Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosis dengan demam berdarah dengue melalui anamnesis,


pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium
yang telah dilakukan saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan pasien dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu dengan suhu tinggi 36-37.5 Cº dengan badannya terasa lemas
bersamaan keluhan tangan dan kakinya terasa dingin sejak 1 hari yang lalu. Konsumsi
air dan penurunan nafsu makan pada pasien menurun sejak mengalami sakit tersebut.
Menurut teori, pasien dengan demam berdarah dengue tidak akan menunjukkan
gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa), dan setelah
beberapa hari akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala (biasanya di belakang
mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi, perdarahan ringan membran mukus mulut
dan hidung. Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi
selama satu atau dua hari yang ditemukan dalam pasien ini.
Pasien di kategorikan dalam dengue syok sindrom karena sesuai dengan
kriteria WHO, dimana yang ditemukan pada anamnesis pasien yang sesuai dengan
kriteria dengue syok syndrome atau diklasifikasikan sebagai demam dengue berdarah
derajat IV apabila mengalami renjatan yang sangat parah sehingga tekanan darah
rendah dan denyut nadi teraba lemah. Pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran baik tapi tampak gelisah, suhu
pasien 37.4o C dan saturasi oksigen 96%. Dari pemeriksaan status general didapatkan
napas normal, auskultasi paru ditemukan dalam batas normal, tidak ditemukan gusi
berdarah, ditemukan nyeri tekan abdomen. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan dan sesuai dengan teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka dalam
mendukung diagnosis demam dengue berdarah adalah ditemukannya demam dengan
suhu tinggi yang hilang timbul, sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri
otot dan sendi, perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung. Sedangkan
hasil pemeriksaan fisik yang mendukung dalam penegakkan diagnosis demam
berdarah dengue derajat IV menurut WHO adalah adanya demam tinggi, hasil
tourniquet (+) serta mual muntah dan dari hasil pemeriksaan palpasi didapatkan nyeri
tekan pada abdomen.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan tourniquet. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh adalah
eritrosit meningkat (6,29 x 106/μL) dan trombosit menurun (67 x 103/μL).
Berdasarkan teori, adapun hasil pemeriksaan penunjang pada pasien yang diperoleh
sesuai dengan pada umumnya adalah ditemukannya eritrositosis dan trombositopenia.
Sehingga dari hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan sangat mendukung diagnosis demam dengue syok
syndrome sesuai dengan kriteria WHO.
Pada pasien ini, terjadi tangan dan kaki terasa dingin yang ditandai dengan
demam selama 5 hari dan sakit kepala. Hal ini sangat mungkin terjadi pada pasien
dengan dengue syok syndrome, terutama dengan karakteristik dengue syok syndrome.
Keadaan ini telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bagian komplikasi dari dengue
syok syndrome. Permeabilitas pembuluh darah yang menurun dan hipovolemia
memburuk akan mengakibatkan syok. Ini biasanya menjadi pada hari ke 4 dan hari ke
5 penyakit, didahului dengan tanda-tanda peringatan. Selama syok tahap awal,
mekanisme kompensasi yang mempertahankan tekanan darah sistolik dan
mengakibatkan tarkikardia dan vasokonstriksi perifer pengurangan perfusi kulit
seperti ektremitas yang dingin dan waktu pengisisan kapiler yang lambat. Tekanan
diastolik biasanya akan naik mendekati tekanan sistolik dan tekanan nadi menyempit
sebagai akibat peningkatan resistensi vaskular perifer. Pasien dengan syok dengue
umumnya tetap sadar, syok hipotensi berkepanjangan dan hipoksia dapat
menyebabkan kegagalan multi organ pada akhirnya dapat menyebabkan kematian
pasien.
Pasien dengue syok syndrome membutuhkan penanganan darurat dan akses ke
perawatan intensif. Sesuai dengan ini, pasien ini telah dirawat di Ruang ICU (Intensive
Care Unit) RS Bhayangkara Palu. Menurut teori, penanganan pasien dengan syok
dimulai dengan cairan intravena dengan larutan kristaloid isotonik 5-10mg/kg/jam
selama satu jam dan pasien ini telah diberikan asering 50 cc/jam supaya syok dapat
diatasi dengan secepat mungkin. Selain itu, pemberian antipiretik 10 mg/kg/jam juga
disarankan untuk mengatasi gejala demam dan sesuai dengan ini, pasien telah
diberikan 160 mg/8 jam/iv supaya demam dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai