ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan merupakan rencana terperinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang
yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga, waktu dan tempat
penjualan
FEBRUARI
MARET
*Jumlah (Rp) = unit x harga/unit (Rp)
ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi merupakan rencana terperinci tentang produksi perusahaan selama
periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang
yang akan diproduksi dan jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi
Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode berikutnya
Contoh Bentuk Anggaran Produksi:
KETERANGAN KRIPIK TAHU KRIPIK TEMPE
PERSEDIAAN AKHIR X XX X XX
TOTAL KEBUTUHAN**
PERSEDIAAN AWAL X XX X XX
PRODUKSI***
*rencana penjualan diperoleh dari anggaran penjualan (unit) yang telah disusun sebelumnya
**total kebutuhan = rencana penjualan + persediaan akhir
***produksi = total kebutuhan – persediaan awal
JANUARI
FEBRUARI
MARET
JANUARI
FEBRUARI
MARET
FEBRUARI
MARET
FEBRUARI
MARET
*kebutuhan bahan baku langsung diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya (Rp) = kebutuhan x harga/unit
PERSEDIAAN AKHIR x xx x xx
TOTAL KEBUTUHAN**
PERSEDIAAN AWAL x xx x xx
PEMBELIAN (UNIT)***
BIAYA
PEMBELIAN (Rp)****
*kebutuhan bahan baku untuk produksi diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan baku
langsung yang telah disusun sebelumnya.
**total kebutuhan = kebutuhan untuk produksi + persediaan akhir
***pembelian (unit) = total kebutuhan – persediaan awal
****biaya pembelian (Rp) = pembelian (unit) x harga beli/unit
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
**biaya (Rp) = total jam x tarif/jam
Untuk menentukan tarif biaya listrik yang akan digunakan dalam Anggaran BOP maka biaya
listrik dari departemen jasa harus dialokasikan ke departemen produksi. Misal jika dasar
alokasi berdasar jam tenaga kerja langsung (Direct Labour Hours=DLH) :
Tarif biaya listrik/jam = Rp. 12.000.000/10.000 atau Rp. 24.000.000/20.000 = Rp. 12.000/jam
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
MARET
*total jam diperoleh dari anggaran jam tenaga kerja langsung yang telah disusun
sebelumnya
** biaya (Rp) = total jam x tarif bop/jam
KEDELAI
TEPUNG TERIGU
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG (Rp)**:
DEPARTEMEN 1
DEPARTEMEN 2
BIAYA OVERHEAD
PABRIK (Rp)***:
DEPARTEMEN 1
DEPARTEMEN 2
TOTAL HARGA POKOK
PRODUKSI (Rp) ****
UNIT PRODUKSI
HARGA POKOK
PRODUKSI/UNIT
(Rp)*****
*biaya bahan baku langsung diperoleh dari anggaran biaya pemakaian bahan baku langsung
yang telah disusun sebelumnya
**biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari anggaran biaya tenaga kerja langsung
langsung yang telah disusun sebelumnya
***biaya overhead pabrik diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah
disusun sebelumnya
**** harga pokok produksi (Rp) = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung
+ biaya overhead pabrik
*****harga pokok produksi/unit = total harga pokok produksi : unit produksi
CONTOH KASUS ANGGARAN PERUSAHAAN
Kasus I
Perusahaan penghasil frozen food nugget dengan merek “Cold” merencanakan menyusun anggaran
perusahaan untuk triwulan pertama tahun 2020 dengan data sebagai berikut :
1. Rencana penjualan
Periode Jumlah Penjualan (dalam bungkus) Harga Jual/bungkus (Rp)
Januari 1.800 32.000
Februari 2.280 32.000
Maret 2.400 32.000
Produk dijual 70% di Surabaya, 30% di Sidoarjo.
3. Perusahaan dalam mengolah produknya menggunakan 2 macam bahan baku utama yaitu
ayam dan tepung terigu. Setiap 100 bungkus nugget memerlukan 60 kg ayam dan 40 kg
tepung terigu.
5. Persediaan bahan baku langsung tanggal 31 Desember 2019 sebesar 200 kg ayam dan 300 kg
tepung terigu. Persediaan setiap akhir bulan direncanakan 100 kg ayam dan 200 kg tepung
terigu
7. Biaya overhead pabrik di Departemen 1 dan Departemen 2 dibebankan berdasar jam kerja
langsung dengan tarip BOP Rp.1.000,- per jam kerja langsung
1. Rencana penjualan
Periode Jumlah Penjualan (dalam bungkus)
Kripik Tahu Kripik Tempe
Januari 20.000 18.000
Februari 21.000 17.000
Maret 19.000 19.000
Harga jual per bungkus kripik tahu Rp.8.000,- dan kripik tempe Rp.10.000,-
Distribus penjualan 60% di Malang dan 40% di Surabaya
2. Persediaan kripik tanggal 31 Desember 2019 sebesar 1.500 bungkus kripik tahu dan
1.000 bungkus kripik tempe. Perusahaan merencanakan setiap akhir bulan untuk
masing-masing produk ada persediaan sebesar 10% dari rencana penjualan setiap
bulan.