Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Analisis jurnal yang dibahas kali ini bertemakan tentang “Evidence Based
Nursing (Psikoterapi) pada Pasien dengan Gangguan Jiwa”, sehingga saya
menganalisis jurnal tentang “Adherence Therapy Versus Routine Psychiatric Care
for People with Schizophrenia Spectrum Disorders: A Randomised Controlled
Trial” atau “Terapi Kepatuhan dan Perawatan Psikiatrik Rutin untuk Orang-Orang
dengan Gangguan Spektrum Skizofrenia ”. Dalam hidup tentunya seseorang akan
mengalami masa sehat dan sakit, kemudian dari sehat itu sendiri terbagi dalam
beberapa aspek yaitu sehat fisik, psikologi (psikis), sosio, kultural. Terkait dengan
psikologi ataupun psikis seseorang, dikatakan terganggu jika pola perilaku atau
psikologis yang ditunjukkan oleh individu tersebut menyebabkan distres,
disfungsi, dan menurunkan kualitas hidup (Stuart, 2013). Salah satu contoh
gangguan psikologis (jiwa) adalah skizofrenia. Skizofrenia menurut Maslim
(2013) adalah suatu sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetik, fisik, sosial, dan budaya (Maslim, 2013).
Skizofrenia merupakan salah satu contoh dari gangguan jiwa. Gangguan jiwa
lainnya termasuk skizofreniform, gangguan skizoafektif, gangguan waham,
gangguan psikotik singkat, dan gangguan psikotik induksi zat atau dikenal dengan
gangguan spektrum skizofrenia (Stuart, 2013). Skizofrenia dan gangguan
spektrumnya adalah kelompok utama penyakit mental serius yang menginduksi
penonaktifan gejala dan tingkat kekambuhan tinggi dalam rehabilitasi kejiwaan
secara global. Sementara pedoman saat ini untuk perawatan skizofrenia
merekomendasikan obat antipsikotik untuk perawatan pemeliharaan jangka
panjang (Chien dkk, 2016). Tidak hanya berforkus pada perawatan farmakologi
saja, pasien dengan skizofrenia juga mendapat perawatan nonfarmakologi seperti,
psikoterapi, pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
manajemen gejala dan kekambuhan, berkonsultasi dengan dokter atau psikiatri,

1
terapi perilaku kognitif (CBT), mengelola waham dan halusinasi dan sebagainya
(Stuart, 2013).
Skizofrenia biasanya merupakan kelainan psikiatri yang kronis dan
penyembuhannya dengan biaya yang tidak murah. Obat antipsikotik adalah
komponen utama dari pengobatan yang efektif, tetapi ketidakpatuhan adalah
masalah yang signifikan bagi mayoritas pasien (Marcus dkk, 2015). Menurut
Marshall (dalam Chien dkk, 2016) penelitian terdahulu terkait perawatan dalam
psikosis, terutama mereka dengan psikosis kronis, menunjukkan bahwa kepatuhan
pasien terhadap antipsikotik oral umumnya buruk dengan tingkat kepatuhan rata-
rata 30-50%. Hal ini tentunya menjadi permasalahan mendasar yang wajib
dijadikan perhatian karena pasien dengan skizofrenia yang tidak patuh terhadap
obat yang diresepkan akan meningkatkan risiko kambuh, rawat inap kembali, dan
penambahan biaya yang terkait dengan pengobatan (Shuler, 2014).
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas saya tertarik untuk menganalisis
jurnal ini karena kepatuhan pasien terhadap pengobatan merupakan tahap
terpenting dalam mencegah kekambuhan dan keparahan gejala yang dialami
pasien. Dalam penelitian ini menggunakan terapi kepatuhan dalam pengobatan
berbasis motivasi-wawancara kepada pasien rawat jalan dengan skizofrenia dan
spektrumnya untuk mencegah permasalahan tersebut. Tujuannya untuk menguji
keefektifan dari terapi kepatuhan yang diberikan kepada pasien dalam melakukan
pengobatan maupun perawatan dengan terapi pengobatan seperti biasanya. Hal
yang ditekankan dalam penelitian ini yaitu terkait komunikasi antara perawat-
pasien dalam motivasi dan wawancara. Dengan dilakukan intervensi seperti yang
ada di dalam penelitian ini, diharapkan pasien akan patuh dalam pengobatan
maupun perawatan terkait gangguan yang dialami.

1.2. TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan laporan analisis jurnal ini adalah:
a. Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area keperawatan
terkait dengan Psikoterapi pada Pasien dengan Gangguan Jiwa

2
b. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia
keperawatan terkait dengan Evidence Based Nursing (Psikoterapi) pada
Pasien dengan Gangguan Jiwa
c. Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian tersebut
bagi dunia keperawatan dan kaitannya tentang Psikoterapi pada Pasien
dengan Gangguan Jiwa

3
BAB II
JURNAL PENELITIAN

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


a) Judul :
“Adherence Therapy Versus Routine Psychiatric Care for People with
Schizophrenia Spectrum Disorders: A Randomised Controlled Trial”
b) Pengarang (Author’s) :
Wai Tong Chien, Jolene Mui, Richard Gray and Eric Cheung
c) Sumber (Source) :
Journal of BMC (BioMed Central) Psychiatry; 2016; Volume 16 (Nomor 42);
(1-14)
DOI 10.1186/s12888-016-0744-6
d) Abstract :
Background: Current practice guidelines for schizophrenia care recommend
that antipsychotic medication is essential for patients’ long-term maintenance
treatment but their non-adherence to this medication is still a main obstacle to
relapse prevention. This study evaluated the effects of a motivational-
interviewing-based adherence therapy for people with schizophrenia
spectrum disorders.
Methods: This randomised controlled trial was conducted with 134
outpatients with schizophrenia spectrum disorders; 67 of them received a six-
session adherence therapy (in addition to usual care) and 67 received usual
psychiatric care alone. Participants’ outcome measures included symptom
severity, medication adherence, hospitalisation rates, insight into
illness/treatment, and functioning.
Results: The adherence therapy group reported significantly greater
improvements in symptom severity (p < 0.003), insight into illness/treatment
(p < 0.001), functioning (p < 0.005), duration of re-hospitalisations (p <
0.005), and medication adherence (p < 0.005) over 18 months follow-up,
when compared with usual care alone.

5
Conclusions: Motivational-interviewing-based adherence therapy can be an
effective approach to treatment for people with early stage of schizophrenia
who poorly adhere to medication regimen.
Trial registration: ClinicalTrials.gov NCT01780116, registration date
January 29, 2013.
Keywords: Adherence therapy, Antipsychotics, Randomised controlled trial,
Motivational interviewing, Schizophrenia, Insight into treatment
e) Tanggal Publikasi : 25 February 2016

3.2 Deskripsi Penelitian :


a. Tujuan Penelitian :
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari kepatuhan berbasis motivasi-
wawancara terapi untuk pasien dengan gangguan spektrum skizofrenia. Oleh
karena itu, peneliti melakukan intervensi berupa pemberian terapi kepatuhan
atau Adherence Theraphy (AT) yang terdiri dari teknik motivasi-wawancara
atau Motivational Interviewing (MI) Technique.
b. Desain Penelitian :
Randomised Controlled Trial
c. Analisis PICO :
Populasi
Problem / Masalah: mengenai ketidakpatuhan pasien dengan gangguan
spektrum skizofrenia pasien dalam penggunaan obat antipsikotik untuk
mencegah kekambuhan.
Populasi diambil dari 3000 pasien rawat jalan dengan skizofrenia dan
subtipe-nya seperti skizoafektif dan skizofreniform yang direkrut dari 2
wilayah besar di Hongkong (Wilayah baru dan Kowloon). Dari 3000 pasien
itu, hanya ada 1200 peserta yang memenuhi syarat. Alasan utama mereka
dikeluarkan dari penelitian karena: kepatuhan pengobatan yang baik (600
orang), tidak dapat dihubungi (200 orang), memiliki penyakit fisik kronis atau
gangguan kognitif (350 orang), dan secara mental tidak siap untuk
berpartisipasi (450 orang). Dari 1200 orang tadi, ada 70 partisipan yang
menolak untuk berpartisipasi dikarenakan: kendala waktu, tidak berkenan

6
membahas tentang pengobatan mereka, dan kurang tertarik dalam penelitian
ini. Sekitar 650 pasien yang dilakukan pendekatan untuk ikut andil dalam
penelitian ini kemudian yang setuju hanya ada 580 orang. Hingga pada
akhirnya, dari 580 orang tersebut, hanya ada sekitar 134 partisipan yang
terpilih dan memenuhi kriteria. Dari 134 tersebut, 67 orang untuk kelompok
intervensi atau AT (Adherence Theraphy) dan 67 orang untuk kelompok
kontrol atau TAU (Treatment as Usual).
 Karakteristik
Pasien rawat jalan yang mengidap gangguan spektrum Skizofrenia dan
subtipe-nya yang direkrut di 2 wilayah besar di Hongkong.
 Kriteria Inklusi:
 Usia 18-64 tahun, warga negara Hongkong berbahasa
Mandarin/Kantonis
 Telah Mengidap penyakit selama 3 tahun
 Tidak patuh terhadap pengobatan psikiatri
 Kriteria Eksklusi:
 Jika mereka melakukan pengobatan rutin (oral maupun injeksi)
 Penyakit tambahan seperti: ketidakmampuan belajar atau adanya
penyakit gangguan otak secara klinis
 Sudah berpartisipasi dalam program manajemen pengobatan
 Pengobatan yang diawasi oleh tenaga kesehatan
Intervention
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari kepatuhan berbasis
motivasi-wawancara terapi untuk pasien dengan gangguan spektrum
skizofrenia. Oleh karena itu, peneliti melakukan intervensi berupa pemberian
terapi kepatuhan atau Adherence Theraphy (AT) yang terdiri dari teknik
motivasi-wawancara atau Motivational Interviewing (MI) Technique. Selain
itu, para partisipan juga tetap mendapatkan perawatan rutin biasanya
(Treatment as Usual/TAU). Pasien (67 orang) akan mendapatkan terapi
kepatuhan (AT) selama 12 minggu (6 sesi selama 2 jam setiap 2 minggu).
Program AT ini dimodifikasi dari program kepatuhan pengobatan Gray tahun

7
2010. Sebagian besar konsep, topik, dan konten juga banyak mengambil dari
Grey.
Di dalamnya memuat pendekatan dan prinsip-prinsip motivasi-
wawancara (MI) dengan teknik non-konfrontatif, pemeriksaan berulang,
peningkatan pengetahuan, sikap (ambivalensi) dan hambatan dalam kepatuhan
pengobatan, perencanaan dalam pemecahan masalah dan tindakan untuk
perubahan dalam perilaku kepatuhan, merasionalisasi keyakinan dan
kekhawatiran pasien, dan mencegah kekambuhan. AT sendiri dilakukan oleh
perawat psikiatri komunitas terlatih (perawat terapis) selama kunjungan rumah
didasarkan pada prinsip-prinsip MI, yang melibatkan kognitif, motivasi,
dorongan-wawasan, dan pelatihan perilaku yang dianggap sangat berguna
untuk mereka dengan perilaku adiktif dan perilaku resisten atau ambivalen
untuk mengubah sikap mereka dalam pengobatan psikiatrik.
Perawat terapis menggunakan 5 prinsip MI dengan pendekatan non-
konfrontatif, termasuk mengekspresikan empati, mengembangkan perbedaan,
menghindari dari argumentasi, gulung dengan perlawanan, dukungan
efektivitas diri (expressing empathy, developing discrepancy, avoiding from
argumentation, rolling with resistance, and supporting self efficacy) untuk
mendiskusikan sikap dan keyakinan pasien terhadap penyakit dan kepatuhan
pengobatan. Selain itu, MI juga dikombinasikan dengan prinsip-prinsip terapi
kognitif (misalnya, kesadaran dan penerimaan kejadian, pemecahan masalah
dan mengatasi pelatihan keterampilan, dan latihan perilaku kepatuhan).
AT terdiri dari 3 fase, mengadopsi beberapa strategi untuk mengatasi
ajaran budaya Tionghoa (yaitu mengembangkan sikap terbuka, menerima
tanggapan, mengekspresikan perasaan, menghilangkan keegoisan diri yang
kuat, mendiskusikan stigma sosial yang dirasakan, dan mendorong dukungan
keluarga dan kolektivisme) :
1. Fase satu
Bertujuan untuk :
1) Untuk membantu peserta meninjau kondisi antipsikotik mereka di
masa lalu dan saat ini

8
2) Untuk menilai pengetahuan, sikap, dan hambatan dalam kepatuhan
pengobatan dan rencana untuk memecahkan masalah serta
meningkatkan perilaku kepatuhan.
Tindakan :
 meninjau penggunaan obat antipsikotik dan dampak gejala psikotik pada
kepatuhan pengobatan (dan pengobatan), efek yang diinginkan dan tidak
dari obat, efek samping antipsikotik, sikap dan kepuasan terhadap
pengambilan obat. Partisipan mengidentifikasi keyakinan dan
kekhawatiran saat ini, manfaat dan hambatan yang terkait dengan
pengobatan dan nilai tingkat kesulitan (yaitu 1-10) yang ada pada masing-
masing efek utama. Anggota keluarga diminta untuk memberikan
pendapat dan sikap mereka terhadap obat yang diambil oleh kerabat
mereka dengan skizofrenia.
 Mengkaji dan mengatasi keyakinan dan kekhawatiran terhadap kepatuhan,
dan merencanakan pemecahan masalah. Perawat berupaya untuk
mensinkronkan antara penghentian obat dengan kekambuhan. Selain itu,
pengalaman perawatan yang buruk dan tingkat stres yang tinggi mengenai
efek samping disampaikan dan didiskusikan. Penolakan akan kebutuhan
pengobatan dipenuhi dengan meminta secara lembut untuk memastikan
adanya gangguan sosial/keluarga/gaya hidup.
 PR: Catatan mingguan perilaku patuh dan alasan untuk patuh dan/atau
tidak cukup atau sepenuhnya tidak patuh. Para peserta diminta untuk
melakukan PR atau pekerjaan rumah dengan mencatat perilaku mingguan
(jadwal kegiatan harian). Perawat terapis akan menyimpan dokumentasi
untuk catatan dan ulasan.
2. Fase Kedua
Tujuan:
1) Untuk mengedukasi tentang penyakit mental dan perawatan serta
perawatan yang diperlukan
2) Untuk meninjau tujuan, tindakan, dan catatan kepatuhan dari dua
minggu terakhir

9
3) Untuk mengidentifikasi hambatan dalam kepatuhan pengobatan dan
mengembangkan strategi koping, tujuan jangka pendek dan panjang/
tindakan. Kecenderungan untuk menghentikan pengobatan tiap kali
para peserta merasa untuk berhenti karena dipandang sebagai ‘orang
sakit’. Para peserta diminta untuk menimbang manfaat dan kerugian
dari pengobatan dan kunjungan rumah oleh perawat terapis. Gejala
yang dimunculkan oleh para peserta merupakan umpan balik sebagai
kebutuhan mereka akan pengobatan.
Tindakan:
 Meninjau kembali dan memperbaiki tujuan sebelumnya atau menambah
yang baru dari perilaku mereka
 Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan dan
mengembangkan strategi agar pasien terdorong untuk patuh dalam
pengobatan, dengan cara: mempraktekkan tindakan baru untuk
mempertahankan atau meningkatkan kepatuhan.
 Selalu mencatat perilaku yang patuh dan alasan untuk patuh dan tidak
patuh terhadap pengobatan.
3. Fase Ketiga
Tujuan:
1) Untuk merasionalisasi keyakinan dan kekhawatiran peserta untuk
mencegah kekambuhan
2) Untuk mengelola stigma sosial dan meningkatkan dukungan sosial
Tindakan:
 Mengevaluasi kemajuan kepatuhan minum obat oleh masing-masing
peserta dan perubahan keyakinan/wawasan mereka tentang penyakit dan
pengobatan
 Membuat rencana mendatang dengan peserta untuk melanjutkan
pemantauan kepatuhan diri dan perjanjian kontraktualnya dan klasifikasi
sarana dukungan dari CPNS (Community Psychiatric Nursing Services),
keluarga, dan layanan kesehatan mental lainnya.

10
 PR (Jadwal Kegiatan Harian): Catatan mingguan perilaku pengobatan dan
alasan untuk patuh ataupun tidak. Penilaian resiko untuk mencegah
kekambuhan dan daftar faktor resiko yang diidentifikasi dan dicatat.
Dengan persetujuan tertulis mereka, para partisipan diminta untuk
melengkapi hasil pengukuran dan demografi serta data klinis pada perekrutan
(T0), 2 Minggu (T1), 6 bulan (T2), dan 18 bulan (T3) setelah menyelesaikan
intervensi 3 bulan. Pasien rawat inap kembali atau Patients’ re-
hospitalisations (yang sifatnya sukarela dan wajib) dan lamanya penyakit
diperiksa dan dikonfirmasi dengan catatan pasien di CPNS (Community
Psychiatric Nursing Services).
Comparator
Penelitian ini merupakan penelitian acak uji terkontrol, dimana ada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pasien kelompok intervensi akan menerima
terapi AT (Adherence Theraphy) sedangkan pasien kelompok kontrol
mendapatkan TAU (Treatment as Usual). Kelompok TAU ini akan mendapat
perawatan rutin dan layanan komunitas keperawatan jiwa (CPNS).
TAU terdiri dari
1) konsultasi psikiatri dan perawatan oleh psikiatri
2) kunjungan rumah
3) penilaian kesehatan mental
4) Pendidikan singkat mengenai pengobatan dan pengobatan oleh komunitas
perawat psikiatris setiap 4-6 minggu
5) Perawatan kesehatan, kesejahteraan sosial, dan bantuan keuangan oleh
pekerja sosial medis
6) Psikolog klinis juga akan dikonsultasikan untuk konseling sesuai
kebutuhan
Outcomes
Untuk karakteristik demografis dan klinis dari 134 peserta (tabel 2) tidak
menunjukkan perbedaan statistik diantara kedua kelompok (p>0.10). Untuk
pengukuran hasilnya sendiri, digunakan post-test Repeated-measures Analysis
of Variance (ANOVA) yang jika dibandingkan dengan kelompok kontrol,
peserta kelompok intervensi memiliki perubahan (perbaikan) yang signifikan

11
lebih besar pada post-test dengan sebagian besar variabel sebagai berikut (lihat
tabel 3).
1. Insight into Illness/Treatment (ITAQ [Insight & Attitude Questionnaire
Score) atau wawasan penyakit/pengobatan; meningkat secara signifikan pada
T1-T3 (Mean Differences = 2.9, 3.3, dan 9.8; SE=0.9-3.2), sedangkan
kelompok TAU menunjukkan sedikit perubahan dalam wawasan mereka dari
waktu ke waktu
2. Symptom Severity (PANSS [Positive and Negative Syndrome Scale]
Score) atau tingkat keparahan gejala; berkurang secara signifikan pada T1-T3
(perbedaan rata-rata = 12.1, 17.0, dan 23.8; SE=1.0-1.9) dan untuk TAU,
sedikit meningkat pada T1 dan T2)
3. Level of Functioning (SLOF Score atau Specific Level of Functioning
Questionnaire); meningkat secara signifikan pada T2 dan T3 (perbedaan rata-
rata = 47.1 dan 54.1; SE= 2.4 dan 8.7)
4. Medication Adherence Rate (ARS Score atau Adherence Rating Scale);
meningkat secara signifikan pada T2 dan T3 (perbedaan rata-rata = 0.5 dan
1.0; SE= 0.1 dan 0.2)
5. Duration (days) of re-hospitalisations atau durasi (hari) rawat inap
kembali, berkurang secara signifikan pada T2 dan T3 (Perbedaan rata-rata =
6.2 dan 8.0; SE=2.4 dan 3.8 ); sedangkan untuk TAU, secara konsisten
meningkat (dari 9.2 pada T0 menjadi 15.0 di T3)
Dapat disimpulkan bahwa kelompok intervensi menunjukkan perbaikan
yang jauh lebih besar pada tingkat keparahan gejala, wawasan
penyakit/pengobatan, fungsi, durasi rawat inap kembali, dan kepatuhan
pengobatan selama 18 bulan tindak lanjut atau follow-up, bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol.

d. Kelebihan dan Kekurangan dalam Penelitian


1) Kelebihan Penelitian :
a) Penelitian ini sangat efektif untuk meningkatkan wawasan pasien dan
kepatuhan terhadap pengobatan pada skizofrenia

12
b) AT (Adherence Therapy) tidak hanya mampu mengurangi gejala-
gejala positif pasien (misal halusinasi dan delusi) tetapi juga gejala
negatif yang menolak pengobatan (misalnya, amotivasi, anhedonia,
isolasi sosial)
c) AT dalam penelitian ini dikelola oleh perawat psikiatri komunitas yang
dipilih secara acak yang mempromosikan pentingnya peningkatan rasa
pengendalian diri untuk keberhasilan dalam pengobatan
d) AT dalam penelitian ini mampu mewujudkan keuntungan dari
peningkatan kontinuitas motivasi pasien dalam mengelola hambatan
terkait pengobatan (dukungan psikososial dan edukasi
psikofarmakologi)
e) Intervensi dalam penelitian ini juga menekankan keterlibatan pasien
dalam keputusan pengobatan, memahami tentang
perawatan/pengobatan yang digunakan, dan kemungkinan konsekuensi
kepatuhan atau ketidakpatuhan terhadap pengobatan seperti risiko
kambuh
2) Kekurangan Penelitian :
a) Dalam penelitian ini lebih dari 60% pasien di dua CPNS ditemukan
tidak memenuhi syarat atau dikeluarkan dari penelitian meskipun
tingkat penolakan sangat rendah
b) Pola karakteristik sosio-demografi dan penyakit serta tingkat
kepatuhan atau motivasi pengobatan untuk berubah mungkin juga
tidak mewakili Tionghoa lainnya dengan gangguan psikotik
c) Tidak ada tes biologis seperti rambut, urin, spesimen darah, yang
dianggap lebih obyektif dan dapat diandalkan dalam pengukuran,
untuk memvalidasi dengan yang non-invasif dalam penelitian ini
d) Pemodelan multi-level data dalam analisis pengukuran hasil tidak
dilakukan pengulangan sehingga memungkinkan adanya kesalahan
teknis
e) Dari para peserta dan perawat telah mengetahui kiat-kiat dalam AT
sebelum dilakukan intervensi (khususnya motivasi terapi kepatuhan)

13
e. Manfaat Hasil Penelitian Bagi Keperawatan :
1. Manfaat Praktis :
a) Penelitian ini sangat bermanfaat dalam dunia keperawatan dalam
pengajaran pada pasien dengan metode psikoedukasi dan motivasi-
wawancara yang mudah dilakukan dan dipahami dalam kepatuhan
konsumsi obat untuk pasien skizofrenia
b) Penelitian jurnal juga dapat dijadikan referensi dan diaplikasikan
dalam dunia keperawatan dalam memberikan edukasi serta
meningkatkan keterampilan dalam peran perawat sebagai educator
dalam pemberian pelayanan keperawatan
2. Manfaat Teoritis :
a) Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa atau praktisi kesehatan
b) Memberikan wawasan dan konsep mengenai manfaat psikoedukasi
berbasis motivasi-wawancara terkait kepatuhan mengkonsumsi obat
untuk pasien skizofrenia
c) Memanfaatkan pembelajaran untuk diaplikasikan dalam dunia
keperawatan
d) Memberikan wawasan untuk meningkatan inovasi dalam dunia
keperawatan

14
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Terapi kepatuhan berbasis motivasi-wawancara dapat menjadi pendekatan
yang efektif untuk pengobatan bagi orang-orang dengan tahap awal skizofrenia
yang kurang mematuhi rejimen pengobatan. AT dapat menjadi model terapi yang
sistematis, multifaset, dan berpusat pada klien dengan manfaat dan penerapan
yang jelas bagi pasien rawat jalan dengan gangguan spektrum skizofrenia. Terapi
ini juga dapat diberikan oleh profesional kesehatan mental lain jika dilatih dengan
tepat dan menjadi bagian integral dari program rehabilitasi berbasis masyarakat
yang disediakan oleh layanan rawat jalan, bersama dengan perawatan psikiatris
dan farmakologi lainnya.

4.2 SARAN
Masalah terkait psikoterapi pada pasien dengan gangguan jiwa dapat
bervariasi dari waktu ke waktu, sehingga diharapkan penelitian lebih lanjut di
masa depan perlu untuk memahami bagaimana pemberian intervensi yang tepat
kepada pasien dengan skizofrenia maupun gangguan mental lain terkait
psikoedukasi kepatuhan dalam pengobatan dan pengurangan dalam gejala-
gejalanya. Bahkan tidak hanya psikoedukasi saja, namun terkait psikoterapi
berbasis instrument maupun fisik pun juga dapat dilakukan dengan modifikasi
yang lebih inovatif dan jumlah partisipan yang lebih banyak agar hasil lebih
akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA
Chien, Wai Tong., Jolene Mui., Richard Gray, and Eric Cheung. 2016. Adherence
Therapy Versus Routine Psychiatric Care for People with Schizophrenia
Spectrum Disorders: A Randomised Controlled Trial. Journal of BMC
Psychiatry. Vol. 16 (No. 42): 1 – 14.
Marcus, Steven C., Jacqueline Zummo, Amy R. Pettit, Jeffrey Stoddard, and Jalpa
A. Doshi. 2015. Antipsychotic Adherence and Rehospitalization in
Schizophrenia Patients Receiving Oral Versus Long-Acting Injectable
Antipsychotics Following Hospital Discharge. Journal of Managed Care &
Specialty Pharmacy. Vol. 21 (No. 9): 754 – 768.
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ –
III dan DSM – 5. Jakarta: FK Unika Atma Jaya.
Shuler, Kimberly M. 2014. Approaches to improve adherence to pharmacotherapy
in patients with schizophrenia. Journal of Patient Preference and Adherence.
Vol. 3 (No. 8): 701 – 714.
Stuart, Gail W. 2013. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart
Edisi Indonesia. Jakarta: Elseiver.

16
17

Anda mungkin juga menyukai