Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan berfikir yang
berkesinambungan, rasional serta universal untuk memecahkan suatu masalah secara
sistematis dimulai dari input hingga output. Dimana perencanaan merupakan tujuan untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang dengan cara
mengalokasikan serta memanfaatkan sumber daya yang ada dan memperhatikan segala
limitasi yang kemungkinan menghadang.
Untuk menjaga dan melestarikan lingkungan serta memperhatikan keseimbangan
lingkungan tatkala manusia harus mempunyai perencanaan sebagai proses kehidupan
yang berkelanjutan untuk kehidupannya, seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut :

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr ayat 18)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa setiap manusia pasti memiliki hubungan yang
erat dengan suatu kegiatan perencanaan. Perencanaan dibuat dan dilakukan untuk
menghindari adanya ketidakteraturan atau ketidaksesuaian dalam mengerjakan sesuatu,
sehingga segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar dan teratur sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam perencanaan dibutuhkan beberapa tahapan untuk dapat merencanakan
suatu kawasan. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 1.1
Bagan Proses Perencanaan Secara Umum
Sumber : Diskusi Kelompok 13, 2016

Tahapan proses perencanaan yang kedua adalah proses analitik, setelah


sebelumnya dilakukan tahapan proses survey dan kompilasi data. Proses ini merupakan

1
2

proses yang paling menentukan perkembangan akhir dari suatu wilayah studi. Proses ini
juga merupakan proses yang paling penting, sehingga memerlukan ketelitian saat
pengerjaannya. Aspek-aspek yang akan dianalisis dalam proses analitik ini adalah Aspek
Fisik Alam dan Binaan, Aspek Demografi Kependudukan, Aspek Ekonomi, Aspek Sarana
Prasarana, Aspek Transportasi, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Kebijakan, Keuangan,
dan Kelembagaan.
Adapun objek kajian makro Studio II yaitu Kabupaten Purwakarta yang memiliki
berbagai potensi dan isu yang dapat dikembangkan diantaranya terdapat kecenderungan
berkembangnya alih fungsi lahan pertanian ke kawasan terbangun dan kawasan lindung
ke kawasan budidaya karena tingginya minat investor dan lemahnya instrumen
pengendalian ruang serta Kabupaten Purwakarta didominasi oleh kawasan perdesaan
yang kental dengan budaya gotongroyong, budaya silih asih dan nilai-nilai agama yang
tinggi.
Sedangkan untuk objek kajian mikro Studio II yaitu Kecamatan Bungursari.
Berdasarkan hasil survey didapatkan Kecamatan Bungursari memiliki beberapa potensi
diantaranya dari sektor industri dan perdagangan jasa.
Diharapkan dalam Studio II data yang telah diperoleh dapat diolah disesuaikan
dengan kebutuhan dari rencana wilayah yang kemudian dari hasil analisis tersebut dapat
dibuat suatu perencanaan yang sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.
Jadi untuk Kecamatan Bungursari sendiri sangat memungkinkan untuk
dilakukannya analisis dikarenakan memiliki potensi dan isu-isu yang dapat
dikembangkan.

1.2 Tujuan dan Sasaran


Pada sub bab ini menjelaskan maksud dan tujuan dari laporan analisis data yang di
dapatkan di lapangan, serta manfaat yang diperoleh oleh berbagai pihak dalam membuat
sebuah perencanaan.

1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan analisis data ini yaitu :
a. Melakukan analisis yang komprihensif dalam pengembangan wilayah dan
perdesaan
b. Menemukan potensi dan masalah wilayah perencanaan
c. Keterkaitan (linkage) sebab akibat antar berbagai aspek/sektor dalam
pengembangan wilayah
d. Merumuskan konsep awal pengembangan wilayah, dan
e. Mengetahui potensi dan masalah dalam wilayah kajian.

1.2.2 Sasaran
Kegiatan analisis yang telah dilakukan ini memiliki sasaran, yaitu :
a. mampu memahami proses analisis dan penelitian yang sedang di lakukan
sehingga terciptanya perencanaan yang baik dan juga mendukung terciptanya
planner yang berkompeten.
b. memberikan keuntungan yang sangat signifikan untuk mendukung peningkatan
akreditas jurusan perencanaan wilayah dan kota.
c. membantu pengolahan kelengkapan data primer maupun sekunder yang
nantinya dapat digunakan untuk perencanaan wilayah yang sesuai.
3

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup terbagi menjadi 2 yaitu Ruang lingkup materi dan wilayah, yaitu :

1.3.1 Ruang Lingkup Materi


Adapun Ruag lingkup materi dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut:
a. Tinjauan kebijakan makro dan analisis regional
Dalam kebijakan makro dan analisis regional ini yaitu mencakup kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan sebagai acuan untuk melakukan perencanaan yang
sesuai dengan daerah kajian.

b. Analisis Fisik Dasar


Analisis Fisik Dasar menjelaskan Kondisi fisik dasar pada wilayah kajian yang
terbagi menjadi Topografi (Kemiringan dan Ketinggian), Geologi dan Jenis Tanah,
Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi, Klimatologi, Flora dan Fauna dan Daerah Rawan
Bencana.

c. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Ruang


 Menurut UU no 23/ 1997, Daya Dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup
lain, dan keseimbangan antar keduanya. Cara menghitung daya dukung lahan
dalah adalah hasil pengurangan dari luas lahan Kecamatan dikurangi dengan
luas lahan kawasan lindung (Limitasi).
 Daya Tampung Ruang adalah kemampuan lahan untuk menampung berbagai
kegiatan di dalamnya. Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 Ruang adalah
wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

d. Analisis Sosial Kependudukan makro dan analisis regional


Dalam analisis ini menjelaskan keadaan sosial dan kependudukan. Keadaan
sosial yang dimaksud meliputi partisipasi dan kegiatan kebudayaan yang dilakukan
masyarakat di wilayah sedangkan kependudukan meliputi jumlah penduduk menurut
jenis kelamin, jumlah penduduk luas wilayah dan kepadatan penduduk, banyaknya
kelahiran dan kematian penduduk, jumlah penduduk menurut usia, banyaknya
penduduk datang dan pindah, jumlah pemeluk agama yang dianut, jumlah penduduk
menurut mata pencaharian pokok, dan lainnya. Peninjauan terhadap aspek
kependudukan dalam perencanaan tata ruang merupakan hal yang sangat penting,
karena aspek kependudukan memiliki peranan penting dalam sistem tata ruang dan
kota.

e. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan analisis kegiatan pereokonomian yang terdapat di
wilayah studi. Dalam analisis ini kita dapat mengetahui struktur perekonomian yang
terdiri atas 3 komponen yaitu perekonomian primer, sekunder dan tersier yang
berkembang.
4

f. Analisis Sistem Transportasi


Menyadari pentingnya peranan transportasi dalam keseluruhan pembangunan
suatu wilayah, maka perlu direncanakan suatu sistem transportasi yang terpadu yang
mampu menyediakan jasa transportasi yang aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur
serta nyaman dan efisien mampu memadukan moda transportasi lainnya
menjangkau seluruh pelosok dengan biaya terjangkau.

g. Analisis Prasarana dan Sarana


Dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisis sarana dan prasarana
yang terdapat di wilayah studi. Sarana berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan
dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Prasarana merupakan
segala sesuatu yang berfungsi sebagai penunjang utama untuk sarana di dalam
suatu proses, kegiatan, lingkungan atau tempat. Untuk prasarana terdiri atas jaringan
Air Bersih, Jaringan Air Limbah, Jaringan Persampahan, Jaringan Jalan, Jaringan
Drainase, Jaringan Irigasi, Jaringan Telekomunikasi dan Jaringan Listrik. Selain itu
dalam analsis prasarana dan sarana ini untuk mengetahui kebutuhan sarana dan
prasarana yang ada.

h. Analisis Pembiayaan dan Kelembagaan


Dalam analisis ini dijelaskan mengenai pembiayan pembangunan daerah maupun
pembiayaan lainnya yang mendukung pengembangan wilayah. Adapun
kelembagaannya yaitu susunan organisasi dari pihak instansi-instansi pemerintah
yang mendukung jalannya pemerintahan.

i. Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi strategi dengan merumuskan
potensi dan masalah yang dikaji untuk masa yang akan datang.

j. Analisis Struktur Ruang dan Pola Ruang


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Dan
juga distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

k. Konsep Pengembangan
Dalam konsep pengembangan dpengembangan infrastruktur yang intensif yang
mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya alam akan mamapu mempercepat
pengembangan wilayah.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah kajian terdiri dari wilayah makro dan mikro, untuk lebih
jelasnya akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut :
5

 Ruang Lingkup Wilayah Makro


Lingkup wilayah dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Purwakarta adalah seluruh wilayah administrasi Kabupaten Purwakarta yang
secara geografis terletak diantara 107o30' - 107o40' BT dan 6o25' - 6o45' LS,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang.
 Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung Barat.
 Sebelah Barat : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang.
 Sebelah Timur : Kabupaten Subang
 Secara administrasi, Kabupaten Purwakarta memiliki luas wilayah
sebesar 97,172 km² atau 97.171,81 Ha, yang terdiri dari 17 Kecamatan,
183 Desa dan 9 Kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.2

Ruang lingkup wilayah makro selanjutnya pada studi ini meliputi wilayah
Kecamatan Bungursari yang terdiri atas 10 desa yaitu Desa Cibening, Ciwangi,
Bungursari, Wanakerta, Dangdeur, Cinangka, Cibodas, Karangmukti, Cibungur,
Cikopo. Luas wilayah Kecamatan Bungursari adalah 4.136,525 Ha. Kecamatan
Bungursari merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Purwakarta yang terletak
antara 107°30´ - 107°40´ Bujur Timur dan 6°25´- 6°45´ Lintang Selatan dengan
suhu berkisar antara 26°C – 30°C dan curah hujan rata-rata 1.200 mm3. Secara
administratif, Kecamatan Bungursari mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang.
 Sebelah Timur : Kecamatan Purwakarta.
 Sebelah Selatan : Kecamatan Babakancikao.
 Sebelah Barat : Kecamatan Campaka.
Untuk lebih jelasnya pada orientasi Kecamatan Bungursari dapat dilihat pada
Gambar 1.3

 Ruang Lingkup Wilayah Mikro


Ruang lingkup wilayah mikro terdiri atas enam desa yang telah dilaksanakan
penelitian, desa tersebut meliputi :
 Desa Ciwangi
Desa Ciwangi merupakan satu dari sepuluh desa yang masuk kedalam
wilayah kerja Kecamatan Bungursari. Luas Desa Ciwangi adalah 345 Ha dengan
batas wilayah sebagai berikut:

Utara : Desa Cibening Kecamatan Bungursari


Selatan : Kelurahan Ciseureuh Kecamatan Purwakarta
Barat : Desa Mulyamekar Kec. Babakan Cikao
Timur : Desa Campaka Kecamatan Campaka

Letak wilayah Desa Ciwangi sangat strategis, berada di jalur transit Jakarta-
Bandung dan Subang, dan termasuk kedalam wilayah padat pemukiman. Sekitar
70% wilayahnya dipakai perkantoran dan pemukiman penduduk, sedangkan
sisanya sekitar 30% terdiri dari lahan kosong/lahan pertanian.
6

 Desa Cibening
Desa Cibening yang terletak diatas ketinggian ± 500 DPL merupakan salah
satu dari 10 desa yang ada di wilayah kecamatan Bungursari, yang terletak 2 km
sebelah selatan dari kantor Kecamatan Bungursari dan 8 km ke utara dari pusat
kota Kabupaten Purwakarta. Desa Cibening memiliki luas wilayah ± 433,533 ha.
Secara Administrasi, Desa Cibening berbatasan dengan

Utara : Desa Dangdeur dan Desa Bungursari


Selatan : Desa Ciwangi
Barat : Desa Cigelam
Timur : Desa Cikumpay

Iklim Desa Cibening , sebagaimana desa-desa lain di wilayah Jawa Barat


mengenal tiga musim yaitu penghujan, kemarau dan pancaroba. Hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan adat istiadat yang ada
di Desa Cibening .

 Desa Bungursari
Desa Bungursari merupakan salah satu desa dari 10 desa di Kecamatan
Bungursari, Desa Bungursari merupakan salah satu dari empat desa dari hasil
pemekaran dari Desa Cibungur yaitu Desa yaitu Desa Dangdeur, Desa Cinangka,
Desa Bungursari dan Desa Cibungur itu sendiri. Desa Bungursari adalah
merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Bungursari Kabupaten
Purwakarta dengan luas wilayah 302.458 hektar yang terdiri atas 3 Dusun, 6 RW
dan 13 RT. Secara administratif, Desa Bungursari berbatasan langsung dengan:
Utara : Desa Cibungur
Selatan : Desa Cibening
Barat : Desa Dangdeur
Timur : Desa Cikumpay Kecamatan Campaka

Sedangkan Jarak dari Desa Bungursari ke Ibu Kota Kecamatan adalah


dalam satu komplek, ke Ibu Kota Kabupaten ± 10 km, dan ke Ibu Kota Provinsi ±
80 km. Secara geografis, Desa Bungursari adalah merupakan wilayah dataran
rendah dengan ketinggian 200 mdpl diatas permukaan yang terdiri dari
persawahan dan perkebunan.

 Desa Cibungur
Desa Cibungur memiliki luas wilatah 520.460 Ha yang terletak pada 70 mdpl
yang merupakan dataran rendah. Desa Cibungur terdiri dari 5 RW dengan jumlah
Kepala Keluarga adalah 1171. Jarak Desa Cibungur ke pusat Kabupaten adalah
11 Km dan secara administratif berbatasa langsung dengan :

Sebelah Utara : Desa Cikopo


Sebelah Selatan : Desa Bungursari
Sebelah Barat : Desa Wanakerta dan Desa Dangdeur
Sebelah Timur : Desa Cikumpay Kec. Campaka
7

 Desa Wanakerta
Desa Wanakerta yang terletak diatas ketinggian ± 77 M dpl merupakan salah
satu dari 10 desa yang ada di wilayah kecamatan Bungursari, yang terletak 3 km
sebelah utara dari kantor Kecamatan Bungursari dan 10 km ke utara dari pusat
kota Kabupaten Purwakarta. Desa Wanakerta memiliki luas wilayah ± 300,29 ha.
Secara Administratif Desa Wanakerta berbatasan dengan

Utara : Desa Cinangka


Selatan : Desa Cibungur dan Desa Dangdeur
Barat : Desa Dangdeur, sebelah
Timur : Dengan Desa Cikopo dan Desa Cibungur

Iklim Desa Wanakerta, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Jawa Barat


mengenal tiga musim yaitu penghujan, kemarau dan pancaroba. Hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan adat istiadat yang ada di
Desa Wanakerta.

 Desa Cinangka
Desa Cinangka memiliki luas wilayah 247,5 Ha dengan tipologi desa seperti
persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan, industri besar, dan kecil, jasa
dan perdagangan dal lainnya. Desa Cinangka terdiri atas dua dusun empat RW
dan 10 RT. Secara Administratif, Desa Cinangka berbatasan langsung dengan :

Utara : Desa Cikampek Timur


Selatan : Desa Wanakerta
Barat : Desa Situ Kamojing dan Kab. Karawang
Timur : Desa Cikopo
Berikut adalah ruang lingkup wilayah mikro dan makro, untuk lebih jelas
mengenai orientasi Kecamatan Bungursari dapat dilihat Pada Gambar 1.2 dan
Gambar 1.3
8

8
9

9
10

1.4 Kerangka Pemikiran dan Metoda Pendekatan


Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai kerangka pemikiran dan metoda
pendekatan dari penyusunan laporan Studio Analitik ini, untuk lebih jelas akan dibahas
sebagai berikut.

1.4.1 Kerangka Pemikiran


Dalam memulai kegiatan Studio 2 Analitik data perlu adanya penyusunan
kerangka berpikir untuk landasan atau acuan dari kegiaatan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu melakukan fakta dan analisis. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4

1.4.2 Metoda Pendekatan


Metoda pendekatan ini akan membahas mengenai metoda analisis yang dilakukan
dalam penyusunan laporan ini, untuk lebih jelas akan dijelaskan sebagai berikut.
 Metoda Analisis
Analisis merupakan suatu cara untuk mengolah sebuah data yang telah ada
menjadi sebuah rencana yang dapat diterapkan di wilayah perencanaan. Analisis
bukan hanya mengamati keadaan umum dari wilayah perencanaan tetapi lebih di
fokuskan kepada cara untuk mengolah data yang telah ada untuk mendapatkan
kesimpulan dari beberapa alat analisis.

Tabel 1.1
Metoda Analisis
No Analisis Rincian Analisis Metode
1 Analisis a) Daya Dukung Lahan  Keppres No.32 Tahun 1990
Kesesuaian b) Kesesuaian Lahan (Super Impose)
Lahan c) Daya Tampung Ruang  FAO
d) Pola Ruang  Permen PU No.41 Tahun
2007
2 Analisis a) Struktur Penduduk Menurut  Kepadatan Penduduk
Kependudukan Jenis Kelamin  Distribusi Penduduk
b) Struktur Penduduk Menurut  Regresi Linier
Tingkat Pendidikan  BungaBerganda
c) Struktur Penduduk Menurut
Mata Pencaharian
d) Struktur Penduduk Menurut
Kelompok Umur
e) Perubahan Penduduk Alami
f) Perubahan Penduduk Non-
Alami
3 Analisis Kegiatan a) Ekonomi Primer  Location Quotion
Ekonomi b) Ekonomi Skunder  Shift Share Analysis
c) Ekonomi Tersier
4 Analisis a. Sarana pendidikan  SNI 03-1733-2004
Kebutuhan b. Sarana Kesehatan  PP No.1 tahun 2011 tentang
Sarana c. Sarana Peribadatan Perencanaan Permukiman
d. Sarana Perdagangan  Peraturan Menteri
e. Sarana Pemerintahan dan Perumahan Rakyat No 22
Pelayanan Umum tahun 2008
f. Sarana Permukiman
g. Sarana TPU
5 Analisis a) Prasarana Listrik
Kebutuhan b) Prasarana Telekomunikasi
11

No Analisis Rincian Analisis Metode


Prasarana c) Prasarana Air Bersih
d) Prasarana Air Limbah
e) Prasarana Drainase
f) Prasarana Persampahan
6 Analisis Sistem a. Pola jaringan jalan Jaringan Jalan dan Jembatan
Pergerakan b. Moda Transportasi Aksesbilitas
(Transportasi) c. Jembatan Gravitasi
d. Marka Jalan Pergerakan Orang dan
e. Trafic counting Barang
7 Analisis Sistem a. Jumlah Penduduk Skalogram Guttman
Pusat-Pusat b. Aksesbilitas
c. Fasilitas
8 Analisis Deliniasi Dilihat dari kondisi
Kawasan eksistingnya
Perkotaan
9 SWOT a) IFAS Analisis SWOT
b) EFAS
Sumber : Diskusi Kelompok 13, 2016

1.5 Sistematika Pembahasan


Adapun sistematika penulisan yang akan dibahas pada laporan ini adalah sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang dan urgensi dilakukannya
perencanaan, penjelasan mengenai keberlanjutan proses perencanaan yang
kini berada di fase analisis. Bab ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat
dilakukannya analisis, menjelaskan lingkup wilayah studi, metode pendekatan,
dan kerangka pemikiran.

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN ANALISIS REGIONAL


Bab ini berisikan kebijakan-kebijakan untuk menunjang tahapan analisis dan
tahapan analisis yang terdiri dari analisis kebijakan makro dan reginal, analisis
fisik dasar, analisis sosial kependudukan dan budaya, analisis ekonomi, analisis
sistem transportasi, analisis prasrana dan prasarana,analisis pembiayaan dan
kelembagaan,analisis swot, analisis struktur ruang dan pola ruang serta analisis
strategi dan konsep awal pengembangan.

BAB III ANALISIS FISIK


Pada bab ini memuat menganalisis tentang satuan kemampuan lahan
morfologi, satuan kemampuan lahan kemudahan yang dikerjakan, SKL
lereng,SKL kestabilan fondasi,SKL ketersedian air,SKL drainase,SKL erosi,
SKL pembuangan limbah,SKL bencana alam,SKL drainase,SKL ketersediaan
air dan menganalsis daya dukung dan daya tampung ruang

BAB IV ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN


Bab ini membahas mengenai proyeksi penduduk ,struktur kependudukan dan
laju pertumbuhan penduduk
12

BAB V ANALISIS EKONOMI


Bab ini berisikan mengenai hasil produksi Kecamatan Tegalwaru dan
menganalisis tentang sektor unggulan di Kecamatan Tegalwaru menggunakan
analisis LQ, Shift Share.

BAB VI ANALISIS TRANSPORTASI


Bab ini membahas mengenai aksesibilitas gravitasi dan pengolahan traffic
counting

Bab VII ANALISIS SARANA DAN PRASARANA


Bab ini membahas kebutuhan akan sarana dan prasarana dalam menunjang
kegiatan masyarakat.

BAB VIII ANALISIS PEMBIAYAAN DAN KELEMBAGAAN


Pada bab ini membahas tentang tugas,pokok,dan fungsi kelembagaan dan
sumber-sumber pembiayaan

BAB IX ANALISIS SWOT


Pada bab ini menjelakan tentang kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman
dari masing masing aspek analisis.

BAB X ANALISIS STRUKTUR RUANG


Pada bab ini membahas tentang analisis struktur skalogram,analisis indeks
sentralitas terbobot,penentuan hirarki pemusatan.

BAB XI KONSEP PENGEMBANGAN


Pada bab ini membahas konsep pengembangan berdasarkan potensi yang
dimiliki wilayah dengan mempertimbangkan standar atau kriteria yang ada.
13

KEBIJAKAN
RTRW Kab.Purwakarta Pusat METODOLOGI PENDEKATAN
Kegiatan Wilayah (PKW) MASALAH Metodologi pendekatan yang digunakan
• Kurangnya sarana adalah survey primer maupun sekunder
RUMUSAN MASALAH serta analisa kualitatif dan kuantitatif
dan prasarana
Bagaimana arahan
pendukung
administrasi desa. pengembangan yang
FENOMENA WILAYAH tepat untuk wilayah
Keadaan Pedesaan yang • Kurangnya SDM PROSES ANALISIS
sehingga angka Kecamatan Bungursari?
mengarah ke perkotaan pengangguran
tinggi. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
• Ketersediaan data ANALISIS :
sekunder tidak • Tinjauan Kebijakan
Makro dan Analisis
lengkap. Regional
POTENSI TUJUAN • Analisis Fisik Dasar
• Kawasan industri Mengetahui arahan
(Kesesuaian dan
Kemampuan Lahan)
terbesar dan pembangunan dan • Analisis Daya Dukung
terluas di potensi yang ada di dan Daya Tampung
Purwakarta. Kecamatan Bungursari
Ruang
• Aanalisis Sosial
• Aksesibilitas tidak Kependudukan dan
terlalu sulit untuk Budaya
dijangkau. • Analisis Ekonomi
• Analisis Sistem
• Memiliki norma Transportasi
dan budaya yang • Analisis Sarana dan
agamis RUANG LINGKUP
Prasarana
• nalisis Pembiayaan dan
• Memiliki komoditi • Makro : Kebupaten Purwakarta Kelembagaan
unggulan yaitu • Mikro : Kecamatan Bungursari • Analisis SWOT
padi, jagung, (Strength, Weakness,
Oppurtunities, Threats)
kacang- • Analisis Struktur Ruang
kacangan,dan dan Pola Ruang
palawija.
Gambar 1.4
Kerangka Berpikir Pelaksanaan Analisis OUTPUT
Konsep Pengembangan
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai