DISUSUN OLEH :
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan
kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan mini
proposal skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi di Pulau Papua”. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan rahmat dan
karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak
menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
berkepentingan.
i
cover
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................7
2.1 Pertumbuhan Ekonomi................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................7
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi...............................................................................9
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.........................17
2.4 Penelitian Terdahulu..................................................................................................22
2.5 Kerangka Pemikiran..................................................................................................24
2.6 Hipotesis Penelitian....................................................................................................26
BAB III.................................................................................................................................27
METODE PENELITIAN....................................................................................................27
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................................27
3.2 Jenis dan Sumber Data..............................................................................................28
3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................28
3.4 Definisi Operational Variabel...................................................................................29
3.4.1 Variabel Dependen..............................................................................................29
3.4.2 Variabel Independen...........................................................................................29
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................................................30
3.5.1 Analisis Deskriptif dan Kuantitatif....................................................................30
3.5.2 Uji Asumsi Klasik................................................................................................31
3.5.4 Uji Hipotesis.........................................................................................................33
ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................36
iii
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang
dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan.
1
ekonomi menjadi penting karena pertumbuhan ekonomi sendiri selalu terkait dengan
jumlah penduduk.
2
Berikut ditampilkan data pertumbuhan penduduk di Pulau Papua dari tahun
2015-2019.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis
besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja
dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut
telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur
15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja
disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas
20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak- anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja. Jumlah penduduk usia kerja yang bekerja di Pulau
Papua dapat dilihat di tabel dibawah ini.
3
Tabel 1.2 : Jumlah Penduduk yang Bekerja di Pulau Papua (%)
Jumlah
Tenaga
Tahun
Kerja
(Jiwa)
2015 2711549
2016 2779405
2017 2100130
2018 1779165
2019 1455464
Dependency ratio pada Pulau Papua dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
cenderung mengalami penurunan walaupun tidak signifikan. Peningkatan dependency
4
ratio akan menghambat pertumbuhan ekonomi karena tanggungan usia produktif akan
meningkat dengan demikian produktivitas masyarakat akan menurun.
Berdasarkan table 1.4 , selama tiga tahun terakhir (2017-2019) telah terjadi
pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif, dimana naik di tahun 2018 tumbuh sebesar
13,62 persen dan terjadi pertumbuhan ekonomi yang negative pada tahun 2019
sebesar -13,06 persen.
5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi di Pulau Papua.
2. Untuk menganalisis pengaruh rasio beban tanggungan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi di Pulau Papua.
3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekonomi di Pulau Papua.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sadono Sukirno, 2012 : 9).
Menurut Mankiw yang dikutip oleh Menik Fitriani Safari PDB sering
dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan PDB adalah
meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu
tertentu. Ada dua pendekatan untuk melihat besaran PDB, pertama melihat PDB
sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Cara lain melihat
PDB adalah sebagai pengeluarantotal atas output barang dan jasa perekonomian
(Putong Iskandar, 2013 : 411).
7
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Ada aspek yang perlu diperhatikan yaitu proses, output per kapita dan
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu gambaran ekonomi pada suatu
saat. Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat
bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu (Boediono,
1985:1).
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Ada dua
sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan sisi jumlah
penduduknya. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi
proses kenaikan ouput per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan jalan
melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak dan jumlah penduduk di
lain pihak.
8
kualitas cukup tinggi tetapi bila menejmen penggunaannya tidak menunjang maka
laju pertumbuhan ekonominya rendah (Faried Wijaya, 1990:264).
d. Pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya ekspansi negara maju dan adanya
kekuatan dalam hubungan internasional.
e. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya arus barang dan modal antar
bangsa.
9
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi
dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan
pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh
sebagai berikut :
10
Dualisme Ekonomi Teori pertumbuhan struktural ini pada dasarnya
membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah perkotaan dan
pedesaan. Teori ini juga membahas pola investasi yang terjadi di sektor
modern dan termasuk juga sistem penetapan upah yang berlaku di sektor
modern. Teori ini pertama kali ditulis oleh Arthur Lewis dengan judul artikel
“Pembangunan Ekonomi dengan Penawaran Tenaga Kerja yang Tidak
Terbatas”. Pokok permasalahan yang dikaji Lewis adalah adanya asumsi
bahwa dalam perekonomian suatu negara pada dasarnya akan terbagi menjadi
dua struktur perekonomian yaitu perekonomian tradisional dan perekonomian
modern.
2. Teori Harrod-Domar
11
Analisis Harrod-Domar menggunakan asumsi-asumsi berikut:
c. Teori Dependensia
12
Pada pendekatan ini, terdapat tiga aliran pemikiran yang utama, yaitu model
ketergantungan neokolonial, model paradigma palsu, serta tesis pembangunan-
dualistik :
d. Teori Neo-Klasik
13
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan
faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan tersebut dapat dinyatakan
dengan persamaan:
Menurut teori neo-klasik, rasio modal-tenaga kerja yang rendah pada negara-
negara berkembang menjanjikan tingkat pengembalian investasi yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu, reformasi pasar bebas akan memicu investasi yang lebih tinggi,
meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan standar kehidupan. Namun
kenyataannya, banyak negara berkembang yang tidak tumbuh atau hanya tumbuh
sedikit dan gagal menarik investasi asing. Perilaku tersebut memicu lahirnya konsep
teori pertumbuhan endogen.
14
pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap
jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Namun para pakar
ekonomi klasik pada umumnya hanya menitikberatkan pada pengaruh pertambahan
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi klasik diatas, dapat dikemukakan suatu teori
yang menjelaskan perkaitan diantara pendapatan per-kapita dan jumlah penduduk.
Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat
dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal akan lebih
tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin
banyak, hokum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi
produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya
pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat
pertumbuhannya.
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”,
teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands. Teori Pertumbuhan
ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan :
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan output total
sumber-sumber alam
tenaga kerja (pertumbuhan penduduk)
jumlah persediaan
15
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin
besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan
(hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan
seterusnya).
16
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
2.1.3.1 Tenaga Kerja
A. Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang termasuk angkatan kerja dan sudah
bekerja guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Simanjuntak mengelompokkan tenaga kerja menjadi dua
yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang bekerja
merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia.
Menurut BPS, Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang
termasuk angkatan kerja dan yang termasuk bukan angkatan kerja. Penggolongan usia
kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih.
Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang
mencari pekerjaan. Mereka yang sedang mencari pekerjaan itulah yang dinamakan
17
sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan
angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan
dan lain-lain.
B. Angkatan Kerja
Angkatan kerja (labor force) terdiri dari golongan yang bekerja dan
menganggur atau yang mencari pekerjaan. Angkatan kerja dapat dijelaskan dengan
beberapa definisi yaitu angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat
dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Selain itu angkatan kerja dapat
didefinisikan dengan penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun
sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan.
Menurut Mulyadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produksi yaitu
produksi barang dan jasa. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah penduduk usia kerja, yaitu penduduk
yang berusia 15 tahun keatas yang memiliki pekerjaan maupun yang sedang mencari
pekerjaan.
Angkatan kerja yaitu tenaga kerja berusia 15 tahun yang selama seminggu
yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak
bekerja karena suatu alasan. Angkatan kerja terdiri dari pengangguran dan penduduk
bekerja. Pengangguran adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan atau mereka
yang mempersiapkan usaha atau mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah punya pekerjaan
18
tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu bersamaan mereka tidak bekerja.
Penganggur dengan konsep ini disebut dengan pengangguran terbuka.
Golongan yang bukan angkatan kerja terdiri dari yang bersekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga dan golongan lain yang menerima pendapatan.
19
Terdapat beberapa versi yang menjelaskan terkait definisi penduduk bukan
angkatan kerja diantaranya yaitu, menurut Ostinasia yang dimaksud dengan bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun
tidak mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus
rumahtangga dan lainnya.
Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 15 tahun ke atas yang
selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan
sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja,
sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam kelompok bukan
angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab
itu kelompok ini sering dinamakan potential labor force.
20
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
¿
RK = P ( 0−14 ) + P 65+ P(15−64) ¿ x 100
RK : Rasio Ketergantungan
21
dikarenakan peningkatan jumlah penduduk dibarengi dengan peningkatan kualitas
SDM, teknologi, dasn sebagainya. Sedangkan di negara-negara berkembang
peningkatan jumlah penduduk merupakan bencana, karena tidak dibarengi dengan
kualitas SDM yang dihasilkan sehingga dependency ratio yang harus ditanggung
penduduk produktiv semakin meningkat.
Menurut Maltus Jumlah penduduk di suatu negara akan menigkat sangat cepat
sesuai dengan deret ukur atau tingkat geometrik. Sementara, karena adanya proses
pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu faktor produksi yang
jumlahnya tetap, maka persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret
hitung atau deret aritmatik. Karena pertumbuhan pengadaan pangan tidak dapat
berpacu secara memadai dengan kecepatan pertambahan penduduk, maka pendapatan
per kapita cenderung terus mengalami penurunan sampai sedemikian rendahnya
sehingga segenap populasi harus bertahan pada kondisi sedikit di atas tingkat
subsisten. Satu- satunya cara untuk mengatasi masalah rendahnya taraf hidup yang
kronis tersebut adalah dengan “penanaman kesadaran moral” di kalangan segenap
penduduk dan kesediaan untuk membatasi jumlah kelahiran. Jika pendapatan agregat
dari suatu Negara meningkat lebih cepat maka pendapatan per kapita juga meningkat.
Seandainya pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada peningkatan pendapatan
total, maka dengan sendirinya pendapatan per kapita akan menurun. Bila makin
banyak penduduk maka saving dan investasi juga makin tinggi sehingga pendapatan
per kapita meningkat. Namun jika terlalu banyak saving, pendapatan per kapita bisa
menurun.
22
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten atau
kota di Provinsi Bali. Sedangkan Investasi berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten atau kota di Provinsi Bali.
Penelitian oleh Windy Ayu Astuti, Muhammad Hidayat dan Ranti Darwin
(2017) dengan judul “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan”. Investasi memiliki
hubungan negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pelalawan. Tenaga kerja memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Pertumbuhan penduduk memiliki
hubungan negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pelalawan. Variabel investasi, tenaga kerja, dan pertumbuhan penduduk secara
bersamasama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pelalawan.
23
Penelitian oleh Sayekti Suindiyah D (2011) dengan judul “Pengaruh Investasi,
Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Petumbuhan Ekonomi di
Provinsi Jawa Timur”. Dengan semakin meningkatnya investasi yang masuk ke Jawa
Timur khususnya investasi asing akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang bekerja akan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Besarnya pengeluaran pemerintah akan
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan khususnya pembangunan
ekonomi di Jawa Timur, karena dengan semakin bertambahnya pengeluaran
pemerintah akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Penelitian oleh Chairul Nizar, Abubakar Hamzah dan Sofyan Syahnur (2013)
dengan judul “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
serta hubungannya terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi (PDB) terhadap tingkat
kemiskinan secara langsung sangat kecil namun hubungannya negatif dan signifikan.
FDI, investasi pemerintah dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya pengaruh estimasi pertumbuhan
ekonomi hasil analisis variabel FDI, investasi pemerintah dan tenaga kerja terhadap
tingkat kemiskinan Indonesia juga tidak begitu besar namun hubungannya negatif dan
signifikan.
24
menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk
merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah soial ekonomi umumnya
dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap
jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang termasuk angkatan kerja dan sudah
bekerja guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Simanjuntak mengelompokkan tenaga kerja menjadi dua
yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang bekerja
merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia.
Menurut BPS, Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang
termasuk angkatan kerja dan yang termasuk bukan angkatan kerja. Penggolongan usia
kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih.
Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang
mencari pekerjaan. Mereka yang sedang mencari pekerjaan itulah yang dinamakan
sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan
angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan
dan lain-lain.
25
Kerangka Pemikiran
Independen Dependen
Pertumbuhan Penduduk
(X1)
c. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Jumlah Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Papua.
26
d. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Pertumbuhan Penduduk, Angka
Ketergantungan (Dependency Ratio) dan Jumlah Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Melihat luasnya pembahasan mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi
pertumbuhan ekonomi di pulau papua, dalam penelitian ini saya memfokuskan
variabel dependennya adalah pertumbuhan penduduk, dependency ratio (DR) dan
27
tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan
analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis informasi kuantitatif.
28
3.4 Definisi Operational Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan
penduduk dan dependency ratio dan tenaga kerja dengan menggunakan ketiga
variabel yang telah diadopsi dari literatur-literatur yang ada dan digunakan oleh para
peneliti sebelumnya. Dengan demikian, variabel-variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
29
penduduk umur 15-64 tahun yang termasuk dalam kelompok produktif yang
dinyatakan dalam satuan persen (%).
¿
RK = P ( 0−14 ) + P 65+ P(15−64) ¿ x 100
RK : Rasio Ketergantungan
30
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas
dan Uji Autokorelasi.
a.Uji Normalitas
b.Uji Autokorelasi
31
3. Terjadi Autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas -2 (DW>-2)
c. Uji Multikolinearitas
d. Uji Heteroskedastisitas
32
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara apakah terdapat
pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Pengujian ini menggunakan uji
signifikansi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), baik secara
parsial dengan menggunakan uji t maupun simultan dengan uji F.
Dimana :
Y = Pertumbuhan Ekonomi
a = Konstanta
X1 = Pertumbuhan Penduduk
33
t. Hal ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
independennya.
34
1. Taraf signifikansi α = 5%. Asumsinya, apabila probabilitas t lebih besar
dari 0,05, maka tidak terdapat pegaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen, begitu pula sebaliknya.
2. Membandingkan nilai F tabel dengan nilai F hitung, dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika F hitung > F tabel, maka H0 di tolak
- Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima.
35
DAFTAR PUSTAKA
Data. BPS Provinsi Papua Barat. Papua Barat Dalam Angka, beberapa
terbitan.
Data. BPS Provinsi Papua. Papua Dalam Angka, beberapa terbitan.
Boediono,1985, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Gujarati, Damodar,1995, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain,
Erlangga, Jakarta
Mankiw, Gregory N.1999. Teori Makro Ekonomi, edisi keempat. Erlangga :
Jakarta.
Mudrajad Kuncoro, 2006, Ekonomika Pembangunan Teori , Masalah, dan
Kebijakan, STIM YKPN, Yogyakarta.
36
Iskandar, Putong. 2013. Economics, Pengantar Mikro dan Makro, Edisi
Kelima. Mitra Wacana Media : Jakarta.
Yesika Resiana Barimbing dan Ni Luh Karmini (2015). Pengaruh PAD,
Tenaga Kerja dan Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan provinsi
Bali. Universitas Udayana Bali.
Sulistiawati, Rini. 2012. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
dan Penyerapan Tenaga Kerja serta kesejahteraan masyarakat di Provinsi
Indonesia. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Universitas
Kalimantan.
Ayu Astuti, Windy. Hidayat, Muhammad dan Darwin, Ranti. 2017. Pengaruh
Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Pelalawan. Universitas Muhammadiyah Riau.
Suindiyah D, Sayekti. 2011. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan
Pengeluaran Pemerintah terhadap Petumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia, Surabaya.
Nizar, Chairul. dkk. 2013. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi serta hubungannya terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia. Universitas Udayana.
Sadono Sukirno, 2007, Ekonomi Pembangunan, Kencana Pers, Jakarta
Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1993), Makro Ekonomi,
Erlangga, Jakarta.
Suparmoko, M, 2002, Pengantar Ekonomi Makro, BPFE, Yogyakarta.
Todaro, Michael. (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta,
Erlangga.
Widarjono, Agus (2005), Ekonometrika, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,
FE UII, Yogyakarta.
37