Anda di halaman 1dari 6

MILA DAN MILU SI BURUNG HANTU

BERTEMU MILU

Suatu hari Mila ikut ayahnya memancing dikolam pemancingan Zero yang terletak di kota
Cariokhe. Mila tidak mau ditinggal sendirian dirumah. Biasanya, ketika Ayahnya pergi Mila
mau dirumah sendirian asalkan Televisi tidak ganggguan. Berhubung hari ini televisi
gangguan, jadinya Mila minta ikut pergi bersama ayahnya. Ketika Mila sedang asyik
memberi makan ikan dan ayah sedang focus memancing, Mila mendengar suara dari pohon
besar berlubang,”uh…….uh…….…..uh……….uh…….….uh” berlahan- lahan Mila pun
mendatangi suara tersebut. Dan ternyata Itu suara burung hantu yang sedang terluka. Burung
hantunya sendirian, tidak ada yang menolonginya. Dalam hati Mila bergumam, mungkin
induknya sedang mencari makan.

Mila tidak tega melihat burung hantu yang kesakitan. Mila akhirnya membawa burung
tersebut kerumahnya. Setiba dirumah, Mila bergegas membawa burung hantu yang terluka
ke dokter hewan. Bu Dokter segera memeriksa luka yang terdapat di kaki kiri si burung
hantu. Dengan telaten, Bu Dokter mengobati luka tersebut. Setelah selesai Bu Dokter
menghampiri Mila dan berpesan kepada Mila agar selalu menjaga kebersihan pada luka
tersebut, selain itu Mila juga tidak boleh lupa untuk mengoleskan obat salep yang telah
diberikan bu Dokter .

Mila selalu melaksanakan saran dari dokter. Dia merawat burung hantu dengan penuh kasih
sayang. Mulai dari memandikan, menggantikan perban dan memberi obat yang sudah
diresepkan oleh dokter. Mila juga membuat tempat tinggal untuk burung hantu. Dia
membuatnya dari ranting kayu yang didapat dari lapangan depan rumahnya. Agar burung
hantu merasa nyaman tinggal bersama Mila. Setiap pagi Mila memberi makan burung
hantunya dengan senang hati dan penuh kegembiraan. Milu nama cantik yang diberikan Mila
untuk burung hantu kesayangannya.

Setiap malam Mila menikmati suara Milu yang merdu. Terkadang Mila ikut bernyanyi dan
bersiul bersama Milu. Selain itu, kehadiran Milu benar- benar membuat Mila bersemangat
dan ceria. Mila juga menceritakan tentang Milu pada teman- temannya. Teman Milapun
banyak yang datang untuk sekedar melihat Milu yang lucu. Ada juga yang sengaja datang
untuk bermain bersama Milu. Rumah Mila jadi ramai sejak kehadiran Milu.
Mila bersyukur bisa merawat Milu, tetapi Mila juga kepikiran dengan induk si Milu. Apakah
induknya akan kebingungan mencari anaknya, atau bagaimana ya perasaan induknya ketika
pulang kesarang sedangkan anaknya sudah tidak ada disarang tersebut?. Mila benar- benar
kebingungan.

Milapun berdoa kepada Allah SWT dalam shalatnya. “ya Allah sembuhkanlah Milu dengan
segera, semoga Milu cepat besar. Ku juga berharap aku dapat menemukan induk si Milu.
Agar ketika nanti aku antarkan Milu pada induknya Milu dapat bertemu kembali pada
induknya. Aku ingin sekali melihat Milu dapat bertemu dan selalu berada bersama
induknya”.

Beberapa minggu kemudian, Milu pun sembuh. Ayah Mila berkata kepada Mila: ”Mila ayo
kembalikan Milu ke pohon besar berlubang itu. Agar induk Milu tidak terlalu lama
kehilangan anaknya. Mila menjawab, “tidak ayah, Milu hewan peliharaan kesayanganku”.
Aku tidak mau berpisah dengan Milu. Aku ingin selalu bermain bersama Milu. Teman-
temanku juga sangat menyayangi Milu. Melihat keadaan Mila yang tidak ingin berpisah dari
Milu, dengan sabar ayah menasihati Mila. Ayah bilang, “Milu ingin sekali bertemu induknya
seperti Mila ingin bertemu bunda di Amerika. benarkan nak!. Mila menjawab dengan lirih,
“benar juga sih ya”. Mila berjanji pada ayahnya jika Milu sudah benar- benar sembuh dia
akan mengembalikan Milu pada induknya.

Mila tidak ingin menyakiti Milu dengan cara memisahkan Milu dari induknya seperti yang
dirasakan oleh Mila sendiri. Mila sudah terpisah dari bundanya selama 2 tahun. Mila tidak
ingin Milu ikut merasakan kesepian dan kerinduan mendalam terhadap induknya.
Sebagaimana yang kerap dirasakan oleh Mila. Terkadang Mila termenung memikirkan
bundanya nun jauh dibelahan bumi yang berbeda, Amerika.

Sudah tiga minggu Milu hidup bersama Mila dan ayah. Milu pasti sudah sangat merindukan
sarang dan induknya. Mila sudah tidak sabar untuk mengembalikan Milu pada keluarganya.
Agar Milu dapat berbahagia selalu. Meskipun Milu tidak pernah berkeluh kesah akan
kerinduan yang dirasakan olehnya. Namun, Mila sadar betul pastilah si Milu sangat
merindukan dan berharap dapat segera bertemu dan berkumpul bersama keluarganya
terutama sang induknya.

Sebelum mengembalikan Milu pada keluarganya, Mila memeriksakan kesehatan Milu pada
bu dokter langganannya untuk memastikan bahwa Milu benar- benar telah sembuh. Agar
Milu dapat terbang dengan baik. Dan dapat bermain dengan nyaman.
Menjelang sore hari, setelah Mila dan ayah menunaikan shalat Ashar berjama’ah, Mila dan
ayah memutuskan untuk pergi kepohon besar itu, mereka ingin mengantarkan Milu pada
induknya. Dengan berlari- lari kecil, Mila menghampiri pohon besar yang merupakan tempat
tinggal si Milu. Sesampainya disana mereka langsung bertemu dengan induk Milu, lalu
meletakkan Milu disamping induknya. Induk Milu sangat berterimakasih kepada Mila.
Karena sudah menolong Milu yang terluka. Mila terimakasih banyak ya, kamu sudah
merawat anakku dengan baik dan penuh kasih sayang sahut induk Milu. Dengan senyuman
khas milik Mila, Milapun menjawab, Sama- sama, sudah menjadi kewajiban bagi saya untuk
menolong Milu karena Milu juga merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. Sebagai sesama
makhluk Allah sudah pastinya kita harus saling tolong menolong dan juga harus saling
melindungi dari berbagai macam musibah.

Mila mengucapkan selamat tinggal

pada Milu. Dengan raut wajah yang sedih, Mila melangkahkan kaki meninggalkan Milu yang
sedang berbahagia dipeluk oleh induknya. Hati kecil Mila bergumam, “seandainya bunda ada
disini, Mila juga sangat ingin dipeluk oleh bunda”. Sebutir air mata kerinduan Milapun jatuh
dari pelopak matanya. Melihat wajah Mila yang senduh, Ayah berinisiatif untuk menghibur
Mila.

Di perjalanan pulang. Mereka melewati warung Es krim. Ayah mempunyai ide membeli es
krim untuk Mila. Saat Mila makan es krim yang diberikan oleh ayahnya, Mila justru tambah
teringat pada sosok bundanya. Kala itu, saat Mila berusia 3 tahun, bunda dan Mila jalan- jalan
ke alun- alun kota. Mereka bermain jungkat- jungkit. Setelah puas bermain jungkat- jungkit,
Mila minta untuk bermain ayunan. Saat bermain ayunan, Mila membuat aturan bermain. Kata
Mila pada bundanya, “bunda, setelah Mila main ayunan, bunda juga harus main ayunan ya!”.
Ketika Mila hendak mendorong bunda yang sedang duduk di ayunan, Mila tidak kuat untuk
mendorong bunda. Sontak saja bunda tertawa diiringi gelak tawa Mila.

Bunda….

Bolehkah Mila minta es krim?. Rengek Mila pada bunda seusai bermain. Mila hauuuuusss
sekali bunda. Ok nak, bunda belikan es krim di mini market itu ya. (Sembari menunjukkan
sebuah super market yang berada tidak jauh dari mereka). Setibanya mereka di Mini Market,
Mila minta es krim yang berbentuk unicorns dengan toping vanilla dan strowbery kesukaan
Mila. Sedangkan bunda hanya membeli es krim cup dan bertoping vanilla.
Mila tersentak kaget, saat es krim yang di berikan ayah meleleh di tangan Mila. Maafin Mila
ya ayah, Mila tidak bermaksud untuk menyia- nyiakan es krim pemberian ayah, tapi Mila
memang salah. Mila jadi ngelamunin Bunda sehingga tidak segera memakan es krim
pemberian ayah. Tidak apa- apa nak, kata ayah. Sembari mencium kepala putri
kesayangannya tersebut.

Sesampai dirumah, ayah menyuruh Mila untuk mandi dan persiapan shalat Maghrib. Saat
azan berkumandang, Mila dan ayah sudah siap untuk shalat berjama’ah. Mereka shalat
berjama’ah dengan khusuk. Selepas salam, Mila berdoa kepada Allah SWT. “ Ya Allah,
ampunilah dosa- dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana
mereka menyayangiku dari masa kecilku. Ya Allah, lindungilah bundaku di Amerika, semoga
bunda selalu istiqomah menutupi auratnya. Ya Allah segera pulangkan bunda kerumah ini,
agar Mila dapat bertemu dan bisa memeluk bunda. Mila kangeeeen sekali sama bunda, lirih
Mila dalam doanya. Dengan terseduh- seduh Mila masih curhat pada Allah. Ya Allah… ayo
pulangkanlah bunda padaku, aku ingin sekali bertemu, aku ingin bercerita tentang Milu
pada bunda. Aku juga ingin dipeluk dan dicium oleh bunda sebelum aku tidur, agar aku bisa
tidur dengan nyenyak serta dapat bermimpi indah.

Malam harinya ayah menelpon bunda “bunda kapan pulang?, Mila sering sekali melamun
memikirkan bunda”. Bunda pulang lima hari lagi, jawab bunda di seberang sana.
Alhamdulillah akhirnya bunda bisa pulang. Ini akan menjadi kabar gembira untuk Mila, kata
ayah. kalau begitu besok setelah Mila shalat Subuh akan ayah ceritakan pada Mila berita
kepulangan bunda ini. Dengan pearasaan senang, ayah mengakhiri telp.

Setelah shalat Subuh, Mila bercerita pada ayahnya tentang mimpi Mila tadi malam. Ayah,
tadi malam Mila bermimpi jatuh dari ayunan, lalu ada bunda yang menolong Mila. Bunda
tiba- tiba datang berbaju putih dan memiliki sayap, seperti seorang Bidadari. Mila senang
sekali, meskipun kaki Mila sakit. Sakitnya sampai tidak terasa sangking bahagianya, Mila
bisa bertemu bunda. Sebelum mengakhiri ceritanya. Mila bertanya pada ayah. Ayah, kapan
ya bunda pulang kesini?

Dengan senyuman khas milik ayah, ayah mendekatiku dan berbisik. Nak…. Ada kabar
bahagia untuk mu. Wah kabar apakah itu ayah?, apakah tentang bunda? Atau tentang
Milu?.atau ayo ayah ini tentang apa?, Mila nyerocos saja, tanpa memberi waktu untuk ayah
melanjutkan ceritanya. Lah…. Bagaimana ayah mau cerita, wong Mila nyerocos saja
ngomongnya tanpa henti. Kilah ayah. Ok ayah, sekarang Mila akan diam dan mendengarkan
cerita ayah. Begini nak, tadi malam ayah menelpon bunda. Kata bunda , bunda akan pulang 5
hari lagi. Yang benar yah? Ayah tidak bohongkan! Tanya Mila. Benar nak, jika tidak percaya
nanti kamu bisa telp bundamu. Tanpa menghiraukan ayahnya yang tengah serius bercerita,
Milapun berjingkrak- jingkrak sambil teriak kegirangan. Hore….. yes… yes… akhirnya doa-
doaku dikabulkan oleh Allah. Mila segera sujud syukur atas nikmat berita bahagia tersebut.
Terimaksih Ya Allah Engkau sudah mengabulkan doaku. Sungguh Engkau Maha Mendengar
setiap keluh kesah hambamu ini, sungguh Engkau Maha Pengasih, Kasihmu tiada henti dan
Maha Penyayang, sayangmu tiada bandingan.

Mila tengah asyik membaca komik barunya. Ketika ada bunyi klakson mobil berdenyit-
denyit dari depan rumahnya. Tin tiii….n tin….tiiii…..n tiiiiinn. Dengan rasa penasaran, Mila
meletakkan komik diatas meja lalu beranjak kedepan rumah. Sungguh Mila sangat terkejut,
saat melihat sosok wanita keluar dari mobil taksi tersebut. Antara rindu dan syahdu menyatu
menjadi satu, mengepul dalam rongga dada Mila yang mulai sesak. Air mata kian purnama
disimpan rapat- rapat kini tumpah ruah tak terkira. Mila menangis terseduh- seduh, bahkan
lidahnyapun ikut keluh saat ia memanggil bundanya. Bu…n….bun….da…. engkau kah ini
bunda?. Seolah tak percaya jika sosok dihadapannya adalah bundanya. Tentu saja Mila tak
percaya, karena ini belum hari ke-5, sebagaimana yang ayahnya ceritakan tempo hari. Ini kan
masih hari ke-3 gumam Mila dalam hatinya.

Tanpa menghiraukan gemuru tanya di kepalanya, Mila berlari berhamburan memeluk


bundanya. Sepersekian detik tangan Mila hendak menggapai bundanya, tiba- tiba bunda
berteriak kaget. Stooooop Milaku sayang, kamu jangan peluk bunda dulu, bunda baru saja
tiba, bunda belum mencuci tangan dan membersihkan tubuh, serta pakaian bunda. Bunda
tidak ingin Mila terkena bakteri atau virus yang menempel pada bunda selama diperjalanan.
Sebaiknya bunda mandi dan menggantikan pakaian terlebih dahulu, baru deh Mila peluk
bunda. Agar kita semua terbebas dari virus apapun kata bunda pada Mila. Baiklah bundaaa,
dengan wajah yang menunduk lemah, Mila menyetujui usulan bunda.

Sementara bunda sedang mandi, Mila bergegas kedapur. Mila berinisiatif membuat sesuatu
untuk bunda. Mila membuat telur orak arik kesukaan Mila untuk bunda, karena hanya telur
orak ariklah yang baru bisa Mila masak.

Ketika bunda telah selasai mandi, bunda menghampiri Mila yang sedang sibuk menyiapkan
makan siang bersama ayahnya. Bunda…. Ayo duduk disini, sembari menyeret kursi dan
mempersilakan bundanya duduk tepat berhadapan dengannya. Mereka asyik menyantap
makan siang. Alhamdulillah akhirnya kita bisa kembali makan bersama- sama lagi, kata Mila.

Bunda mengeluarkan sesuatu dari kantong keresek. Bunda sedang mengeluarkan apa?, Tanya
Mila penuh selidik. Ini ada sesuatu untukmu nak. Mila bergegas mengambil hadiah yang
sudah disiapkan oleh bundanya tersebut. Wah hadiahnya berupa baju dan sepatu yang
dimpikan Mila selama ini.

Mila sangat bahagia sekali. Sekarang Mila sudah berkumpul kembali bersama ayah dan
bundanya. Milapun mengucapkan terimakasih kepada bundanya karena sudah memberi
hadiah dan sudah ada untuk Mila selamanya.

TAMAT…….

Anda mungkin juga menyukai