Anda di halaman 1dari 19

ANGGARAN OPERASIONAL

ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan merupakan rencana terperinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang
yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga, waktu dan tempat
penjualan

Rumus Untuk Menentukan Jumlah Penjualan (dalam Rp):


Unit Penjualan x Harga/Unit

Contoh Bentuk Anggaran Penjualan:


PERIODE KRIPIK TAHU

SURABAYA MALANG TOTAL

UNIT HARGA/ JUMLAH* UNIT HARGA/ JUMLAH* UNIT JUMLAH


UNIT (Rp) UNIT (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
JANUARI
FEBRUARI
MARET
PERIODE KRIPIK TEMPE
SURABAYA MALANG TOTAL
UNIT HARGA/ JUMLAH* UNIT HARGA/ JUMLAH* UNIT JUMLAH
UNIT (Rp) UNIT (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
JANUARI

FEBRUARI
MARET
*Jumlah (Rp) = unit x harga/unit (Rp)

ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi merupakan rencana terperinci tentang produksi perusahaan selama
periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang
yang akan diproduksi dan jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi

Rumus Untuk Menentukan Jumlah Produksi:


Rencana Penjualan + Persediaan Akhir – Persediaan Awal

Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode berikutnya
Contoh Bentuk Anggaran Produksi:
KETERANGAN KRIPIK TAHU KRIPIK TEMPE

JANUARI FEBRUARI MARET JANUARI FEBRUARI MARET


RENCANA PENJUALAN*

PERSEDIAAN AKHIR X XX X XX
TOTAL KEBUTUHAN**

PERSEDIAAN AWAL X XX X XX
PRODUKSI***

*rencana penjualan diperoleh dari anggaran penjualan (unit) yang telah disusun sebelumnya
**total kebutuhan = rencana penjualan + persediaan akhir
***produksi = total kebutuhan – persediaan awal

ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG


Anggaran bahan baku langsung merupakan rencana terperinci tentang bahan baku langsung
(utama) yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi selama periode yang akan
datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) bahan baku langsung,
standar penggunaan bahan baku langsung (Standart Usage Rate/SUR), harga per unit bahan
baku langsung, total kebutuhan bahan baku langsung, total biaya pemakaian bahan baku
langsung, total unit dan biaya pembelian bahan baku langsung. Anggaran bahan baku
langsung terdiri dari :

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Langsung


Rumus Untuk Menentukan Kebutuhan Bahan Baku Langsung:
Rencana Produksi X SUR Bahan Baku Langsung
Contoh Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung:
KETERANGAN KRIPIK TAHU

KEDELAI TEPUNG TERIGU


PRODUKSI* SUR KEBUTUHAN** PRODUKSI* SUR KEBUTUHAN**

JANUARI

FEBRUARI

MARET

KETERANGAN KRIPIK TEMPE

KEDELAI TEPUNG TERIGU


PRODUKSI* SUR KEBUTUHAN** PRODUKSI* SUR KEBUTUHAN**

JANUARI

FEBRUARI

MARET

*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya


**kebutuhan = produksi X SUR

2. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Langsung


Rumus Untuk Menentukan Biaya Pemakaian Bahan Baku Langsung:
Kebutuhan Bahan Baku Langsung X Harga Bahan Baku Langsung Per Unit
Contoh Bentuk Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Langsung:
PERIODE KRIPIK TAHU

KEDELAI TEPUNG TERIGU

KEBUTUHAN* HARGA/ BIAYA** KEBUTUHAN* HARGA/ BIAYA**


UNIT (Rp) UNIT (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

PERIODE KRIPIK TEMPE

KEDELAI TEPUNG TERIGU

KEBUTUHAN* HARGA/ BIAYA** KEBUTUHAN* HARGA/ BIAYA**


UNIT (Rp) UNIT (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

*kebutuhan bahan baku langsung diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya (Rp) = kebutuhan x harga/unit

3. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung


Anggaran pembelian bahan baku langsung disusun berdasar jenis bahan baku langsung
yang digunakan bukan berdasar jenis barang jadi yang dihasilkan.

Rumus Untuk Menentukan Jumlah Pembelian Bahan Baku Langsung (Unit):


Rencana Kebutuhan Bahan Baku Langsung Untuk Produksi + Persediaan Akhir –
Persediaan Awal
Contoh Bentuk Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung:
KETERANGAN KEDELAI TEPUNG TERIGU

JANUARI FEBRUARI MARET JANUARI FEBRUARI MARET


KEBUTUHAN UNTUK
PRODUKSI*

PERSEDIAAN AKHIR x xx x xx
TOTAL KEBUTUHAN**

PERSEDIAAN AWAL x xx x xx
PEMBELIAN (UNIT)***

HARGA BELI/UNIT (Rp)

BIAYA

PEMBELIAN (Rp)****

*kebutuhan bahan baku untuk produksi diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku
langsung yang telah disusun sebelumnya.
**total kebutuhan = kebutuhan untuk produksi + persediaan akhir
***pembelian (unit) = total kebutuhan – persediaan awal
****biaya pembelian (Rp) = pembelian (unit) x harga beli/unit

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG


Anggaran tenaga kerja langsung merupakan rencana terperinci tentang tenaga kerja
langsung yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi selama periode yang
akan datang yang didalamnya meliputi standar jam tenaga kerja langsung (Standart Usage
Rate/SUR), kebutuhan jam tenaga kerja langsung, tarif per jam tenaga kerja langsung dan
total biaya jam tenaga kerja langsung untuk setiap departemen. Anggaran jam tenaga kerja
langsung terdiri dari :

1. Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung


Rumus Untuk Menentukan Jam Tenaga Kerja Langsung:
Rencana Produksi X SUR Tenaga Kerja Langsung
Contoh Bentuk Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung:
KETERANGAN KRIPIK TAHU

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

PRODUKSI* SUR TOTAL JAM** PRODUKSI* SUR TOTAL JAM**


JANUARI

FEBRUARI

MARET

KETERANGAN KRIPIK TEMPE

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

PRODUKSI* SUR TOTAL JAM** PRODUKSI* SUR TOTAL JAM**


JANUARI

FEBRUARI

MARET

*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya


**total jam = produksi x SUR

2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Rumus Untuk Menentukan Biaya Tenaga Kerja Langsung:
Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Langsung X Tarif Per Jam Tenaga Kerja Langsung
Contoh Bentuk Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung:
KETERANGAN KRIPIK TAHU

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

TOTAL TARIF/JAM BIAYA** TOTAL TARIF/JAM BIAYA**


JAM* JAM*
(Rp) (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

KETERANGAN KRIPIK TEMPE

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

TOTAL TARIF/JAM BIAYA** TOTAL TARIF/JAM BIAYA**


JAM* JAM*
(Rp) (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**biaya (Rp) = total jam x tarif/jam

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)


Anggaran biaya overhead pabrik atau anggaran biaya tidak langsung merupakan rencana
terperinci tentang biaya overhead pabrik yang digunakan oleh perusahaan dalam proses
produksi selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi tarif biaya overhead
pabrik perusahaan, satuan pembebanan dan total biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen. Biaya overhead pabrik atau biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di
pabrik tetapi tidak ikut secara langsung dalam proses produksi, contohnya: biaya
supervisor/pengawas pabrik, biaya bahan pembantu, biaya pemeliharaan mesin, biaya listrik
dan lain-lain. Sebelum membuat anggaran biaya overhead pabrik, harus ditetapkan tarif
biaya overhead pabrik. Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan cara melakukan
pembebanan/alokasi biaya overhead pabrik dari departemen jasa/pembantu ke
departemen produksi. Biaya Overhead Pabrik pada departemen-departemen
jasa/pembantu di dalam pabrik akan dialokasikan ke departemen-departemen produksi
sesuai dengan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.
Contoh Menentukan Tarif BOP: Biaya Listrik
DEPARTEMEN JAM TENAGA KERJA BIAYA
LANGSUNG LISTRIK/DEPARTEMEN (Rp)
Departemen Produksi I 10.000 10.000.000
Departemen Produksi II 20.000 20.000.000
Total Departemen Produksi 30.000 30.000.000
Departemen Jasa : 6.000.000
Reparasi dan Pemeliharaan Mesin

Untuk menentukan tarif biaya listrik yang akan digunakan dalam Anggaran BOP maka biaya
listrik dari departemen jasa harus dialokasikan ke departemen produksi. Misal jika dasar
alokasi berdasar jam tenaga kerja langsung (Direct Labour Hours=DLH) :

Alokasi dari departemen jasa ke departemen produksi I:


10.000/30.000 x Rp. 6.000.000 =Rp. 2.000.000
Alokasi dari departemen jasa ke departemen produksi II:
20.000/30.000 x Rp. 6.000.000 =Rp. 4.000.000

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


PRODUKSI I PRODUKSI II

Biaya listrik sebelum alokasi 10.000.000 20.000.000

Alokasi biaya listrik dari Departemen 2.000.000 4.000.000


Jasa: Reparasi dan Pemeliharaan
Mesin

Total biaya Listrik 12.000.000 24.000.000

Tarif biaya listrik/jam = Rp. 12.000.000/10.000 atau Rp. 24.000.000/20.000 = Rp. 12.000/jam

Rumus Untuk Menentukan Anggaran Biaya Overhead Pabrik (jika


pembebanan/alokasi berdasar jam tenaga kerja langsung):
Total Jam Tenaga Kerja Langsung X Tarif BOP per Jam Tenaga Kerja Langsung
Contoh Bentuk Anggaran Biaya Overhead Pabrik (jika pembebanan/alokasi berdasar jam
tenaga kerja langsung):
KETERANGAN KRIPIK TAHU

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

TOTAL TARIF BIAYA** TOTAL TARIF BIAYA**


JAM* BOP/JAM JAM* BOP/JAM
(Rp) (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

KETERANGAN KRIPIK TEMPE

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2

TOTAL TARIF BIAYA** TOTAL TARIF BIAYA**


JAM* BOP/JAM JAM* BOP/JAM
(Rp) (Rp)
JANUARI

FEBRUARI

MARET

*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
** biaya (Rp) = total jam x tarif bop/jam

ANGGARAN HARGA POKOK PRODUKSI


Anggaran harga pokok produksi merupakan rencana terperinci tentang biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, total biaya
produksi dan biaya produksi per unit.

Rumus Untuk Menentukan Total Harga Pokok Produksi:


Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik

Rumus Untuk Menentukan Total Harga Pokok Produksi Per Unit:


Total Harga Pokok Produksi : Unit Produksi
Contoh Bentuk Anggaran Harga Pokok Produksi:
KETERANGAN KRIPIK TAHU KRIPIK TEMPE

JANUARI FEBRUARI MARET JANUARI FEBRUARI MARET


BIAYA BAHAN BAKU
LANGSUNG (Rp)*:

 KEDELAI
 TEPUNG TERIGU
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG (Rp)**:

 DEPARTEMEN 1
 DEPARTEMEN 2
BIAYA OVERHEAD
PABRIK (Rp)***:

 DEPARTEMEN 1
 DEPARTEMEN 2
TOTAL HARGA POKOK
PRODUKSI (Rp) ****

UNIT PRODUKSI

HARGA POKOK
PRODUKSI/UNIT
(Rp)*****

*biaya bahan baku langsung diperoleh dari anggaran biaya pemakaian bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari anggaran biaya tenaga kerja langsung
langsung yang telah disusun sebelumnya
***biaya overhead pabrik diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah
disusun sebelumnya
**** harga pokok produksi (Rp) = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung
+ biaya overhead pabrik
*****harga pokok produksi/unit = total harga pokok produksi : unit produksi
CONTOH KASUS ANGGARAN PERUSAHAAN
Kasus I
Perusahaan penghasil frozen food nugget dengan merek “Cold” merencanakan menyusun anggaran
perusahaan untuk triwulan pertama tahun 2020 dengan data sebagai berikut :
1. Rencana penjualan
Periode Jumlah Penjualan (dalam bungkus) Harga Jual/bungkus (Rp)
Januari 1.800 32.000
Februari 2.280 32.000
Maret 2.400 32.000
Produk dijual 70% di Surabaya, 30% di Sidoarjo.

2. Persediaan tanggal 31 Desember 2019 sebesar 120 bungkus nugget. Perusahaan


merencanakan setiap akhir bulan ada persediaan sebesar 240 bungkus nugget.

3. Perusahaan dalam mengolah produknya menggunakan 2 macam bahan baku utama yaitu
ayam dan tepung terigu. Setiap 100 bungkus nugget memerlukan 60 kg ayam dan 40 kg
tepung terigu.

4. Harga ayam per kg Rp.30.000,- dan harga tepung per kg Rp.10.000,-

5. Persediaan bahan baku langsung tanggal 31 Desember 2019 sebesar 200 kg ayam dan 300 kg
tepung terigu. Persediaan setiap akhir bulan direncanakan 100 kg ayam dan 200 kg tepung
terigu

6. Produk diolah melalui 2 departemen produksi yaitu Departemen Pengolahan (Departemen 1)


dan Departemen Pembungkusan (Departemen 2). Untuk setiap 100 bungkus memerlukan
waktu 100 jam kerja langsung di Departemen 1 dan 50 jam kerja langsung di Departemen 2.
Tarip upah per jam kerja langsung di masing-masing departemen sebesar Rp.3.000,- per jam
tenaga kerja langsung di Departemen 1 dan Rp.2.000,- per jam tenaga kerja langsung di
Departemen 2.

7. Biaya overhead pabrik di Departemen 1 dan Departemen 2 dibebankan berdasar jam kerja
langsung dengan tarip BOP Rp.1.000,- per jam kerja langsung

Berdasar data tersebut, bantulah perusahaan menyusun :


a. Anggaran Penjualan Januari sd Maret 2020
b. Anggaran Produksi Januari sd Maret 2020
c. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung Januari sd Maret 2020
d. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung Januari sd Maret 2020
e. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung Januari sd Maret 2020
f. Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Januari sd Maret 2020
g. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Januari sd Maret 2020
h. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Januari sd Maret 2020
i. Anggaran Harga Pokok Produksi Januari sd Maret 2020
PENYELESAIAN KASUS I
Anggaran Penjualan
Periode NUGGET Total
Surabaya 70% Sidoarjo 30%
Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Rp
Januari 1.260 32.000 40.320.000 540 32.000 17.280.000 1.800 57.600.000
Februari 1.596 32.000 51.072.000 684 32.000 21.888.000 2.280 72.960.000
Maret 1.680 32.000 53.760.000 720 32.000 23.040.000 2.400 76.800.000
*jumlah = unit x hrg/unit
Anggaran Produksi
Keterangan NUGGET
Jan Feb Mrt
Rencana penjualan* 1.800 2.280 2.400
Persediaan akhir 240 240 240
Total kebutuhan** 2.040 2.520 2.640
Persediaan awal 120 240 240
Produksi*** 1.920 2.280 2.400
*rencana penjualan diperoleh dari anggaran penjualan (unit) yang telah disusun sebelumnya
**total kebutuhan = rencana penjualan + persediaan akhir
***produksi = total kebutuhan – persediaan awal

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung


Periode NUGGET
Ayam Tepung Terigu
Produksi* SUR** Jumlah*** Produksi* SUR** Jumlah***
Januari 1.920 0,6 1.152 1.920 0,4 768
Februari 2.280 0,6 1.368 2.280 0,4 912
Maret 2.400 0,6 1.440 2.400 0,4 960
*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya
**SUR ayam = 60 : 100 = 0,6
SUR tepung terigu = 40 : 100 = 0,4
***jumlah = produksi x SUR

Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Langsung


Periode NUGGET
Ayam Tepung Terigu
Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah
(Rp) (Rp)** (Rp) (Rp)**
Januari 1.152 30.000 34.560.000 768 10.000 7.680.000
Februari 1.368 30.000 41.040.000 912 10.000 9.120.000
Maret 1.440 30.000 43.200.000 960 10.000 9.600.000
*kebutuhan diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung yang telah disusun
sebelumnya
**jumlah (Rp) = kebutuhan x hrg/unit (Rp)
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Periode Ayam Tepung Terigu
Januari Februari Maret Januari Februari Maret
Kebutuhan untuk 1.152 1.368 1.440 768 912 960
produksi*
Persediaan akhir 100 100 100 200 200 200
Total kebutuhan** 1.252 1.468 1.540 968 1.112 1.160
Persediaan awal 200 100 100 300 200 200
Pembelian (unit)*** 1.052 1.368 1.440 668 912 960
Harga/unit (Rp) 30.000 30.000 30.000 10.000 10.000 10.000
Biaya pembelian 31.560.000 41.040.000 43.200.000 6.680.000 9.120.000 9.600.000
(Rp)****
*kebutuhan untuk produksi diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung yang
telah disusun sebelumnya
**total kebutuhan = kebutuhan untuk produksi + persediaan akhir
***pembelian (unit) = total kebutuhan – persediaan awal
****biaya pembelian (Rp) = pembelian (unit) x harga/unit (Rp)
Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung
Periode NUGGET
Departemen 1 Departemen 2
Produksi* SUR** Total Jam*** Produksi* SUR** Total Jam***
Januari 1.920 1 1.920 1.920 0,5 960
Februari 2.280 1 2.280 2.280 0,5 1.140
Maret 2.400 1 2.400 2.400 0,5 1.200
*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya
**SUR Departemen 1= 100 : 100 = 1
SUR Departemen 2 = 50 : 100 = 0,5
***total jam = produksi x SUR

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Periode NUGGET
Departemen 1 Departemen 2
Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)** Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)**
Januari 1.920 3.000 5.760.000 960 2.000 1.920.000
Februari 2.280 3.000 6.840.000 1.140 2.000 2.280.000
Maret 2.400 3.000 7.200.000 1.200 2.000 2.400.000
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**biaya (Rp) = total jam x tarif/jam
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Periode NUGGET
Departemen 1 Departemen 2
Total Tarif Jumlah Total Tarif Jumlah
Jam* BOP/Jam (Rp)** Jam* BOP/Jam (Rp)**
Januari 1.920 1.000 1.920.000 960 1.000 960.000
Februari 2.280 1.000 2.280.000 1.140 1.000 1.140.000
Maret 2.400 1.000 2.400.000 1.200 1.000 1.200.000
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**jumlah (Rp) = total jam x tarif BOP/jam

Anggaran Harga Pokok Produksi


Keterangan NUGGET
Januari Februari Maret
Biaya Bahan Baku Langsung
a. Ayam 34.560.000 41.040.000 43.200.000
b. Tepung 7.680.000 9.120.000 9.600.000
Biaya tenaga Kerja Langsung
a. Dep.1 5.760.000 6.840.000 7.200.000
b. Dep.2 1.920.000 2.280.000 2.400.000
Biaya Overhead Pabrik
a. Dep.1 1.920.000 2.280.000 2.400.000
b. Dep.2 960.000 1.140.000 1.200.000
TOTAL HPP (Rp) **** 52.800.000 62.700.000 66.000.000
Produksi 1.920 2.280 2.400
HPP/unit (Rp) ***** 27.500 27.500 27.500
*biaya bahan baku langsung diperoleh dari anggaran biaya pemakaian bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari anggaran biaya tenaga kerja langsung
langsung yang telah disusun sebelumnya
***biaya overhead pabrik diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah
disusun sebelumnya
**** total harga pokok produksi (Rp) = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja
langsung + biaya overhead pabrik
*****harga pokok produksi/unit = total harga pokok produksi : unit produksi
KASUS II
PT SUKSES, perusahaan penghasil kripik dengan merk “KREZZ” merencanakan menyusun
anggaran perusahaan untuk triwulan pertama tahun 2020 dengan data sebagai berikut :

1. Rencana penjualan
Periode Jumlah Penjualan (dalam bungkus)
Kripik Tahu Kripik Tempe
Januari 20.000 18.000
Februari 21.000 17.000
Maret 19.000 19.000
Harga jual per bungkus kripik tahu Rp.8.000,- dan kripik tempe Rp.10.000,-
Distribus penjualan 60% di Malang dan 40% di Surabaya

2. Persediaan kripik tanggal 31 Desember 2019 sebesar 1.500 bungkus kripik tahu dan
1.000 bungkus kripik tempe. Perusahaan merencanakan setiap akhir bulan untuk
masing-masing produk ada persediaan sebesar 10% dari rencana penjualan setiap
bulan.

3. Perusahaan dalam mengolah produknya menggunakan 2 macam bahan baku utama


yaitu kedelai dan tepung terigu. Setiap 100 bungkus kripik tahu memerlukan 40 kg
kedelai dan 20 kg tepung terigu. Sedangkan setiap 100 bungkus kripik tempe
memerlukan 50 kg kedelai dan 20 kg tepung terigu.
4. Harga kedelai per kg Rp.8.000,- dan harga tepung per kg Rp.10.000,-
5. Persediaan bahan baku langsung tanggal 31 Desember 2019 sebesar 600 kg kedelai
dan 260 kg tepung terigu. Persediaan setiap akhir bulan direncanakan 200 kg kedelai
dan 300 kg tepung terigu
6. Setiap jenis kripik diolah melalui 2 departemen produksi yaitu Dep. Pengolahan (Dep
1) dan Dep. Pembungkusan (Dep 2). Untuk masing-masing jenis produk setiap 100 bks
memerlukan waktu 24 jam kerja langsung di Dep 1 dan 24 jam kerja langsung di Dep 2.
Tarip upah per jam kerja langsung di masing-masing departemen sebesar Rp. 2.000,-
7. Untuk masing-masing jenis produk biaya overhead pabrik di Dep 1 dan Dep 2
dianggarkan berdasar jam kerja langsung dengan tarip BOP Rp. 1.000,- per jam kerja
langsung
PENYELESAIAN KASUS II
Anggaran Penjualan
Periode Kripik Tahu Total
Malang 60% Surabaya 40%
Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Rp
Januari 12.000 8.000 96.000.000 8.000 8.000 64.000.000 20.000 160.000.000
Februari 12.600 8.000 100.800.000 8.400 8.000 67.200.000 21.000 168.000.000
Maret 11.400 8.000 91.200.000 7.600 8.000 60.800.000 19.000 152.000.000
Periode Kripik Tempe Total
Malang 60% Surabaya 40%
Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Hrg/unit Jumlah (Rp)* Unit Rp
Januari 10.800 10.000 108.000.000 7.200 10.000 72.000.000 18.000 180.000.000
Februari 10.200 10.000 102.000.000 6.800 10.000 68.000.000 17.000 170.000.000
Maret 11.400 10.000 114.000.000 7.600 10.000 76.000.000 19.000 190.000.000
*jumlah = unit x hrg/unit
Anggaran Produksi
Kripik Tahu Kripik Tempe
Keterangan Jan Feb Mrt Jan Feb Mrt
Rencana penjualan* 20.000 21.000 19.000 18.000 17.000 19.000
Persediaan akhir 2.000 2.100 1.900 1.800 1.700 1.900
Total kebutuhan** 22.000 23.100 20.900 19.800 18.700 20.900
Persediaan awal 1.500 2.000 2.100 1.000 1.800 1.700
Produksi*** 20.500 21.100 18.800 18.800 16.900 19.200
*rencana penjualan diperoleh dari anggaran penjualan (unit) yang telah disusun sebelumnya
**total kebutuhan = rencana penjualan + persediaan akhir
***produksi = total kebutuhan – persediaan awal
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung
Periode Kripik Tahu
Kedelai Tepung Terigu
Produksi* SUR** Jumlah*** Produksi* SUR** Jumlah***
Januari 20.500 0,4 8.200 20.500 0,2 4.100
Februari 21.100 0,4 8.440 21.100 0,2 4.220
Maret 18.800 0,4 7.520 18.800 0,2 3.760
Periode Kripik Tempe
Kedelai Tepung Terigu
Produksi* SUR** Jumlah*** Produksi* SUR** Jumlah***
Januari 18.800 0,5 9.400 18.800 0,2 3.760
Februari 16.900 0,5 8.450 16.900 0,2 3.380
Maret 19.200 0,5 9.600 19.200 0,2 3.840
*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya
**SUR kedelai untuk kripik tahu = 40 : 100 = 0,4
SUR tepung terigu untuk kripik tahu = 20 : 100 = 0,2
SUR kedelai untuk kripik tempe = 50 : 100 = 0,5
SUR tepung terigu untuk kripik tempe = 20 : 100 = 0,2
***jumlah = produksi x SUR
Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Langsung
Periode Kripik Tahu
Kedelai Tepung Terigu
Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah
(Rp) (Rp)** (Rp) (Rp)**
Januari 8.200 8.000 65.600.000 4.100 10.000 41.000.000
Februari 8.440 8.000 67.520.000 4.220 10.000 42.200.000
Maret 7.520 8.000 60.160.000 3.760 10.000 37.600.000
Periode Kripik Tempe
Kedelai Tepung Terigu
Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah Kebutuhan* Hrg/Unit Jumlah
(Rp) (Rp)** (Rp) (Rp)**
Januari 9.400 8.000 75.200.000 3.760 10.000 37.600.000
Februari 8.450 8.000 67.600.000 3.380 10.000 33.800.000
Maret 9.600 8.000 76.800.000 3.840 10.000 38.400.000
*kebutuhan diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung yang telah disusun
sebelumnya
**jumlah (Rp) = kebutuhan x hrg/unit (Rp)

Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung


Periode Kedelai Tepung Terigu
Januari Februari Maret Januari Februari Maret
Kebutuhan untuk 17.600 16.890 17.120 7.860 7.600 7.600
produksi*
Persediaan akhir 200 200 200 300 300 300
Total kebutuhan** 17.800 17.090 17.320 8.160 7.900 7.900
Persediaan awal 600 200 200 260 300 300
Pembelian (unit)*** 17.200 16.890 17.120 7.900 7.600 7.600
Harga/unit (Rp) 8.000 8.000 8.000 10.000 10.000 10.000
Biaya pembelian 137.600.000 135.120.000 136.960.000 79.000.000 76.000.000 76.000.000
(Rp)****
*kebutuhan untuk produksi diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung yang
telah disusun sebelumnya (dijumlahkan bahan baku yang sama untuk semua jenis produk)
**total kebutuhan = kebutuhan untuk produksi + persediaan akhir
***pembelian (unit) = total kebutuhan – persediaan awal
****biaya pembelian (Rp) = pembelian (unit) x harga/unit (Rp)
Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung
Periode Kripik Tahu
Departemen 1 Departemen 2
Produksi* SUR** Total Jam*** Produksi* SUR** Total Jam***
Januari 20.500 0,24 4.920 20.500 0,24 4.920
Februari 21.100 0,24 5.064 21.100 0,24 5.064
Maret 18.800 0,24 4.512 18.800 0,24 4.512
Periode Kripik Tempe
Departemen 1 Departemen 2
Produksi* SUR** Total Jam*** Produksi* SUR** Total Jam***
Januari 18.800 0,24 4.512 18.800 0,24 4.512
Februari 16.900 0,24 4.056 16.900 0,24 4.056
Maret 19.200 0,24 4.608 19.200 0,24 4.608
*produksi diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya
**SUR = 24 : 100 = 0,24
***total jam = produksi x SUR

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Periode Kripik Tahu
Departemen 1 Departemen 2
Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)** Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)**
Januari 4.920 2.000 9.840.000 4.920 2.000 9.840.000
Februari 5.064 2.000 10.128.000 5.064 2.000 10.128.000
Maret 4.512 2.000 9.024.000 4.512 2.000 9.024.000
Periode Kripik Tempe
Departemen 1 Departemen 2
Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)** Total Jam* Tarif/Jam Biaya (Rp)**
Januari 4.512 2.000 9.024.000 4.512 2.000 9.024.000
Februari 4.056 2.000 8.112.000 4.056 2.000 8.112.000
Maret 4.608 2.000 9.216.000 4.608 2.000 9.216.000
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**biaya (Rp) = total jam x tarif/jam
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Periode Kripik Tahu
Departemen 1 Departemen 2
Total Tarif Jumlah Total Tarif Jumlah
Jam* BOP/Jam (Rp)** Jam* BOP/Jam (Rp)**
Januari 4.920 1.000 4.920.000 4.920 1.000 4.920.000
Februari 5.064 1.000 5.064.000 5.064 1.000 5.064.000
Maret 4.512 1.000 4.512.000 4.512 1.000 4.512.000
Periode Kripik Tempe
Departemen 1 Departemen 2
Total Tarif Jumlah Total Tarif Jumlah
Jam* BOP/Jam (Rp)** Jam* BOP/Jam (Rp)**
Januari 4.512 1.000 4.512.000 4.512 1.000 4.512.000
Februari 4.056 1.000 4.056.000 4.056 1.000 4.056.000
Maret 4.608 1.000 4.608.000 4.608 1.000 4.608.000
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**jumlah (Rp) = total jam x tarif BOP/jam

Anggaran Harga Pokok Produksi


Keterangan Kripik Tahu Kripik Tempe
Januari Februari Maret Januari Februari Maret
1. Biaya Bahan Baku Langsung*
a. Kedelai 65.600.000 67.520.000 60.160.000 75.200.000 67.600.000 76.800.000
b. Tepung 41.000.000 42.200.000 37.600.000 37.600.000 33.800.000 38.400.000
2. Biaya TKL **
a. Dep.1 9.840.000 10.128.000 9.024.000 9.024.000 8.112.000 9.216.000
b. Dep.2 9.840.000 10.128.000 9.024.000 9.024.000 8.112.000 9.216.000
3. BOP ***
a. Dep.1 4.920.000 5.064.000 4.512.000 4.512.000 4.056.000 4.608.000
b. Dep.2 4.920.000 5.064.000 4.512.000 4.512.000 4.056.000 4.608.000
TOTAL HPP 136.120.000 140.104.000 124.832.000 139.872.000 125.736.000 142.848.000
(Rp) ****
Produksi 20.500 21.100 18.800 18.800 16.900 19.200
HPP/unit 6.640 6.640 6.640 7.440 7.440 7.440
(Rp) *****
*biaya bahan baku langsung diperoleh dari anggaran biaya pemakaian bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari anggaran biaya tenaga kerja langsung
langsung yang telah disusun sebelumnya
***biaya overhead pabrik diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah
disusun sebelumnya
**** total harga pokok produksi (Rp) = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja
langsung + biaya overhead pabrik
*****harga pokok produksi/unit = total harga pokok produksi : unit produksi

Anda mungkin juga menyukai