Anda di halaman 1dari 7

Nama : La Ode Riski Indrawan Syah

NIM : 03115044

Mata Kuliah : Teknik Penyehatan dan Lingkungan

Jawab :

1. Pengertian Sampah

1.1 Definisi Sampah Secara Umum

Anda pasti sudah tidak asing dengan benda satu ini. Sampah adalah material yang dibuang
sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Definisi lainnya adalah benda-benda yang
sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan.

Sesuatu yang dihasilkan dari hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak terpakai
berpotensi untuk menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat berupa zat cair, padat,
maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam. Tidak sedikit sisa material tersebut membuat terjadinya
pencemaran lingkungan.

1.2 Definisi Sampah berdasarkan Peraturan yang Berlaku

Pengertian sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi-padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna
lagi dan dibuang ke lingkungan.

1.3 Definisi Sampah menurut WHO

Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan
manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang.

Pengertian tersebut mengartikan bahwa limbah sisa buangan merupakan benda yang tidak
disenangi sehingga banyak orang yang akan membuangnya ke alam.

Banyak sisa buangan dari material tertentu yang membutuhkan waktu lama untuk terurai di alam
dan menimbulkan sejumlah masalah pada lingkungan.

2. Jenis-Jenis Sampah

Limbah sisa yang dibuang ke alam dapat berupa benda padat, semi-padat, cair, maupun gas yang
berasal dari industri atau rumah tangga. Tidak hanya dari dua tempat itu, limbah sisa buangan juga
berasal dari tempat-tempat seperti rumah sakit, pertanian, perkebunan, peternakan, perkantoran, pasar,
dan berbagai tempat lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa disebagian besar kegiatan manusia di berbagai tempat pasti
menghasilkan sisa buangan.
2.1 Klasifikasi Sampah berdasarkan Sifatnya

-Timbunan Sampah Anorganik

-Tumpukan barang tidak terpakai

Sampah dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Kedua sifat tersebut berkaitan dengan bahan penyusun sisa buangan. Hal ini berkaitan juga dengan proses
dekomposisi bahan di alam.

Sampah organik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar hayati
yang dengan mudah akan terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba. Proses degradasi oleh
mikroorganisme berlangsung secara alami.

Contoh sampah jenis ini adalah bahan buangan yang berasal dari dapur, sisa-sisa makanan,
tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Tempat yang menyumbang banyak sampah organik
misalnya adalah pasar tradisional yang menghasilkan bahan buangan berupa sayuran, buah-buahan, dan
lain-lain.

Sampah anorganik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar non-
hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil pengolahan bahan tambang. Sebagian besar bahan
buangan jenis ini tidak dapat dengan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme di alam dan membutuhkan
waktu lama untuk dapat teruraikan sepenuhnya. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk yang
sudah tidak terpakai yang berbahan dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam dan olahannya.

Contoh bahan buangan ini adalah botol plastik, kaleng, karton, dan lain-lain.

2.2 Klasifikasi Sampah berdasarkan Wujudnya

Sampah dibagi tiga berdasarkan wujud atau bentuknya, yaitu :

- cair,

- padat, dan

- gas.

*Contoh limbah berwujud padat adalah kemasan produk makanan, ban bekas, dan botol.

*Contoh limbah berwujud cair adalah air cucian, air sabun, dan sisa pemakaian minyak goreng.

*Sementara itu, contoh limbah berwujud gas adalah karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO).

3. Dampak Buruk Sampah

Sampah yang dibuang ke alam secara terus menerus akan menumpuk dan menimbulkan berbagai
permasalahan, seperti penyakit, banjir, serta permasalahan lainnya.
3.1 Dampak Secara Umum

Sampah yang dibuang di sembarang tempat akan menyebabkan lingkungan kotor serta tidak enak
untuk dipandang. Di samping itu, jika sisa buangan tersebut mengeluarkan bau busuk yang menyengat,
pasti akan menyebabkan orang yang tinggal di sekitarnya akan merasa tidak nyaman.

Dampak buruk limbah sisa buangan muncul akibat benda sisaan tersebut menumpuk dan tidak
mengalami proses degradasi dalam waktu yang lama. Hal tersebut akan berdampak terhadap kesehatan,
lingkungan, serta keadaan sosial dan ekonomi. Diperlukan perhatian khusus dalam mengatasi
permasalahan sampah.

3.2 Dampak Kesehatan

Dampak buruk limbah sisa buangan terhadap kesehatan muncul akibat tumpukan sampah menjadi
tempat yang cocok untuk berkembangbiaknya organisme penyebab penyakit dan menarik perhatian
binatang lain seperti lalat dan anjing.

Binatang yang menyukai tempat tersebut akan menjadi perantara pembawa penyakit pada
manusia. Manusia yang hidup di sekitar tempat dengan sampah yang menumpuk akan berpotensi lebih
besar terserang penyakit.

3.3 Dampak Lingkungan

Limbah sisa juga membawa dampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya. Cairan sisa buangan
yang masuk ke perairan atau selokan akan mencemari air yang berujung pada sungai. Ikan dan makhluk
hidup di dalamnya akan mati sehingga beberapa jenis akan hilang. Hal tersebut akan menyebabkan
gangguan terhadap keseimbangan ekosistem perairan.

Limbah kimia yang dibuang ke perairan juga menyebabkan berbagai permasalahan ekosistem.
Proses terurainya cairan kimia yang membutuhkan waktu lama di dalam air akan menhasilkan asam
organik sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Beberapa kondisi buangan bahan kimia dengan
konsentrasi tinggi akan menimbulkan ledakan jika terdapat sumber api yang menyulutnya.

3.4 Dampak terhadap Tanah

Sisa buangan yang menumpuk juga akan menyebabkan sejumlah permasalah terhadap tanah.
Derajat keasaman tanah atau pH akan berubah akibat hujan asam yang terjadi akibat aktivitas industri.
Penggunaan bahan kimia dalam sektor pertanian juga akan berdampak pada makhluk hidup yang berada
di permukaan ataupun dalam tanah sehingga keseimbangan ekosistem akan terganggu.

3.5 Dampak Sosial Ekonomi

Dampak buruk lainnya akibat limbah sisa buangan yang menumpuk adalah perubahan keadaan
sosial dan ekonomi masyarakat. Tempat penampungan yang tidak efektif akan menyebabkan penyakit
pada masyarakat di sekitarnya. Penyakit yang ditimbulkan tidak jarang memerlukan perawatan intensif
dari dokter. Hal tersebut akan meningkatkan biaya yang digunakan oleh masyarakat untuk berobat.
Infrastruktur yang tidak memadai dalam mengelola limbah juga akan meningkatkan biaya yang
diperlukan pemerintah. Sarana penampungan yang kurang menjadi sumber utama terjadinya penumpukan
sampah. Limbah yang berlebihan akan keluar dari tempat penampung dan menyebabkan biaya yang
dikeluarkan untuk kebersihan akan meningkat.

3.6 Dampak Kebencanaan

Pembuangan sisa buangan ke aliran air secara terus menerus juga akan menimbulkan
tersumbatnya aliran air. Penumpukan tersebut akan menghambat aliran air sehingga tinggi muka air akan
meningkat secara perlahan. Jika saluran air tidak dapat lagi menampung air, maka air akan keluar dan
menyebabkan banjir. Potensi banjir muncul ketika pada musim penghujan.

4. Proses Daur ulang

adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan
baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu
strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen
sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and
Replace).

Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan
barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah
biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang
lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan
kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran,
pembersihan, dan pemprosesan material baru untuk proses produksi.

Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan
barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas
yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali,
hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang
baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk
lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosesor komputer,
timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.

Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang
aluminium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan
dengan ekstraksi aluminium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar
pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya di antaranya adalah:

- Bahan bangunan

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur,
kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa
dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat
bahan bangunan baru semacam bata.

- Baterai

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka
harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemprosesannya.
Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih
serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

- Barang Elektronik

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan telepon genggam umumnya tidak didaur
ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari
barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi,
baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel,
resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah
jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat
ekonominya masih belum jelas.

- Logam

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu
yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang
meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak
mengurangi kualitas logam tersebut.

Contoh lainnya adalah aluminium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia.
Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam
tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

- Bahan Lainnya

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair
bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan
menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp
dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus
didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan
material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat
berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis
plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode
di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya.
Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan
singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain,
sehingga mempermudah proses daur ulang.

Jenis kode plastik yang umum beredar di antaranya:

 PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi
lainnya yang cair.

 HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol
detergen.

 PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.

 LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat pada
pembungkus makanan.

 PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis
mainan.

 PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan
peralatan dapur lainnya.

5. Konsep 3R : Reduce, Reuse, dan Recycle

Limbah yang dihasilkan di sebagian besar aktivitas manusia akan menyebabkan masalah serius
jika tidak ditangani. Perlu adanya kesadaran masyarakat terhadap dampak pembuangan sampah
berkepanjangan. Pengelolaan sampah yang baik menurut Departemen Pekerjaan Umum Kota
Semarang tahun 2008 menggunakan sistem 3R yaitu upaya pengurangan pembuangan sampah
melalui program pengurangan penggunaan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang
(recycle).

5.1 Reduce

Reduce atau pengurangan penggunaan yaitu usaha pengurangan bahan buangan dengan
tidak memakai atau menggunakan sesuatu yang berpotensi menjadi sampah ketika selesai
digunakan.
Contoh kegiatan reduce dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan memilih produk
dengan kemasan yang dapat didaur ulang, menggunakan produk yang dapat diisi ulang,
mengurangi penggunaan produk dengan bahan sekali pakai, dan menghindari pembelian barang-
barang yang tidak diperlukan.

5.2 Reuse

Reuse atau penggunaan kembali yaitu usaha pengurangan bahan buangan dengan
menggunakan kembali sampah yang masih memiliki fungsi utama maupun fungsi lainnya.

Contoh kegiatan reuse dalam kegiatan sehari-hari adalah menggunakan kembali botol
plastik bekas kemasan air mineral menjadi wadah minyak goreng, menggunakan kembali kertas
kosong yang masih dapat digunakan untuk menulis, dan menggunakan kembali wadah maupun
kantong secara berulang-ulang.

5.3 Recycle

Recycle atau daur ulang yaitu usaha pengurangan bahan buangan dengan mengolah
kembali sampah yang tidak terpakai menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Kegiatan ini juga dapat menghasilkan barang yang dapat dijual kembali sehingga
meningkatkan pendapatan ekonomi.

Contoh kegiatan recycle dalam kegiatan sehari-hari adalah melakukan pengolahan


sampah-sampah organik menjadi kompos untuk memperbaiki struktur tanah maupun pupuk
tanaman, melakukan pengolahan sampah kertas menjadi kertas maupun karton kembali, dan
melakukan pengolahan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat seperti tempat pensil
maupun yang lainnya.

Ketiga prinsip di atas dapat dengan mudah dilakukan dikehidupan sehari-hari dan tidak
memerlukan biaya yang besar untuk melakukannya. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas dapat
diubah menjadi barang berguna lainnya. Barang tersebut dapat dijual maupun digunakan kembali
oleh penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai