atas dasar jaman yang semakin mencekik seperti
halnya dengan isi puisi yang dituliskan. Penulis menyampaikan minat dalam menulis puisi
tersebut secara tersurat dengan tujuan atau harapan kepada pembaca sadar atau menyadari isi
sekaligus sindiran yang dituliskan dalam puisi Indonesia Menangis. Selain itu seiring dengan
perkembangan jaman penulis merasa manusia pada jaman sekarang ini tidak punya rasa
kemanusiaan.
Penulis dalam menuliskan puisi ini tentunya didasari alasan yang kuat atau dukungan
yang kuat baik dari segi lingkungan maupun lainnya. Pendukung utamanya yaitu dari faktor
lingkungan yang sekarang ini sudah tidak lagi damai, seringnya bencana alam yang menerpa
tetapi atas dasar kesalahan manusia sendiri. Kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki setiap
manusia, oleh karena itu penulis menuliskan puisi dengan judul Indonesia Menangis.
B. Nilai Moral dalam puisi Indonesia Menangis karya Kartika Dewi
Setiap karya sastra pasti memiliki nilai-nilai yang terkandung, khususnya yaitu nilai
moral. Nilai moral merupakan istilah manusia menyebut kemanusiaan atau lainnya dalam hal
yang positif. Dalam puisi biasanya yang bersifat positif disebut bilai moral. Adapun nilai moral
dalam puisi :
Indonesia Menangis
Karya : Kartika Dewi
Dalam puisi tersebut penulis bermaksud menyampaikan pesan atau nialai moral yang
menggambarkan selayaknya manusia yang diberi segala keindahan seharusnya dapat
bertanggung jawab menjaga dengan baik segala segala yang diberikan oleh Tuhan. Tidak
selayaknya merusak bahkan tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan bumi atau bahkan
hanya Indonesia sering terkena bencana alam, inti dasar nilai moral dalam puisi tersebut kita atau
sebagai manusia selayaknya menjaga dan bertanggung jawab atas segala ciptaan tuhan.
C. Struktur fisik dan struktur batin dalam puisi Indonesia Menangis karya Kartika Dewi
Struktur puisi dibagi menjadi dua yaitu struktur fisik dan struktur batin. Unsur fisik
merupakan pembangun puisi yang bersifat nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Dalam
struktur fisik sendiri dibagi lagi menjadi :
a) Tipografinya, bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan kiri,
pengaturan barisnya.
b) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair atau penulis dalam puisinya.
c) Imaji, yaitu kata atau susunan yang dapat mengungkapakan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
d) Kata konkret yaitu kata yang dapat dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
e) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan efek dan konotasi tertentu.
f) Verifikasi menyangkut rima, ritme dan metrum.
Sedangkan struktur batin hanya dibagi menjadi :
a) Tema, makna pokok pikiran atau sadar cerita yang dipercayakan, dipakai sebagai dasar
menagarang.
b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap atau penulis terhadap pokok permasalahan dalam
puisi.
c) Nada, yaitu sikap penulis terhadappembacanya, nada juga berhungan dengan tema dan prosa.
d) Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
Dalam puisi Indonesia Menangis karya Kartika Dewi juga mengandung struktur fisik dan batin.
Dalam struktur fisik :
a. Tipografi, penulis dalam menulis puisi kurang memperhatikan bait dan baris tidak ada
penggalan bait melainkan hanya terdiri dari serangkaian baris.
b. Diksi yang digunakan penulis dalam menulis puisi masih terbilang sedrhana tidak ada kata yang
menyulitkan pembaca untuk memahami isi puisi yang terkandung.
c. Imaji yang digunakan penulis dalam puisi yang ditulis penulis mengungkapkan pengalaman
penglihatan, penulis menuliskan pusi tersebut karena pada dasarnya ssesuai dengan apa yang
penulis ketahui atau yang penulis lihat.
d. Kata kongkret dalam pusi terbilang keseluruhannnya hampir menggunkan kata kongkret atau
benar-benar nyata tidak sekedar imajinasi penulis untuk menuliskan puisi tersebut.
e. Bahasa figuratif dalam puisi Indonesia Menangis karya Kartika Dewi tidak terlalu banyak
menggunakan kata figuran atau kiasan, tetapi tetap ada dalam puisi tersebut misalnya pada baris
“gunungpun mendehem”, yang artinya gunung mulai rusak mengeluarkan larva dan sebagainya,
ada juga pada baris “yang menghujam mereka” yang berarti bahwa manusia menghancurkan
segala seperti halnya pepohonan yang dihabisi manusia mengakibatkan bencana.
f. Verifikasi, dalam puisi tersebut verifikasi tidak terlalu diperhatikan oleh penulis.
Sedangkan pada struktur batinnya adalah sebagai berikut:
a. Tema yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu diambil dari apa yang benat terjadi dan penulis
merasa perlu menuliskan puisi tersebut. Tema dalam puisi tersebut adalah tentang rusaknya bumi
pertiwi karena ulah manusia sendiri.
b. Rasa, dalam puisi tersebut penulis merasa prihatin atau dalam pusis tersebut engandung
keprihatinan yang sangat tampak dalam isi puisi tersebut. Penulis prihatin dengan zaman yang
semakin rusak manusianya yang tidak punya rasa tanggung jawab.
c. Nada, sikap penulis dalam menyampaikan atau menuliskan puisi tersebut seakan marah dengan
tingkah manusia.
d. Amanat, yang disampaikan dalam puisi tersebut yaitu penulis bermaksud menyampaikan supaya
siapapun sebagai manusia tanpa terkecuali hendaknya menjaga apa yang telah diberikan atau
ciptaan Tuhan, tidak selayaknya merusak tanpa rasa tanggungjawab yang berujung bencana.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas maka disimpulkan bahasa puisi adalah jenis sastra yang berisi
ungkapan pikiran, perassan penulis yang diungkapkan dalam pilihan kata. Dalam puisi Indonesia
Menangis karya Kartika Dewi terdapat nilai moral seperti menggambarkan selayaknya manusia
yang diberi keindahan seharusnya dapat menjaga ciptaannya dengan rasa tanggungjawab.
Adapula struktur fisik dan batin yang terdapat dalam puisi indonesia menangis karya
kartika dewi adalah :
Tipografi kurang tepat, Diksi tidak terlalu sulit, Imaji sesuai dengan penglihatan penulis, Kata
kongkret sebagian kata dalam puisi yang digunakan adalah kata kongkret atau nyata, Bahasa
figuratif tidak terlalu sering digunakan dalam puisi, Verifikasi puisi kurang diperhatikan.
Struktur batinnya adalah :
Tema yang dipakai mudah dipahami, Rasa yang didapat adalah keprihatianan terhadap bencana
yang menerpa bumi pertiwi, Nada yang disampaikan menekankan amaran penulis dalam
menuliskan pusis, Amanat yang disampaikan bermaksud mengajak manusia untuk menjaga dan
melestarikan bumi pertiwi.
B. Saran
Dalam penelitian ini peneliti berharap agar pembaca atau peneliti selanjutnya lebih
memperhatikan apa yang akan diteliti dan difokuskan pada penelitian pesan moral yang akan
disampaikan dalam puisi.
DAFTAR PUSTAKA
Fatah,abdil(2013)http://diksasindo.blogspot.com/2013/07/proposal penelitian-kajian_sastra_3.html?
m=1.diunduhpada25-5-2016
Kris(2016)http://asemmanis.wordprees.com/2009/10/03/pengertian-sastra-umum-dan-menurut-para-
ahli/.diunduhpada25-5-2016
Sasuke,arsenius,bayu(2014)http://baesenius.wordprees.com/2014/11/20/methobologi-penelitian-
puisi/
Semi,atar.1989.kritiksastra.bandung:Angkasa.