Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315036927

EKSPLORASI SUMBER IMAJINASI MAHASISWA TENTANG PROFESI DOKTER

Article · December 2015

CITATIONS READS

0 343

5 authors, including:

Yoga Pamungkas Susani Yayi Prabandari


University of Mataram Universitas Gadjah Mada
21 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    85 PUBLICATIONS   223 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Quit Tobacco International View project

Clinical Learning Environment View project

All content following this page was uploaded by Yoga Pamungkas Susani on 15 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

EKSPLORASI SUMBER IMAJINASI MAHASISWA TENTANG


PROFESI DOKTER
Yoga Pamungkas Susani*, Gandes Retno Rahayu**, Rossi Sanusi**, Yayi Suryo Prabandari**, Harsono**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
** Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
Background: In the process of becoming a doctor, a medical student experiencing the development of professional
identity. In this process, students need a broad picture of medical profession. They need to orient themselves in
the medical profession to determine the future professional identity as a doctor. Source of the picture of medical
profession needs to be explored further. This study aims to explore the ways students get picture of the medical
profession.
Method: Qualitative research by conducting in-depth interviews to 17 preclinical and clinical medical students.
Determinants and emergent coding performed to analyze the results of the interview.
Results: Source of imagination can be derived from the curriculum and outside the curriculum. Students get
two important things, first was overview of the work environment and how the physician work and second
was physician professional values. Characters of role models identified primarily from student interaction with
faculties. The characters include faculty’s role as teacher, as doctor, their personal atributes and how they
interact with students.
Conclusion: Formal curriculum plays important roles in providing and facilitating students to get overview
about the work environment and how the doctors work in the health service. Although the transfer of professional
value to students is determined by the hidden curriculum, but the formal curriculum can facilitate by providing
activities that allows the interaction between generations or conduct review on fiction and non-fiction medical
stories and histories that is obtained from media.

Keywords: imagination, identity, professional identity, hidden curriculum, role model, formal curriculum,
participation

ABSTRAK
Latar belakang: Dalam proses menjadi dokter, seorang mahasiswa kedokteran mengalami proses tumbuhnya
identitas profesional dokter. Perkembangan identitas merupakan proses negosiasi dalam diri yang bersifat
dinamis. Dalam proses tersebut mahasiswa memerlukan gambaran tentang profesional dokter untuk dapat
mengorientasikan dirinya dalam komunitas profesi dokter dan menentukan identitas profesionalnya kelak
sebagai dokter. Sumber gambaran tersebut perlu dieksplorasi lebih jauh. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi cara-cara mahasiswa mendapatkan gambaran tentang profesi dokter.
Metode: Penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 17 mahasiswa kedokteran
preklinik dan klinik. Koding determinan dan emergent dilakukan untuk menganalisis hasil wawancara.
Hasil: Sumber imajinasi dapat berasal dari kurikulum maupun dari luar kurikulum. Mahasiswa mendapatkan
2 hal penting, yaitu 1) gambaran tentang lingkungan dan cara kerja dokter; 2) nilai profesional dokter. Karakter-
karakter role model dari dosen teridentifikasi terkait perannya dalam pengajaran, peran sebagai dokter, atribut
personal sehari-hari dan dalam berinteraksi dengan mahasiswa.

korespondensi: yoga_pamungkas_s@yahoo.com

Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 91


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

Kesimpulan: Kurikulum formal sangat berperan penting dalam memberikan gambaran kepada mahasiswa
tentang lingkungan dan cara kerja dokter dalam pelayanan kesehatan. Meskipun transfer nilai profesional
kepada mahasiswa sangat ditentukan oleh kurikulum tersembunyi, namun kurikulum formal dapat membantu
memfasilitasi dengan menyediakan aktivitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dokter antar generasi
atau melakukan telaah-telaah terhadap cerita fiksi dan non fiksi yang didapat dari berbagai media.

Kata kunci: imajinasi, identitas profesional, role model, kurikulum tersembunyi, kurikulum formal, partisipasi

PENDAHULUAN integrasi antara nilai, perilaku, keterampilan dan


Perkembangan identitas professional adalah topik pengetahuan yang dibagikan antar anggota kelompok
yang sedang berkembang dan menjadi perhatian profesi dan digunakan untuk membedakan antara
di bidang pendidikan kedokteran. Bagi mahasiswa anggota kelompok dan bukan anggota kelompok.
kedokteran, identitas profesional adalah suatu Identitas yang terbentuk akan menentukan cara
kondisi internal yang diperoleh dan dibentuk selama kerja mahasiswa kelak dalam dunia profesi.
pendidikan kedokteran.1 Hilton dan Slotnick2 Proses perkembangan identitas profesional
menggunakan istilah proto-professionalism untuk membutuhkan partisipasi dalam komunitas profesi
mewakili proses pembentukan identitas profesional tersebut. Menurut Wenger,6 partisipasi merupakan
selama dalam pendidikan. Proto-professionalism proses belajar. Partisipasi dapat dilakukan dalam 3
merupakan proses pengembangan identitas, yaitu bentuk modes of belonging6 atau modes of identification7.
yang dilakukan seseorang dan caranya dalam Hal tersebut karena partisipasi merupakan aktivitas
berinteraksi dengan yang lainnya. Forsythe3 menyebut- yang menumbuhkan rasa memiliki dan menjadi
kan bahwa kompetensi profesional memang penting, sarana untuk melakukan identifikasi. Modes of
namun memiliki perasaan “who they are” akan identification meliputi keterlibatan, imajinasi dan
berpengaruh pada “how they practice”. Cara mahasiswa kesesuaian. Keterlibatan merupakan suatu aksi yang
mengkonseptualisasi dan mengembangkan identitas dilakukan sendiri atau bersama, diskusi bersama,
profesional akan berimplikasi pada kehidupan menggunakan atau menghasilkan suatu artefak.7
profesionalnya kelak dalam cara berinteraksi dengan Imajinasi membangun pandangan tentang diri,
rekan kerja ataupun pasiennya. Mengingat pentingnya tentang komunitasnya, dan tentang dunia luar untuk
identitas profesional, fakultas perlu memahami dapat mengorientasikan diri, merefleksikan situasi
proses pembentukan identitas profesional dalam diri dan mengeksplorasi kemungkinan. Kesesuaian
mahasiswa. Hal tersebut akan memberikan panduan merupakan proses memilih dan membentuk
untuk merancang pembelajaran dan lingkungan komitmen. Partisipasi yang dilakukan sesuai dengan
pendidikan yang mampu memfasilitasi proses konsep atau prinsip yang dipegang oleh komunitas
tersebut.4 tersebut, dan dapat meyakinkan bahwa aktivitas
lokal tersebut juga sesuai dengan proses lain yang
Identitas profesional merupakan salah satu dapat diterima secara global.
bentuk dari identitas sosial. Identitas sosial adalah
pengetahuan seseorang bahwa dirinya termasuk Salah satu bentuk partisipasi yang penting adalah
dalam suatu kelompok atau kategorisasi.5 Kelompok imajinasi. Imajinasi dalam hal ini bukan fantasi,
sosial adalah seperangkat individu yang memegang tetapi cara seseorang mengorientasikan dirinya
identifikasi sosial umum atau pandangan diri terhadap lingkungannya.7 Selama masa pendidikan,
mereka sebagai anggota dari kategori sosial yang mahasiswa mengidentifikasi kesempatan dan
sama. Identitas sosial dapat didefinisikan ke dalam alternatif yang ditawarkan oleh profesi dan pada
berbagai dimensi, dalam hal ini adalah dimensi akhirnya berkomitmen terhadap nilai dan tujuan
profesional. Identitas profesional merupakan profesional yang dianggap penting oleh mereka.

92 Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

Untuk dapat berimajinasi, mahasiswa memerlukan terhadap hasil wawancara kepada mahasiswa melalui
paparan dan gambaran selengkapnya tentang profesi email. Mahasiswa telah memberikan persetujuan
dokter. Fakultas perlu menyediakan lingkungan yang secara langsung maupun melalui email. Hasil kode
dapat memberikan gambaran tentang profesi dokter selanjutnya dikelompokkan dalam kategori-kategori.
atau memfasilitasi terbentuknya imajinasi mahasiswa
tentang diri dan profesi dokter. Penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
bertujuan untuk mengeksplorasi sumber imajinasi Data dikategorisasikan ke dalam jenis sumber
mahasiswa tentang profesi dokter. gambaran dan manfaat yang didapatkan. Jenis
sumber gambaran dapat berasal dari pembelajaran
METODE
kurikulum dan sumber gambaran di luar
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian pembelajaran kurikulum (Gambar 1). Sumber
fenomenologi yang bertujuan menggali arti imajinasi yang berasal dari pembelajaran tidak
pengalaman belajar mahasiswa selama menjalani hanya langsung dari kurikulum formal yang
pendidikan kedokteran. Penelitian dilakukan di memang direncanakan oleh fakultas, namun juga
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. tidak langsung dari pengamatan mahasiswa selama
Penelitian telah mendapat ijin dari fakultas dan telah menjalankan aktivitas formal tersebut. Inilah peran
mendapat ethical clearance dari komite etik FK UGM. kurikulum informal dan tersembunyi.
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan Pada Gambar 1 terlihat bahwa dalam kurikulum
wawancara mendalam semi terstruktur kepada 17 formal, fakultas menyediakan aktivitas-aktivitas
mahasiswa yang terdiri dari 9 mahasiswa preklinik yang membantu mahasiswa untuk mendapatkan
tahun 1, 2, 3 dan 8 mahasiswa klinik tahun 1 dan 2 gambaran tentang profesi dokter. Hal ini meliputi
rotasi klinik. Pengambilan sampel dilakukan dengan penugasan ke masyarakat ataupun pusat layanan
mempertimbangkan proporsi variasi jenis kelamin, kesehatan (puskesmas, rumah sakit), pembelajaran
indeks prestasi kumulatif, dan keaktifan dalam di skills lab yang memberikan seting seperti praktik
organisasi. dokter, dan program pendidikan klinik. Mahasiswa
tingkat sarjana mendapatkan gambaran tentang
Wawancara dilakukan oleh peneliti menggunakan
lingkungan kerja dan cara kerja dokter dalam
panduan wawancara yang telah diuji cobakan.
pelayanan kesehatan dari pengalaman mereka ketika
Pertanyaan utama dalam menggali sumber imajinasi
ditugaskan untuk melakukan observasi di pusat
adalah: darimana Anda mendapatkan gambaran
layanan kesehatan. Pembelajaran di skills lab tidak
tentang dokter profesional? Selanjutnya digali
hanya memberikan gambaran tentang seting klinik,
kembali terkait role model, tokoh kedokteran, dan
namun juga menumbuhkan perasaan sebagai dokter
sumber imajinasi lainnya.
ketika mereka melakukan simulasi manajemen
Koding terbuka dilakukan terhadap transkrip pasien. Aktivitas-aktivitas tersebut secara langsung
hasil wawancara. Koding dilakukan oleh peneliti dapat menjadi sumber gambaran mahasiswa untuk
dan 1 orang koder independen yang lain untuk dapat mengorientasikan dirinya dalam profesi
meningkatkan trustworthiness analisis. Sebelumnya, dokter. Hal ini dapat terlihat dari kuotasi mahasiswa
persepsi para koder terhadap cara koding berikut:
disamakan. Masing-masing koder secara independen
“ee.. mungkin dari salah satu kegiatan ini ya apa yang
menganalisis hasil wawancara. Kedua koder
datang ke puskesmas itu, hari sabtu. menurut saya juga
kemudian bertemu untuk menilai hasil koding dan
sa sarana yang bagus untuk mendekatkan ee..dunia
membuat kesepakatan pada kode-kode yang berbeda.
klinisi dengan dunia akademis seorang mahasiswa
Selain dengan multicoder, untuk meningkatkan
untuk melihat ee.. pekerjaan seorang dokter itu nanti
kepercayaan pada data, dilakukan member checking.
seperti apa” 12 ALIPT 4 [14893:15552]
Member checking dilakukan dengan memberikan hasil
transkrip asli, koding, dan interpretasi umum peneliti

Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 93


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

Gambar 1. Pengelompokan sumber gambaran tentang profesi dokter

Pada Gambar 1 juga terlihat bahwa mahasiswa Y : ”emmm mungkin gimana ya, habisnya
juga mendapatkan gambaran secara tidak langsung belum ada sih, belum pernah ketemu.”
dari mengikuti program pembelajaran dalam X : belum pernah ketemu?
kurikulum. Dalam hal ini mahasiswa menangkap Y : ”he eh. Habisnya tiap dokter pasti ada
nilai dari kurikulum tersembunyi. Mahasiswa secara kurangnya. Ya nggak ada yang sempurna
tidak langsung mengamati dan menyerap hal-hal sih. tapi ada di satu sisi misalnya nemu
yang mereka lihat sehari-hari. Mahasiswa dapat dokter yang kadang dia moody, jadi kalau
mengidentifikasi role model mereka, mengidentifikasi dia moodnya lagi baik anak-anak pada mau
sifat yang baik dan buruk pada dosen, dokter atau ketemu, waa dia lagi baik loh moodnya,
perawat. ketemu. Trus cerita apa, sharing apa gini
gini. Kalau misalnya lagi moodnya lagi
Mahasiswa memerlukan sosok dokter klinik sebagai
jelek stop dulu gitu. Nggak, nggak bakal
panutan. Mahasiswa tingkat sarjana mendapatkan
nanya-nanya tentang apa, cerita tentang apa
role model terkait dengan pengajaran, namun masih
gitu-gitu. Trus ada juga dokter yang ramah
minim mendapat role model klinik. Dari partisipan
banget, ada. Tapi di satu sisi tuh kadang
tahun ke-1 hingga 5 didapatkan bahwa mereka
keramahanya malah diiniin sama temen-
dapat mengidentifikasi sosok dokter panutan
temen, jadi digimanain ya, belum ada gitu,
dalam perannya sebagai dokter klinik adalah ketika
masih bingung jadinya yang…”
menjalani pendidikan klinik. Kuotasi berikut
X : Kalau besok ingin menjadi dokter yang
ini didapatkan dari mahasiswa tahun ke-2, yang
seperti apa?
menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut belum
Y : ”emmm paling nggak ya yang kayak gimana
menemukan sosok dokter panutan dan belum dapat
ya? Bingung. Ada option nggak dok?”
memberikan gambaran tentang dokter profesional.
10-APIPR-2 [ 8991: 9834]
X : Kalau menurut Anda seperti apakah sosok
dokter yang profesional?

94 Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

Eksplorasi tentang role model menghasilkan berperan sebagai dokter, dalam perilaku sehari-
pengelompokan karakter dosen yang dianggap sebagai hari yang tampak, dan dalam berinteraksi dengan
role model oleh mahasiswa. Tabel 1 menunjukkan mahasiswa.
karakter-karakter dosen dalam hal mengajar, dalam

Tabel 1. Karakter Dosen Sebagai Role Model

Karakter dosen sebagai role model


Dalam pengajaran Sebagai dokter Sikap perilaku Sikap terhadap
mahasiswa
- Antusias berbagi ilmu - Mengutamakan pasien - Ramah - Dekat dengan
- Semangat mengajar - Komitmen tinggi terhadap - Tegas mahasiswa
- Tidak terkesan sekedar profesi - Tanggung jawab - Perhatian
menjalankan tugas - Selalu memperbaharui sosial tinggi - Menghormati
- Mudah diajak berdiskusi (update) ilmu - Sederhana mahasiswa
- Atraktif, humoris - Etika baik - Pandai
- Komunikatif - Penanganan pasien secara - Rendah hati
- Interaktif holistik - Sabar
- Kompeten, menguasai - Altruis - Disiplin
materi - Kompeten - Terbuka
- Cara mengajar baik, - Pendekatan ke pasien baik - Manajemen waktu
penyampaian baik, mudah - Mampu mengedukasi baik
dimengerti pasien dengan baik - Tulus
- Tidak tegang - Menghormati pasien
- Detail - Komunikatif
- Wawasan luas - Peduli terhadap masalah
- Memberikan umpan balik kesehatan dan kebijakan
dengan baik
- Komitmen mengajar
- Motivator

Dari luar kurikulum, mahasiswa mendapatkan X : Apa yang didapatkan dari membaca buku
gambaran profesi dokter dari media, kegiatan tersebut?
organisasi kemahasiswaan, keluarga tenaga kesehatan Y : “di dapatnya lebih ke pengalaman, jadi lebih ke
(dokter, perawat, bidan, ahli farmasi), pengalaman diri gambaran ketika di daerah seperti ini, apa yang
atau keluarga menjadi pasien. Dari media, mahasiswa ada dilapangan mulai dari penunjangnya seperti
ada yang senang membaca buku tentang dokter nyata apa kemudian sikap masyarakatnya seperti apa,
ya itu yang selama ini kami belum pernah
maupun fiksi, bahkan komik, melihat film berlatar
merasakan di sini di pendidikan seperti ini,
belakang kedokteran. Mahasiswa mengenal tokoh-
ya itu juga di dapatkan sehingga temen temen
tokoh kedokteran dari pendidikan sebelumnya dan
kalo udah selese dari sini kelapangan udah siap
dari kegiatan ospek (orientasi mahasiswa di awal gambaran gambaran kayak tadi itu.”
masuk fakultas kedokteran). Selanjutnya mahasiswa
tidak mendapatkan pembelajaran tentang tokoh
kedokteran.

Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 95


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

Kegiatan organisasi mahasiswa membawa mahasiswa dalam kegiatan sosial. Selain itu kegiatan organisasi
berinteraksi lebih luas dengan masyarakat dan memungkinkan mahasiswa berinteraksi saling
membuka kesempatan mahasiswa untuk terlibat bertukar cerita dan pengalaman terkait profesi
dokter.

Tabel 2. Sumber dan Gambaran Tentang Dokter yang Didapatkan

Sumber Jenis Yang didapatkan


Media Komik (medical dragon, good enteru, Gambaran praktik di masyarakat, di daerah terpencil
dr. Koto) Memberi gambaran tentang penanganan pasien; tips-tips dalam praktik
Film (greys anatomy, dr house, miami, klinis
ER, scrub, 3idiots, dll) Membantu mengingat materi kuliah
Buku (the doctors, kisah Mengenal berbagai macam karakter dokter; mengenal konflik-konflik
pengalaman dokter) dalam praktik
Majalah Mendapat inspirasi, motivasi, pelajaran hidup
Media elektronik (berita televisi, Mendapat gambaran tentang kehidupan dokter (sosial, pribadi)
radio) Mendapat gambaran tentang pandangan masyarakat terhadap profesi
Media internet (koas racun, dokter, kebijakan di bidang kesehatan
komunitas di sosial media) Mengajarkan nilai professional (santun, dekat dengan masyarakat,
ramah, komitmen)
Mengenal organisasi-organisasi medis di dunia Mendapat gambaran
tentang pendidikan klinik
Orientasi Orientasi (ospek) Mengenalkan tokoh kedokteran terkait FK UGM; Sejarah FK UGM
Pembelajaran Pembelajaran dalam kurikulum, Cara kerja praktik dokter di berbagai seting
dari kurikulum skills lab Sistem manajemen rumah sakit
Cara kerja profesi lain yang terlibat dalam pusat pelayanan kesehatan
Pengalaman partisipasi (kunjungan
Melihat perbedaan antara kenyataan dengan yang seharusnya
ke pusat pelayanan kesehatan)
Sistem manajemen pembayaran
Kegiatan sehari-hari di koas
Pengalaman di Membantu praktik tenaga Merasakan tanggung jawab sebagai dokter
luar kurikulum kesehatan
Pengalaman merawat keluarga
Observasi dosen Melihat dosen mengajar/ menjadi Role model, cara bicara, cara mengajar, kompetensi dokter
instruktur
Interaksi dosen-pasien
Keluarga Keluarga tenaga kesehatan Cara kerja dokter di seting praktik pribadi
Pendidikan Paparan sejarah dalam pendidikan Mengenal tokoh dokter
sebelumnya sebelumnya
Refleksi Refleksi dari kunjungan praktik Ketidaksesuaian kenyataan dengan yang seharusnya; Hambatan untuk
lapangan praktik profesional
Interaksi dengan dokter; Cerita Mengenal berbagai karakter dokter
Interaksi dari kakak angkatan

Berimajinasi dalam proses perkembangan identitas Pemecah batu pertama menjawab bahwa ia sedang
profesional merupakan cara seseorang untuk memecah batu dan membentuknya menjadi
mengorientasikan dirinya. Wenger6 memberikan persegi, sedangkan pemecah batu kedua menjawab
contoh 2 orang yang melakukan hal yang sama, bahwa ia sedang membangun katedral. Pemecah
yaitu memecah batu, memiliki jawaban yang berbeda batu kedua memahami tujuannya memecah batu.
ketika ditanya tentang yang mereka lakukan. Ia mengorientasikan dirinya sebagai orang yang

96 Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

berperan penting dalam membangun katedral. tetap namun bersifat dinamis. Identitas merupakan
Dua mahasiswa yang sedang membaca buku hasil negosiasi arti pengalaman hidup terhadap
kedokteran, mungkin saja memiliki orientasi yang rasa memiliki ataupun tidak memiliki.7 Identitas
berbeda dengan yang dilakukannya. Lingkungan merupakan pengalaman hidup yang dinegosiasikan
pendidikan perlu memfasilitasi mahasiswa untuk dalam diri. Seorang individu mendefinisikan diri
dapat mengorientasikan diri sebagai seorang dokter dengan cara menyelami pengalaman hidup melalui
profesional kelak. partisipasi dalam kelompok atau komunitasnya.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang Dosen merupakan orang yang berinteraksi langsung
sumber imajinasi mahasiswa tentang profesi dokter. dengan mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan role
Jika dikelompokkan, ada 2 gambaran besar yang model dari dosen ketika mereka melihat dosen
didapatkan mahasiswa, yaitu lingkungan dan cara mengajar, berinteraksi dengan pasien, menangani
kerja dokter serta nilai profesional seorang dokter. kasus pasien, berdiskusi, maupun perilaku
Lingkungan dan cara kerja dokter didapatkan yang tampak sehari-hari. Role model yang efektif
terutama dari kurikulum ketika mahasiswa bersifat multi faktor. Proses tersebut melibatkan
ditugaskan ke pusat layanan kesehatan. Kurikulum keterampilan mengajar yang baik, keahlian dalam
memfasilitasi mahasiswa untuk dapat mengobservasi keterampilan klinik, dan atribut personal. Proses ini
sekaligus menganalisis cara kerja dalam pelayanan juga melibatkan proses menunjukkan attitude antara
kesehatan, mulai dari pelayanan langsung ke pasien lain: entusiasme, menghargai, kesenangan bekerja,
hingga tingkat manajemen. dan keseimbangan antara kehidupan profesional dan
Hal penting kedua yang didapatkan adalah nilai personal.14 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
profesional dokter. Nilai ini didapatkan terutama ini yang juga mengidentifikasi role model dalam
dari yang mereka lihat sehari-hari. Hal ini sejalan pengajaran, dalam praktik klinik, dalam kehidupan
dengan pernyataan bahwa kurikulum informal dan sehari-hari (atribut personal) dan dalam berinteraksi
tersembunyi dalam pendidikan dokter memegang dengan mahasiswa. Mahasiswa juga mengidentifikasi
peranan lebih penting dalam pembentukan identitas karakter dosen yang mampu menjadi motivator
profesional.8–13 Dalam kurikulum tersembunyi inilah bagi mahasiswa, antusias dan terkesan tidak sekedar
mahasiswa dapat menyerap nilai yang baik maupun menjalankan tugas mengajar.
yang buruk dalam menjalankan profesi dokter, Hambatan dalam proses mendapatkan role model
termasuk dalam hal ini adalah mendapatkan sosok adalah keterbatasan waktu interaksi. Mahasiswa
panutan atau role model. tingkat sarjana lebih banyak mengidentifikasi dosen
Dalam ilmu pendidikan, kehadiran role model dalam sebagai role model dalam mengajar, mereka belum
interaksi sosial menjadi salah satu penentu dalam banyak melihat langsung dosen dalam perannya
pembelajaran profesionalisme dan perkembangan sebagai dokter dan berinteraksi dengan pasien.
identitas. Role model merupakan bagian dari Mahasiswa mendapatkan role model dosen sebagai
hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi, dokter ketika mereka memasuki tahap pendidikan
yang merupakan representasi aspek-aspek dalam klinik. Selain perlu mendapatkan gambaran praktik
kurikulum yang tidak dapat teridentifikasi dalam klinik dari role model, mahasiswa juga memerlukan
kurikulum formal maupun informal.14 Yang interaksi dengan role model dalam kehidupan sehari-
mahasiswa lihat atau dapatkan akan menentukan hari sebagai seorang dewasa yang menjalani praktik,
siapa mereka dan menjadi dokter yang seperti apa bukan sekedar interaksi dalam kelas atau proses
dalam menjalankan profesi dokter kelak. Hal ini instruksional.6
dikarenakan identitas dibentuk oleh diri melalui hal- Sebenarnya, karakter role model dapat diidentifikasi
hal yang sering dijumpai dan yang jarang dijumpai. tidak hanya dari dosen ataupun yang dijumpai
Seseorang mendefinisikan dirinya dari hal-hal yang sehari-hari. Role model juga bisa didapatkan dari
familiar, yang diketahui, yang dapat dinegosiasi, cerita atau sejarah tokoh-tokoh kedokteran.Tokoh-
dan dapat berguna. Identitas bukan suatu yang tokoh kedokteran yang dikenal dalam sejarah

Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 97


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

maupun terkenal di masyarakat lokal juga dapat Mahasiswa seringkali terpapar nilai-nilai yang
dikenalkan ke mahasiswa sebagai sumber inspirasi tidak ideal dalam lingkungan klinik.10 Mahasiswa
dan panutan. Dalam hal konstruksi identitas, menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan yang
Wenger6 menekankan desain pendidikan yang diajarkan dalam pendidikan formal. Karakter-
memaksimalkan interaksi antar generasi, sehingga karakter yang mahasiswa temukan dari cerita nyata
dapat mensosialisasikan sejarah praktik komunitas
maupun fiksi dapat menjadi pelengkap bahkan
tersebut. Inilah pentingnya berbagi cerita dan sejarah
antar generasi, sebagai langkah sosialisasi profesi menjadi bahan refleksi mahasiswa untuk mencari
dan transfer nilai. Sayangnya mahasiswa mengenal karakter ideal yang mungkin tidak didapatkan dari
tokoh kedokteran hanya pada masa ospek atau dari lingkungan klinik nyata yang sehari-hari mereka
pendidikan sebelumnya. jumpai. Kurikulum dapat membantu memfasilitasi
mahasiswa untuk mengenal berbagai karakter
Media seperti buku, komik, novel dan film juga
menyajikan karakter-karakter dokter yang dapat profesional melalui sejarah, telaah buku, maupun
diidentifikasi sebagai karakter dokter yang baik. film sejak tahun awal mahasiswa. Tokoh-tokoh lokal
Banyak nilai-nilai yang diangkat dalam media, yang dapat dikenalkan bahkan dihadirkan, sehingga
sebenarnya sangat penting diketahui sebagai dokter, mahasiswa mendapatkan gambaran sosok dokter
namun tidak tersampaikan dalam kurikulum. profesional sejak awal masa pendidikan.
Sebagai contoh, sifat altruis dan kegigihan dokter
Penelitian ini dapat memberikan gambaran
yang harus praktik di daerah sangat terpencil
yang didapatkan dari membaca buku pengalaman tentang cara-cara mahasiswa untuk mendapatkan
dokter. Studi dari Green15 mengindikasikan gambaran tentang profesi dokter. Hasil penelitian
adanya pengaruh membaca, mengkritisi komik dan ini menunjukkan bahwa gambaran tentang dokter
kemudian membuat sendiri komik berlatar belakang dapat diperoleh dari peran aktif mahasiswa untuk
kedokteran dalam membentuk identitas profesional mengeksplor profesi dokter dari berbagai media
mahasiswa kedokteran. Film juga menyajikan maupun sumber lain. Mengingat pentingnya
kehidupan dokter lengkap dengan konflik kerja gambaran tersebut, fakultas perlu mendukung dengan
maupun pribadi seorang dokter. Film merupakan menyediakan program-program pembelajaran yang
sumber yang kaya dengan gambaran profesional dan
kontekstual, memudahkan transfer nilai profesional
dapat menjadi sumber pembelajaran sepanjang hayat
melalui interaksi antargenerasi, buku, cerita sejarah,
yang mungkin lebih kuat, bertahan sepanjang hayat
dibandingkan pendidikan formal.16 atau program lainnya.Konsep imajinasi juga tidak
berhenti pada proses mendapatkan gambaran tentang
Selain memiliki kelebihan, media juga menyajikan
profesi dokter. Untuk dapat mengorientasikan diri
kehidupan dokter dengan berbagai kelemahan. Film
dalam profesi dokter, masih diperlukan langkah
mampu memberikan gambaran yang menarik tentang
konflik dan karakter, namun memiliki kelemahan refleksi dan usaha untuk mengeksplorasi kembali
dalam hal akurasi dalam praktik klinik.17 Film diri dan lingkungannya. Penelitian selanjutnya
seringkali mendramatisir suatu keadaan dan tidak dapat melakukan eksplorasi langkah-langkah
memberikan gambaran yang betul-betul tepat sesuai fakultas untuk menyiapkan mahasiswanya dalam
dengan kenyataan. Hal inilah pentingnya analisis, hal memberikan gambaran yang cukup tentang
refleksi dan kritik terhadap film.17,18 Beberapa sumber profesi dokter. Selain itu, dapat dilakukan penelitian
memaparkan kehidupan mahasiswa koas lengkap eksperimental untuk melihat pengaruh berbagai
dengan tekanan dan permasalahannya baik dengan media bertemakan kedokteran dalam membentuk
pasien maupun dengan dosen dan lingkungan klinik
identitas profesional.
yang dibalut dalam cerita humor. Seperti halnya film,
cerita ini kadang mendramatisir suatu situasi. Inilah
pentingnya telaah, analisis atau refleksi terhadap isi
buku, cerita, ataupun film.

98 Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

KESIMPULAN 2. Hilton S.R. & Slotnick HB. Proto-professionalism:


how professionalisation occurs across the continuum
Gambaran tentang profesi dokter didapatkan dari of medical education. Med Educ. 2005;39:58–65.
kurikulum pembelajaran dalam pendidikan dokter 3. Forsythe GB. Identity Development in Professional
maupun dari luar kurikulum. Kurikulum formal Education. Acad Med. 2005;80, No. 10:S112–7.
memfasilitasi mahasiswa mendapatkan gambaran 4. Monrouxe L V. Identity, identification and medical
tentang lingkungan kerja dan cara kerja profesi dokter. education: why should we care? Med Educ.
Meskipun gambaran tentang nilai-nilai profesional 2010;44:40–9.
ditentukan dari kurikulum tersembunyi, kurikulum 5. Hogg MA. & Terry DJ. Social Identity and Self-
formal dapat memfasilitasi dengan menyediakan Categorization Processes in Organizational Contexts.
Acad Manag Rev. 2000;25(1):121–40.
program yang membuka interaksi dengan tokoh
6. Wenger E. Communities of Practice: Learning,
dokter antar generasi. Telaah dan analisis terhadap
Meaning, and Identity. New York: Cambridge
cerita nyata dan fiksi yang dibaca atau dilihat dapat University Press; 1998.
menjadi sarana untuk mendapatkan imajinasi 7. Wenger E. Communities of Practice : Learning as a
tentang dokter. Kurikulum perlu memfasilitasi Social System. 2008;(June 1998):1–10.
terbentuknya gambaran dokter profesional sejak dini 8. Hafferty FW, Franks R. The hidden curriculum,
pada mahasiswa kedokteran. Selanjutnya, seluruh ethics teaching, and the structure of medical
sumber gambaran tersebut menjadi bekal bagi education. Acad Med. 1994;69(11):861–71.
mahasiswa untuk dapat mengorientasikan dirinya 9. Hafferty FW. Beyond curriculum reform:
dalam lingkungan profesi. confronting medicine’s hidden curriculum. Acad
Med. 1998;73(4):403–7.
DEKLARASI KEPENTINGAN 10. Inui TS. A Flag in the Wind: Educating for
Professionalism in Medicine. Washington, DC;
Artikel ini adalah bagian dari hasil disertasi pengarang 2003.
pertama. Pengarang bertanggung jawab atas isi dan 11. Coulehan J. Today’s Profesionalism: Engaging the
penulisan artikel ini. Adapun kontributor artike ini Mind but Not the Heart. Acad Med. 2005;80:892–8.
adalah: 12. Huddle T. Teaching Professionalism: Is Medical
dr. Yoga Pamungkas Susani, M.Med.Ed. adalah Morality a Competency? Acad Med. 2005;80,
pengarang pertama yang melakukan penelitian issue:885–91.
sekaligus menulis naskah publikasi ini. 13. Baingana R, Nakasujja N, Galukande M, Omona
K, Mafigiri DK, Sewankambo NK. Learning
dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D.; dr. health professionalism at Makerere University: an
Rossi Sanusi, M.PA., Ph.D.; & Dra. Yayi Suryo exploratory study amongst undergraduate students.
Prabandari, M. Si., Ph.D. adalah pembimbing BMC Med Educ. 2010;10: 76.
(ko-promotor) dalam perencanaan, pelaksanaan 14. Mann K V. Learning and Teaching in Professional
penelitian, hingga pelaporan hasil penelitian serta Character Development. In: Kenny N, Shelton
penulisan naskah publikasi ini. W, editors. Advances in Bioethics Lost Virtue:
Professional Character Development of Medical
Prof. dr. Harsono, Sp.S (K) adalah pembimbing Education. Volume 10. Amsterdam: Elsevier Ltd;
utama (promotor) dalam perencanaan, pelaksanaan 2006. p. 145–83.
penelitian, hingga pelaporan hasil penelitian dan 15. Green MJ. Comics and Medicine. Acad Med
penulisan naskah publikasi ini. [Internet]. 2015;90(6): 1. Available from: http://
content.wkhealth.com/PTLP: landingpage&an=
DAFTAR PUSTAKA 00001888-900000000-98816

1. Bleakley A, Bligh J, Browne J. Medical education for 16. Bleakley A. Becoming a Medical Professional. In:
the future, identity, power and location. New York: Scanlon L, editor. “Becoming” a Professional an
Interdisciplinary Analysis of Professional Learning.
Springer; 2011.
London: Springer; 2011. p. 129–52.

Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 99


Yoga Pamungkas Susani et al., Eksplorasi Sumber Imajinasi Mahasiswa Tentang Profesi Dokter

17. Scanlon L. White Coats, Handmaidens and Warrior 18. Goodman K. Imagining doctors: medical students
Chiefs: The Role of Filmic Representations in and the TV medical drama. Am Med Assoc J Ethics.
Becoming a Professional. In: Scanlon L, editor. 2007;9(3):182–7.
“Becoming” a Professional an Interdisciplinary
Analysis of Professional Learning. London: Springer
Science; 2011. p. 109–25.

100 Vol. 4 | No. 3 | November 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai