Anda di halaman 1dari 2

Dalam percobaan ini pemberian obat kolinergik maupun antikolinergik dilakukan secara

subkutan yaitu dibagian tengkuk mencit dengan cara memegang bagian tengkuknya kemudian
disuntikan di bagian subkutan atau dibawah kulit. Pemberian obat secara subkutan ini diharapkan
agar mendapatkan efek yang lebih cepat dan baik karena tidak harus melalui sistem metabolisme
tubuh seperti halnya pada cara pemberian peroral. Konsentrasi obat menjadi tidak tepat jika
mengalami metabolisme terlebih dahulu karena sebagian ada yang disimpan didepo jaringan,
sebagian lagi diekskresikan. Dengan demikian pemberian obat secara subkutan memiliki efek
yang lebih baik daripada peroral. Sebelum melakukan penyuntikan hewan percobaan tersebut
dibasahi dengan alkohol terlebih dahulu, Penggunaan alkohol pada tempat yang akan dilakukan
penyuntikan berguna untuk mematikan kuman patogen yang ada disekitar lokasi penyuntikan
dan untuk menimimalkan rasa nyeri.

Pengujian ini menggunakan 4 ekor mencit.Pengamatan dari pengujian ini yaitu


menghitung diameter saliva yang dikeluarkan oleh hewan percobaan dan untuk memudahkan
pengamatan maka setiap hewan percobaan dimasukan kedalam beker glas .

Pada mencit kelompok 1 negatif (-) mencit yang hanya diberikan NaCl tidak mengeluarkan
saliva sama sekali , dari menit ke-5 sampai menit ke-45 mencit tidak mengeluarkan saliva .hal ini
terjadi karena pada kontrol negatif ini hanya diberikan NaCl yang tidak memiliki efek kolinergik
dan pada keadaan normal menunjukan tidak terjadinya saliva pada mencit. Pada mencit
kelompok 2 positif (+) mencit yang diberikan pilokarpin , rata – rata diameter saliva nya 3,1
.Pada mencit 3 uji 1 yang diberikan pilokarpin setelah di amati 5-45 menit mencit uji 1 ini naik
turun diamter saliva nya .kemudian setelah dihitung rata - ratanya mendapatkan hasil diameter
salivanya 0,82 .dan mencit 4 kelompok yang diberikan atropin lalu segera diberikan pilokarpin ,
untuk bisa melihat apakah atropin atau pilokarpin yg lebih kuat. Atau batropin yg lebih kuat
setalah diamati selama 5-45 menit kenaikan. Setelah dihitung rata – rata diamater salivanya
mendapatkan hasil 0,94.

Setelah itu data diamati dan diolah dengan menggunakan perhitungan % inhibisi ,

Di dapatkan :
Rata – Rata positif = =
= 3,1

Rata – Rata Uji 1 = = =


0,82

Rata – Rata uji 2 = = =


0,94

dari percobaan ini diperoleh bahwa rata-rata diameter saliva pada kelompok uji 2 lebih besar dari
kelompok uji satu

Anda mungkin juga menyukai