Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Al Fitri Normalitasari

20180610289

PENDAHULUAN

Pengadaan e-government adalah proses pembelian barang / jasa pemerintah, dan


realisasinya dilakukan secara elektronik di jaringan / internet melalui penggunaan fasilitas
komunikasi dan teknologi informasi. Layanan ini disediakan oleh LPSE Nasional (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik), yang dilaksanakan secara nasional di bawah koordinasi Biro
Kebijakan Pengadaan Pemerintah. Adapun beberapa tanggung jawab LKPP, antara lain
pengembangan sistem pengadaan barang / jasa pemerintah secara elektronik, dan pembentukan
arsitektur sistem informasi yang mendukung pelaksanaan pengadaan barang / jasa pemerintah
secara elektronik. LPSE adalah unit kerja yang bertujuan untuk memberikan layanan elektronik
kepada Purchasing Service Unit (ULP) atau Purchasing Committee / Pokja ULP. LPSE
dikembangkan untuk menjawab tantangan persaingan yang sehat dan pengadaan produk jasa
berdasarkan prinsip ekonomis, efektif dan efisien. Metode pemilihan penyedia barang / jasa saat
ini secara elektronik adalah penawaran berkala elektronik. Opsi lain akan diterapkan secara
bertahap berdasarkan pengembangan sistem dan aplikasi e-procurement serta kerangka hukum
yang mendukungnya. E-procurement barang / jasa (e-procurement) akan meningkatkan
transparansi sehingga mendorong persaingan yang sehat antar pelaku usaha lebih cepat. Dengan
demikian, optimalisasi dan efisiensi belanja negara dapat segera tercapai.

 Proses yang dilakukan secara elektronik adalah:


- Registrasi Panitia dan Penyedia,
- Pengumuman lelang, dokumen lelang, dan dokumen penawaran,
- Penjelasan dokumen lelang (aanwijzing),
- Pembukaan dokumen lelang dan evaluasi sanggahan.

 Sedangkan prinsp-prinsip dasar e-Procurement adalah:


- Efisiensi,
- Efektivitas,
- Akuntabilitas,
- Transparansi,
- Adil dan Non Diskriminasi,
- Terbuka dan Persaingan Sehat,
- Interoperabilitas,
- Jaminan Keamanan Data

PEMBAHASAN

LPSE Kementerian Perindustrian menggunakan sistem pengadaan elektronik yang


dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP) dan
Lembaga Sandi Negara (Lembaga Sandi Negara) dalam kegiatan usahanya untuk
mengimplementasikan fungsi enkripsi file, dan diawasi oleh Keuangan dan Pembangunan
(Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) untuk subsistem audit.

 Tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik adalah sebagai berikut:


- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;
- Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
- Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;
- Mendukung proses monitoring dan audit;
- Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

Pengadaan barang / jasa oleh e-government meliputi e-bidding dan / atau e-procurement.
Pelelangan secara elektronik adalah tata cara pemilihan penyedia barang / jasa, prosedurnya
terbuka dan semua penyedia barang / jasa yang terdaftar di sistem e-procurement dapat
mengikuti prosedur ini dengan menggunakan sistem e-procurement untuk melakukan penawaran
satu kali (satu kali) Dilayani oleh LPSE. Pembelian elektronik adalah proses pembelian barang /
jasa melalui sistem katalog elektronik. Katalog elektronik atau ECalogue mengacu pada sistem
informasi elektronik yang berisi daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga komoditas tertentu
dari berbagai komoditas / penyedia layanan pemerintah.Berdasarkan revisi draf Perpres No. 54
Tahun 2012 tanggal 28 Maret 2012, LK akan menentukan barang / jasa yang masuk dalam
katalog elektronik.
 Rupiah Indonesia 200.000.000 PP. Premisnya adalah bahwa barang / jasa yang
dapat dimasukkan ke dalam katalog adalah barang / jasa yang sudah tersedia dan
mempunyai daya saing di pasaran, antara lain kendaraan bermotor, alat berat, alat
IT, alat kesehatan, obat-obatan, persewaan penginapan / hotel / kamar. Rapat, tiket
pesawat, dan pembelian benih.

Tender elektronik meliputi proses pengumuman pembelian barang / jasa melalui


partisipasi pihak terkait (yaitu PPK, ULP / pejabat pengadaan, dan penyedia barang / jasa).
Secara umum proses pengajuan LPSE (Electronic Procurement Service) nasional adalah sebagai
berikut:

1. Siap dilelang.

Untuk persiapan lelang dilakukan kegiatan pembentukan ULP / pejabat pengadaan,


melakukan lelang, dan mengumumkan lelang kepada mitra melalui aplikasi layanan e-
procurement nasional. Persiapan lelang melibatkan instansi pengelola, PPK dan ULP.

2. Metode pemilihan, pemilihan, dan evaluasi Penyedia Barang / Jasa secara elektronik
pada dasarnya sama dengan metode pelaksanaan lelang non elektronik sebagaimana
diatur dalam Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, namun
cara pelaksanaannya secara elektronik. sedang berlangsung.
3. Metode penyampaian dokumen dapat dilakukan dengan cara :
A. Hanya ada satu file untuk metode lelang elektronik setelah kompetisi kualifikasi;
B. Ada dua dokumen untuk metode lelang elektronik setelah kompetisi kualifikasi;
C. Metode lelang elektronik prakualifikasi;
D. Metode lelang elektronik prakualifikasi dengan dua dokumen.

Untuk dapat mengikuti lelang melalui aplikasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Nasional, perusahaan harus melakukan registrasi terlebih dahulu sebagai rekanan di website yang
disediakan LPSE.Proses pembelian barang / jasa pemerintah melalui sarana elektronik
diharapkan semakin meningkat dan menjamin efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas pengeluaran pemerintah. Selain itu, proses pengadaan barang / jasa pemerintah
secara elektronik juga dapat menjamin ketersediaan informasi, peluang dan peluang usaha, serta
mendorong persaingan yang sehat dan terwujudnya aspek yang adil dan tidak diskriminatif bagi
seluruh pelaku usaha yang bergerak di bidang pengadaan barang / jasa. pemerintah.

Penerapan e-procurement harus dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan tujuan


pengadaan yaitu kualitas, ketepatan waktu, biaya, meminimalkan risiko bisnis, keuangan dan
teknis, memaksimalkan persaingan dan integritas. E-procurement mengacu pada penggunaan
sistem komunikasi terintegrasi (berbasis Web) untuk melakukan sebagian atau seluruh proses
pembelian. Proses tersebut dapat digabungkan dengan langkah-langkah berikut: dari identifikasi
permintaan awal pengguna, proses lelang, negosiasi, pemesanan, penerimaan dan pasca
pembelian / pemantauan dan Evaluasi. . Terdapat lima tema utama yang menjadi dasar
pelaksanaan e-procurement, tema-tema tersebut digunakan sebagai indikator keberhasilan
implementasi, kelima tema tersebut saling terkait dan terintegrasi. Kelima indikator yang
dikemukakan Bawono (2011, hlm. 24-27) adalah sebagai berikut:

A. Satu jenis. Perubahan total biaya, yaitu melalui katalog "digital" untuk mengurangi
biaya, di antaranya terdapat lebih sedikit kesalahan dalam proses pemesanan, pengurangan
persediaan, dan biaya pemasaran pemasok seminimal mungkin

B. Perubahan karakteristik organisasi dapat dilihat pada perubahan sifat perilaku dan
hubungan yang diadopsi oleh sistem, serta siklus logistik organisasi dan organisasi.

C. Dari perspektif perubahan hubungan, peningkatan pertukaran informasi antara komite


pembelian dan pemasok potensial, serta penyederhanaan pencarian dan transparansi, struktur
organisasi telah berubah.

D. Spesifikasi sistem, terkait dengan infrastruktur sistem, termasuk integrasi dengan


perangkat lunak lain, seperti sistem perencanaan dan pengendalian, serta sistem keuangan.

E. Manajemen implementasi, yaitu implementasi tujuan sistem informasi dalam


organisasi mendukung aktivitas, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya pengoperasian,
dan mendukung pengambilan keputusan, dll.

Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) saat ini adalah
e-tendering yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara
E-Tendering. Perlu diketahui bahwa lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah
merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada presiden dan dibentuk berdasarkan Perpres No. 106 Tahun 2007.

KESIMPULAN

LPSE atau layanan e-procurement adalah penyelenggara sistem elektronik yang


digunakan untuk membeli barang / jasa pemerintah. LPSE sendiri mengoperasikan sistem
pengadaan elektronik yang disebut SPSE (Electronic Procurement System) yang dikembangkan
oleh LKPP. LPSE sering dibingungkan dengan sistem pengadaan elektronik (e-procurement). Di
Indonesia, implementasi e-procurement telah diserahkan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah (LKPP, http://www.lkpp.go.id/). LKPP telah mengembangkan sistem
pengadaan elektronik gratis berbasis lisensi (SPSE), yang akan dilaksanakan oleh semua instansi
pemerintah di Indonesia. Indonesia dilaksanakan oleh 11 lembaga pada tahun 2008. Pada tahun
2013, 573 K / L / D / I (kementerian / lembaga / daerah / lembaga) memiliki LPSE.

LPSE adalah departemen yang terdiri dari organisasi yang mengoperasikan sistem
pengadaan elektronik SPSE. Awalnya, LPSE hanyalah tim ad hoc yang terdiri dari para kepala
badan (gubernur, walikota, menteri). Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa lembaga
membentuk struktur LPSE, seperti Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jawa Barat, dan
Sumatera Barat. Dalam proses pengadaan, LPSE hanya sebagai fasilitator dan tidak ikut dalam
proses pengadaan. Proses pengadaan sepenuhnya dilaksanakan oleh panitia pengadaan atau
departemen layanan pengadaan / ULP.

Layanan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang tersedia saat ini adalah tender
elektronik, dan regulasi teknis operasionalnya diatur oleh Direktur Biro Kebijakan Pengadaan
Pemerintah (LKPP) No. pada tata cara tender elektronik pada 1 Januari 2011. Perlu diketahui
bahwa Badan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah merupakan lembaga pemerintah
non departemen yang berada di bawah kepemimpinan dan tanggung jawab Presiden, dan
dibentuk sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 9. Keputusan No. 106 tahun 2007. LKPP
merupakan satu-satunya instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam merumuskan dan
merumuskan kebijakan pengadaan barang / jasa pemerintah untuk menjalankan tugas dan
fungsinya. LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai