Anda di halaman 1dari 3

XII.

Kolam Pengering Lumpur

Unit pengering lumpur berfungsi untuk menampung endapan lumpur dari pengulahan
biologis. Lumpur selanjutnya dikeringkan secara alami dengan bantuan sinar matahari dan
angin. Lumpur yang sudah kering dapat diguanakan sebagai pupuk. Lumpur kan diangkat dan
diletakkan di atas lapisan pasir sehingga cairan akan turun ke pasir dibawahnya. yang berasal
dari kolam fakultatif dan biasanya disebut sebagai kolam pematangan. Kolam ini merupakan
rangkaian akhir dari proses pengolahan aerobik air limbah sehingga dapat menurunkan
padatan tersuspensi dan BOD yang masih tersisa di dalamnya. Debit lumpur tinja yang akan
diolah adalah 7,157 m3/hari.

a. Luas kolam
Lebar kolam yang digunakan adalah 5 m (Jurnal perencanaan sistem setempat)
P:L=3:1
P = 3 x L = 3 x 5 m = 15 m
Tiggi kolam pengering lumpur = 1 m

b. Jumlah kolam pengering lumpur berdasarkan debit lumpur tinja


Dengan kapasitas 7,157 m3/hari maka berat solid yang mengendap di imhoff adalah 17
m3/hari, sisa lumpur inert adalah 10 m 3/hari, kebutuhan drying bed opersi adalah 2 unit
dan 1 unit cadangan. Kebutuhan lahan untuk perluasan ada 1 unit. Untuk lebih jelasnya
berikut adalah skema dari Kolam pengering lumpur. Detail desain dari Kolam pengering
lumpur dapat dilihat pada lampiran.

Ruang lumpur Media penyaring

5 m 5m 5m

1m

15 m
5m 5m 5 m

1 kolam 2 unit kolam


cadangan beroperasi

Gambar C.8 Skema Kolam Pengering Lumpur

c. Dimensi kolam pengering lumpur


Lebar kolam = 5 m
Panjang kolam = 15 m
Tebal lapisan gravel diameter 15 – 30 mm = 20 cm
Ketebalan lapisan gravel diameter 7 – 15 mm = 10 cm
Ketebalan lapisan pasir diameter 0,2 – 0,5 mm = 10 cm
tebal lapisan lumpur = 30 cm
Tinggi jagaan = 25 cm
Tinggi rotal bak pengering lumpur = (20 + 10+10+30+25) cm = 95cm= 0,95m

Anda mungkin juga menyukai