Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA VENA

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Arina Vindiasari Putri
NIM : PO.62.24.2.19.500

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia Pada Prosedur


Pemberian Obat Secara Intra Vena

Telah Disahkan Tanggal: ………..2020

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi ,

Ketut Resmaniasih SST,M.Kes


NIP 198012112002122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Koordinator Mata Kuliah Ketrampilan


Sarjana Terapan Kebidanan dan Dasar Manusia
Pendidikan Profesi Bidan

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Yeni Lucin, S.Kep. MPH


NIP. 19781027 200501 2 001 NIP 19650727 198602 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, “Laporan Pendahuluan Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia Pada Prosedur Pemberian Obat Secara Intra Vena” dapat
diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Ketua
Jurusan Kebidanan Ibu Oktaviani, SSiT. M.Keb, Ketua Program studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan Ibu Hety Ira Ayue, SST.,
M.Keb, Koordiantor Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Manusia Ibu Yeni Lucin,
S.Kep. MPH serta pembimbing Institusi Ibu Ketut Resmaniasih SST,M.Kes, yang
telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan laporan
pendahuluan praktik kebutuhan dasar manusia pada prosedur pencegahan infeksi
Penulis berharap dengan adanya laporan pendahuluan ini dapat dijadikan
sebagai wadah refernsi dan sebagai wadah belajar untuk menambah wawasan.
Selain itu penulis juga sadar bahwa pada laporan pendahuluan ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat penulis revisi dimasa yang
akan datang, sebab penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa disertai saran yang membangun.
Akhir kata, penulis berharaplaporan pendahuluan ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pihak yang membaca.

Palangka Raya, 2020

Arina Vindiasari Putri


NIM. PO.62.24.2.19.500

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................1
1.3 Manfaat..................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1 Pengertian...............................................................................................2
2.2 Tujuan....................................................................................................2
2.3 Indikasi...................................................................................................2
2.4 Kontra Indikasi.......................................................................................3
2.5 Persiapan Alat........................................................................................3
2.6 Prosedur Kerja........................................................................................4
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kontrak Belajar Praktik


Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Laporan Kegiatan Harian
Lampiran 4 Format Penilaian Laporan Pendahuluan
Lampiran 5 Format Rekapitulasi Penilaian

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui
alat intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-
obatan, pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung
dan ginjal (Schaffer, dkk). Pasien yang mendapat cairan intravena di
rumah sakit mencapai 50% dari total seluruh pasien yang dirawat setiap
tahunnya (Schaffer, dkk).
Penggunaan alat intravaskuler banyak menimbulkan komplikasi
lokal maupun sistemik (Smeltzer & Bare). Kondisi yang sering ditemukan
adalah flebitis. Flebitis merupakan daerah bengkak, kemerahan, panas, dan
nyeri pada kulit sekitar tempat kateter intravaskular dipasang yang terjadi
pada kulit bagian luar (Tietjen, dkk). Flebitis merupakan inflamasi vena
yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik (Smeltzer &
Bare). Insiden flebitis banyak dijumpai seiring banyaknya pasien yang
mendapatkan terapi cairan intravena (Schaffer, dkk). Di Indonesia belum
ada angka yang pasti tentang prevalensi flebitis pada pasien yang
mendapat terapi intravena, angka standar flebitis yang direkomendasikan
oleh INS (Infusion Nurses Society) adalah 5% (INS).
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini anatara lain:
1. Mahasiswa mampu memahami prosedur pemberian obat secara intra
vena
2. Mahasiswa mampu memahami dan dapat menerapkan prosedur
pemberian obat secara intra venadengan baik dan benar
1.3 Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia serta untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang injeksi intra vena

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh


darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena
adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K
& Everlyn, R.H.)
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena
sehingga obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi
dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik,
yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan.
Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk
mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat
cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. ( Smeltzer,
Suzanne C.)
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan
terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara
ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya
tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih
besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat
dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi
intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
( Potter, Perry).

2.2 Tujuan
Fungsinya untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah
2.3 Indikasi
Indikasi pemberian obat melalui intravena:

2
1. Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui
intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah.
2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak
dapat menelan obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas).
3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi (tersedak-obat masuk
ke pernapasan ), sehingga pemberian melalui jalur lain
dipertimbangkan.
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga
diberikan melalui injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh
balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai.

2.4 Kontra Indikasi


Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi
pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V
shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
2.5 Persiapan Alat

1. Sarung tangan satu pasang


2. Obat injeksi dalam vial atau ampul
3. Bak instrumen
4. Kom
5. Spuit 3 cc / 5 cc
6. Kapas alcohol dalam tempatnya
7. Perlak dan alasnya
8. Karet pembendung vena/ torniquet
9. Wastafel/ tempat cuci tangan
10. Daftar pemberian obat
11. Bengkok
12. Handuk lap tangan
13. Larutan chlorin 0,5 %
2.6 Prosedur Kerja

3
1. Memberikan salam
2. Mendekatkan semua peralatan
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
4. Memakai sarung tangan
5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
6. Mencari daerah yang terlihat jelas venanya
7. Memasang pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan disuntik
8. Mengikat bagian diatas daerah yang akan disuntik dengan karet
pembendung/ torniquet, menganjurkan pasien mengepalkan tangannya
dengan ibu jari didalam genggaman
9. Menghapushamakan/ mendisinfeksi kulit dengan kapas alkohol secara
sirkular dengan diameter ± 5 cm
10. Menegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan
11. Menusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan membentuk
sudut ± 200 12.
12. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk
vena
13. Membuka karet pembendung, menganjurkan pasien membuka
genggaman tangannya dan memasukkan obat perlahan-lahan kedalam
vena
14. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, dengan meletakkan
kapas alkohol diatas jarum dan tarik jarum keluar
15. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan
benar
16. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan chlorin 0,5 % selama
10 menit
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

4
LAMPIRAN-LAMPIRAN

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Hankinz. (2013). Prosedur Pemasangan Infus Intravena dan Kejadian


Plebitis.
2. Nugraha, Arie Yudha. 2011.Motor Stepper Berbasis Mikrokontroller
ATMega 8535 Pada Perancangan Sistem Kendali Otomatis Tetesan Cairan
Infus Pada Pasien
3. Smeltzer. (2010). Standart Operasional Prosedur Pemasangan Infus
Intravena.

Anda mungkin juga menyukai