Anda di halaman 1dari 8

BIO MEKANIK

Besaran dan satuan


Dimensi Besaran
Pengukuran
Hukum Dasar Biomekanik
Gaya gaya Pada Tubuh

Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang


mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa besaran-
besaran fisis tubuh dan gaya yang terjadi pada tubuh.

BESARAN, DIMENSI DAN SATUAN


Besaran dalam fisika,

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat.

Besaran pada umumnya dibedakan


Besaran Dasar : besaran yang tidak bergantung dari besaran lain
Besaran Turunan : besran yang diturunkan dari besaran dasar
 Besaran dasar
Besaran satuan (S I) dimensi
- panjang meter L
- massa kilogram M
- waktu detik T
- suhu Kelvin 
- kuat arus ampere I
- intensitas candela J
- jumlah zat mol N
 Besaran Turunan Satuan (SI)
- Kecepatan m/s
- Percepatan m/s2
- Gaya kg m/s2 = N
- Tekanan N/m2 = Pa
- dll
Dimensi Besaran: suatu cara besaran besaran itu tersusun oleh besaran
dasar.
- kecepatan ‫ ׆‬v ‫ = ב‬LT-1
- gaya ‫ ׆‬F ‫ =ב‬MLT-2
- tekanan ‫ ׆‬p ‫ = ב‬M L-1 T-2
- dll

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung

Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran
yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.

2. Secara tidak langsung

Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai


besaran yang diukur.

Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara
lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)

 Kesalahan Pengukuran dalam Tindakan Medis

    Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap
besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan
sebagainya.
Kesalahan dapat terjadi dari proses pengukuran disebabkan: faktor alat, metode maupun
human error, sehingga terjadi false positif dan negatif.
False Positif    : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit
padahal tidak
False Negatif    : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal
menderita suatu penyakit

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran:


1. Metode/cara dalam pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya
4. Kalibrasi terhadap alat

Gaya, massa dan berat


1. Gaya  kekuatan yang berupa tarikan atau dorongan yang
menyebabkan benda cenderung berubah kedudukan.
F = m.a  m = F/a
Massa  ukuran dari inersia (kelembaman). Inersia yaitu
kecenderungan benda untuk tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan.
Berat  besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda akibat gaya
tarik bumi.
W = m.g

Hukum Dasar Dalam Biomekanik

- Hk. Newton I : Setiap obyek (benda) berada dalam keadaan istirahat atau
gerak yang sama pada suatu garis lurus, kecuali dipaksa untuk berubah
kedudukannya
.F=o
- Hk Newton II : Apabila pada suatu benda bekerja gaya luar, maka benda
akan mengalami percepatan yang besarnya sebanding dan searah dengan
gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda
. F=ma
- Hk Newton III : Apabila benda I mengerjakan gaya pada benda II, maka
benda II akan mengerjakan gaya perlawanan pada benda I sama besar,
. F aksi = - Freaksi
Gaya Normal dan Gaya Gesek.

N F = gaya tarik
f = gaya gesek (gaya perlawanan)
f F W = gaya berat (gaya gravitasi)
N = gaya normal
W

W = m.g
f =  N  fs = s N, untuk benda diam
 fk = k N, untuk benda bergerak
N=W
Apabila gaya F membentuk sudut , maka

N
Fy F

 Fx
f

W
N = W – Fy , Fy = F sin  Fx = F cos 

Berdasarkan hukum Newton II


∑F F x−f
F = m . a ---- a = , a= k

m m

fk

Wx

Wy

 W

Wx = W sin  , Wy = W cos 
N = Wy , a=
∑ F = w x−f k
m m
Gaya gaya pada tubuh
. Gaya-gaya Pada Tubuh
    Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang
bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. Gaya yang bekerja pada tubuh
dapat kita ketahui, misalnya gaya berat tubuh, sedangkan gaya yang bekerja di dalam
tubuh seringkali tidak disadari, misalnya: gaya otot jantung, gaya otot paru-paru, dan
lain-lain.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe, yaitu:
1)  Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
2)  Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
  
a.    Gaya Pada Tubuh dalam Keadaan Statis.
        Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, artinya jumlah
gaya dan  momen  gaya  yang  ada  sama  dengan  nol.   Gaya  berat,   tulang  dan  otot 
tubuh  manusia
berfungsi  sebagai sistem pengumpil.

Ada 3 kelas sistem pengumpil, yaitu :


1)     Klas pertama
      Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan gaya otot
     Contoh: kepala & leher

2)     Klas Kedua
     Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
     Contoh: tumit menjinjit

3)     Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan
Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher,
punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada
kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, misalnya: tarikan traksi
dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal
dari  berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berasal dari berat lain.
b.    Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan
1)     Gaya Berat Tubuh dan Posisi Duduk yang Menyehatkan Tulang Belakang.
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam
keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh.
Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing
vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh
rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai
huruf S.

    Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia


menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh
dari populasi tersebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang.
Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
    Barbara Dorsch mengungkapkan bahwa ”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari
cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian
tulang belakang”.  Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa postur tubuh yang baik, akan
dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah.
    Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi
belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Oleh karena itu, posisi duduk santai
dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang
akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk
seperti huruf S.

    Kelebihan dari posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki
sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises,
selulit, dan  penggumpalan darah  di kaki  serta  mengurangi kelelahan di kaki.  “Tubuh
akan terasa lebih
rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang
lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2)     Traksi dalam Praktik Klinik
    Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan.  Ada  dua  tipe  utama  dari  traksi,  yaitu:
traksi skeletal  dan  traksi kulit,  dimana
di dalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang
berlawanan yang disebut dengan counter traksi. Tahanan dalam traksi didasari pada
hukum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan
sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit
serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan ke dalam tulang sebagai traksi
skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban
traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari itu, maka diperlukan traksi
melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate
dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit di antaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi
tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat
traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler,
oedem distal,
serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada orang
dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan
jangka waktu lama. Kontra traksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya
dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
•SOAL.
1. M L-1T-2 adalah merupakan dimensi dari besaran….
a. percepatan d. energi
b. gaya e. daya
c. tekanan
2. Dari besaran fisika berikut yang mmempunyai dimensi yang sama adalah ….
a. kecepatan – percepatan d. momen gaya – momentum
b. gaya – impuls e. momentum – gaya
c. momentum – impuls
3. Setiap benda yang bergerak dengan kecepatan konstan mengalami gaya yang
besarnya ….
a. sebanding dengan kecepatan
b. sebanding dengan massa
c. sebanding dengan percepatan
d. berbanding terbalik dengan massa
e. sama dengan nol
4. Dua orang melakukan tarik tambang masing-masing 50 N dan 65 N. Besar gaya
tegang yang dialami tali adalah …..
a. 50 N d. 105 N
b. 65 N e. 115 N
c. 85 N
5. Dalam system dinamis satuan dari besaran energi dapat dinyatakan dengan Joule
dan erg;
a. 1 Joule = 103 erg d. 1 Joule = 106 erg
b. 1 Joule = 104 erg e. 1 Joule = 107 erg
5
c. 1 Joule = 10 erg

6. Perhatikan gaya yang bekerja pada benda berikut ini Hubungan antara gaya-gaya
yang benar adalah
N
Fy F


f Fx

a. N = W d. F = m . a
b. N = W – Fx e. F = Fx cos 
c. N = W – Fy
7. Seorang petinju menyarangkan pukulan ke hidung lawannya. Hasil kali gaya
pukulan dengan selang waktu pukulan yang dialami oleh lawan disebut.
a. momentum d. usaha
b. impuls e. energi
c. gaya
8. Seorang Ibu menjinjing keranjang yang massanya 20 kg sambil berjalan sejauh
10 m dengan kecepatan konstan. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s 2. Ibu
melakukan usaha sebesar
a. 2000 J d. 100 J
b. 1000 J e. 0 J
c. 200 J
9. Seorang melakukan lompat tanpa kecepatan awal dari ketinggian 6 m di atas
permukaan air. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka kecepatan orang tersebut
saat tiba di permukaan air
a. 2 3 m/s d. 3 20 m/s
b. 2 30 m/s e. 30 m/s
c. 3 2 m/s
10. Sebuah benda massa 8 kg ditarik oleh gaya F = 60 N dan membentuk sudut 30 o
terhadap horizontal. Jika koefisien gesek antar benda dan bidang datar 0,2 dan
g = 10 m/s2, maka besar gaya normalnya…
a. 40 N d. 70 N
b. 50 N e. 80 N
c. 60 N
11. Pada soal no 10 besar percepatan yang ada di dalam system adalah …
a. 2 m/s2 d. 5 m/s2
2
b. 3 m/s e. 6 m/s2
c. 4 m/s2
12. Suatu besaran fisika yang menyebabkan benda cenderung untuk bergerak rotasi
adalah ….
a. gaya normal d. momen gaya
b. gaya gesek e. impuls
c. momentum

Anda mungkin juga menyukai