JURNAL KEPERAWATAN
RSUD TUGUREJO SEMARANG
DisusunOleh:
Junior Andrian
201902040034
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat
berupa kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama
(hemiparase) disamping kecacatan-kecacatan lainnya. Angka kejadian
hemiparase semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka
kejadian stroke. Jumlah penderita stroke cenderung meningkat setiap
tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami
oleh mereka yang berusia muda dan produktif (Yastroki, 2010).
Stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia
diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah
tersebut sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami
gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya
mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita
terus menerus tirah baring (Yastroki, 2010). Dengan adanya
peningkatan angka kejadian stroke dan kecacatan tersebut, apabila
latihan gerak sendi (ROM) tidak dilaksanakan sedini mungkin maka
akan terjadi penurunan kekuatan otot, atropi otot, kontraktur dan luka
dukubitus. Dalam kenyataanya dirumah sakit kejadian seperti ini
sering terjadi meski telah mendapat kontrol dari tenaga kesehatan
rumah sakit (Alimul, 2006).
2. Tujuan
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh latihan ROM pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase di RSUD Jombang.
B. Konsep Dasar
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah gejala
gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke non
hemoragik terjadi di pembuluh darah yang mengalami sumbatan sehingga
menyebabkan kurangnya aliran darah pada jaringan otak, trombosis otak,
aterosklerosis, dan emboli serebral yang merupakan penyumbatan
pembuluh darah yang timbul akibat pembentukkan plak sehingga terjadi
penyempitan pembuluh darah yang dikarenakan oleh penyakit jantung,
diabetes, obesitas, kolesterol, merokok, stress, gaya hidup, rusak atau
hancurnya neuron motorik atas (upper motor neuron), dan hipertensi
(Mutaqqin, 2012). Stroke merupakan gangguan fungsi saraf dikarenakan
oleh gangguan aliran darah pada otak secara mendadak dalam beberapa
detik atau beberapa menit dan jam yang harus ditangani secara cepat, tepat
dan cermat.
Stroke terbagi menjadi 2 kategori yaitu stroke hemoragik dan
stroke iskemik. Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya
pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan
merusaknya. Stroke iskemik : terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Dikarenakan penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan uji statistik Repeated Anova pada ekstremitas atas dan
bawah dapat diketahui bahwa hasil signifikansi Hari 1 dan Hari 2
tidak berbeda/signifikan dengan sebelum perlakuan, dan pada Hari 3
sampai Hari ke 7 menunjukkan ada perbedaan/signifikan dengan
sebelum perlakuan. yang artinya pada Hari 3 sampai Hari ke 7
menunjukkan p ˂ 0.05, maka Ho di tolak dan H1 diterima artinya ada
pengaruh latihan ROM pasif terhadap peningkatan kekuatan otot pada
pasien stroke dengan hemiparase di paviliun flamboyan RSUD
Jombang.
b. Saran
1) Latihan rom pasif minimal dapat dilakukan sebanyak 2x
dalam sehari, sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot
dan melancarkan sirkulasi darah
2) Diharapkan perawat atau tenaga kesehatan lainnya untuk
menjadikan latihan rom sebagai terapi pada pasien stroke.