Dasar Teori : Karbohidrat dengan asam sulfat pekat akan mengalami peruraian
menjadi monosakarida dan selanjutnya terjadi reaksi dehidrasi oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural atau hidroksi-methyl furfural.
Selanjutnya dengan adanya alfa naftol akan membentuk senyawa komplek yang berwarna
ungu. Reaksi ini berlaku umum untuk golongan karbohidrat.
Cara Kerja :
1. Masukkan 20 tetes sample kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Tambahkan 3-5 tetes pereaksi molish dan aduk homogen.
3. Lalu tambahkan perlahan Asam Sulfat pekat tetes demi tetes( 10-20 tetes ) yang
diturunkan melalui dinding tabung.
4. Amati perubahan yang terjadi dan catat di lembar pengamatan
Tujuan Praktikum : Untuk menentukan ada tidaknya polisakarida dalam suatu sample
Dasar Teori :
Polisakarida merupakan bahagian dari suatu karbohidrat yang terdiri atas banyak
rangkaian monosakarida. Polisakarida dapat dianalisa dengan menggunakan Larutan
Iodium dan akan membentuk komplek warna biru yang spesifik untuk amilum, Dekstrin
akan memberikan warna merah anggur dan glikogen membentuk warna merah coklat.
Cara Kerja.
1. Masukkan 3 tetes sample kedalam tabung reaksiyang bersih dan kering.
2. Tambahkan 1-3 tetes larutan Iodium.
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi dilembar pengamatan.
Dasar Teori
1. Sampel
2. Pereaksi Benedict
3. Alat pemanas atau water bath.
4. Tabung reaksi
5. Penjepit
6. Pipet tetes
7. Timer.
8. dll
Cara Kerja :
1. Masukkan kedalam tabung reaksi yang kering dan bersih 3-5 tetes sample.
2. Masukkan 15 tetes reagent Benedict dan aduk homogen.
3. Panaskandiatas Bunsen kl 2 menit atau di WB kl 5 menit.
4. Dinginkan perlahan dan amati perubahan yang terjadi.
5. Catat pada lembar pengamatan.
Dasar Teori
1. Larutan amilum 1 %
2. Larutan Iodium
3. Pereaksi benedict.
4. Larutan HCL 2 N
5. Larutan NaOH 2 %
6. Kertas Lakmus
7. Alat pemanas
8. Tabung reaksi
9. Penjepit tabung
10. Pipet ukur.
11. dll
Cara Kerja
1. Masukkan kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering 5 cc amilum 1 %
2. Tambahkan 2,5 ml HCl 2 N dan aduk homogen serta masukkan kedalam WB
3. Setelah 3 menit ambil 2 tetes sample dan masukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahi dengan Iodium1 tetes , amati
4. lakukan percobaan diatas setiap 3 menit hingga terbentuk warna kuning muda.
5. catat pengamatan pada lembar pengamatan.
6. lanjutkan hidrolisis 5 menit lagi.
7. Setelah dingin, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis dan netralkan dengan NaOH 2%
dan pastikan dengan kertas pH/lakmus.
8. Setelah netral uji dengan benedict.
9. Simpulkan hasil kerja saudara.
Dasar Teori
1. Minyak kelapa.
2. Alkohol 96 %
3. Kloroform
4. Eter
5. Aquadest
6. Aseton
7. Na2CO3 0,5 %
8. Tabung reaksi
9. Penjepit tabung
10. Pipet ukur
11. Pipet tetes
Cara Kerja
1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih dan kering dan isilah dengan pelarut diatas
sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Kocok sampai homogen dan biarkan beberapa saat dan amati sifat kelarutannya.
4. Catat pada lembar pengamatan
Dasar teori
Minyak sayur murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah
tengik bersifat asam, hal ini disebabkan minyak telah mengalami hidrolisis dan oksidasi
menghasilkan aldehida, keton dan asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada minyak atau lemak dapat dipercepat oleh adanya: cahaya,
kelembaban, pemanasan, mikroorganisme, katalis logam seperti Fe, Ni dan Mn.
Proses ketengikan ini dapat diperlambat dengan pemberian antioksidant.
1. Minyak sayur
2. Minyak sayur tengik
3. Kertas lakmus merah dan biru
4. Porselen putih
5. Pipet tetes
Cara kerja
Tugas: Apa pengaruhnya bagi kesehatan menggunakan minyak yang sudah tengik atau
berulang-ulang digunakan.
UJI KELARUTAN PROTEIN
Dasar teori
Portein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam atau basa.
Daya larut protein berbeda-beda didalam air, asam, dan basa .
Semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter, kloroform. Apabila protein
dipanaskan atau ditambahkan etanol absolute maka protein akan menggumpal atau
mengalami koagulasi. Hal ini disebabkan etanol akan menarik mantel air yang
melingkupi molekul protein.
1. Albumin
2. Air suling
3. HCl 10 %
4. Naoh 40 %
5. Alkohol 96 %
6. Kloroform
7. Tabung reaksi
8. Pipet tetes
9. dll
Cara kerja
Tujuan praktikum : Untuk melihat efek dari interaksi protein dengan logam berat
Dasar teori
1. Albumin telur
2. HgCl2 5 %
3. CuSO4 5 %
4. PbAsetat 5 %
5. Perak Nitrat 1 %
6. Tabung reaksi
7. Pipet tetes
8. dll
Cara kerja
1. Sediakan 5 tabung reaksi yang kering dan bersih dan isilah masing-masing
dengan 2 ml albumin.
2. masukkan 5 tets HgCl2 pada tabung pertama, CuSO4 tabung kedua dan
selanjutnya bila perlu dibantu dengan pengadukan.
3. Amati dan catat pengamatan saudara.
Dasar teori
Ion tembaga +2 dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida dan membentuk senyawa komplek yang berwarna ungu. Reaksi ini positif
bila terdapat ikatan peptide dan negative terhadap asam amino.
1. Larutan albumin
2. Larutan NaOH 10 %
3. Larutan CuSO4 0,2 %
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes.
6. dll
Cara kerja
1. Ambil tabung reaksi yang kering dan bersih lalul isi denganalbumin 2 ml
2. Tambahkan pada tiap tabung 1ml NaOH 10 % dan 3 tetes CuSO4 0,2 % amati
perubahan yang terjadi bila perlu Bantu dengan pemanasan.
3. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lebar pengamatan.
Dasar teori
Pada suhu yang sangat rendah aktifitas enzyme dapat berhenti secara reversible,
kenaikan suhu secara perlahan akan meningkatkan aktifitas enzyme secara bertahap.
Pada umumnya kenaikan suhu 10 ‘C akan meningkatkan kenaikan kecepatan reaksi 1,1
hingga 3 kali lebih besar hingga suhu optimum memiliki kecepatan reaksi yang
maksimum dengan kisaran 30-40’ C dan sebagian besar akan mengalami denaturasi yang
bersifat iireversibel pada temperature > 60 ‘ C.
Cara kerja
1. Masukkan kedalam 5 tabung reaksi yang kering dan bersih dengan 2 ml larutan
amilum 2 %.
2. Tempatkan masing-masing tabung kedalam gelas kimia yang berisi es,
temperature kamar, tangas air 37-40’C, 75-80’ dan air mendidih selama 15 menit.
3. Tambahkan 1 ml enzyme amylase ke masing-masing tabung dan lakukan test
dengan amilum dan benedict setiap 1 menit.
4. Catat perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan.
5. lanjutkan percobaan temperature yang lain.
Tugas: Jelaskan kegunaan pereaksi reagen Iodium dan Benedict pada percobaan diatas.
PENGARUH pH TERHADAP AKTIFITAS ENZYM
Dasar teori
1. Larutan amilum 2 %
2. Enzym amylase
3. Larutan HCl 0,4 %
4. Aquadest
5. Larutan Na2CO3 1 %
6. Larutan Iodium
7. Larutan Benedict
8. Tabung reaksi
9. Pipet tetes
10. Alat pemanas.
11. dll
Cara kerja
1. Sediakan tabung reaksi yang kering dan bersih dan isilah masing-masing tabung
berturut-turut dengan 2 ml HCl 0,4 % , ditabung yang lain Aquadest dst.
2. Kedalam masing-masing tabung masukkan 2 ml larutran amilum 2% 2 ml dan 1
ml enzyme. Campur homogen dan biarkan 15 menit.
3. Setelah 15 menit uji larutan yang ada dalam tabung dengan pereaksi amilum dan
Benedict.
4. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat di lembar pengamatan