Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

Oleh :

Meko A Bengkri Z (20180610324)

ABSTRAK

Pengadaan barang atau jasa pemerintah secara elektronik atau yang biasa disebut
Electronic Government Procurement merupakan layanan proses pengadaan barang/jasa
pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik berbasis internet dan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Adapun beberapa tanggung
jawab LKPP, antara lain pengembangan sistem pengadaan barang / jasa pemerintah secara
elektronik, dan pembentukan arsitektur sistem informasi yang mendukung pelaksanaan
pengadaan barang / jasa pemerintah secara elektronik. LPSE adalah unit kerja yang bertujuan
untuk memberikan layanan elektronik kepada Purchasing Service Unit (ULP) atau
Purchasing Committee / Pokja ULP. LPSE dikembangkan untuk menjawab tantangan
persaingan yang sehat dan pengadaan produk jasa berdasarkan prinsip ekonomis, efektif dan
efisien. Metode pemilihan penyedia barang / jasa saat ini secara elektronik adalah penawaran
berkala elektronik. Opsi lain akan diterapkan secara bertahap berdasarkan pengembangan
sistem dan aplikasi e-procurement serta kerangka hukum yang mendukungnya. E-
procurement barang / jasa (e-procurement) akan meningkatkan transparansi sehingga
mendorong persaingan yang sehat antar pelaku usaha lebih cepat. Dengan demikian,
optimalisasi dan efisiensi belanja negara dapat segera tercapai. Sesuai dengan Pasal 106
Perpres 54/2010, pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilakukan secara elektronik
dengan carae-tendering atau e- purchasing. E-Tendering adalah tata cara pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu)
kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Sedangkan e- Purchasing adalah tata cara
pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebagai lembaga yang diamanatkan untuk mengembangkan
sistem pengadaan secara elektronik mengeluarkan Peraturan Kepala LKPP (Perka) No. 1
Tahun 2011 yang telah diubah dengan Perka No. 1 Tahun 2015 tentang e-tendering Adapun
pengadaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengadaan melalui metode e-
tendering.
PENDAHULUAN

Pengaturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik Dalam Pasal 131


ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
pemerintah. Bahwa K/L/D/I wajib melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik
untuk sebagian/seluruh paket-paket pekerjaan pada Tahun Anggaran 2011.  Ketentuan teknis
operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik mengacu pada:

- Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE)
- Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 Tentang e-Tendering
- Peraturan Kepala LKPP Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Standar Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik. Terhadap informasi, transaksi elektronik
pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik mengacu pada
Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.

Layanan pengadaan ini dilaksanakan oleh LPSE (Layanan Pengadaan Secara


Elektronik) Nasional, yang secara nasional dilaksanakan dibawah koordinasi Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dasar hukum pembentukan Layanan
Pengadaan Secara Elektronik adalah Pasal 73 Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan
Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Layanan pengadaan Secara Elektronik.
Layanan Pengadaan Secara Elektronik dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang
ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.

LPSE atau layanan e-procurement adalah penyelenggara sistem elektronik yang


digunakan untuk membeli barang / jasa pemerintah. LPSE sendiri mengoperasikan sistem
pengadaan elektronik yang disebut SPSE (Electronic Procurement System) yang
dikembangkan oleh LKPP. LPSE sering dibingungkan dengan sistem pengadaan elektronik
(e-procurement). Di Indonesia, implementasi e-procurement telah diserahkan kepada
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. LKPP telah mengembangkan
sistem pengadaan elektronik gratis berbasis lisensi (SPSE), yang akan dilaksanakan oleh
semua instansi pemerintah di Indonesia. Indonesia dilaksanakan oleh 11 lembaga pada tahun
2008. Pada tahun 2013, 573 K / L / D / I (kementerian / lembaga / daerah / lembaga)
memiliki LPSE.

A. PEMBAHASAN

Pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu tahapan siklus proyek yang
diperlukan oleh instansi pemerintah yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa antara dua pihak
sesuai dengan perjanjian atau kontrak. E-Procurement dapat diartikan sebagai sebuah aplikasi
untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang berbasis internet.Pengadaan barang/jasa secara elektronik dilakukan dengan
carae-tendering atau epurchasing. Definisi e- procurement dari berbagai literatur, memiliki
kesamaan makna yakni pengadaan barang/jasa dengan menggunakan teknologi informasi dan
elektronik. Sutedi (2012:254) menyatakan e- procurement adalah sebuah sistem lelang dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan
komunikasi berbasis internet agar dapat berlangsung secara efektif, efisien, terbuka dan
akuntabel.

Secara umum, e-procurementdapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu e- tendering


dan epurchasing. E-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar
pada sistem elektroni dengan cara menyampaikan satu kali penawaran sampai dengan waktu
yang telah ditentukan. Ruang lingkup e- tendering meliputi proses pengumuman pengadaan
barang/jasa sampai dengan pengumuman pemenang yang dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pengadaan secara elektronik. Proses e-tendering semuanya menggunakan internet atau
dilakukan secara online. Dimulai dari panitia pengadaan membuat pengumuman melalui
internet di situs LPSE dengan menggunakan aplikasi SPSE. Pada tahap pengumuman, panitia
menyiapkan dokumen lelang yang memuat syarat- syarat bagi peserta lelang. Pada tahap
pendaftaran, peserta lelang harus mengacu kepada dokumen lelang yang telah ditetapkan
panitia. Peserta dapat mengajukan pertanyaan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi
SPSE.

Pengadaan barang atau jasa pemerintah secara elektronik atau yang biasa disebut
Electronic Government Procurement merupakan layanan proses pengadaan barang/jasa
pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik berbasis internet dan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Adapun beberapa tanggung
jawab LKPP, antara lain pengembangan sistem pengadaan barang / jasa pemerintah secara
elektronik, dan pembentukan arsitektur sistem informasi yang mendukung pelaksanaan
pengadaan barang / jasa pemerintah secara elektronik. LPSE adalah unit kerja yang bertujuan
untuk memberikan layanan elektronik kepada Purchasing Service Unit (ULP) atau
Purchasing Committee / Pokja ULP. Adapun manajemen pemerintahan merupakan proses
pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup aspek perencanaan pemerintahan
pengorganisasian kelembagaan pemerintahan, penggunaan sumber-sumber daya
pemerintahan (sumber daya aparatur, alam, buatan, sosial, keuangan, dan peralatan), serta
pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aspek-aspek manajemen pemerintahan
tersebut kemudian diturunkan dalam asas penyelenggaraan pemerintahan, salah satunya
adalah azas efisiensi yakni asas yang berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber
daya (manusia dan anggaran) dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai hasil kerja yang
terbaik (Wasistiono, 2003).

Ketika Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah diterbitkan, proses pengadaan barang/jasa masih menggunakan
metode konvensional atau manual. Pada sisi transparansi, pengadaan barang/jasa secara
manual tersebut dinilai tidak mampu memberikan informasi mengenai pemasok
barang/jasa yang potensial kepada pengguna barang/jasa, tingkat persaingan yang terbatas,
terjadi terjadi pemberian hak khusus terhadap penyedia barang/jasa tertentu, maupun
ditemukannya harga yang tidak kompetitif di tingkat pasar (Restianto, 2012). Tender secara
manual juga dinilai tidak menyediakan mekanisme pengawasan kepada publik karena
meski prosesnya sudah transparan namun masih berisiko memunculkan inefisiensi (Sutedi,
2012).
Berdasarkan kelemahan tersebut, Perpres 54 Tahun 2010 kemudian disempurnakan
dengan Perpres 70 Tahun 2012 dengan kewajiban untuk melaksanakan e-procurement
untuk

100% pengadaan di lingkup kementerian atau lembaga pemerintah non-kementerian serta


pemerintah daerah mulai tahun 2013. Impelementasi e-procurement memiliki beragam
manfaat diantaranya untuk menghemat keuangan negara, mendapatkan penawaran yang
lebih banyak dan kompetitif, mempermudah proses administrasi, mempermudah Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Kelompok Kerja (Pokja) dalam mempertanggungjawabkan
proses pengadaan barang/jasa yang telah dilakukan. E-procurement juga mendorong
terciptanya persaingan usaha yang sehat, perluasan peluang usaha, terbukanya kesempatan
pelaku usaha untuk mengikuti tender, serta mengurangi biaya peserta tender dalam
keikutsertaannya pada proses terder karena bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Pengadaan barang dan jasa harus diterapkan asas- asas umum, baik asas-asas yang telah
lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara.

KESIMPULAN

LPSE atau layanan e-procurement adalah penyelenggara sistem elektronik yang


digunakan untuk membeli barang / jasa pemerintah. LPSE sendiri mengoperasikan sistem
pengadaan elektronik yang disebut SPSE (Electronic Procurement System) yang
dikembangkan oleh LKPP. LPSE sering dibingungkan dengan sistem pengadaan elektronik
(e-procurement). Di Indonesia, implementasi e-procurement telah diserahkan kepada
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. LKPP telah mengembangkan
sistem pengadaan elektronik gratis berbasis lisensi (SPSE), yang akan dilaksanakan oleh
semua instansi pemerintah di Indonesia. Indonesia dilaksanakan oleh 11 lembaga pada tahun
2008. Pada tahun 2013, 573 K / L / D / I (kementerian / lembaga / daerah / lembaga)
memiliki LPSE.

LPSE adalah departemen yang terdiri dari organisasi yang mengoperasikan sistem
pengadaan elektronik SPSE. Awalnya, LPSE hanyalah tim ad hoc yang terdiri dari para
kepala badan (gubernur, walikota, menteri). Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa
lembaga membentuk struktur LPSE, seperti Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Jawa Barat, dan Sumatera Barat. Dalam proses pengadaan, LPSE hanya sebagai fasilitator
dan tidak ikut dalam proses pengadaan. Proses pengadaan sepenuhnya dilaksanakan oleh
panitia pengadaan atau departemen layanan pengadaan / ULP.

Layanan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang tersedia saat ini adalah
tender elektronik, dan regulasi teknis operasionalnya diatur oleh Direktur Biro Kebijakan
Pengadaan Pemerintah (LKPP) No. pada tata cara tender elektronik pada 1 Januari 2011.
Perlu diketahui bahwa Badan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah merupakan
lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah kepemimpinan dan tanggung
jawab Presiden, dan dibentuk sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 9. Keputusan No.
106 tahun 2007. LKPP merupakan satu-satunya instansi pemerintah yang bertanggung jawab
dalam merumuskan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang / jasa pemerintah untuk
menjalankan tugas dan fungsinya. LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai