Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat.
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran
yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.
Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara
lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap
besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan
sebagainya.
Kesalahan dapat terjadi dari proses pengukuran disebabkan: faktor alat, metode maupun
human error, sehingga terjadi false positif dan negatif.
False Positif : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit
padahal tidak
False Negatif : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal
menderita suatu penyakit
- Hk. Newton I : Setiap obyek (benda) berada dalam keadaan istirahat atau
gerak yang sama pada suatu garis lurus, kecuali dipaksa untuk berubah
kedudukannya
.F=o
- Hk Newton II : Apabila pada suatu benda bekerja gaya luar, maka benda
akan mengalami percepatan yang besarnya sebanding dan searah dengan
gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda
. F=ma
- Hk Newton III : Apabila benda I mengerjakan gaya pada benda II, maka
benda II akan mengerjakan gaya perlawanan pada benda I sama besar,
. F aksi = - Freaksi
Gaya Normal dan Gaya Gesek.
N F = gaya tarik
f = gaya gesek (gaya perlawanan)
f F W = gaya berat (gaya gravitasi)
N = gaya normal
W
W = m.g
f = N fs = s N, untuk benda diam
fk = k N, untuk benda bergerak
N=W
Apabila gaya F membentuk sudut , maka
N
Fy F
Fx
f
W
N = W – Fy , Fy = F sin Fx = F cos
m m
fk
Wx
Wy
W
Wx = W sin , Wy = W cos
N = Wy , a=
∑ F = w x−f k
m m
Gaya gaya pada tubuh
. Gaya-gaya Pada Tubuh
Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang
bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. Gaya yang bekerja pada tubuh
dapat kita ketahui, misalnya gaya berat tubuh, sedangkan gaya yang bekerja di dalam
tubuh seringkali tidak disadari, misalnya: gaya otot jantung, gaya otot paru-paru, dan
lain-lain.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe, yaitu:
1) Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
2) Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
a. Gaya Pada Tubuh dalam Keadaan Statis.
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, artinya jumlah
gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Gaya berat, tulang dan otot
tubuh manusia
berfungsi sebagai sistem pengumpil.
2) Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
Contoh: tumit menjinjit
3) Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan
Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher,
punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada
kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, misalnya: tarikan traksi
dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal
dari berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berasal dari berat lain.
b. Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan
1) Gaya Berat Tubuh dan Posisi Duduk yang Menyehatkan Tulang Belakang.
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam
keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh.
Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing
vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh
rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai
huruf S.
Kelebihan dari posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki
sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises,
selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh
akan terasa lebih
rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang
lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2) Traksi dalam Praktik Klinik
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi, yaitu:
traksi skeletal dan traksi kulit, dimana
di dalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang
berlawanan yang disebut dengan counter traksi. Tahanan dalam traksi didasari pada
hukum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan
sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit
serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan ke dalam tulang sebagai traksi
skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban
traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari itu, maka diperlukan traksi
melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate
dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit di antaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi
tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat
traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler,
oedem distal,
serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada orang
dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan
jangka waktu lama. Kontra traksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya
dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
•SOAL.
1. M L-1T-2 adalah merupakan dimensi dari besaran….
a. percepatan d. energi
b. gaya e. daya
c. tekanan
2. Dari besaran fisika berikut yang mmempunyai dimensi yang sama adalah ….
a. kecepatan – percepatan d. momen gaya – momentum
b. gaya – impuls e. momentum – gaya
c. momentum – impuls
3. Setiap benda yang bergerak dengan kecepatan konstan mengalami gaya yang
besarnya ….
a. sebanding dengan kecepatan
b. sebanding dengan massa
c. sebanding dengan percepatan
d. berbanding terbalik dengan massa
e. sama dengan nol
4. Dua orang melakukan tarik tambang masing-masing 50 N dan 65 N. Besar gaya
tegang yang dialami tali adalah …..
a. 50 N d. 105 N
b. 65 N e. 115 N
c. 85 N
5. Dalam system dinamis satuan dari besaran energi dapat dinyatakan dengan Joule
dan erg;
a. 1 Joule = 103 erg d. 1 Joule = 106 erg
b. 1 Joule = 104 erg e. 1 Joule = 107 erg
5
c. 1 Joule = 10 erg
6. Perhatikan gaya yang bekerja pada benda berikut ini Hubungan antara gaya-gaya
yang benar adalah
N
Fy F
f Fx
a. N = W d. F = m . a
b. N = W – Fx e. F = Fx cos
c. N = W – Fy
7. Seorang petinju menyarangkan pukulan ke hidung lawannya. Hasil kali gaya
pukulan dengan selang waktu pukulan yang dialami oleh lawan disebut.
a. momentum d. usaha
b. impuls e. energi
c. gaya
8. Seorang Ibu menjinjing keranjang yang massanya 20 kg sambil berjalan sejauh
10 m dengan kecepatan konstan. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s 2. Ibu
melakukan usaha sebesar
a. 2000 J d. 100 J
b. 1000 J e. 0 J
c. 200 J
9. Seorang melakukan lompat tanpa kecepatan awal dari ketinggian 6 m di atas
permukaan air. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka kecepatan orang tersebut
saat tiba di permukaan air
a. 2 3 m/s d. 3 20 m/s
b. 2 30 m/s e. 30 m/s
c. 3 2 m/s
10. Sebuah benda massa 8 kg ditarik oleh gaya F = 60 N dan membentuk sudut 30 o
terhadap horizontal. Jika koefisien gesek antar benda dan bidang datar 0,2 dan
g = 10 m/s2, maka besar gaya normalnya…
a. 40 N d. 70 N
b. 50 N e. 80 N
c. 60 N
11. Pada soal no 10 besar percepatan yang ada di dalam system adalah …
a. 2 m/s2 d. 5 m/s2
2
b. 3 m/s e. 6 m/s2
c. 4 m/s2
12. Suatu besaran fisika yang menyebabkan benda cenderung untuk bergerak rotasi
adalah ….
a. gaya normal d. momen gaya
b. gaya gesek e. impuls
c. momentum