Anda di halaman 1dari 5

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

SECARA ELEKTRONIK

Oleh :

Grisda Lediyoung Lay 20180610377

Kelas C Hukum Sarana Pemerintahan

Pengadaan barang atau jasa pemerintah secara elektronik atau yang biasa disebut
Electronic Government Procurement merupakan layanan proses pengadaan barang/jasa
pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik berbasis internet dan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.

Pengaturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik

- Pasal 131 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah
Bahwa K/L/D/I wajib melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik
untuk sebagian/seluruh paket-paket pekerjaan pada Tahun Anggaran 2011.  
- Ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik mengacu pada:
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE)
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 Tentang e-Tendering
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Standar Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik. Terhadap informasi, transaksi elektronik
pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik mengacu pada
Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.

Layanan pengadaan ini dilaksanakan oleh LPSE (Layanan Pengadaan Secara


Elektronik) Nasional, yang secara nasional dilaksanakan dibawah koordinasi Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Dasar hukum pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah Pasal 73


Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis
operasionalnya diatur oleh Peraturan Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Layanan
pengadaan Secara Elektronik. Layanan Pengadaan Secara Elektronik dalam menyelenggarakan
sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) merupakan


Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden dan dibentuk berdasarkan Perpres No 106 tahun 2007.

LKPP merupakan lembaga pemerintah satu-satunya yang mempunyai tugas


melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah, dan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dalam kegiatan operasionalnya, LPSE Kemenperin menggunakan Sistem Pengadaan


Secara Elektronik yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara untuk fungsi enkripsi dokumen
dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk sub sistem audit.

Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan aplikasi pengadaan secara


elektronik atau e-procurement untuk digunakan oleh NPSE yang digunakan di seluruh bagian
pemerintah. SPSE merupakan aplikasi e-Procurement yang dikembangkan oleh Direktorat
Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik - LKPP untuk digunakan oleh Layanan
Pengadaan Secara Elektronik di seluruh K/L/PD. Aplikasi ini dikembangkan dengan semangat
efisiensi nasional sehingga tidak memerlukan biaya lisensi, baik lisensi SPSE itu sendiri maupun
perangkat lunak pendukungnya.

 SPSE dikembangkan oleh LKPP bekerja sama dengan :


1) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk fungsi enkripsi dokumen;
2) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk sub sistem audit.
Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik :

 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;


 Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
 Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;
 Mendukung proses monitoring dan audit;
 Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

Pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-pengadaan) akan meningkatkan transparansi,


sehingga persaingan sehat antar pelaku usaha dapat lebih cepat terdorong. Dengan demikian
optimalisasi dan efisiensi belanja negara segera dapat diwujudkan.

Proses yang dilakukan secara elektronik adalah:


 Registrasi Panitia dan Penyedia,
 Pengumuman lelang, dokumen lelang, dan dokumen penawaran,
 Penjelasan dokumen lelang (aanwijzing),
 Pembukaan dokumen lelang dan evaluasi sanggahan.
 Sedangkan prinsp-prinsip dasar e-Procurement adalah:
 Efisiensi,
 Efektivitas,
 Akuntabilitas,
 Transparansi,
 Adil dan Non Diskriminasi,
 Terbuka dan Persaingan Sehat,
 Interoperabilitas,
 Jaminan Keamanan Data.

Cara Pengadaan Barang Di Lakukan

Secara umum, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik atau biasa disebut e-
procurement dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu E-Tendering dan E-Purchasing.
1) E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem
pengadaan elektronik dengan cara menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang
telah ditentukan.
 Sistem Pengadaan Secara Elektornik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan
Secara Elektronik wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 mengacu pada standar yang telah ditetapkan LKPP berkaitan dengan
interoperabilitas dan intergerasi dengan Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang
dikembangkan oleh LKPP;
 mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik yang ditetapkan oleh
LKPP; dan
 bebas lisensi (free lisence)

2) E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog


elektronik.
 E-Purchasing diselenggarakan dengan tujuan:
 terciptanya proses pemilihan barang/jasa secara langsung melalui sistem katalog
elektronik sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat
memilih barang/jasa pada pilihan terbaik; dan
 efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa dari sisi penyedia
barang/jasa dan pengguna.

 Di dalam ruang lingkup e- tendering meliputi :


a) Proses pengumuman pengadaan barang/jasa sampai dengan pengumuman
pemenang yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengadaan secara
elektronik.
Pada tahap pengumuman, panitia menyiapkan dokumen lelang yang
memuat syarat- syarat bagi peserta lelang. Pada tahap pendaftaran, peserta lelang
harus mengacu kepada dokumen lelang yang telah ditetapkan panitia. Peserta
dapat mengajukan pertanyaan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi
SPSE.
Proses e-tendering semuanya menggunakan internet atau dilakukan secara
online. Dimulai dari panitia pengadaan membuat pengumuman melalui internet di
situs LPSE dengan menggunakan aplikasi SPSE.
b) Tahap Pemasukan Penawaran oleh peserta lelang
Dokumen penawaran disampaikan dalam bentuk file yang diunggah
melalui aplikasi SPSE. Surat penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang
secara elektronik ini tidak memerlukan tanda tangan basah dan stempel. Surat
Penawaran ditanda tangani secara elektronik oleh pimpinan/direktur perusahaan
atau kuasa yang ditunjuk dengan surat kuasa. Setelah jangka waktu pemasukan
dokumen penawaran berakhir, dilanjutkan dengan tahapan pembukaan
penawaran.
c) Tahap Pembukaan Penawaran
Pada tahap pembukaan penawaran, Panitia mengunduh (download) dan
melakukan deskripsi file penawaran dengan menggunakan Aplikasi Pengaman
Dokumen (APENDO). Harga penawaran dan hasil koreksi aritmatik dimasukkan
pada fasilitas yang tersedia pada aplikasi SPSE. Panitia atau Pokja ULP kemudian
melakukan evaluasi (administrasi, teknis dan harga) serta kualifikasi dan
klarifikasi terhadap dokumen pendukung penawaran. Setelah dilakukan evaluasi,
maka PPK akan menetapkan pemenang dan panitia atau pokja ULP akan
mengumumkan pemenang lelang tersebut secara online. Aplikasi SPSE secara
otomatis akan mengirim pemberitahuan termasuk melalui e-mail kepada
pemenang lelang.
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement)
dengan e-tendering diharapkan dapat menyempurnakan sistem pemilihan
penyedia barang/jasa pemerintah yang dilakukan selama ini, sehingga dalam
pelaksanaanya dapat memenuhi prinsi-prinsip pengadaan barang/jasa , yakni
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, keterbukaan, persainngan sehat dan
adil/tidak diskriminatif dalam setiap proses tahapannya.

Anda mungkin juga menyukai