Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN TERKAIT KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN BENCANA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Kelompok pada
Mata kuliah : Keperawatan Bencana
Dosen : Ns. Destiawan Eko Utomo, M. Kep., Sp. Kep. MB

Disusun Oleh
Kelompok 4 :
1. Gita Septiyani K (17214059)
2. Hesty Oktalia (17214060)
3. Ika Apriliana Nur H 17214066)
4. Indah Nurhasanah (17214069)
5. Kartika Swarnasari K (17214075)
6. Kustirahayu (17214079)
7. Megumi Nur Aninda (17214086)
8. Mella Octaviani Dewi (17214088)
9. Muhamad Firdaus (17214093)
10. Ni Made Asti Dipayanti (17214103)
11. Oktaviani Pratiwi (17214110)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI


Jl. Aria Santika Margasari, Karawaci Kota Tangerang – Banten
Telp. (021) 55726558 / 55725974
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT., berkat bimbingan, pertolongan, hidayah dan
ridhaNya, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini mengenai
Pengembangan Dan Perencanaan Terkait Kebijakan Penanggulangan
Bencana.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Karena keterbatasan
ilmu maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami berharap saran dan kritik
yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Melalui kata pengantar ini kami meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat
atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Wassalamu’alaium Wr. Wb.

Tangerang, 08 November 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Manfaat Penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Fraktur 3
B. Etilogi Fraktur 3
C. Patofisiologi Fraktur 4
D. Manifestasi Klinis Fraktur 5
E. Pemeriksaan Penunjang Fraktur 6
F. Penatalaksanaan Fraktur 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Fraktur 8
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Gawat Darurat Pada Fraktur 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. saran 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan
bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.

Penanggulangan bencana tidak hanya bersifat reaktif baru melakukan


setelah terjadi bencana. Tetapi penanggulangan bencana juga bisa bersifat
antisipatif, melakukan pengkajian dan tindakan pencegahan untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana. Bencana menimbulkan
berbagai kerusakan dan kehilangan. Hal ini akan menyebabkan angka
kemiskinan di suatu wilayah yang terkena bencana akan meningkat.

Oleh karena itu, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Badan


Nasional Penanggulangan Bencana tersebut juga mendefinisikan mengenai
bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Sejarah Lembaga Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbentuk tidak terlepas dari
perkembangan penanggulangan bencana pada masa kemerdekaan hingga
bencana alam berupa gempa bumi dahsyat di Samudera Hindia pada abad 20.
Sementara itu, perkembangan tersebut sangat dipengaruhi pada konteks
situasi, cakupan dan paradigma penanggulangan bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan bencana ?
2. Bagaimana Kebijakan Pemerintah Indonesia Berkaitan Dengan
Penanggulangan Bencana ?
3. Apa saja Landasan Hukum ?
4. Bagaimanakah Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ?
5. Bagaimanakah Perencanaan dalam Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana ?
6. Bagaimanakah Perencanaan Penanggulangan Bencana ?
7. Apa Saja Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara umum mengenai Pengembangan Dan Perencanaan
Terkait Kebijakan Penanggulangan Bencana.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui Pengertian dari bencana
b) Mengetahui Kebijakan Pemerintah Indonesia Berkaitan Dengan
Penanggulangan Bencana
c) Mengetahui Apa Saja Landasan Hukum
d) Mengetahui Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
e) Mengetahui Perencanaan dalam Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
f) Mengetahui Perencanaan Penanggulangan Bencana
g) Mengetahui Apa Saja Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan pengetahuan
tentang teori Keperawatan Bencana sebagai bahan masukan dan evaluasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik layanan keperawatan.
2. Bagi Pembaca
Menambah ilmu dan literasi perbendaharaan kata tentang teori
Keperawatan Bencana.
3. Bagi STIKes Yatsi Tangerang
Makalah ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan bacaan
kepustakaan. Sebagai masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang Keperawatan Bencana
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

B. Kebijakan Pemerintah Indonesia Berkaitan Dengan Penanggulangan


Bencana
Apa itu bencana, menurut UU No 24/2007 tentang Penanggulangan
Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pengertian bencana menurut International Strategy For Disaster


Reduction (ISDR) adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian
suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada
kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan
melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi
dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.

Sistem nasional penanggulangan di Indonesia dibuat menuju upaya


penanggulangan bencana secara tepat. Pada tahun 2008, PERATURAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008
TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 17 Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dipandang perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Nasional. Penanggulangan
Bencana BNPB mempunyai tugas :
a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap
darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara.
b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada
masyarakat.
d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana.
e. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan
nasional dan internasional
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanjan Negara.
g. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
h. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah.

C. Landasan Hukum
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
1. Pasal 35
2. Pasal 36
3. Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran
Penanggulangan Bencana.
1. Pasal 5
2. Pasal 6

D. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Sebagaimana didefinisikan
dalam UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Rangkaian kegiatan tersebut apabila digambarkan dalam siklus
penanggulangan bencana adalah sebagai berikut :
dasarnya penyelenggaraan adalah tiga tahapan yakni :
a. Pra bencana yang meliputi :
1. situasi tidak terjadi bencana
2. situasi terdapat potensi bencana
b. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana
c. Pascabencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana

E. Perencanaan dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Secara umum perencanaan dalam penanggulangan bencana dilakukan pada
setiap tahapan dalam penyelenggaran penanggulangan bencana Dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, agar setiap kegiatan dalam
setiap tahapan dapat berjalan dengan terarah, maka disusun suatu rencana
yang spesifik pada setiap tahapan penyelenggaraan penanggulangan
bencana.

a. Pada tahap Prabencana dalam situasi tidak terjadi bencana, dilakukan


penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (Disaster Management
Plan), yang merupakan rencana umum dan menyeluruh yang meliputi
seluruh tahapan / bidang kerja kebencanaan. Secara khusus untuk
upaya pencegahan dan mitigasi bencana tertentu terdapat rencana yang
disebut rencana mitigasi misalnya Rencana Mitigasi Bencana Banjir
DKI Jakarta.
b. Pada tahap Prabencana dalam situasi terdapat potensi bencana
dilakukan penyusunan Rencana Kesiapsiagaan untuk menghadapi
keadaan darurat yang didasarkan atas skenario menghadapi bencana
tertentu (single hazard) maka disusun satu rencana yang disebut
Rencana Kontinjensi (Contingency Plan).
c. Pada Saat Tangap Darurat dilakukan Rencana Operasi (Operational
Plan) yang merupakan operasionalisasi/aktivasi dari Rencana
Kedaruratan atau Rencana Kontinjensi yang telah disusun sebelumnya.
d. Pada Tahap Pemulihan dilakukan Penyusunan Rencana Pemulihan
(Recovery Plan) yang meliputi rencana rehabilitasi dan rekonstruksi
yang dilakukan pada pasca bencana. Sedangkan jika bencana belum
terjadi, maka untuk mengantisipasi kejadian bencana dimasa
mendatang dilakukan penyusunan petunjuk /pedoman mekanisme
penanggulangan pasca bencana.

F. Perencanaan Penanggulangan Bencana


Perencanaan penanggulangan bencana disusun berdasarkan hasil
analisis risiko bencana dan upaya penanggulangannya yang dijabarkan
dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian
anggarannya.

Perencanaan penanggulangan bencana merupakan bagian dari


perencanaan pembangunan. Setiap rencana yang dihasilkan dalam
perencanaan ini merupakan program/kegiatan yang terkait dengan
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang dimasukkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM) maupun
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan.
Rencana penanggulangan bencanaditetapkan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun. Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan
oleh:
a. BNPB untuk tingkat nasional.
b. BPBD provinsi untuk tingkat provinsi.
c. BPBD kabupaten/kota untuk tingkat kabupaten/kota.

G. Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana


Secara garis besar proses penyusunan/penulisan rencana penanggulangan
bencana adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan dan pengkajian bahaya
b. Pengenalan kerentanan
c. Analisis kemungkinan dampak bencana
d. Pilihan tindakan penanggulangan bencana
e. Mekanisme penanggulangan dampak bencana
f. Alokasi tugas dan peran instansi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pengertian bencana menurut International Strategy For Disaster Reduction


(ISDR) adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu
masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan
manusia dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan melampaui
kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri.

B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang
membacanya atau mempelajarinya. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai