Pasien ini didiagnosis dengan demam berdarah dengue melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan pasien dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu dengan suhu tinggi 36-37.5 Cº dengan badannya terasa lemas bersamaan keluhan tangan dan kakinya terasa dingin sejak 1 hari yang lalu. Konsumsi air dan penurunan nafsu makan pada pasien menurun sejak mengalami sakit tersebut. Menurut teori, pasien dengan demam berdarah dengue tidak akan menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa), dan setelah beberapa hari akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi, perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung. Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi selama satu atau dua hari yang ditemukan dalam pasien ini. Pasien di kategorikan dalam dengue syok sindrom karena sesuai dengan kriteria WHO, dimana yang ditemukan pada anamnesis pasien yang sesuai dengan kriteria dengue syok syndrome atau diklasifikasikan sebagai demam dengue berdarah derajat IV apabila mengalami renjatan yang sangat parah sehingga tekanan darah rendah dan denyut nadi teraba lemah. Pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran baik tapi tampak gelisah, suhu pasien 37.4o C dan saturasi oksigen 96%. Dari pemeriksaan status general didapatkan napas normal, auskultasi paru ditemukan dalam batas normal, tidak ditemukan gusi berdarah, ditemukan nyeri tekan abdomen. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan dan sesuai dengan teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka dalam mendukung diagnosis demam dengue berdarah adalah ditemukannya demam dengan suhu tinggi yang hilang timbul, sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan sendi, perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung. Sedangkan hasil pemeriksaan fisik yang mendukung dalam penegakkan diagnosis demam berdarah dengue derajat IV menurut WHO adalah adanya demam tinggi, hasil tourniquet (+) serta mual muntah dan dari hasil pemeriksaan palpasi didapatkan nyeri tekan pada abdomen. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tourniquet. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh adalah eritrosit meningkat (6,29 x 106/μL) dan trombosit menurun (67 x 103/μL). Berdasarkan teori, adapun hasil pemeriksaan penunjang pada pasien yang diperoleh sesuai dengan pada umumnya adalah ditemukannya eritrositosis dan trombositopenia. Sehingga dari hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan sangat mendukung diagnosis demam dengue syok syndrome sesuai dengan kriteria WHO. Pada pasien ini, terjadi tangan dan kaki terasa dingin yang ditandai dengan demam selama 5 hari dan sakit kepala. Hal ini sangat mungkin terjadi pada pasien dengan dengue syok syndrome, terutama dengan karakteristik dengue syok syndrome. Keadaan ini telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bagian komplikasi dari dengue syok syndrome. Permeabilitas pembuluh darah yang menurun dan hipovolemia memburuk akan mengakibatkan syok. Ini biasanya menjadi pada hari ke 4 dan hari ke 5 penyakit, didahului dengan tanda-tanda peringatan. Selama syok tahap awal, mekanisme kompensasi yang mempertahankan tekanan darah sistolik dan mengakibatkan tarkikardia dan vasokonstriksi perifer pengurangan perfusi kulit seperti ektremitas yang dingin dan waktu pengisisan kapiler yang lambat. Tekanan diastolik biasanya akan naik mendekati tekanan sistolik dan tekanan nadi menyempit sebagai akibat peningkatan resistensi vaskular perifer. Pasien dengan syok dengue umumnya tetap sadar, syok hipotensi berkepanjangan dan hipoksia dapat menyebabkan kegagalan multi organ pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pasien. Pasien dengue syok syndrome membutuhkan penanganan darurat dan akses ke perawatan intensif. Sesuai dengan ini, pasien ini telah dirawat di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RS Bhayangkara Palu. Menurut teori, penanganan pasien dengan syok dimulai dengan cairan intravena dengan larutan kristaloid isotonik 5-10mg/kg/jam selama satu jam dan pasien ini telah diberikan asering 50 cc/jam supaya syok dapat diatasi dengan secepat mungkin. Selain itu, pemberian antipiretik 10 mg/kg/jam juga disarankan untuk mengatasi gejala demam dan sesuai dengan ini, pasien telah diberikan 160 mg/8 jam/iv supaya demam dapat teratasi.