Anda di halaman 1dari 4

E.

Penatalaksanaan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara dan mengganti dalam batas-batas fisiologis.
Indikasinya antara lain adalah kehilangan cairan tubuh akut, kehilangan darah, anoreksia dan
kelainan saluran cerna.

 Penyebab ketidakseimbangan elektrolit


Terdapat baanyak penyebab yang memicu ketidakseimbangan elektrolit dengan dehidrasi
menjadi salah satu yang paling umum. Dehidrasi, muntah berat, dan diare menyebabkan
tubuh kehilangan cairan dengan cepat. Selain itu, asupan makanan yang tidak tepat (tidak
mengkonsumsi makanan kaya mineral), atau malabsorpsi juga bisa menjadi penyebab
ketidakseimbangan elektrolit.
Ketidakseimbangan elektrolit juga menyertai beberapa penyakit dan gangguan, seperti PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik), pneumonia, diare, muntah, gagal ginjal, gangguan makan,
alkoholisme, anoreksia, nervosa, gangguan hormonal, dll.
Terkadang obat-obatan seperti diuretik, antibiotik, dan obat kemoterapi juga dapat
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
 Penatalaksanaan ketidakseimbangan elektrolit
1. Penyebab ketidakseimbangan elektrolit perlu diidentifikasi terlebih dahulu sebelum
pengobatan bisa dilakukan.
2. Dokter akan menyarankan pasien melakukan tes darah, tes urine, dan pemindaian X-
ray untuk mendiagnosa kondisi.
3. Jika ketidakseimbangan disebabkan karena kondisi medis, prioritas pertama
dititikberatkan untuk mengatasi kondisi tersebut.
4. Dalam kasus ringan, membuat perubahan dalam diet dan memasukan makanan
yang kaya mineral dapat mengobati ketidakseimbangan.
5. Mengasup minuman yang mengandung elektrolit juga dapat membantu mengobati
ketidakseimbangan.
6. Dalam kasus yang parah, cairan IV (intra vena) umumnya digunakan untuk
mengembalikan elektrolit ke level normal. Jika gejala memburuk, rawat inap
mungkin diperlukan.
 Contoh kekurangan cairan dan elektrolit
1. Hiponatremia (kadar natrium yang rendah)
Hiponatremia adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah.
a. Penyebab
Hiponatremia terjadi ketika cairan tubuh mengandung natrium dalam
jumlah yang terlalu sedikit, misalnya akibat:
 Muntah dan diare berat, dimana kehilangan cairan tubuh hanya
digantikan oleh air.
 Beberapa gangguan yang membuat tubuh menahan cairan lebih
banyak, misalnya sirosis hati atau gagal jantung.
 Minum air dengan jumlah yang sangat banyak, misalnya pada
kelainan psikis tertentu, atau pada orang-orang yang di rawat
dirumah sakit, yang mendapatkan sejumlah besar cairan melalui
infus.
 Penyakit addison, dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah besar.
 Produksi hormon anti diuretik berlebihan, misalnya pada tumor otak
kanker paru atau pankreas, serta pemakaian tertentu, misalnya
chiorpropamide, carbamazepine, atau vincristine.
b. Gejala
Beratnya gejala sebagian di tentukan oleh kecepatan penurunan kadar
natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan gejala
cenderung tidak berat dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar
rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih
berat. Otak sangan sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah.
Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah penurunan kesadaran,
dimana penderita cenderung untuk terus tidur.
c. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejala
yang ada.
d. Pengobatan
Hiponatremia merupakan kedaan darurat yang memerlukam pengobatan
segera. Cairan infus diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium
darah secara perlahan. Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa
mengakibatkan kerusakan otak yang menetap. Oleh karena itu, asupan
cairan harus diawasi dan di batasi oleh dokter, serta penyebab hiponatremia
juga perlu diatasi.
2. Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang
dari 3.8 mEq/L darah.
a. Penyebab
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi
kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak
berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui
saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar
dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang
disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan
dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih karena
beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat
diuretika tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan
kalium dalam jumlah yang berlebihan.
b. Gejala
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa
menyebabkan kelemahan otot, Kejang otot, dan bahkan kelumpuhan. Irama
jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
c. Diagnosis
Ditegakkan beedasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
d. Pengobatan
Kaalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi
garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran
pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari.
Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan
tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang
dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bila mana
perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intra vena.
3. Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah)
Hipokalsemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium didalam darah
kurang dari 8,8 mgr/dL darah.
e. Penyebab
Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai
masalah. Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang
menyebabkan hilangnya kalsium dalam jangka lama melalui air kemih atau
kegagalan untuk memindahkan kalsium dari tulang. Sebagian besar kalisum
dalam darah di bawa oleh protein albumin, karena itu jika terlalu sedikit
albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium
dalam darah.
f. Gejala
Gejala pertama yang muncul adalah peningkatan rangsangan dari struktur
saraf dan otot.
e. Diagnosa
Diagnosa meliputi tes darah untuk menilai tingkat kalsium dalam serum. X-
ray diperlukan untuk menilai kondisi struktur tulang dalam tubuh. Biokimia
darah untuk mengetahui konsentrasi bilirubin dalam darah, magnesium,
vitamin D, kreatinin, fosfat dsb.
f. Pengobatan
Mengkonsumsi tambahan vitamin D dapat membantu meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Pengobatan hipokalsemia
bervariasi tergantung kepada penyebabnya. Kalsium dapat diberikan baik
secara intra vena maupun per oral (ditelan). Hipokalsemia menahun
diperbaiki dengan mengkonsumsi tambahan kalsium per oral.
4. Hipomagnesemia
Hipomagnesemia (kadar magnesium yang rendah dalam darah) adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi magnesium dalam darah kurang dari 1,6 mEq/L darah.
a) Penyebab
 Penyakit dimaana terjadi hipomagnesemia adalah kompleks dan
biasanya merupakan akibat dari gangguan nutrisi dan metabolisme.
 Penyebab tersering dari hipomagnesemia adalah asupan yang
kurang, yang berhubungan dengan kelaparan atau kelain
penyerapan di usus dan pengeluaran yang berlebihan oleh ginjal.
 Hipomagnesemia juga sering terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak atau yang
mengalami diare terus menerus dalam waktu yang lama.
 Kadar aldosteron, hormon anti diuretik atau hormon tiroid yang
tinggi dapat menyebabkan hipomagnesemia karena terjadi
pembuangan yang berlebihan oleh ginjal.
 Penggunaan diuretik, obat anti jamur amphotericin B atau obat anti
kanker cisplatin dapat juga dapat menyebabkan hipomagnesemia.
b) Gejala
Hipomagnesemia dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, mual,
muntah, mengantuk, kelemahan, perubahan kepribadian, kejang otot, dan
gemetar.
Jika hipomagnesemia terjadi bersamaan dengan hipokalsemia, keadaan
hipomagnesemia harus diobati terlebih dahulu sebelum mengobati
hipokalsemia.
c) Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-
gejalanya.
d) Pengobatan
Jika timbul gejala atau jika konsentrasi magnesium sangat rendah (kurang
dari 1 mEq/L darah), diberikan magnesium per oral maupun melalui suntikan
di otot (intra muskuler) atau pembuluh balik (intra vena).

F. Evaluasi

 Sebutkan dan jelaskan organ tubuh yang berperan dalam pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh!
 Sebutkan dan jelaskan 3 cara perpindahan cairan tubuh!
 Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit individu!
 Sebutkan dan jelaskan berbagai tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit!
 Sebutkan dan jelaskan penatalaksanaan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit!

Anda mungkin juga menyukai