1
Mahasiswa Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas
Gadjah Mada.
2
Dosen Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada.
e-mail: didik.prastiyawan@mail.ugm.ac.id
Abstract
Abstrak
Fertilitas merupakan bukti nyata dari hasil reproduksi seorang wanita yang akan berdampak
pada pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang. Pada analisis ini menggunakan
indikator jumlah kelahiran, Total Fertility Rate (TFR), Gross Reproduction Rate (GRR), dan
Net Reproduction Rate (NRR). Metode analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif
dengan data kolektif dari Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan UNFPA berupa Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035. Hasil analisis menunjukkan jumlah kelahiran akan
meningkat hingga angka 7,3 setiap 5 tahun, sedangkan indikator TFR menurun 5%, GRR
menurun 7%, dan NRR menurun 8% setiap 5 tahun. Secara keseluruhan dapat diketahui
bahwa tingkat fertilitas di Provinsi Riau akan semakin membaik hingga tahun 2035. Untuk
mewujudkan hasil proyeksi diperlukannya penegasan program pemerintah untuk menekan
angka jumlah kelahiran agar tidak terjadi lonjakan jumlah penduduk.
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi Riau 2017, Badan Pusat Statistik Provinsi
Riau
3. Angka Reproduksi Kasar (GRR)
Gross Reproduction Rate (GRR) atau tingkat reproduksi bruto adalah jumlah
anak perempuan yang dilahirkan hidup per 1.000 penduduk perempuan dengan asumsi
bahwa tidak ada bayi perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri usia reproduksi
(Salim, 2017). Data GRR Provinsi Riau berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010
- 2035 dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Grafik Proyeksi Angka Reproduksi Kasar (GRR) Provinsi Riau tahun 2010 -
2035
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Badan Pusat Statistik, Bappenas
dan UNFPA
Berdasarkan grafik diatas, GRR diperkirakan akan mengalami penurunan pada
tahun 2015 - 2025 sebesar 0,2% dan pada tahun 2030 -2035 sebesar 0,1%. Penurunan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu jumlah pernikahan, kondisi ekonomi, dan
status bekerja Wanita Usia Subur (WUS). Berdasarkan penelitian Jatmiko (2019)
menunjukkan bahwa dengan tingkat kesalahan 5%, umur, tingkat pendidikan, status
bekerja, status kekayaan, jumlah anak yang meninggal, penggunaan kontrasepsi dan umur
melahirkan anak pertama berpengaruh secara signifikan terhadap fertilitas. GRR
merupakan salah satu indikator fertilitas yang berpeluang besar dipengaruhi oleh faktor -
faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas hasil penelitian Jatmiko (2019).
Jumlah pernikahan di Provinsi Riau mengalami penurunan pada tahun 2018 -2019.
Penurunan jumlah pernikahan menjadikan peluang kelahiran khususnya anak perempuan
menjadi lebih kecil dan hal tersebut dapat menurunkan angka GRR. Jumlah pernikahan di
Provinsi Riau dapat dilihat pada gambar 6 dan per kabupaten/kota di Provinsi Riau dapat
dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Grafik Jumlah Pernikahan per kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2018
- 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
Dari 1.259.307 pasangan usia subur pada tahun 2019, 807.748 merupakan peserta
KB aktif yang artinya 64,14% dari total pasangan usia subur merupakan peserta aktif KB
angka tersebut cukup baik dan menyumbang peran penurunan angka GRR karena KB
merupakan program anti natalis. Persebaran peserta KB aktif tiap kabupaten/kota dapat
dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Grafik Peserta KB aktif per kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
Berdasarkan penelitian Jatmiko (2019) menyebutkan bahwa kondisi ekonomi
berpengaruh signifikan pada fertilitas. Hal tersebut tampaknya berlaku untuk Provinsi Riau
dengan penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2017 – 2019 sebanyak 0,6%
yang berpengaruh terhadap penurunan GRR yang merupakan salah satu indikator fertilitas.
Persentase penduduk miskin di Provinsi Riau pada tahun 2017 – 2019 dapat dilihat pada
gambar 9. Tiap kabupaten/kota di Provinsi Riau juga menunjukan penurunan persentase
penduduk miskin yang dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 9. Grafik Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Riau tahun 2017 – 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
Gambar 10. Grafik Persentase Penduduk Miskin tiap kabupaten/kota di Provinsi Riau
tahun 2017 – 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
Selain dari persentase jumlah penduduk miskin, kondisi ekonomi juga dapat dilihat
melalui klasifikasi keluarga seperti gambar 11. Berdasarkan gambar 11, klasifikasi keluarga
di Provinsi Riau didominasi oleh Keluarga sejahtera I dan Keluarga Sejahtera II yang relatif
menggambarkan kondisi ekonomi yang cukup baik sehingga dapat berdampak pada
penurunan GRR. Grafik klasifikasi keluarga tiap kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar
12.
Gambar 11. Grafik Jumlah Keluarga Menurut Klasifikasi Keluarga di Provinsi Riau
tahun 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
Gambar 12. Grafik Jumlah Keluarga Menurut Klasifikasi Keluarga tiap kabupaten/kota
di Provinsi Riau tahun 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik Riau
4. NRR
Tingkat Reproduksi Neto (NRR) merupakan angka yang merepresentasikan jumlah
bayi perempuan tiap kohor 1000 wanita yang bertahan hidup sebelum mengakhiri masa
reproduksinya. Asumsi yang digunakan adalah dengan melihat pola fertilitas maupun
mortalitas ibunya. Analisis yang telah dilakukan pada indikator ini yaitu dengan melihat
perbandingan antara NRR Provinsi Riau dengan NRR Indonesia pada proyeksi tahun 2010
– 2035 (Gambar 13).
KESIMPULAN
Fertilitas di Provinsi Riau diproyeksikan akan mengalami penurunan hingga tahun 2035.
Jumlah kelahiran akan meningkat hingga angka 7,3 setiap 5 tahun, sedangkan indikator TFR
menurun 5%, GRR menurun 7%, dan NRR menurun 8% setiap 5 tahun. Untuk mewujudkan
hasil proyeksi diperlukannya penegasan program pemerintah untuk menekan angka jumlah
kelahiran agar tidak terjadi lonjakan jumlah penduduk. Hal tersebut dikarenakan fertilitas di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo Sri Moertiningsih dan Samosir Omas Bulan. (2011). Dasar-Dasar Demografi Edisi
Revisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Agustia, T. 2018. Pengaruh Sosial Ekonomi Istri Terhadap Tingkat Fertilitas Di Kota Pekanbaru.
Jurnal Online Mahasiswa FEB. Volume 1 No. 1 (Januari – Juni 2018)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2017. Usia Pernikahan
Ideal 21-25 tahun. Diakses dari https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbnusia-
pernikahan-ideal-21-25-tahun. Pada kamis 8 Oktober 2020 pukul 16.36 WIB.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementerian
Kesehatan, USAID. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.
Jakarta
Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan UNFPA. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementrian
Kesehatan, USAID. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.
Jakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Statistik Kesejahteraan Provinsi Riau 2017. Riau: Badan
Pusat Statistik Provinsi Riau
Disdukcapil. 2018. Data Penduduk Kabupaten Aceh Jaya : Kelahiran. Diakses dari
http://disdukcapil.acehjayakab.go.id/kelahiran/. pada kamis 8 oktober 2020 pukul 15.21
WIB.
Jatmiko, Yogo Aryo dan Sri Wahyuni. 2019. Determinan Fertilitas Di Indonesia Hasil SDKI
2017. Jurnal Euclid, Vol.6, No.1, pp. 95.
Lembaga Demografi. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Netral, A. 2019. Melihat TFR Indonesia dalam Konteks Global. Bkkbn. Diakses dari
http://ntb.bkkbn.go.id/?p=1380 pada Kamis, 8 Oktober 2020 pukul 14.48 WIB.
Oktavia, W. Y., Putro, T. S., dan Sari, L. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Struktur Umur,
dan Kematian Bayi Terhadap fertilitas di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
FEKON Vol. 1 No. 2, Universitas Riau. Pekanbaru.
Salim, Lutfi Agus, Hari Kusnanto, Lutfan Lazuardi, dan Kuntoro. 2017. Smart Fert: Aplikasi
Praktis, Valid, Dan Mudah Untuk Mengukur Indikator Fertilitas Di Era Otonomi Daerah.
Populasi Volume 25 Nomor 1 2017.
Sinaga, L., Hardiani., Purwaka, H. L. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas
di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten
Batanghari). Jurnal Paradigma Ekonomika Vol. 12, No. 1, hlm: 41-48
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan Edisi
Kedua. Jakarta: Kencana.
Sulistiawati., Rini., dan Helmi. 2012. Perempuan dan Fertilitas (Kajian Masalah Kependudukan
di Kalimantan Barat Berdasarkan Data Sensus Penduduk tahun 2010). Jurnal
Manajemen. Vol. 9, No. 1, Februari 2013, hlm : 8-23. ISSN 2085-1596.