Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA
TEENAGE CHILDREN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Yang di Ampuh Oleh:
Ns. Khaerul Amri, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Aprillia Ekasaputri Wibisono 18011


2. Azizah Novianur Safira 18014
3. Dendy Cristian Timothi 18016
4. Dewi Safitri 18018
5. Holong Manurung 18028
6. Indah Hartati 18029
7. Ketut Suci Lestari 18031
8. Khansa Amira Zahra 18034
9. Kurniawan Eka Yulianto 18035
10. Latifah Dinda Prameswari 18036
11. Risti Ramadini 18052
12. Uga Kurniawati 18061

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU
JAKARTA
2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan Judul
“Teenage Children”. Adapun Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan keluarga

Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbim
penulis, baik tenaga ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin berterimakasih dan memberi pengahargaan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya.


2. Orang Tua yang telah memberi dukungan kepada penulis baik secara material maupun
moral.
3. Ns. Khaerul Amri Selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Keperawatan keluarga
4. Seluruh teman-teman Mahasiswa tingkat 3 yang turut membantu memberi dukungan
dan semangat yang luar biasa.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
yang akan kami buat selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat digunakan secara
semestinya serta berguna bagi penulis, khususnya bagi para pembaca, kami mohon maaf bila
ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini.

Jakarta, Oktober 2020

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu
ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki perannya
masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan perkembangan
yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan
pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan.
Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni
emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan
teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma
antara orang tua dan remaja).
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13
tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas otoritas dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai otoritas sendiri
yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Seringkali muncul konflik antara orang tua
dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya,
sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari
kecurigaan dan perselisihan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan anak remaja yang dilakukan oleh
perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga
menentukan permasalahan tersebut sehingga keluarga mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah
kesehatannya pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri, sejahtera,
produktif dan menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik
B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga dengan anak remaja

C. Ruang lingkup Penulisan


Pada penulisan ini berfokus pada :
Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan anak remaja

D. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penyusun menggunakan metode studi pustaka dengan
mengumpulkan data dan informasi dari jurnal yang telah dipublikasikan dari buku
maupun internet. Studi pustaka ini di harapkan mampu untuk menyelesaikan makalah ini

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 4 BAB dimana setiap BAB tersebut akan
dibagi lagi dalam beberapa sub-bab yang akan di bahas secara terperinci. Berikut
sistematika penulisan dari masing-masing bab dan keterangannya.
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penulisan makalah diantaranya adalah
latar belakang, tujuan penulisan, sistematika penulisan, ruang lingkup penulisan, metode
penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Teori
Pada bab ini akan di bahas tentang teori-teori dasar yang menjadi acuhan dan teori-teori
yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
Bab III. Tinjauan Kasus
Pada bab ini akan di bahas contoh kasus asuhan keperawatan.
Bab IV. Penutup
Pada bab ini berisikan simpulan yang di dapatkan beserta saran untuk perbaikan
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Harmoko, 2012).
Ali, 2010. Mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Setiadi, 2008. Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat
anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada
saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescene yang berarti tumbuh
kearah kematangan fisik, sosial, dan psikologis (Sarwono, 2012).
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju
ke masa dewasa yang terjadi pada usia 12 tahun hingga 21 tahun (Dewi,2012).
Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja merupakan masa individu tidak lagi
merasa berada di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
masa remaja merupakan masa individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa
dan berada pada tingkatan yang sama (Hanifah, 2013).Remaja adalah masa yang penuh
dengan permasalahan. Statement ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di
awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall
pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and
stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang (Supriyatna, 2010).
Dikatakan bahwa masa remaja dikenal dengan masa mencari identitas diri. Yakni fase di
mana individu mengalami pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang
pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi
B. Tahapan Remaja
Menurut (Sarwono, 2012) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian
diri menuju dewasa, antara lain:
1. Remaja awal (Early Adolescence)
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai dengan adanya
peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga intelektual
dan emosional pada masa remaja awal ini sebagian besar pada penilaian kembali dan
restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan kelompok sebaya
sangatlah penting
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Masa remaja madya berada pada rentang usia 14-16 tahun ditandai dengan hampir
lengkapnya pertumbuhan pubertas, dimana timbulnya keterampilan-keterampilan
berpikir yang baru, adanya peningkatan terhadap persiapan datangnya masa dewasa,
serta keinginan untuk memaksimalkan emosional dan psikologis dengan orang tua
3. Remaja akhir (Late Adolescence)
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun. Masa ini merupakan masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapain lima hal, yaitu:
a. Minat menunjukkan kematangan terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Ego lebih mengarah pada mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
dalam mencari pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang permanen atau tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya (Private Self) dengan
Masyarakat umum (Sarwono, 2012).

C. Karakteristik Perkembangan Remaja


1. Perkembangan Fisik Remaja
Papalia dan Olds menjelaskan bahwa perkembangan fisik merupakan suatu perubahan
yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik (Jahja,
2012). Piaget menambahkan bahwa yang terjadi pada perubahan tubuh ditandai
dengan pertambahan tinggi badan, berat badan, pertumbuhan tulang, pertumbuhan
otot, struktur otak semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif, serta
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi
2. Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan belajar, memori, berpikir,
menalar, serta bahasa (Jahja, 2012). Menurut Piaget seorang remaja aktif
mengembangkan kemampuan kognitif mereka melalui informasi yang didapatkan,
namun tidak langsung diterima begitu saja melainkan remaja telah mampu
membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibandingkan ide lainnya
serta remaja dapat mengembangkan ide-ide tersebut hingga memunculkan
suatu ide baru (Jahja, 2012). Pemikiran masa remaja cenderung abstrak, logis, serta
idealis. Remaja lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain,
dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka, serta cenderung lebih banyak
mencaritahu mengenai kehidupan sosial serta menginterpretasikan (Jahja, 2012).
dengan kekuatan baru dalam penalaran yang dimiliki remaja menjadikan dirinya
mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topik-topik
mengenai kehidupan manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan
(Endah, 2015).
3. Perkembangan Psikologis Remaja
Perubahan fisik pada remaja yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan
menyebabkan para remaja sadar dan lebih memperhatikan bentuk tubuhnya serta
adanya keinginan untuk membandingkan dengan teman-teman sebaya lainnya. Jika
perubahan tidak berlangsung secara lancar maka akan memberikan pengaruh terhadap
perkembangan psikis dan emosi remaja tersebut yang dapat menimbulkan adanya
cemas berlebih, terutama pada remaja perempuan bila tidak dipersiapkan untuk
menghadapinya. Peningkatan emosional pada remaja dikenal dengan masa storm and
stress, dimana remaja bisa merasakan sangat sedih kemudian bisa kembali bahagia
dengan cepat atau sering juga disebut emosional yang bergejolak dan kurang stabil.
Hal tersebut terjadi karena perubahan hormon yang terjadi pada masa remaja. Jika
dilihat dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja
berada dalam kondisi baru yang berbeda dari kondisi sebelumnya
D. Tugas Dan Perkembangan Remaja
Havigurst mendefinisikan tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul hidupan
individu, jika individu berhasil melewati periode tersebut maka akan menimbulkan fase
bahagia serta membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan
selanjutnya (Muhammad Ali, 2010). Namun jika individu gagal melewati periode tersebut
maka tak jarang akan terjebak dalam perkembangan psikis yang tidak sehat, salah satunya
kenakalan remaja (Syafitri, 2015). Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut
Havigurst adalah sebagai berikut:
1. Mampu menerima keadaan fisiknydewasa
2. Mampu memahami dan menerima peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosi
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

E. Tugas Dan Perkembangan Keluarga Pada Anak Remaja


1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
5. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.

F. Masalah Yang Terjadi Pada Keluarga Dengan Anak Usia Remaja


Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih
selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak
percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman.
Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai
tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan
pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang
memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih
matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan
hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik
dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang
ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang
dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika,
padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan
hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat
remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus
bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik,
sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan
baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka
sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita
dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka
juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam
masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya
teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering
kali remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling
memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng
motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka
akan berani melakukan tindakan-tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok
dan tidak akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi
(seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan
mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma
sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah
banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan
hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan
sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja.
Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku
atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang
tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya,
sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya
dewasa.

G. Masalah- Masalah Kesehatan Pada Keluarga Pada Tahap Perkembangan Anak


Remaja
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan
dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35
tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini
anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai
bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima
strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan
mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik
juga umum terjadi .
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang
relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam
perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari
pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,
keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya
telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin
orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum
mereka dikumpulkan .
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam
komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan
pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga
diindikasikan.

H. Peran Perawat
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap
keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope :
1. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
2. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan
gerak badan
3. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang
tua
4. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber
kesehatan mental
5. Konsultan keluarga berencana
6. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
7. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

I. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga.Menurut Suprajitno meskipun demikian perawat perlu
melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:
1) Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda
karena ada perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
2) Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
3) Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja meliputi:
a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman
sekolah atau bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh
anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan
dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Intervensi Keperawatan
B. Implementasi Keperawatan
C. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa
tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan
keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya
perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada
setiap-setiap individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas
perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang
kepada remaja, mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina
hubungan intim, serta melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait
dengan perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan
beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih memakai
pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk mendiskusikan
apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum mengetahui
mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada tahap
perkembangan keluarga denagan anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan
penyakit yang berkaitan dengan masalah kesehatan didalam keluarga pada tahap
perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat didalamnya. Dari sini kami
mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat serta merencanakan
intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta
meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga
saat ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya.

B. Saran
1. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi
pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas
perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan
pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah
yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja ini.
Daftar Pustaka

Ali.2010. Konsep Dukungan Keluarga. Salemba Medika : Jakarta


Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Medika : Jakarta
Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Rajawali : Yogyakarta
Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta
Yudrik Jahja.2012. Psikologi Perkebangan. Nada Medka Grup: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai