Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penduduk di Indonesia ditahun 90-an dikabarkan telah banyak menderita
penyakit Marasmus, Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang
sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai
penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung,
malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada
saraf pusat. Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kalori protein sehingga banyak ahli gizi menyebut kalau Marasmus adalah malnutrisi
berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene
kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan
satu atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah konsep penyakit dan asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan dapat memahami konsep penyakit marasmus
pada anak dan dapat merumuskan asuhan keperawatan yang harus diberikan.

b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui ;
1. Konsep Penyakit Invaginasi : Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, serta
tanda dan gejala nya.
2. Konsep Asuhan Keperawatan : Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan,Intervensi, Penatalaksanaan, dan Evaluasi.
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis : Tinjauan Penyakit dan Tinjauan AsKep
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Penutup : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. Tinjauan Teori Penyakit


A. Pengertian

 Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat


kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun
pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).
 Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
protein. (Suriadi, 2001:196).
 Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan
pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi
protein dan kalori. (Nelson, 1999:212).

B. Etiologi

 Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau
malformasi kongenital. (Nelson,1999).
 Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat
berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan
atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan
juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
D. Patofisiologi

Tidak tercukupinya kebutuhan tubuh akan kalori, protein



Kurangnya kalori protein

Tubuh berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok

Kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam dapat terjadi kekurangan lg.

Akibatnya katabolisme protein

Karena tidak terpenuhinya kebutuhan otot akan asam lemak dan keton bodis

Ganggguan metabolesme

Kehilangan berat badan

Kerusakan otot

E . Tanda dan Gejala


1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaingan subkutan hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis
F. Manifestasi Klinik
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit
sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan
pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum
menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi
otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-
mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi
biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan,
dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson,1999).

PENATALAKSANAAN

1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas
biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium,
timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.

Penanganan KKP berat


Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal
dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang
mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan
gizi.
Upaya pengobatan, meliputi :

 Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi.


 Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik
 Pengobatan infeksi
 Pemberian makanan
 Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin,
anemia berat dan payah jantung.
Menurut Arisman, 2004:105

 Komposisi ppemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg


BB biasanya cukup untuk mengoreksi dehidrasi.
 Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam
pertama peroral atau NGT kemudian tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg BB/ jam.
 Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.
 Pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena
diberikan dalam kegiatan rehidrasi.
 Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing
disebut sebagai F-75 dan F-100.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik

 Mengukur TB dan BB
 Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan
TB (dalam meter)
 Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan
trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya
dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan
lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
 Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa
tubuh yang tidak berlemak).

2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,


transferin.
II. Tinjauan Teosi Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian fisik secara umum
b. Riwayat kesehatan
c. Observasi tingkah laku anak/bayi
e. Observasi manifestasi terjadi marasmus :
1. Kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan
berat badan sampai berakibat kurus
2. Kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan
longgar
3. Muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba
waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput.
4. Abdomen dapat kembung dan datar.
5. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.
6. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat
7. Mula-mula bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu
makan hilang.
8. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut
diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi
mukus dan sedikt.

f. Observasi Manisfestasi lanjut :


1) Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2) Lethargi
3) Irritable
4) Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5) Ubun-ubu n cekung pada bayi
6) Jaingan subkutan hilang
7) Malaise
8) Kelaparan
9) Apatis
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito, 2001:140)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status
metabolik. (Doengoes, 2000).
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi (Doengoes,
2004)
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan
kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157)
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito, 2001:3)
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan protein
(malnutrisi). (Carpenio, 2001:143).

3. Perencanaan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
Tujuan :
Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
meningkatkan masukan oral.
Intervensi :
a. Dapatkan riwayat diet
b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat
makan
c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi
menyenangkan
d. Gunakan alat makan yang dikenalnya
e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan
dan memuji anak untuk makan mereka
f. Sajikan makansedikit tapi sering
g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito, 2001:140)


Tujuan :
Tidak terjadi dehidrasi
Kriteria hasil :
Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit baik.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi
b. Monitor jumlah dan tipe masukan cairan
c. Ukur haluaran urine dengan akurat

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik.


(Doengoes, 2000).
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil :
kulit tidak kering, tidak bersisik, elastisitas normal
Intervesi :
a. Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi
b. Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi
c. Massage kulit Kriteria hasilususnya diatas penonjolan tulang
d. Alih baring

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh


Tujuan :
Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil:
suhu tubuh normal 36,6 C-37,7 C,lekosit dalam batas normal
Intervensi :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien bersih/steril
c. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur kontrol
infeksi
d. Beri antibiotik sesuai program

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi (Doengoes, 2004)


Tujuan :
pengetahuan pasien dan keluarga bertambah
Kriteria hasil:
Menyatakan kesadaran dan perubahan pola hidup,mengidentifikasi hubungan tanda
dan gejala.
Intervensi :
a. Tentukan tingkat pengetahuan orangtua pasien
b. Mengkaji kebutuhan diet dan jawab pertanyaan sesuai indikasi
c. Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan adekuat
d. Berikan informasi tertulis untuk orangtua pasien

6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan


melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan kalori
atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157).
Tujuan :
Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
Kriteria hasil :
Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial, bahasa, kognitif atau aktifitas
motorik sesuai dengan usianya.
Intervensi :
a. Ajarkan pada orangtua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok
usia.
b. Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver II
c. Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas perkembangan
d. Berikan mainan sesuai usia anak.

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen


sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito, 2001:3)
Tujuan :
Anak mampu beraktifitas sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
Menunjukkan kembali kemampuan melakukan aktifitas.
Intervensi :
a. Berikan permainan dan aktifitas sesuai dengan usia
b. Bantu semua kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga pasien

8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan protein


(malnutrisi). (Carpenio, 2001:143).
Tujuan :
Kelebihan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan metode-metode pencegahan edema,
memperlihatkan penurunan edema perifer dan sacral.
Intervensi :
a. Pantau kulit terhadap tanda luka tekan
b. Ubah posisi sedikitnya 2 jam
c. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tgl. Pengkajian : 24 Oktober 2010


Diangnosa : Marasmus
Ruang : B5
No. Register : 10112709

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An. M
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl Sutoyo Tanah Patah

Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn. A.
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl sutoyo Tanah Patah
Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Ny. S


Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang cuci

Saudara Kandung : 2 Orang


2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan Utama : Badan kurus kering, Anak rewel, lesu dan nafsu
makan hilang. Diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mukus dan sedikit.
b. Kronologis sampai klien datang ke yankes
Keluarga mengatakan anak diare sudah 3 hari dengan tinja air
berbusa, anak hanya menangis tidak mau makan. Dan di beri obat
obat toko tak mempan lagi, anak Nampak lemas., akhirnya di bawa ke
RS. Dr.M Yunus RSUD Bengkulu.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat diare (+), Riwayat Demam (+) , Riwayat gastritis (+),

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Anak Tn. A yang pertama mengalami penyakit yang sama dengan An.M

5. Riwayat kehamilan dan persalinan


a. Pre Natal
Masa kehamilan An. M tidak direncanakan. Ny .N saat mengandung
sering sakit-sakitan dan Ny.N tidak pernah mengkonsumsi obat-obat
seperti pil tambah darah dan sebagainya
b. Natal
Persalinan An. M dengan seksio sesarea dengan jenis Persalinan
perabdominam, melalui bantuan layanan kesehatan, obat yang
diberikan selama persalinan berupa bius local, obat mengurangi nyeri
c. Post natal
Ibu dan janin dalam keadaan sehat

6. Riwayat Imunisasi
An .M baru mendapat imunisasi BCG.
7. Riwayat Tumbuh dan kembang
An. M setelah berumur 1 tahun sering sakit – sakitan. Badan kelihatan
kerdil. Tidak sesui dengan umur.

8. Kebiasaan sehari –hari

N Kebiasaan sehari- hari Di rumah Di rumah sakit

o
1 Pola nutrisi

a. Pola Makan

Frekuensi 3x sehari 3x sehari

Jenis makanan yang di Nasi biasa, Nasi bubur, lauk,

makan sayur, lauk sayur

Jumlah porsi makanan Krg lbh 1 pring Krg lbh 4 sndk

yang di habiskan

b. Pola minum

Jumlah minuman / hari 4-5 gelas Krg lbh 2-3 gls

Jenis air minuman Air putih Air putih

D5 20x/mnt

2 Pola Eliminasi

a. BAB

Frekuensi 1x -

Warna, bau Bening, khas -

b. BAK
Frekuensi 5-7x 3x/hr

Warna, bau Kining, khas Kekuningan,khas

Jumlah Tak tentu Tak tentu

3 Aktifitas Pasien Semua aktifitas

beraktifitas klien di bantu

tampa bantuan keluarga

kelaurga

9. Data psikologis
An.M tampak kurus kering, abdomen kembung dan datar serta wajahnya
tampak pucat. Kelurga bertanya –taya dan tampak cemas tentang penyakit
yang di alami anaknya.

10. Data Sosial Spiritual


An. M di lahirkan dari keluarga yang beragama Islam. An. M saat ini
ditungui oleh keluarga dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan
orang-orang disekitarnya, An.M mengatakan tidak merasa kesepian, tidak
merasa terasing.

11. Pemeriksaan fisik


a. Keadaan Umum
1. Tingakat Kesadaran : Composmenis, Orientasi dan komunikasi baik
2. Tinggi Badan : 70 cm
3. Berat Badan : 10 kg

b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80 X/mnt
Suhu : 37 oC
Nafas : 16 x/mnt

6. Data Penunjang
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak).
e. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,
transferin.
ANALISA DATA

Nama klien : An. M Umur Klien : 3 Tahun


No. Reg :20004000 Ruang : C2

No. Data Senjang Etilogi Masalalah


1. DS : - klien mengatakan tidak ada Tidak ada nafsu Gangguan
makan
selera makan karena adanya rasa Nutrisi

mual dan muntah


Asam Lambung
meningkat

DO :- makanan hanya habis 4


Mual muntah
sendok makan, pasien tampak lesu,

lemas. Absobsi zat dalam


mukosa usus
terganggu

Penyebaran nutrisi
dr usus halus ke
dalam darah tidak
memadai

Keb tubuh akan


nutrisi tidak
terpenuhi

2 DS : - klien mengatakan tidak ada Diare Berat Defisit

nafsu makan dan minum volume cairan


Tidak ada nafsu
makan
DO :- makanan hanya habis 4
Asam Lambung
sendok makan, pasien tampak lesu,
meningkat
lemas. Mukosa kering,turgor lidah

dan jaringan menurun. Mual muntah

Intek makanan tidak


adekuat

Penurunan tekanan
darah

Gangguan cairan
dan elektrolit

Gangguan

3 DS : - klien mengatakan terasa akibat ganguan integritas kulit


cairan dan elektrolit
sangat lemas

DO :- Kulit abdomen dan pipi


Gangguan
Nampak keriput metabolism tubuh

Berat badan
menurun

kekuatan otot
melemah

menurunnya turgor
jaringan kulit
Resiko tinggi

infeksi
4 DS: pasien mengatakan tidak bisa Gangguan
metabolisme tubuh
sedikit capek

DO : Adanya komplikasi berbagai


Daya tahan tubuh
penyakit melemah

Kurangnya
Timbulnya penyakit
pengetahuan

5 DS: pasien menayakan proses Belum adanya


pengalaman dan
terjadinya penyakit marasmus
pengetahuan tentang
DO : Keluarga Nampak bingung dan
penyakit
tanda Tanya proses penyakit dan
Kurangnya
penyebab, pasien mampu
informasi yang di
mendengarkan informasi dari tenaga
dapat dari berbagai
kesehatan. sumber khususnya
dari tenaga
kesehatan tentang
penyakit

Gangguan absobsi
6 DS: pasien mengatakan tidak adnya Gangguan
karbohidrat, lemak,
pertumbuhan
kekuatan otot
protein.
dan
DO : Anak tampak kurus kering, BB
perkembangan
10 kg, rambut kuning, kepala
Kekurangan kalori
sedikit besar.
Malnutrisi

Terganggunya
pertumbuhan dan
perkembangan fisik
7 Pemenuhan nutrisi Gangguan
yang tidak adekuat
pemenuhan

aktifitas
DS: pasien mengatakan sangat Akan berpengaruh
terhadap pertahanan
lemas dan tidak ada kekuatan bila
tubuh
ingin baraktifitas

DO : Aktifitas dibantu keluarga. Terjadinya


kelemahan fisik

Aktifitas terbatas
dan di bantu oleh
keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito, 2001:140)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status
metabolik. (Doengoes, 2000).
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi (Doengoes,
2004)
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan
kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157)
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito, 2001:3)
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan protein
(malnutrisi). (Carpenio, 2001:143).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama klien : An. M Umur Klien : 3 Tahun


No. Reg :20004000 Ruang : C2

DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
1. Dapatkan
riwayat diet
2. Dorong
orangtua atau
anggota keluarga
lain untuk menyuapi
anak atau ada disaat
makan
3. Minta anak
makan dimeja dalam
kelompok dan buat
waktu makan
menjadi
Pasien mendapat menyenangkan
Gangguan nutrisi kurang
nutrisi yang adekuat 4. Gunakan alat
dari kebutuhan tubuh
Dengan Kriteria makan yang
berhubungan dengan
1 Hasil : dikenalnya
intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan 5. Perawat
meningkatkan harus ada saat
berkurang).
masukan oral. makan untuk
memberikan
bantuan, mencegah
gangguan dan
memuji anak untuk
makan mereka
6. Sajikan
makansedikit tapi
sering
7. Sajikan porsi
kecil makanan dan
berikan setiap porsi
secara terpisah

Tidak terjadi 8. Monitor


dehidrasi. tanda-tanda vital dan
Defisit volume cairan
tanda-tanda
2 berhubungan dengan
Kriteria Hasil : dehidrasi
diare.
9. Monitor
Mukosa bibir lembab, jumlah dan tipe
masukan cairan
10. Ukur
tidak terjadi
haluaran urine
peningkatan suhu,
dengan akurat
turgor kulit baik.
11. Monitor
kemerahan,
pucat,ekskoriasi
Tidak terjadi gangguan
12. Dorong
integritas kulit
mandi 2xsehari dan
Gangguan integritas
gunakan lotion
kulit berhubungan Kriteria Hasil :
3 setelah mandi
dengan gangguan
13. Massage
nutrisi/status metabolik. kulit tidak kering,
kulit Kriteria
tidak bersisik,
hasilususnya diatas
elastisitas normal
penonjolan tulang
14. Alih baring

15. Mencuci
tangan sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan
16. Pastikan
Pasien tidak
semua alat yang
menunjukkan tanda-
kontak dengan
tanda infeksi
Resiko tinggi infeksi pasien bersih/steril
berhubungan dengan 17. Instruksikan
4 Kriteria hasil :
kerusakan pertahanan pekerja perawatan
tubuh kesehatan dan
suhu tubuh normal
keluarga dalam
36,6 C-37,7 C,lekosit
prosedur kontrol
dalam batas normal
infeksi
18. Beri
antibiotik sesuai
program

5 Kurang pengetahuan pengetahuan pasien 19. Tentukan


berhubungan dengan dan keluarga tingkat pengetahuan
kurang nya informasi bertambah orangtua pasien
20. Mengkaji
Kriteria hasil : kebutuhan diet dan
jawab pertanyaan
Menyatakan kesadaran sesuai indikasi
dan perubahan pola 21. Dorong
hidup,mengidentifikasi konsumsi makanan
hubungan tanda dan tinggi serat dan
gejala. masukan cairan
adekuat
22. Berikan
informasi tertulis
untuk orangtua
pasien

23. Ajarkan pada


orangtua tentang
tugas perkembangan
yang sesuai dengan
Anak mampu tumbuh kelompok usia.
dan berkembang 24. Kaji tingkat
Perubahan pertumbuhan
sesuai dengan usianya. perkembangan anak
dan perkembangan
dengan Denver II
berhubungan dengan
Kriteria hasil : 25. Berikan
melemahnyakemampuan
kesempatan bagi
6 fisik dan ketergantungan
Terjadi peningkatan anak yang sakit
sekunder akibat
dalam perilaku memenuhi tugas
masukan kalori atau
personal, sosial, perkembangan
nutrisi yang tidak
bahasa, kognitif atau 26. Tekankan
adekuat.
aktifitas motorik perlunya melindungi
sesuai dengan usianya. anak.
27. Berikan
mainan sesuai usia
anak.

Anak mampu
28. Berikan
beraktifitas sesuai
permainan dan
Intoleransi aktifitas dengan
aktifitas sesuai
berhubungan dengan kemampuannya.
dengan usia
gangguan sistem
7 29. Bantu semua
transport oksigen Kriteria hasil :
kebutuhan anak
sekunder akibat
dengan melibatkan
malnutrisi. Menunjukkan kembali
keluarga pasien
kemampuan
melakukan aktifitas.
8 Kelebihan volume Kelebihan volume 30. Pantau kulit
cairan berhubungan cairan tidak terjadi. terhadap tanda luka
dengan rendahnya tekan
masukan protein Kriteria hasil : 31. Ubah posisi
(malnutrisi). sedikitnya 2 jam
Menyebutkan faktor- 32. Kaji
faktor penyebab dan masukan diet dan
metode-metode kebiasaan yang
pencegahan edema, dapat menunjang
memperlihatkan retensi cairan.
penurunan edema
perifer dan sacral.

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama klien : An. M Umur Klien : 3 Tahun
No. Reg :20004000 Ruang : C2
N Evaluasi Paraf
o
Dx
1 S : Klien mengatakan tidak ada selera makan karena
Adanya rasa mual dan muntah
O : makanan hanya habis 4 sendok makan, pasien
Tampak lesu, mukosa bibir kering
A : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
P : Intervensi dilanjutkan

2 S : Klien mengatakan sesak nafas


O : Klien tampak lemas, lesu, dg TD : 90/60mmHg,
N : 102x/mnt, RR : 22x/mnt, suhu 36oC
A : volume sirkulasi (keseimbangan cairan dan
elektrolit) dapatdipertahankan.
P : Intervensi dihentikan

3 S : Klien mengatakan kulitnya kering


O : Kulit klien tampak bersisik
A : vola nutrisi dipertahankan
P : Intervensi dilanjutkan

4 S: Pasien mengatakan terasa sedikit dingin


O : Suhu tubuh 370C
A : Prosedur control infeksi difertahankan
P : Intervensi dilanjutkan

5 S : Kelurga mengatakan mengerti masalah tanda dan


penyebab marasmus
O : Keluarga tampak lebih tenang
A : Komunikasi tetap dilakukan dengan keluarga
P : Intervensi dihentikan

6 S : Klien mengatakan lemas, lesu, persendian sedikit


nyeri.
O : Klien kelihatan sangat kurus, amdomen lebih
menonjol, BB 10 KG.
A : Pertumbuhan dan perkembangan pasien dapat
kembali normal sesuai usianya.
P : Intervensi dilanjutkan

7 S: Pasien mengatakan belum bisa melakukan


aktifitas sendiri
O : Aktifitas dibantu kelaurga
A : klien mampu melakukan aktifitas secara bertahap
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
protein.Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti
infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi,
gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf
pusat. Yang di yandai dengan kegagalan menaikkan berat badan, disertai
dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan
turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar. Abdomen dapat
kembung dan datar disertai dengan bayi rewel, tetapi kemudian lesu dan
nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi.

B. Saran
Dalam memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan
gangguan malnutrisi yaitu Marasmus harus diperhatikan ancaman yang dapat
muncul selain kurus kering , dan resiko terjadinya kekurangan cairan dan
erektolit yang dapat menyebabkan kematian. Sehingga tenaga kesehatan
harus benar – benar memperhatikan tanda – tanda yang mengarah ke arah
defisit.
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah.1995.Perawatan Anak Sakit.Jakarta : Kedokteran EGC


Nursalam,M.Nurs,DR,dkk.2005.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
WHO. 2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta :EGC
www.google.co.id/Penyakit-Anak-Invaginasi//
Selasa, April 06, 2010
Asuhan Keperawatan Anak dengan
Penyakit Marasmus

Makalah Ini disusun Untuk Melaksanakan Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Anak
Oleh :
1. Iis Agustina
2. Novi Aldi
3. Rena Komalasari
4. Reska Diana
5. Rini Pitriani
6. Silvia Novita Sari
7. Tri Novera

PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

KATA PENGANTAR

Dalam menjalani setiap aktivitas kehidupan, apabila seseorang menyadari


sebagai hamba, maka sesungguhnya tidak ada yang wajar dan pantas dilakukan
selain ucapan puji dan syukur disertai dengan rangkaian do’a yang ikhlas semoga
ridho dan berkah serta petunjuk senantiasa menafasi perjalanan hidup. Hal itulah
rasanya yang memotivasi penulis untuk menyusun makalah ini, walaupun
didalamnya terdapat keterbatasan bahasa yang sangat sederhana.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah berhasil menyampaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Anak
dengan KKP/Marasmus.
Dalam penulisan tugas makalah ini, penulis mendapatkan masukan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Selain itu, kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca, demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, Januari 2011

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………....i
DAFTAR ISI………………………………………..…………………............ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………..………....1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………....1
3. Tujuan………………..……………………………………….………….1
4. Sistematika Penulisan……………………………….…………………..2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Dasar Teori
1.1 Definis………………………………………………………………...3
1.2 Etiologi………………………………………………………………..3
1.3 Patofisiologi………………………………………………………......4
1.4 Tanda dan Gejala……………………………………………………..4
1.5 Manifestasi Klinis…………………………………………………….5
1.6 Penatalaksanaan……………………………………………………....5
1.7 Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………6
2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian…………………………………………………………………...7
2.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………………8
2.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………8
BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………….…………..12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..26
4.2 Saran………………………………………………………………………….26

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai