Anda di halaman 1dari 22

Makalah Perekonomian Indonesia

Kependudukan Kota Dumai Provinsi Pekanbaru

DosenPembimbing

M.Fikry Hadi, SE,.M.Si

DisusunOleh :

Mustika Rosalina
Khendry
Ryan Hidayat Ramadhan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

EKONOMI PEMBANGUNAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "


Kependudukan dikota Dumai Provinsi Riau", yang mmenurut kami dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat. Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Perekonomian
Indonesia.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Pekanbaru, Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUA................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3

2.1.Fertilasi..................................................................................................................................3

2.2.Mortalitas...........................................................................................................................................6

2.3.Migrasi.............................................................................................................................................12

2.4.Proyeksi Penduduk...........................................................................................................................17

2.5.Tenaga Kerja........................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup
mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena
dikhawatirkan dapat menimbulkan dampk negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri
beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat
dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan
makin meningkat dari tahun ke tahun.

Pertambahan atau penurunan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen


demografi yaitu Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. Fertilitas (kelahiran) diartikan sebagai
hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Mortalitas (Kematian) adalah
keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen. Migrasi
(Perpindahan) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu
perhitungan ilmiah yang didsarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Ketiga
komponen ini yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk
dimasa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran,
kematian dan perpindahan dimasa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan
tren di masa lampau hingga saat ini.
Dalam makalah ini kami membahas kependudukan dikota dumai mengenai Kelahiran,
Kematian, migrasi dan Angkatan kerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 apa maksud dari fertilitas dan bagaimana jumlah fertilitas di kota dumai periode 2013
sd 2018?

1.2.2 apa yang dimaksud mortalitas dan bagaimana jumlah mortalitas di kota dumai periode
2013 sd 2018?

1.2.3 apa yang dimaksud migrasi dan bagaimana jumlah migrasi di kota dumai periode 2013
sd 2018?

1.2.4 apa yang dimaksud proyeksi penduduk dan bagaimana jumlah proyeksi penduduk di
kota dumai periode 2013 sd 2018?

1.2.5 apa yang dimaksud angkatan kerja dan bagaimana jumlah angkatan kerja di kota
dumai periode 2013 sd 2018?

1.3 TUJUAN
1.3.1 untuk mengetahui dari fertilitas dan bagaimana jumlah fertilitas di kota dumai
periode 2013 sd 2018
1.3.2 untuk mengrtahui dari mortalitas dan bagaimana jumlah mortalitas di kota dumai
periode 2013 sd 2018
1.3.3 untuk mengetahui dari migrasi dan bagaimana jumlah migrasi di kota dumai periode
2013 sd 2018
1.3.4 untuk mengetahui proyeksi penduduk dan bagaimana jumlah proyeksi penduduk di
kota dumai periode 2013 sd 2018
1.3.5 untuk mengetahui angkatan kerja dan bagaimana jumlah angkatan kerja di kota
dumai periode 2013 sd 2018
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FERTALITAS

2.1.1 Pengertian Fertalitas

Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk


(actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang
atau sekelompok perempuan.Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran
hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar
dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut
banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk
melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama
dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran
pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia. Istilah fertilitias sering disebut dengan
kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya
tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain
sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita.
Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still
live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.

Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam


reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut
infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya
mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada
petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada
tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat
satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun
tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah
melahirkan paling sedikit seorang bayi.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas


(kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih
dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua
orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang
meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu
orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang
telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut
menurun.

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Fertilitas

Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan menentukan fasilitas baik yang berupa
faktor demografi maupun faktor non demografi. Yang erupa faktor demografi diantaranya
adalah struktur umur, umur perkawinan, lama perkawinan, parita, distrupsi perkawinan dan
proporsi yang kawain, sedangkan faktor non demografi yang berupa faktor sosial, ekonomi
dan psikologi.

1) Teori Sosiologi tentang fertilitas (Davis dan Blake)


Kajian tentang fertilitas pada dasarnya bermula dari displin sosiologi. Sebelum
disiplin lain membahas secara sistematis tentang fertilitas, kajian sosiologis tentang
fertilitas sudah lebih dahulu mulai.
2) Ronald Freedman
Menurut Freedmen yang mempengaruhi terhadap fertilitas pada dasarnya juga
dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat. Pada akhirnya
perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu noema
tentang besarnya keluarga.
3) Teori Ekonomi Tentang Fertilitas
Pandangan bahwa faktor-faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
fertilitas bukanlah suatu hal yang baru. Dasar pemikiran utama dari teori “transisi
demografi” yang sudah dikenal luas adalah bahwa sejalan dnegan diadakannya
pembangunan sosial-ekonomi, maka fertilitas lebih merupakan suatu proses
ekonomis dari pada proses biologis.

2.1.3 Ukuan fertilitas

2.1.3.1 Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)


Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun
yang sama. Kegunaan perhitungan Angka Kelahiran Kasar ini adalah untuk mengetahui
tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.
Cara perhitungan Angka Kelahiran Kasar (CBR) adalah membagi jumlah kelahiran
pada tahun terentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P)
kali 1.000.
B
CBR= ×1.000
P
Keterangan:
CBR = Angka Kelahiran Kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Perhitungan Data Kelahiran Kasar kota Dumai


1.1 Angka Kelahiran di kota Dumai 2013-2018
             
kelahiran 2013 2014 2015 2016 2017 2018
bayi lahir 7463 7721 7786 7732 7738 8270.5

Sumber: BPS publikasi dumai dalam angka

1.3 jumlah penduduk dikota dumai 2013-2018


kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017 2018
dumai 274089 280109 285967 291908 297638 303292
Sumber: BPS publikasi dumai dalam angka
1.4 jumlah penduduk pertengahan tahun dikota dumai
kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017 2018
dumai 137044 140054 142983 145954 148819 151646
Sumber:data olahan

B
1. CBR2013= ×1000
P
7463
= 137044 x 1000

= 54.45
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 54 jiwa dari
kelahiran.

B
2. CBR2014= P ×1000

7721
= 140054 x 1000

= 55.12
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 55 jiwa dari
kelahiran.

B
3. CBR2015= P ×1000

7786
= 142983 x 1000

= 54.45
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 55 jiwa dari
kelahiran.

B
4. CBR2016= P ×1000

7947.5
= 145954 x 1000

= 54.45
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 55 jiwa dari
kelahiran.

B
5. CBR2017= P ×1000

8109
= 148819 x 1000

= 54.48
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 55 jiwa dari
kelahiran.

B
6. CBR2018= P ×1000

8270.5
= 151646 x 1000

= 54.18
Artinya dari 1000 penduduk ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 54 jiwa dari
kelahiran.

2.2 MORTALITAS

2.2.1 Pengertian Mortalitas

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan
keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik
turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan.
Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat
kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:

1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu
bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah
kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan
tanpa melihat lamanya dalam kandungan.

3.Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan
kurang dari satu tahun.

4.Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu
tahun.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas

1.    Pendidikan

Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi
tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti
berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.Pendidikan memberi kepercayaan diri
kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri. Dalam
hal ini ada 3 faktor yaitu :

a) Berkurangnya fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak.


b) Kesanggupan yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya
fasilitas kesehatan.
c) Perubahan perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan
titik berat kekuasaan dari sesepuh kepada anak.

Analalisis khusus mengelompokkan ibu-ibu yang bisa baca tulis , serta yang
mengikuti sekolah baik formal maupun non formal terdapat angka kematian yang berbeda.

2.    Pendapatan

Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk


kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah
saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayi/anak.Apabila salah satu indikator
sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak, ternyata terdapat
hubungan yang negatif.

3.    Kesehatan

Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya
yang terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para
medis, terhadap jumlah penduduk.

4.    Faktor Demografi

Yang dipilih adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total (TFR). Apabila
tertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan posifit antara
mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu faktor
diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain.

2.2.3 Ukuran Mortalitas


2.2.3.1 Angka Kematian Kasar (CDR)

Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Secara konvensional, angka kematian
untuk 1.000 orang dapat dinyatakan dengan :

D
CDR= ×k
P

Dimana :

CDR = angka kematian kasar/crude death rate.

D = jumlah kematian pada tahun x.

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x.

k = 1000

Data Kota Dumai

1.2 Jumlah kematian neonatal dan bayi di kota dumai 2013-2018


kematian 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Neonatal 11.87 11.05 11.17 9.84    
Bayi 114 103 92 81 70 59
Sumber:dinas kesehatan kota dumai

1.4 jumlah penduduk pertengahan tahun dikota dumai


kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017 2018
dumai 137044 140054 142983 145954 148819 151646
Sumber:data olahan

Perhitungan Angka Kematian Kasar Kota Dumai

D
CDR2013 = ×k
P
114
= × 1000
137044
= 0.83
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal.
D
CDR2014 = ×k
P
103
= × 1000
140054
= 0.73
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal
D
CDR2015 = ×k
P
92
= ×1000
142983
= 0.64
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal
D
CDR2016 = ×k
P
81
= × 1000
145954
= 0.55
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal
D
CDR2017 = ×k
P
70
= ×1000
148819
= 0.47
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal
D
CDR2018 = ×k
P
59
= ×1000
151646
= 0.38
Artinya, dari 1000 penduduk ada 0 yang meninggal

2.3 MIGRASI

2.3.1 Pengertian Migrasi

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah


perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang
bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional,
dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen
disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

2.3.2 Jenis-Jenis Migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal
tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara


lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
a) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran.
c) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
2. Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara.
Migrasi nasional /internal terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

2.3.3 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi, adalah sebagai berikut :

1. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru.

2. Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah
longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya.

3. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan
seperti peperangan, dan konflik antar kelompok.

2.3.4 Ukuran Migrasi

Data Migrasi Kota Dumai

1.6 Migrasi
Migrasi 2015
12134
migrasi masuk 5
migrasi keluar 38715
migrasi netto 83630
Sumber: medianeliti, statistik migrasi riau survei penduduk antar sensus 2015

1. Angka Migrasi Masuk


Angka yang menunjukkan banyak migrasi yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah
tujuan dalam waktu satu tahun.
I
mi= XK
P
Dimana :
mi = angka migrasi masuk
I = jumlah migrasi masuk
P = penduduk pertengahan tahun
Berdasarkan data sensus migrasi masuk di Kota Dumai pada tahun 2015 yaitu 121.345 jiwa.
Maka berdasarkan data sensus tersebut dapat dirumuskan
121.345
m 2015= X 1.000
142.954
= 848.839
Artinya dari 1.000 penduduk kota dumai ada 848 orang yang merupakan migrasi masuk
dikota dumai

2. Angka Migrasi Keluar


Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah
asal dalam waktu satu tahun.
0
mo= XK
p
Dimana :
Mo = angka migrasi keluar
1 = jumlah migrasi keluar
P = penduduk pertengahan tahun
Berdasarkan data sensus migrasi keluar di Kota Dumai pada tahun 2015 yaitu 38.715 jiwa.
Maka berdasarkan data sensus tersebut dapat dirumuskan :
38.715
m 2015= X 1.000
142.954
= 270.821
Artinya dari 1.000 penduduk didumai ada 270 orang yang merupakan migrasi keluar dikota
dumai.

3. Migrasi Netto
Angka migrasi netto (mn) merupakan selisih antara banyaknya migrasi yang masuk (I) dan
banyaknya migrasi yang keluar (O) pada suatu wilayah, per 1000 jiwa dalam satu tahun.
I −O
Mn = P
xK

Dimana :
mn = angka migrasi netto.
I = jumlah migran yang masuk.
O = jumlah migran yang keluar.
P = biasanya adalah jumlah penduduk di pertengahan tahun

I −O
Mn2015 = xK
P
121345−38715
= x 1.000
142954
= 578.081
Artinya dari 1.000 penduduk dikota dumai ada 578 orang yang migrasi Netto didumai.

2.4 Proyeksi Penduduk

Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan 
Datang. berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk
waktu yang akan datang. Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa
yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkatan resiko dari kesalahan,
Maka diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, yang
didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan populasi peternakan di masa depan
secara objektif. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi
suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi).

2.4.1 Metode Penyusunan Proyeksi Penduduk

1.3 jumlah penduduk dikota dumai 2013-2018


kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017 2018
dumai 274089 280109 285967 291908 297638 303292
Sumber: BPS publikasi dumai dalam angka

2.4.1.1 Perkiraan antar sensus

m
Pm = P0 + n (Pn – P0)
Dimana :

P0 = jumlah penduduk tahun n


Pn = jumlah penduduk pada tahun (penduduk dasar) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun M)
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

m
Pm = P0 +
(P – P )
n n 0
2019−2013
P2019 = 274089 + (303292-274089)
2018−2013
6
= 274089 + x29203
5
= 274089 + 35043
=309132
Berdasarkan hasil diatas, maka perkiraan penduduk d Kota Dumai pada tahun 2019 adalah
sebanyak 309132 jiwa.

2.4.1.2 Metode Geometrik

Rumus : Pn = P0(1 + r )n
Jumlah penduduk di Kabupaten Dumai menurut SP 2013 adalah 274.089 jiwa dan menurut
SP 2018 adalah 303.292jiwa. Jika diasumsikan penduduk bertambah secara geometrik
dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,2 % per tahun selama periode 2013-2018,
maka pada tahun 2019 jumlah penduduk di kota Dumai diperkirakan sebesar :
P2019 = 274.089 (1 + 0,016)2018-2013
= 274.089 (1.16)6
= 274.089 (2.436)
= 667.680 jiwa

2.4.1.3 Metode Aritmatika


Jumlah penduduk di kabupaten dumai menurut SP 2013 adalah 274.089 jiwa dan
menurut SP 2018 adalah 303.292 jiwa. Jika diasumsikan penduduk bertambah setiap
303.292−274.089
tahunnya selama periode 2013-2018 yaitu sebesar = 4.8671 jiwa, maka
6
pada tahun 2019 jumlah penduduk di kota dumai di perkirakan sebesar 303.292 + 4.8671 =
308.159 jiwa.
Penentuan Rumus Angka Pertumbuhan Penduduk Aritmatika.
Pn = P0 (1 + rn)
(Pn/P0) = 1 + rn
(Pn/P0) – 1 = rn
303.292
r=
Pn
P0{( ) } {(
−1 r = 274.089
6
−1) }
1.10−1
r= ( 4 )
= 0.016 atau 16% Per tahun

2.5 Tenaga Kerja

2.5.1 Ukuran –Ukuran Dasar Angkatan Kerja

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


TPAK adalah angka yang menunjukkan persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja.angka TPAK digunakan sebagai dasar mengetahui Penduduk yag aktif
bekerja atau mencari Pekerjaan.
Angkatan Kerja
TPAK = X 100
Penduduk Usia Kerja
120.250
TPAK 2013 = 276.207 X 100

= 43.53

64.14
TPAK 2014 = X 100
276.282

= 23.2

125.545
TPAK 2015 = X 100
285.967

= 43.90
132.113
TPAK 2016 = X 100
291.908

= 45.25

135.684
TPAK 2017 = X 100
297.638

= 45.58

136.112
TPAK 2018 = X 100
303.292

= 44.87

2. Angka penyerapan angkatan kerja


Angka penyerapan angkatan kerja adalah angka yang menunjukan beberapa banyak dari
jumlah angkatan kerja yang menyatakan sedang bekerja pada saat pencacahan.
Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja
Angka Employment = x 100
Jumlah Angkatan Kerja Total

108.704
Angka Employment 2013 = X 100
120.250
= 90.39
57.98
Angka Employment 2014 = X 100
64.14
= 90.39

114.066
Angka Employment 2015 = X 100
125.545

= 90.85

117.280
Angka Employment 2016 = X 100
132.113
= 88.77

123.550
Angka Employment 2017 = X 100
135.684
= 91.05

127.897
Angka Employment 2018 = X 100
136.112
= 93.96

3. Tingkat Pengangguran (TP)


Tingkat pengangguran adalah presentase yang ingin bekerja, tetapi tidak memiliki
pekerjaan.
Jumla h angkatan kerja yang mencari kerja
TP= X 100
Jumla h Angkatan Kerja

11.546
TP 2013 = X 100
120.250

= 9.60
9.60
TP 2014 = X 100
64.14
= 14.9
9.14
TP 2015 = X 100
125.545
= 7.28
11.23
TP 2016 = X 100
132.113
= 8.50
8.849
TP 2017 = X 100
135.684
= 6.521
4.174
TP 2018 = X 100
136.112
= 3.066
BAB III

SOLUSI PERMASALAHAN

3.1 Solusi Fertilitas

Anda mungkin juga menyukai