Anda di halaman 1dari 3

2.

KONSEP BRAINSTORMING
1. DEFINISI
Brainstorming adalah suatu strategi atau metode pemecahan masalah kreatif yang
diluncurkan oleh Alex F. Osborn pada tahun 1953. Metode yang menitikberatkan pada
pengungkapan pendapat ini bermula dengan keinginan Osborn untuk mendorong
karyawannya supaya dapat berpikir kreatif mencari solusi dari permasalahan yang ada
pada perusahaannya dengan cara berdiskusi dimana setiap karyawannya bebas
mengungkapkan pendapat. Pada waktu itu, setelah iklan dari agen periklanan yang
dipimpin Osborn dapat disukseskan, ia berencana untuk menciptakan iklan baru yang lebih
nyata. Dalam memutuskan strategi, ia memilih cara yang berbeda dengan meminta semua
karyawannya untuk menyampaikan gagasannya yang dimiliki oleh mereka untuk kemudian
didiskusikan hingga didapatkan keputusan yang terbaik. Osborn menampung semua
gagasan dan mendiskusikannya dengan menggunakan metode brainstorming. Lebih lanjut,
gagasan ini memiliki dasar bahwa pendapat yang ada dikumpulkan tanpa mempedulikan
pendapat tersebut muncul dari siapa yang mengeluarkan pendapat (Dahlan, 2006:11).

Brainstorming adalah praktek teknik konfrensi dimana sebuah kelompok berupaya mencari
solusi atas masalah tertentu dengan menghimpun semua ide yang disumbangkan oleh para
anggotanya secara spontan. Brainstorming dikenal sebagai sebuah teknik untuk
mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak-benyaknya dalam kelompok guna mencari solusi
dari sebuah permasalahan.

Brainstorming adalah semacam cara pemecahan masalah yang anggotanya mengusulkan


dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada kritik. Hatimah
(2003:32) menyebutkan bahwa “curah pendapat atau branstorming merupakan suatu cara
untuk menghimpun gagasan atau pendapat dari setiap warga belajar tentang suatu
permasalahan.

1. MODEL BRAINSTORMING
1. Verbal brainstorming : Saling bertukar pikiran dalam suatu grup yang
dilakukan secara verbal dengan tatap muka dan pertemuan langsung.
2. Nominal brainstorming : Mengeluarkan ide secara terpisah, tidak saling
berinraksi dengan menuliskan idenya di kertas atau komputer.
3. Electronic brainstorming : Saling bertukar pikiran dalam suatu grup secara
elektronik dengan menggunakan tools seperti Group Support System.

1. TUJUAN dan MANFAAT


1. Mengidentifikasi masalah.
2. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya masalah.
3. Menentukan alternatif pemecahan masalah.
4. Mengimplementasikan pemecahan masalah.
5. Merencanakan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu aktivitas.
6. Mengambil keputusan ketika masalah terjadi.
7. Melakukan perbaikan (improvements)

1. SYARAT-SYARAT
1. Pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
2. Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis.
3. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari
oleh siapa pun.
4. setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

1. LANGKAH-LANGKAH
a. Pemberian informasi dan motivasi
Fasilitator menjelasakan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak
peserta untuk menyumbangkan pemikirannya

b. Identifikasi
Peserta diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya.
Semua saran ditampung.

c. Klasifikasi
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan
berdasarkan criteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
berdasarakan struktur/ faktor-faktor lain.

d. Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap sumban saran diuji relevansinya dengan permasalahan. Apabila terdapat sumbang
saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret.
Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinya.

e. Konklusi (Penyepakatan)
Fasilitator/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir
alternative pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil
kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

1. KEUNGGULAN TEKNIK BRAINSTORMING


Roestiyah (1985:74) mengungkapkan bebereapa kelebihan metode brainstorming, sebagai
berikut:
a. Brainstorming membangkitkan pendapat baru
b. Merangsang semua anggota untuk ambil bagian
c. Menghasilkan “reaksi santai” dalam pendapat
d. Tidak menyita banyak waktu
e. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kelompok kecil
f. Tidak memerlukan pemimpin yang terlalu hebat
g. Hanya menggunakan sedikit peralatan yang diperlukan.
h. Terjadi persaingan yang sehat
i. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
j. Melatih berpikir secara cepat dan tersusun logis.

1. KELEMAHAN TEKNIK BRAINSTORMING


Berikut kelemahan-kelemahan metode brainstorm yang dikemukakan oleh (Sudjana,
2001:88) adalah sebagai berikut:
1. Brainstorming mudah terlepas dari control
2. Brainstorming harus dilanjutkan dengan evaluasi, jika diharapkan efektif
3. Brainstorming mungkin sulit membuat anggota mengetahui bahwa segala
pendapat dapat diterima
4. Brainstorming anggota cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah
satu pendapat diajukan.
5.  Memerlukan evaluasi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang
disampaikan
6. Cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima.

Anda mungkin juga menyukai