Anda di halaman 1dari 14

LINGKUNGAN MARITIM

OLEH
DAMHURI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Ekosistem di Laut....................................................................................

B. Pemanfaatan Lingkungan Maritim..........................................................

BAB III. PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................

B. Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki luas
wilayah laut dan Zona Ekonomi Eksklusif berturut-turut 3,1 dan 2,7 juta km,
dikarunia sumber daya pesisir dan lautan yang sangat beragam dengan jumlah
besar. Kondisi ekologis eilayah laut Indonesia merupakan wilayah yang penuh
daya tarik dan menantang dari sudut pengkajian berbagai ilmu pengetahuan.
Ekosistem laut Indonesia mengandung sejumlah fenomena yang menarik untuk
dikaji dari berbagai dimensi dan sudut pandang, baik dimensi fisik ekologis,
maupun dimensi yang berkaitan dengan masalah sosiobudaya, termasuk
didalamnya penggunaan teknologi dalam pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan laut.

Sumberdaya potensil bagi ekosistem laut Indonesia, baik sumber daya


yang dapat pulih (renewble resources), seperti perikanan tangkap, perikanan
budidaya pantai (tambak) dan marikultur, mangrove, terumbu karang, padang
lamun, dan rumput laut pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal.
Demikian pula dengan sumberdaya yang tidak dapat pulih (urenewble resources),
seperti minyak dan gas bumi, dan mineral lainnya serta jasa-jasa lingkungan
(environmental service), yang meliputi energi, kawasan rekreasi dan pariwisata,
masih banyak yang belum terjamah dan dimanfaatkan secara optimal (Dahuri,
1999 : 2).

Belum termanfaatkannya secara optimal dari segenap potensi


sumberdaya laut tersebut terkait erat dengan masalah perkembangan teknologi
yang dikuasai, baik oleh pemerintah maupun masyarakat maritim sendiri.
Pemanfaatan lingkungan alam laut sesungguhnya merupakan serangkaian upaya
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok masyarakat dengan
mendayagunakan sejumlah potensi yang terkandung di dalam lingkungan laut
tersebut untuk memenuhi sejumlah kebutuhan manusia. Dalam upaya
pemanfaatan lingkungan laut itu, teknologi sebagai wujud dan fungsi kebudayaan
memegang peranan yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah

1. jelaskan tentang ekosistem?


2. Bagaimanakah pembagian ekosistem laut ?
3. Apa-apa saja yang menyebabkan ekosistem laut menjadi tercemar?
4. Bagaimana cara pemanfaatan lingkungan maritim?

C. Tujuan

1. Dapat menjelaskan tentang konsep ekosistem


2. Dapat mengetahui pembagian dari ekosistem dilaut
3. Dapat mengetahui penyebab dari pencemaran laut
4. Dapat mengetahui cara memanfaatkan lingkungan maritim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ekosistem di Laut
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep
itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-
pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem
mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan
Rusia (Odum, 1993).
1. Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat
hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam
definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang
mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman
spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem
menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus
energi melalui komponen komponen ekosistem.
b. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahan-
bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam
suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran
materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara
berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain
di luarnya.
c. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup
dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh,
yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu
komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan
interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
d. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya
terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi
bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954
dalam Setiadi, 1983).
e. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di
dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik
dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum,
1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam
ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen
secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat
proses ekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi
dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
2. Pembagian daerah ekosistem air laut, berdasarkan kedalamannya:
a) Litoral/Daerah Pasang Surut
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan
darat.Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai
pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan
daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang
yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting,
cacing laut.
b) Daerah Neritik
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih
dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat
mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton,
nekton, neston dan bentos.
c) Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada
produsen.Hewannya berupa nekton.
d) Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari
2000m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
Masih ada pembagian eksosistem laut lainnya yang didasarkan pada
intensitas cahaya, yakni:

1. Wilayah fotik, yakni bagian laut yang bisa ditembus cahaya.


Kedalamannya sampai 200 meter.
2. Wilayah Twilight, adalah titik remang-remang yang minim cahaya
sehingga produsen kurang sebab tidak bisa melakukan aktifitas
fotosintesis. Kedalamannya antara 200 sampai 200 meter.
3. Wilayah afotik, adalah titik dimana tak ada sama sekali cahaya
matahari yang mampu menembusi lautan.
3. Komunitas di dalam ekosistem air laut
Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu:
Produsen, terdiri dari fitoplankton dan ganggang laut
lainnya
Konsumen, terdiri dari berbagai jenis hewan.Hampir
semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
Zooplankton, terdiri atas bakteri dan hewan hewan
pemakan bangkai atau sampah
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan
daerah gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan
fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen
dan dekompos saja.Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak
lengkap.

B. Pemanfaatan Lingkungan Maritim

Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan sumber daya


pesisir dan pemanfaatan lingkungan alam tersebut, memiliki makna yang sangat
strategis karena dengan itu, masyarakat nelayan memenuhi kebutuhan
ekonominya, di samping kebutuhan sosial, budaya dan biologis lainnya. Hal
tersebut memang sesuai dengan prinsip alamai yang dimiliki oleh manusia, yakni
di samping rangsangan dan dorongan untuk memanfaatkan lingkungan alam
sebesar-besarnya guna memenuhi sejumlah kebutuhan, baik kebutuhan dasar
(biologis) maupun kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial.
Akan tetapi, lebih dari itu, disamping memanfaatkan lingkungan alam laut
untuk memenuhi sejumlah kebutuhannya, masyarakat nelayan bagang rambo di
Barru juga memiliki seperangkat tatanan (norma dan nilai) yang mengarahkan
mereka untuk tetap menjadi bagian dari lingkungan yang lestari. Fenomena
empirik yang dapat dijadikan acuan atas pembenaran dari fakta ini adalah
dilakukannya sejumlah kegiatan ritual yang bermakna mewujudkan hubungan
harmonis antara mereka dengan lingkungannya. Juga telah disepakatinya
sejumlah nilai yang menganggap perbuatan negatif dan pemberian sanksi sosial
segala hal yang merupakan tindakan destruktif bagi tindakan yang merusak
lingkungan seperti penggunaan bom dan sejenisnya untuk kegiatan penangkapan.
Dengan demikian, nelayan yang memainkan posisi sebagai antroposentris bagi
lingkungan telah memainkan peran ganda, yakni di smaping sebagai pegnambil
manfaat dari lingkungan, juga telah memposisikan diri sebagai pemelihara
lingkungan, sehingga tercipta keserasian yang harmonis antara lingkungan di satu
pihak dengan masyarakat nelayan itu sendiri pada pihak lain.
Dalam rangka memanfaatkan lingkungan laut, masyarakat nelayan
mengembangkan seperangkat kebudayaan dalam bentuk idea, gagasan, aktivitas
atau tindakan, serta teknologi yang berupa materi dan cara-cara atau strategi
tertentu sebagai wujud dari penerapan ilmu pengetahuan yang mereka miliki (Abu
Hamid, 1996). Elaborasi konsep teknologi dalam konteks ini mengacu pada
pemahaman operasional bahwa teknologi, khususnya teknologi penangkapan dan
teknologi transfortasi laut harus dipahami dengan penekanan pada bagaimana
aggota masyarakat memberi tanggapan dan harapan serta bagaimana mekanisme
pemanfaatannya (Abu Hamid, 1986 : 8).
Secara empirik, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat nelayan
adalah bagian dari kelompok masyarakat yang memanfaatkan lingkungan alam
laut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sejak beberapa dasawarsa yang
laluhingga saat ini mengalami dinamikanya sendiri sebagai suatu proses menuju
terciptanya sebuah perubahan, baik perubahan yang bersifat microsopic maupun
perubahan yang bersifat macrosopic.
Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu:
1) Pencemaran Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.
Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak
mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-
tumbuhan yang hidup disuatu daerah.Minyak yang mengapung berbahaya bagi
kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan
tertutup minyak sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya
mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.Selain itu, mangrove dan
daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera
menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena
ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
2) Pencemaran logam berat
Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak
dikeluarkan lagi dari tubuh mereka.Karena itu logam-logam cenderung untuk
menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus
berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu
trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar
(ikan dimakan oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam
berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam
tropik level.Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak
menumpuk logam berat. Contoh pencemaran logam berat :
“Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri).
Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi
otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat.
“Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd. Menyebabkan nyeri/ngilu
pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi,
penuaan, dan kekurangan kalsium. Perkembangan dan reproduksi; menyebabkan
terjadinya perubahan morfologi; merubah tingkah laku organisme.
3) Sampah
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem
daerah aliran sungai (DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam
berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan
organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah
yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya
kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh
besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan
yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis
dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga
mikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan cacing.Jenis-jenis sampah
kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga
pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan
terbuka.
4) Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka
sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama
tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa pestisida yang
dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride,
misalnya DDT.Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul
yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam
sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya
karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka
menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat
ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah tersebut. Beberapa
organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam
jaringan tubuhnya.
5) Limbah Industri Dan Domestic
Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di
dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran
pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat (berupa
tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
2. Pembagian daerah ekosistem air laut, berdasarkan kedalamannya:
Litoral/Daerah Pasang Surut
Daerah Neritik
Daerah Batial atau Daerah Remang-remang
Daerah Abisal
3. Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu: Pencemaran Minyak,
Pencemaran logam berat, Sampah, Pestisida, Limbah Industri Dan
Domestic.
4. Cara memanfaatkan Lingkungan Maritim yaitu dengan memanfaatkan biota
bawah laut dengan baik, dan juga sebagai jalur perdagangan internasional
serta sebagai wisata bahari Indonesia.

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kali ini bahwa wilayah maritime
Indonesia sangatlah luas untuk itu marilah kita manfaatkan dengan sebaik
mungkin dan menjaganya jangan sampai wilayah maritime Indonesia menjadi
tercemar untuk itu perlu adanya kesadaran dari segenap warga Indonesia
untuk bekerja sama menjaga kelestarian biota dalam laut kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://sahabatnadzhttp://ncupphe30jan.blogspot.com/ri.blogspot.com/2008/08/teknolo
gi-dan-pemanfaatan-lingkungan.html
http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekosistem-laut.html
http://ciahh.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://lautmaritim.blogspot.com/2013/03/hukum-maritim.html
http://indomaritimeinstitute.org/2011/07/pencemaran-laut-%E2%80%9Cmengancam
potensi-sumberdaya-dan-lingkungan-maritim%E2%80%9D/

Paonganan Y, Zulkipli RM, Agustina K, 2012. 9 Perspektif Menuju Masa Depan


Maritim Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai