Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

GITA LARASWATI, Citra Perempuan dalam Novel Sintren Karya Dianing


Widya Yudhistira: Suatu Kajian Feminisme Posmodern, Skripsi, Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Juni
2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan citra perempuan serta


pemaknaan kembali bias gender dalam novel Sintren karangan Dianing Widya
Yudhistira dengan mengungkapkan konsep pencitraan “yang lain” pada diri
perempuan yang pada awalnya menempati posisi objek, menjadi posisi subjek.
Penelitian ini juga bertujuan untuk memperkaya kajian kesusastraan melalui teori
feminisme posmodern, dan memberikan kegunaan bagi kajian sastra feminis dalam
dunia kesusastraan Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif analisis isi dengan dibantu oleh teknik kritik sastra feminis melalui
pendekatan yang didasari oleh teori struktural dan feminisme posmodern. Objek
penelitian ini adalah novel Sintren karangan Dianing Widya Yudhistira. Data-data
dalam skripsi ini berasal dari data kepustakaan, penelitian sejenis yang
sebelumnya pernah dilakukan peneliti lain, dan penelitian lapangan. Tiga
permasalahan pokok yang menjadi fokus peneliti, yaitu (1) bagaimana konstruksi
citra perempuan dalam novel Sintren karya Dianing Widya Yuhdistira, (2)
bagaimana pemaknaan kembali bias gender yang muncul dalam novel Sintren
menurut presfektif feminisme posmodern, (3) bagaimana hubungan kesenian
sintren dengan masyarakat.
Novel Sintren merupakan novel yang berkisah tentang perjalanan hidup
seorang perempuan seni tradisi, oleh karena itu novel ini sarat akan estetika
budaya lokal, karifan budaya lokal, serta tradisi lokal yang khas Indonesia. Tidak
hanya mengangkat masalah budaya lokal, novel Sintren juga mengeksplorasi
posisi perempuan dalam kehidupan tradisi di daerah yang miskin sebagai salah
satu masalah. Adanya eksplorasi posisi perempuan membuat novel Sintren
menjadi salah satu novel yang memiliki daya rekat kuat terhadap persoalan
gender. Perbedaan gender ini kemudian melahirkan ketidakadilan. Ketidakadilan

i
tersebut dapat terlihat melalui berbagai manifestasi ketidakadilan yang ada, seperti
marginalisasi (proses pemiskinan ekonomi), subordinasi dalam menentukan
keputusan, pembentukan stereotipe melalui pelabelan negatif, kekerasan, beban
kerja lebih panjang dan lebih banyak, serta sosialisasi ideologi nilai peran gender.
Analisis representasi citra perempuan dari sudut pandang feminisme
posmodern digunakan untuk memaknakan kembali bias gender yang terdapat
dalam novel Sintren sehingga memunculkan ikon baru terhadap tokoh-tokoh
perempuan dari yang hanya dianggap sebagai makhluk nomor dua menjadi tokoh-
tokoh perempuan yang tangguh, mandiri, tidak melihat diri sendiri sebagai
korban, serta menginginkan kuasa. Dalam analisis ini juga ditemukan pemaknaan
kembali citra seorang penari sintren sebagai perempuan seni tradisi yang selalu
dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena hanya dianggap sebagai
penggoda menjadi orang yang cukup berpengaruh dalam mengangkat
perekonomian masyarakat.

ii

Anda mungkin juga menyukai