Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

KELOMPOK IV

ALIH JENJANG SEMESTER II

1. MILDAN BOIMAU (NIM. 191112020)


2. MINARTHA ANGGRENI LAULEI (NIM. 191112021)
3. NURHAYATY A. N. N. ODJA (NIM. 191112022)
4. SOFIYULLOH (NIM. 191112023)
5. VERONIKA SRIYANTI RATULOLI (NIM. 191112024)
6. VIVI ARIANI SAIN (NIM. 191112025)
7. YUNIYATI ABINENO (NIM. 191112026)

FAKULTAS KESEHATAN PRODI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : PENCEGAHAN PERLAKU KEKERASAN


SASARAN :-
TEMPAT :-
WAKTU : 30 MENIT
HARI/TANGGAL : JULI 2020

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukannya penyuluhan tentang kesehatan jiwa (Perilaku Kesehatan)
selama 30 menit diharapkan klien dan keluarga mampu memahami tentang
(Perilaku Kekerasan) dan penanganannya di rumah.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan maka diharapkan klien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian Perilaku Kekerasan
b. Menyebutkan apa saja penyebab Perilaku Kekerasan
c. Menyebutkan apa saja tanda dan gejala dari Perilaku Kekerasan
d. Mendemonstrasikan bagaimana cara megontrol Perilaku Kekerasan

B. Materi Penyuluhan
(Terlampir)

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab/Kuis
D. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Video

E. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns. Istha Leanni Muskananfola., M.Kep
2. Moderator (Pembuka) : Minartha Anggreni Laulei
3. Penyuluh / Pemateri : Veronika Ratuloli & Nurhayati Odja
4. Fasilitatir : Mildan Boimau
5. Notulen : Yuniyati Abineno
6. Observer : Sofiyolloh & Vivi Sain

Rincian Tugas :
1. Moderator : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup acara
2. Penyuluh : Memberikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Mempersiapkan segala kebutuhan penyuluhan
4. Notulen : Menyimak, mencatat dan merangkum kesimpulan
5. Observer : Mengawasi jalannya acara penyuluhan dan memberikan penilaian
keberhasilan penyuluhan.
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kegiatan dilakukan dengan pemutaran video yang telah dibuat oleh pemateri
tentang pencegahan perilaku kekerasan dan pembagian leaflet pada akhir
kegiatan, peserta adalah klien dan keluarga.
2. Evaluasi Proses
Pada saat kegiatan berlangsung diharapkan klien dan keluarga antusias dan
memahami materi yang disampaikan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah memberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu menjelaskan
tentang:
a. Menjelaskan pengertian Perilaku Kekerasan
b. Menyebutkan apa saja penyebab Perilaku Kekerasan
c. Menyebutkan apa saja tanda dan gejala dari Perilaku Kekerasan
d. Mendemonstrasikan bagaimana cara megontrol Perilaku Kekerasan
G. Kegiatan penyuluhan
NO TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN RESPON PESERTA WAKTU
1 Pra Interaksi Pembukaan 5 menit
 Salam (Selamat Pagi)  Menjawab salam
 Perkenalan tim penyuluhan  Memperhatikan dengan
 Menggali informasi audience seksama
tentang materi penyuluhan  Merespon pertanyaan
(perilaku kekerasan ) dengan baik
2 Kerja  Penyampaian materi oleh  Peserta mendengarkan 15 Menit
penyuluh dan memperhatikan
 Metode ceramah dengan dengan baik
media leaflet dan video
 Materi meliputi :
a. Menjelaskan Pengertian
Perilaku Kekerasan
b. Menyebutkan apa saja
penyebab Perilaku
Kekerasan
c. Menyebutkan apa saja
tanda dan gejala dari
Perilaku Kekerasan
d. Mendemonstrasikan
bagaimana cara
megontrol Perilaku
Kekerasan

3 Terminasi Penutupan  Peserta member 10 Menit


 Sesi tanya jawab/kuis dan respon dengan
pemberian mengajukan beberapa
 Evaluasi pertanyaan
 Salam  Peserta menjawab
pertanyaan evaluasi
 Menjawab salam

Lampiran :
MATERI PENYULUHAN
PERILAKU KEKERASAN

1. Pengertian Perilaku Kekerasan


Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai
respon terhadap kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai ancaman.

2. Penyebab Perilaku Kekerasan


Menurut Stearen penyebab kemarahan (perilaku kekerasan) adalah kombinasi
dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan
frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi,
hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1) Frustasi : sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/
keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa
terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan
cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya
dengan kekerasan.
2) Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu
tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas
tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.
3) Kebutuhan akan status dan prestise : Manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui
statusnya.

3. Tanda dan Gejala Perilakau Kekerasan


1) Muka merah
2) Pandangan tajam
3) Otot tegang
4) Nada suara tinggi
5) Berdebat dan sering pula tampak klien memaksa kehendak
6) Memukul jika tidak senang

4. Cara Merawat klien dengan Perilaku Kekerasan


Cara Mengatasi Marah (Peran Serta Keluarga Dalam Merawat Klien Yang
Melakukan Perilaku Kekerasan)
Cara umum dapat diarahkan pada berbagai aspek :
1) Fisik : menyalurkan marah melalui kegiatan fisik seperti lari pagi, angkat
berat, menari, jalan-jalan,olah raga,relaksasi otot
2) Emosi : mengurangi sumber yang menimbulkan marah, misalnya ruangan
yang terang,sikap keluarga yang lembut
3) Intelektual : mendorong ungkapan marah, melatih terbuka terhadap erasaan
marah, melindungi dan melaporkan jika amuk  
4) Sosial : mendorong klien yang melakukan cara marah yang konstruktif (yg
telah dilatih di rs) pada lingkungan
5) Spritual : bantu menjelaskan keyakinan tentang marah, meingkatkan kegiatan
ibadah

Cara khusus yang dapat dilakukan keluarga pada kondisi khusus :


1) Berteriak menjerit, memukul
2) Terima marah klien, diam sebentar
3) Arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak (bantal, kasur)
4) Setelah tenang diskusikan cara umum yang sesuai
5) Bantu klien latihan relaksasi (latihan fisik, olah raga)
6) Latihan pernafasan 2 kali/hari, tiap kali sepuluh kali tarikan dan hembusan
nafas
7) Berikan obat sesuai dengan aturan pakai
8) Jika cara satu dan dua tidak berhasil, bawa klien konsultasi ke pelayanan
kesehatan jiwa puskesmas, unit psikiatri RSU, RS. Jiwa)
9) Sedapat mungkin anggota keluarga yang melakukan perilaku kekerasan
sedapat mungkin jangan diikat atau dikurung.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat B, 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC

Stuart dan Sundeen . 2007 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai