Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

A. Pengertian Sistem Pernapasan


Pernapasan adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organism) dengan
lingkungannya (Putra, 2017: 95). Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari
luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh.Respirasi Fungsi
dari pernapasan adalah menjamin ketersediaan oksigen bagi kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida hasil metbolisme sel.
Menurut para ilmuwan biologi, bernapas adalah seluruh proses sel dalam suatu
organisme dalam menerima oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Sistem
pernapasan adalah sistem organ yang memenuhi oksigen tubuh, yang memiliki peran
penting dalam memengaruhi aktivitas dan kehidupan (Rahayu, 2016: 14).
Respirasi atau pernapasan adalah usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2
dalam proses metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan
perantara organ paru dan saluran napas bersama kardiovaskular sehingga dihasilkan
darah yang kaya oksigen. Respirasi mempunyai 3 tahap yaitu: ventilasi, difusi,
perfusi. Ketiga komponen ini selalu bekerjasama dan bila ada gangguan pada salah
satu atau lebih komponen maka akan terjadi gangguan pertukaran gas. Situasi faalparu
seseorang dikatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, difusi, perfusi, serta
hubungan antara ventilasidengan perfusi pada orang tersebut dalam keadaan santai
menghasilkan tekanan parsial gas darah arteri (PaO2 dan PaCO2) yang normal. Yang
dimaksud keadaan santai adalah ketika jantung dan paru tanpa beban kerja yang berat
(Bakhtiar, 2016: 91).
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dalam
(internal) dan pernapasan luar (eksternal). Respirasi eksternal adalah proses
pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal (pernapasan
selular) berlangsung diseluruh sistem tubuh (Molenaar, 2014: 1). Sedangkan saluran
pernapasan dibedakan menjadi dua berdasarkan letaknya yaitu saluran pernapasan
bagian atas (Upper Respiratory Airway) dan saluran pernapasan bagian bawah (Lower
Airway) (Rahayu, 2016:14).
B. Organ-Organ Sistem Pernapasan

Sumber: (Molenaar, 2014: 2)

Dalam proses bernapas udara melewati beberapa organ pernapasan, mulai dari
hidung, faring, laring yang termasuk saluran pernapasan bagian atas, kemudian trakea,
bronkus, dan menuju paru-paru termasuk bagian saluran pernapasan bagian bawah
(Rahayu, 2016:14).
1. Hidung
Salah satu fungsi utama dari hidung adalah menyaring udara yang masuk
saat inspirasi dan untuk melindungi paru dari pengaruh udara luar yang banyak
mengandung bakteri dan bahan polutan. Sistim pertahanan mukosa hidung
diperankan oleh aparatus mukosilia yang merupakan kerja gabungan dari mukus
dan silia yang berfungsi meliputi partikel dan bakteri kemudian mengangkut dan
membuangnya ke arah tenggorok untuk ditelan atau dibatukkan keluar. Sistim
pengangkut ini disebut transport mukosiliar hidung dan merupakan mekanisme
dasar dalam fungsi pembersihan hidung (Kurniawan, 2012: 62).
Hidung, terdiri atas hidung bagian luar dan rongga hidung yang terbagi dua
dengan adanya septa dari tulang rawan. Sebagian besar selaput membran rongga
hidung diselaputi lendir yang dihasilkan dari sel-sel goblet. Lendir ini menjadikan
permukaan rongga hidung tetap basah. Selain itu, lendir berfungsi menangkap
partikel-partikel debu dan mikroorganisme yang masuk bersamaan dengan udara
pernapasan (Mayruroh,2017: 40).
2. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan
2 saluran,yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
(posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi
udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang
ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara
percakapan.
3. Laring
Laring, terdiri atas keping-keping tulang rawan. Laring letaknya
memanjang mulai dari faring sampai dengan trakea, merupakan suatu saluran udara
yang fungsinya menghasilkan suara yang digunakan kita untuk berbicara,
bernyanyi, dan sebagainya (Mayruroh,2017: 40).
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada
laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat
keluar masuknya udara.Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan
yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal
tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup
pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katup membuka. Pada pangkal
tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.
4. Trakea
Saluran nafas trakea merupakan jalur keluar masuknya udara menuju paru-paru.
Trakea merupakan pipa saluran nafas, dengan panjang sebanding dengan
panjangnya leher. Pada orang dewasa berusia diatas 20 tahun, panjang trakea
sekitar 9-11 cm tergantung panjang pendeknya trakea, dengan diameter -+ 2 cm
(Rahayu, 2016: 14).Trakea, terdiri atas 16-20 buah cincin tulang rawan membentuk
suatu pipa udara dari ujung laring sampai dengan bagian atas paru-paru
(Mayruroh,2017: 41).
5. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.Bronkus bercabang menjadi dua
bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju
paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
6. Paru-Paru
Paru-paru merupakan suatu bentuk bangunan menyerupai pohon yang
tersusun dari cabang-cabang saluran pernapasan. Paru-paru dibungkus oleh selaput
yang disebut pleura (Mayruroh,2017: 41). Paru-paru terletak di dalam rongga dada
bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-
paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah.

C. Fase Inspirasi dan Ekspirasi


Menurut (Saminan, 2016: 35-36) proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu
menarik napas atau inspirasi, serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu
menarik napas, otot diafragma berkontraksi dari posisi melengkung ke atas menjadi
lurus. Bersama dengan itu, otot-otot tulang rusukpun berkontraksi. Akibat
berkontraksi kedua otot tersebut rongga dada mengembang sehingga tekanan dalam
rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat manusia mengeluarkan napas, otot
diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan
tekanan udara keluar, jadi udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke
tempat yang bertekanan lebih kecil.
1. Fase Inspirasi
Diagfragma merupakan otot yang paling utama untuk bernapas, merupakan
lembaran-lembaran otot tipis yang bersinergi atau melekat pada iga terbawah dan
dipersyarafi nervus freknikus yang berasal dari segmen 3, 4 dan 5. Bila diafragma
berkontraksi akan terjadi mekanik sebagai berikut yakini : dimulai dari isi perut
akan tertekan ke bawah, sehingga memperbesar verikal, sehingga tekanan dirongga
dada mengecil, kemudian diikuti oleh tulang rusuk yang bergerak ke arah atas dan
ke luar. Pada pernapasan normal diagfragma bergeser sekitar 1 cm tetapi pada
inspirasi yang dipaksa dan ekspirasi yang tergolong menyimpangan dapat mencapai
10 cm (Sudiana, 2013: 214-215).
2. Fase Ekspirasi
Pada pernapasan normal ekspirasimerupakan pernapasan pasif, paru-paru dan
dinding dada elastis dan cenderung untuk kembali pada posisi keseimbangan
setelahekspansi secara aktif selama inspirasi. Otot dinding abdomen merupakan otot
yang paling penting untuk ekspirasi. Pada ekspirasi otot perut dan diagfragma
mengendor bergerak ke atas dan kembali cembung menonjol ke atas masuk ke
rongga dada. Otot-otot di dinding depan perut menekan perut sehingga kedalaman
perut mendorong diagfragma ke arah kranial yakni ke dalam torak. Olehkarena itu
volume rongga dada berkurang dan udara dalam paru-paru didorong keluar
(Sudiana, 2013: 214-215).
Otot pernapasan selama proses inspirasi otot-otot yang berperan yang
dominan adalah otot-otot internal intercostalis karena, otot-otot ini dapat menaikkan
tulang-tulang rusuk dantulang dada sehingga rongga dada lebih menjadi besar.
Selain itu otot yang berperan dalam inspirasi adalah otot scalene yang membantu
untuk mengangkat tulang dada. Kemudian otot ekstensor pada punggung dan leher.
Otot trapezius juga untuk membantu mempermudah inspirasi (Sudiana, 2013: 214-
215).
Otot-otot pernapasan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, antara
lain : (1) Kelompok otot-otot inspirasi yang terdiri dari : otot diagphragma
intercostalis eksterni, scaleni, sternocleidomastoideus seratus anteriorr elepator,
erectos trunchii dan trapezius. Sedangkan otot ekspresi terdiri dari rectus
abdominalis, internal dan eksternal obliquis transverus abdominis, interncostalis,
intern, dan seratus inferior posterior (Sudiana, 2013: 214-215).

Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi,


pernapasan dibagi menjadi dua, yaitu: (Saminan, 2016: 35-36)
a.Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga
rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar. Pengembangan rongga
dada membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru mengembang.
Pada saat paru-paru mengembang tekanan udara diluar lebih besar daripada didalam
paru-paru, akibatnya udara masuk. Sebaliknya saat otot antar tulang rusuk
berelaksasi tulang rusuk turun, akibatnya volume rongga dada mengecil, sehingga
tekanan didalamnya membesar pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga
udara keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena gerakan diafragma, jika otot diafragma
berkonstruksi rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara
masuk kedalam paru-paru, saat otot diafragma relaksasi diafragma kembali
kekeadaan semula, rongga dada menyempit mendorong paru-paru mengempis,
sehingga udara dari paru-paru akan keluar.

D. Volume dan Kapasitas Paru-Paru


Ada empat volume paru-paru utama dan 4 kapasitas paru-paru utama yang merupakan
penjumlahan 2 atau lebih volume paru adalah sebagai berikut: (Saminan, 2016: 36)
a. Volume Paru-Paru
1. Volume Tidal (VT) yaitu jumlah udara yang masuk ke dalam dan ke luar dari
paru pada pernapasan biasa. Pada orang normal dengan berat badan 70 kg dalam
keadaan istirahat biasanya mempunyai VT sebesar 500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi (VCI) yaitu jumlah udara yang masih dapat masuk
ke dalam paru pada saat inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa. Pada orang
dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 3 liter.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) yaitu jumlah udara yang dikeluarkan secara
aktif dari dalam paru setelah ekspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan berat 70
kg besarnya sekitar 1,5 liter.
4. Volume Residu (VR) yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah
ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya 1
liter.
b. Kapasitas Paru-Paru
1. Kapasitas Paru Total (KPT) yaitu jumlah total udara dalam paru setelah inspirasi
maksimal atau merupakan penjumlahan keempat volume utama paru. Pada orang
dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 6 liter.
2. Kapasitas Vital (KV) yaitu jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah
inspirasi maksimal atau merupakan penjumlahan VT, VCI, dan VCE. Pada orang
dewasa normal dengan berat bada 70 kg besarnya sekitar 5 liter.
3. Kapasitas Inspirasi (KI) yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk ke
dalam paru setelah akhir ekspirasi biasa atau merupakan penjumlahan VT dan
VCI. Pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 4
liter.
4. Kapasitas Residu Fungsional (KRF) yaitu jumlah udara dalam paru pada akhir
ekspirasi biasa atau merupakan penjumlahan VCE dan VR. Pada orang dewasa
normal dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 2,5 liter.
Nilai normal untuk setiap volume dan kapasitas paru sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh usia, tinggi badan, jenis kelamin, suku, berat badan dan bentuk
tubuh.

E. Proses Pertukaran O₂ dan CO₂ didalam Tubuh Manusia


Manusia bernapas sekitar 6 liter (6x10⁻3m₃) udara agar mendapatkan pasokan
oksigen (O2) segar ke dalam paru dan membuang karbon dioksida (CO2). Saat
bernapas manusia menghirup udara melalui hidung, udara yang dihirup mengandung
oksigen dan gas-gas lain, udara masuk ke tenggorokan, kemudian kedalam paru lalu
udara mengalir sampai ke alveoli yang rnerupakan ujung dari saluran (Saminan, 2012:
122).
Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru-paru adalah
hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari
hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa bersillia. Ketika masuk
rongga hidung udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Ketiga proses ini
menggunakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks
bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel yang dilapisi oleh lapisan
mukus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar
disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung sedangkan partikel
yang halus akan dijerat dalarn lapisan mukus. Gerakan sillia mendorong lapisan
mukus ke posterior didalam rongga hidung dan superior di dalam sistem pernapasan
bagian bawah menuju faring. Dari sini partikel halus akan tertelan atau dibatukkan
keluar. Lapisan mukus memberikan air untuk kelembaban dan banyaknya jaringan
pembuluh darah dibawahnya akan menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara
inspirasi telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga udara yang mencapai faring
hampir bebas debu bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya mencapai
100% (Saminan, 2012: 122-123).
Peristiwa keluar masuknya udara atmosfer melalui hidung sampai ke paru-
paru (Respirasi) dan sebaliknya, O2 yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan
CO2, yang terkandung dalam darah yang terdapat dalam pernbuluh darah alveolus
melalui proses difusi. Difusi gas terdiri atas molekul-molekul sederhana yang bebas
bergerak satu sama lain, ini berlaku bagi gas-gas yang terlarut didalam cairan dan
jaringan tubuh, difusi bisa terjadi bila tersedianya sumber energi sehingga
menimbulkan gerakan kinetik dari molekul-molekul gas (Saminan, 2012: 123)
Pertukaran gas di paru melibatkan dua proses umum membawa darah ke
jaringan kapiler paru (perfusi) dan membawa udara ke permukaan alveolus (ventilasi).
Difusi dalam cairan pada pertukaran O2 dan CO2 di jaringan, molekul-molekul dalam
suatu gas pada suatu ruangan bergerak dengan kecepatan seperti kecepatan suara,
setiap molekul bertumbukan sekitar 1010 kali/detik dengan molekul
sekitarnya.Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon
dioksida yang dihasilkan selama proses respirasi sel tubuh akan di tukar dengan
oksigen, selanjutnya darah mengangkut karbon dioksida untuk dikembalikan ke
alveolus paru dan akan dikeluarkan ke udara melalui hidung saat mengeluarkan napas
(Saminan, 2012: 123).

F. Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia


Menurut (Dwicahyo,2017: 136) gangguan sistem pernapasan pada manusia
yaitu dapat berupa: batuk, keluar dahak, batuk berdahak, nafas berbunyi/mengi, sesak
nafas, nafas berbunyi/ mengi disertai sesak nafas, sakit pada dada, flu dan batuk
dengan disertai flu, Laringitis, asma, TBC, dan Kanker Paru-paru.
1. Batuk merupakan gejala yang paling umum akibat gangguan pernapasan.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik dan
kimia, inhalasi debu, asap dan benda asing berukuran kecil merupakan penyebab
batuk yang paling sering.
2. Sesak nafas atau kesulitan bernafas, merupakan keadaan dimana seseorang akan
merasa seperti kekurangan udara atau tidak bisa leluasa menghirup udara sehingga
frekuensi nafasnya menjadi cepat, sehingga muncul rasa sesak di dada.
3. Nyeri dada atau sakit dada adalah rasa nyeri, sakit atau seperti tertekan yang
menyerang dada. Bagian tubuh yang terasa nyeri bisa dimulai dari bahu hingga ke
tulang rusuk.
4. Nafas berbunyi/mengi adalah suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui
saluran napas yang menyempit. Penyempitan ini dapat disebabkan oleh sekresi
mukus yang terkurung di dalam saluran napas atau penyempitan otot saluran napas
atau pengetatan di sekitar saluran napas.
5. Laringitis adalah infeksi lokal pada laring dan dapat menyebabkan gangguan pada
pita suara sehingga tidak dapat berbicara normal.
6. Asma, disebabkan reaksi alergi atau emosional. Asma bronchial disebabkan
konstraksi otot-otot polos pada dinding bronki dan bronkiolus dengan sekresi
lendir berlebihan tetapi kontraksi alveoli tidak cukup sehingga penderita tidak
dapat mengeluarkan udara secara normal.
7. Tuberculosis (TBC), paru-paru mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
8. Kanker paru-paru, terutama disebabkan oleh asap rokok dan tampaknya
disebabkan juga oleh lingkungan yang buruk.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan


atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit
yang parah dan mematikan, tergantung pada pathogen penyebabnya, faktor
lingkungan, dan faktor pejamu. Namun demikian, di dalam pedoman ini, ISPA
didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat,
yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam,
batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau
kesulitan bernapas. Contoh pathogen yang menyebabkan ISPA yang dimasukkan
dalam pedoman ini adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus,
paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory syndromeassociated coronavirus
(SARS-CoV), dan virus Influenza (Samsudin, 2017: 272). Pada umumnya penyakit
saluran pernafasan diawali dengan keluhan-keluhan pernapasan dan gejala-gejala
yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat
dan bila semakin berat dapat menyebabkan kegagalan pernafasan dan mungkin
meninggal. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi keadaan paru sehingga
menimbulkan keluhan pernapasan, salah satunya adalah karakteristik individu
diantaranya: umur, riwayat penyakit, paparan rokok, dan status gizi (Dwicahyo,2017:
136-137).
DAFTAR PUSTAKA

Amalia,E.L.,dan Dhebys,S.H.2019.Augmented Reality Untuk Sistem Pernapasan


Pada Manusia.Smarts Journal.Vol 5(2):5-59.
Bakhtiar,A., dan Wirya,S.A.2016.Faal Paru Statis.Jurnal Respirasi.Vol 2(3):91-98.
Dwicahyo,H.B.2017.Analisis Kadar NH₃, Karakteristik Individu dan Keluhan
Pernapasan Pemulung di TPA Sampah Benowo dan Bukan Pemuluh di
Sekitar TPA Sampah Benowo Surabaya.Jurnal Kesehatan Lingkungan.Vol 9
(2):135-144.
Kurniawan,P.,dan Dwi,R.P.2012.Transport Mukosiliar Hidung pada Rinitas Alergi.
Jurnal THT-KL.Vol 5(1):62-73.
Mayuroh dan Khaeroni.2017.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Model Direct Instruction pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan
Manusia.Jurnal Primary.Vol 09 (01):5-54.
Molenaar,R.E.,J.J.V.Rampengan dan S.R.Marunduh.2014.Forced Expiratory Volume
In One Second (FEV-1) pada Penduduk yang Tinggal di Dataran
Tinggi.Jurnal e-Biomedik.Vol 2(3):1-4.
Rahayu,A.E.B.,Jodelin,M.,Made,R.S.S.N.,Ayub.2016.Menetukan Karakteristik
Dinamika Fluida pada Laju Aliran Pernapasan Upper Respiratory Airway
Para Perokok Aktif.Jurnal Prosiding SNFA.ISSN 2548-8325.Hal:14-20.
Saminan.2012.Pertukaran Udara O₂ Dan CO₂ Dalam Pernapasan.Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala.Vol 12(2):122-126.
Samsudin,Usman,dan Selviana.2017.Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Pernapasan Menggunakan Metode Case-Based Reasoning.Jurnal Ipteks
Terapan.Vol 11(3):272-282.
Sudiana,I.K.2013.Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan
Fisiologis.Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA.
Putra,A.S.H.,Suharto,dan Arif,F.2017.Analisis Sirkulasi Udara pada Sistem
Pernapasan Manusia Menggunakan Metode Volume.Jurnal Kadikma.Vol
8(2):95-104.

Anda mungkin juga menyukai