Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

KAJIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BASIS DATA SPASIAL


OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BERBASIS OPEN SOURCE
(Studi Kasus : Kelurahan Tembalang)
Wiwik Levitasari, Arief Laila Nugraha, Fauzi Janu Amarrohman*)

Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Telp.(024)76480785, 76480788
Email : l3vitaarne@gmail.com*)

ABSTRAK
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar bagi suatu daerah.
Sekarang ini pemerintah sedang gencar dalam hal melakukan penarikan Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan adanya
Undang-undang No. 28 tahun 2009 mengenai pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan, sekarang ini tidak dikelola
oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melainkan akan dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Dengan adanya
perpindahan pengelolaan dan adanya optimalisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut maka dibutuhkan
suatu sistem basis data yang user friendly sehingga dapat mendukung pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Dalam implementasinya, penelitian ini menggunakan software basis data berbasis open source yaitu
PostgreSQL 9.4 dan PostGIS 2.0 serta menggunakan software QuantumGIS 2.18.6 sebagai visualisasi hasil dari data
spasialnya. Pembangunan basis data dimulai dengan perancangan model basis data konseptual, logikal dan fisikal
sehingga menghasilkan tabel-tabel yang dibutuhkan dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan. Basis data
spasial hasil perancangan dilakukan pengujian yang terdiri dari 2 pengujian yaitu pengujian sistem dan pengujian
usability untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembuatan basis data spasial Objek Pajak bumi dan Bangunan.
Hasil dari penelitian diperoleh basis data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan yang disimpan dalam
software DBMS. Basis data spasial ini terdiri dari 10 tabel yang meliputi tabel kelurahan, jalan, sungai, simbol,
garis, blok, bidang, bangunan, wajib pajak dan PBB terhutang. Pengujian sistem diperoleh persentase keberhasilan
pemrosesan query sebesar 100%, waktu pemrosesan query tercepat adalah 11 msec, waktu pemrosesan query
terlama adalah 513 msec sehingga diperoleh rata-rata waktu pemrosesan query yang diuji adalah 106.625 msec.
Pengujian usability diperoleh 80% responden setuju bahwa sistem basis data spasial mudah digunakan, 80%
reponden setuju bahwa basis data spasial mampu mengelola data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan dengan
baik, 80% setuju bahwa tampilan dari basis data spasial ini mudah dipahami, 80% setuju bahwa informasi yang
dihasilkan dari pemrosesan query basis data spasial tepat, 80% setuju bahwa waktu untuk pemrosesan query sistem
basis data spasial membutuhkan waktu yang cepat. Secara keseluruhan, hasil pengujian usability diperoleh
persentase sebesar 80% dan masuk ke dalam kriteria layak.
Kata Kunci: Basis Data Spasial, Open Source, Pajak Bumi dan Bangunan

ABSTRACT
Land and Building Tax is one of the major sources of income for a region. Currently, the government is
being intensively involved in withdrawing the Land and Building Tax. With the existence of Law number 28 of 2009
on the management of land and building taxes, is currently not managed by the Directorate General of Tax (DJP)
but will be managed by the local government. With the transfer of management and the optimization of Land and
Building Tax revenue is needed a user-friendly database system that can support the management of land and
building tax.
In its implementation, this research uses open source database based software that is PostgreSQL 9.4
and PostGIS 2.0 and use QuantumGIS 2.18.6 software as visualization result of spatial data. Database development
begins with the design of conceptual, logical and physical database model to generate tables needed in the
management of land and building tax. Spatial database of design results are tested consisting of 2 tests, namely
system testing and usability testing to determine the success rate of making spatial databases objects of land and
building tax.
The result of this research is obtained spatial database object of Land and Building Tax which is stored
in DBMS software. This spatial database consists of 10 tables that include tables of urban villages, roads, rivers,
symbols, lines, blocks, fields, buildings, taxpayers and PBB payable. The system test obtained the percentage of
query processing success of 100%, the fastest query processing time is 11 msec, the longest query processing time is
513 msec so that the average time of query processing is 106.625 msec. The usability test obtained 80% of
respondents agree that the spatial database system is easy to use, 80% of respondents agree that spatial database is
able to manage spatial data of objects of land and building tax well, 80% agree that the view of this spatial
database is easy to understand, 80% agree that the information generated from the query processing of spatial
databases is correct, 80% agree that the time for query processing of spatial database system takes a fast time.
Overall, the results of usability testing obtained percentage of 80% and entered into criteria worthy.
Keywords: Spatial Database, Open Source, Land and Building Tax
*)Penulis Utama, Penanggung Jawab

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 236


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
I. Pendahuluan open source yaitu PostgreSQL, PostGIS dan
I.1 Latar Belakang QuantumGIS diharapkan mampu untuk membantu
Semakin berkembangnya teknologi di bidang pengelolaan dan penerimaan Pajak Bumi dan
komunikasi maka memberikan dampak yang begitu Bangunan secara optimal.
besar dalam kemudahan mencari suatu informasi yang
dibutuhkan. Perkembangan teknologi ini mempunyai I.2 Perumusan Masalah
peran yang sangat besar di berbagai bidang terutama di Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
bidang perpajakan, salah satunya yaitu Pajak Bumi dan adalah :
Bangunan (PBB). PBB saat ini merupakan salah satu 1. Bagaimana membuat basis data spasial objek
pendapatan aset pemerintah daerah yang paling tinggi. Pajak Bumi dan Bangunan berbasis open
Penerimaan pajak melalui sektor ini perlu source?
dimaksimalkan agar mampu meningkatkan pendapatan 2. Bagaimana kemampuan software open source
APBD pemerintah daerah sehingga dapat membantu dalam pengelolaan dan penerimaan objek Pajak
bidang perekonomian masyarakat dan pembangunan Bumi dan Bangunan?
infrastruktur daerah.
Menurut Gani, dkk (2016), Pajak Bumi dan I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bangunan adalah pajak negara yang dengan objek Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini
yang dikenai pajak adalah bumi dan bangunan. Pajak adalah :
Bumi dan Bangunan diatur dalam Undang-undang No. 1. Menghasilkan suatu basis data spasial
12 Tahun 1985 dan telah disempurnakan dengan pengelolaan dan penerimaan objek Pajak Bumi
Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak dan Bangunan.
Bumi dan Bangunan. Dalam Undang-undang tersebut 2. Mengetahui kinerja dari software open source
telah disebutkan bahwa yang menjadi objek pajak dari PostgreSQL, PostGIS dan QuantumGIS dalam
Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek bumi dan pengelolaan dan penerimaan objek Pajak Bumi
bangunan. Oleh karena itu masyarakat wajib dan Bangunan.
membayar Pajak Bumi dan Bangunan sehubungan
dengan hak atas bumi dan/atau perolehan manfaat atas I.4 Ruang Lingkup Penelitian
bumi dan/atau kepemilikan, pengusaan dan/atau Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah :
perolehan manfaat atas bangunan. 1. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Sekarang ini, pengelolaan pajak tidak dilakukan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota
oleh pihak DJP (Direktorat Jenderal Pajak) melainkan Semarang.
dikelola oleh pemerintah daerah setempat. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Perpindahan pengelolaan ini diatur dalam Undang- adalah data atribut dan data spasial objek Pajak
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Bumi dan Bangunan Kelurahan Tembalang
dan Retribusi Daerah (Zubaidiyah, 2013). Maka dari yang diperoleh dari instansi pemerintah
itu, untuk mengatasi pelimpahan wewenang tersebut Bapenda Kota Semarang.
diperlukanlah suatu sistem basis data Pajak Bumi dan 3. Pengolahan data dalam penelitian ini
Bangunan untuk mempermudah dalam penerimaan menggunakan software PostgreSQL versi 9.4,
dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam PostGIS 2.0 dan QuantumGIS 2.18.6.
pembuatan basis data ini tentunya membutuhkan biaya 4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yang tidak sedikit. Dengan memanfaatkan teknologi adalah metode perancangan basis data spasial.
yang berkembang saat ini maka muncul suatu software 5. Proses updating data mencakup data atribut dan
basis data yang berbasis open source (terbuka). data spasial yang meliputi pemecahan dan
Software ini bebas dipakai dan tidak berbayar. penggabungan.
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di kantor 6. Data record luas bumi dan bangunan yang
Bapenda Kota Semarang dengan mengambil studi digunakan dalam pengolahan adalah data
kasus di wilayah Kelurahan Tembalang, Kecamatan record luas sesuai dengan luas di data
Tembalang. Saat ini instansi terkait sudah spasialnya.
menggunakan basis data berbasis open source yaitu 7. Data NJOP untuk PBB Terhutang yang
dengan menggunakan software postgreSQL, tetapi digunakan berupa data simulasi untuk pengujian
informasi yang disajikan hanya dalam bentuk data basis data spasial.
atribut saja dan tidak bisa menampilkan informasi
spasialnya. Data Objek Pajak Bumi dan Bangunan di II. Tinjauan Pustaka
Kelurahan Tembalang tersebut dilakukan perancangan II.1 Pajak Bumi dan Bangunan
basis data spasial menggunakan software DBMS dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan
dilakukan proses pengujian di instansi terkait. pajak yang bersifat kebendaan, dan besarnya ketetapan
Kemampuan software open source dalam pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak ditentukan
pembangunan basis data spasial Pajak Bumi dan oleh letak, ukuran dan kualitas suatu objek pajak.
Bangunan diteliti dalam penelitian ini. Dengan Letak objek pajak dapat diketahui dari suatu peta,
menggunakan software basis data spasial berbasis sehingga penggunaan peta sebagai suatu sarana

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 237


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
pelengkap administrasi pemungutan PBB sangat Perancangan basis data dibagi menjadi 3 tahap:
dibutuhkan (Zubaidiyah, 2013). 1. Desain basis data konseptual
II.1.1 Objek dan Subjek Pajak Desain basis data konseptual adalah proses
Objek dari PBB adalah Bumi dan atau membangun suatu model perusahaan
Bangunan. Menurut UU No.12 Tahun 1994 (LN berdasarkan informasi yang digunakan oleh
1994/62; TLN NO. 3569), dapat diartikan sebagai perusahaan atau organisasi tanpa pertimbangan
permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di perencanaan fisik (Kemenristek, 2013).
bawahnya. Sedangkan permukaan bumi meliputi tanah 2. Desain basis data logikal
dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Desain basis data logikal adalah proses
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau pembuatan suatu model informasi yang
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/ atau perairan. digunakan pada perusahaan berdasarkan pada
Di dalam penjelasan UU No.12 Tahun 1994 yang model data yang spesifik tetapi tidak tergantung
termasuk bangunan adalah jalan lingkungan dalam dari Database management system (DBMS)
suatu komplek bangunan, jalan tol, kolam renang, yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain
pagar mewah, taman mewah, tempat olahraga, (Kemenristek, 2013).
galangan kapal, dermaga, tempat penampungan/kilang 3. Desain basis data fisikal
minyak, air dan gas, pipa minyak, fasilitas lain yang Desain basis data fisikal yaitu proses pembuatan
memberi manfaat. deskripsi dari suatu implementasi basis data
pada secondary storge. Hal ini
II.2 Sistem Informasi Geografis mendeskripsikan base relation, organisasi file
Sistem Informasi Geografis atau Geographic dan indeks yang digunakan untuk mencapai
Information System adalah sebuah sistem yang efisiensi akses ke dalam data dan associated
didesain untuk menangkap, menyimpan, integrity constraints yang lainnya dan security
memanipulasi, menganalisa, mengatur dan measures (Kemenristek, 2013).
menampilkan seluruh jenis data geografis (Irwansyah,
2013). II.5 PostgreSQL
Akronim SIG terkadang dipakai sebagai istilah PostgreSQL atau sering disebut Postgres
untuk geographical information science atau merupakan salah satu dari sejumlah database besar
geospatial information studies yang merupakan ilmu yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja
studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan yang tinggi. Penggunaannya begitu meluas di berbagai
Geographic Information System. Dalam artian platform dan didukung oleh banyak bahasa
sederhana sistem informasi geografis dapat pemrograman. Postgres sudah digunakan untuk
disimpulkan sebagai gabungan kartografi, analisis berbagai aplikasi seperti web, billing system, dan
statistik dan teknologi sistem basis data (database) sistem informasi besar lainnya. PostgreSQL pertama
(Prahasta, 2009). kali ada pada tahun 1996. PostgreSQL merupakan
database server yang bersifat open source, memiliki
II.3 Sistem Basis Data lisensi GPL (General Public License) dan merupakan
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) salah satu dari sejumlah database server (Kusumawati,
yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional 2016).
(dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling
berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan II.6 PostGIS
untuk memenuhi suatu proses tertentu (Fathansyah, PostGIS adalah ekstensi dari PostgreSQL yang
2012). Pengelola atau penggerak basis data secara bersifat object relational database server yang
langsung adalah program/aplikasi (software). mempunyai kemampuan untuk menyimpan fitur SIG
Gabungan keduanya (basis data dan pengelolanya) dalam database server (PostGISteam, 2010). PostGIS
menghasilkan sebuah sistem. Karena itu, secara umum adalah software Open Source yang tidak perlu
sebuah sistem basis data merupakan sistem yang membeli lisensi untuk menggunakannya. PostGIS
terdiri atas kumpulan tabel data yang saling dikembangkan oleh Refractions Research of Victoria
berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sebagai proyek penelitian teknologi database spasial.
sistem komputer) dan sekumpulan program (yang PostGIS ini mendukung semua fungsi dan
biasa disebut DBMS/ Data Base Management System) objek yang didefinisikan oleh openGIS, yaitu Simple
yang memungkinkan beberapa pemakai dan/atau Features for SQL specification. PostGIS didesain
program lain untuk mengakses dan memanipulasi untuk mengimplementasikan SQL 92 untuk jenis data
tabel-tabel data tersebut. geometri pada PostgreSQL.

II.4 Perancangan Basis Data II.7 QuantumGIS


Perancangan basis data merupakan proses QuantumGIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi
menciptakan perancangan untuk basis data yang akan sistem informasi geografis sumber terbuka dan lintas
mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Connolly, platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem
2002 dalam Kemenristek, 2013). operasi. QGIS juga memiliki kemampuan untuk

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 238


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
bekerjasamanya dengan paket aplikasi komersil
terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan
fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS paa
umumnya. Menggunakan plugins dan fitur inti (core
features) dimungkinkan untuk memvisualisasi
(meragakan) pemetaan (maps) untuk kemudian diedit
dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap.
Pengguna dapat menggabungkan data yang dimiliki
untuk dianalisa, diedit, dan dikelola sesuai dengan apa
yang diinginkan (Agus, 2012 dalam Gunadi, 2015).
II.8 Pengujian
II.8.1 Pengujian Sistem
Pengujian bermaksud untuk mengetahui
software yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang
sesuai dengan tujuan perancangan software tersebut.
Menurut Sugiono (2012), perhitungan
persentase hasil pengujian dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
........................................................(1)
Keterangan:
P : Persentase hasil pengujian
f : Frekuensi dari setiap jawaban
N : Jumlah skor ideal
100 : Bilangan tetap
II.8.2 Pengujian Usability
Pengujian Usability dapat juga diartikan sebagai
suatu ukuran, dimana pengguna dapat mengakses
fungsionalitas dari sebuah sistem dengan efektif,
efisien dan memuaskan dalam mencapai tujuan Gambar 1 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)
tertentu.
Rumus untuk menentukan total persentase III.2 Lokasi Penelitian
capaian adalah sebagai berikut (Sugiono, 2012) : Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Tembalang, Semarang. Kelurahan Tembalang
......................................................(2)
merupakan bagian dari Kecamatan Tembalang yang
Dengan keterangan sebagai berikut: secara geografis terletak di antara 109º35'-110º50'
Pr : Persentase capaian Bujur Timur dan 6º50'-7º10' Lintang Selatan.
SC : Jumlah skor capaian Kelurahan Tembalang mempunyai luas 392,26 Ha
SI : Jumalah skor ideal yang terdiri dari 37 RT dan 8 RW. Kelurahan
100 : Jumlah tetap Tembalang sebagian besar wilayahnya adalah area
kampus Universitas Diponegoro Semarang.
III Metodologi Penelitian
III.1 Diagram Alir Penelitian III.3 Alat dan Bahan Penelitian
Tahap pengolahan data pada penelitian ini dapat III.3.1 Alat
dilihat dalam diagram alir pada Gambar 1: 1. Hardware
a. Laptop Compaq PresarioCQ41 (Processor
Pentium ® Dual-Core CPU, 2.20 GHz,
RAM 3 GB, OS Windows 7 Ultimate 32-
bit
b. GPS Handheld untuk cek validasi lapangan
c. Kamera untuk dokumentasi
2. Software
a. PostgreSQL 9.4 untuk pembangunan basis
spasial
b. PostGIS 2.20 untuk ekstensi data spasial
c. QuantumGIS 2.18.6 untuk visualisasi
spasial
d. Microsoft Office 2010 untuk pembuatan
laporan
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian e. Microsoft Visio 2010 untuk pembuatan ER
Diagram dan diagram alir penelitian

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 239


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
III.3.2 Bahan Penelitian III.4.2 Perancangan Model Logikal
Bahan penelitian dalam penelitian ini adalah Pada perancangan basis data logikal ini berisi
sebagai berikut: rangkaian hasil tahapan perancangan basis data
1. Data Atribut objek Pajak Bumi dan Bangunan konseptual. Pada tahap ini dilakukan pemetaan proses
yang meliputi data wajib pajak, data PBB perancangan basis data konseptual menjadi suatu
terhutang dalam bentuk excel. model basis data yang akan digunakan dalam
2. Data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan penelitian. Langkah pertama yang dilakukan dalam
yang meliputi layer bidang, bangunan, blok, tahap ini adalah dengan penentuan atribut dari setiap
jalan, sungai, simbol dan garis dalam bentuk entitas beserta primary key dan foreign key-nya.
shapefile. Kemudian menentukan relasi antar entitas atau antar
III.4 Perancangan Basis Data Spasial tabel. Perancangan logikal dapat dilihat pada Gambar
Perancangan basis data spasial meliputi 3.
perancangan model konseptual, model logikal dan
model fisikal. Tahapan perancangan model basis data
ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model basis
data yang terstruktur dan saling terintegrasi.
III.4.1 Perancangan Model Konseptual
Pada tahapan perancangan basis data konseptual
berisi kegiatan mempertimbangkan kebutuhan dari
sistem informasi yang akan dibangun dan penyusun
entitas yang diperlukan dalam penelitian ini. Tujuan
dari tahapan ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur
penyusun apa saja yang akan dibangun dan diteliti.
Perancangan konseptual ini menggunakan cara
pemodelan hubungan antar entitas atau yang sering
disebut dengan Entity Relationship/E-R. Pemodelan
ini digambarkan dalam bentuk diagram E-R.
Pemodelan E-R ini terdiri dari 3 konsep dasar yaitu
entitas, hubungan antar entitas serta atribut dari
entitas.Perancangan ER-Diagram basis data spasial
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3 Perancangan Model Logikal


III.4.3 Perancangan Model Fisikal
Pada perancangan basis data fisikal berisi
kegiatan mengimplementasikan hasil dari perancangan
logikal menjadi suatu data yang tersimpan dalam suatu
disk dengan menggunakan software PostgreSQL serta
PostGIS. Tahapan ini bertujuan agar data disimpan
dalam suatu sistem manajemen basis data. Entitas dan
atribut yang sudah dirancang dan diklasifikasikan pada
tahapan sebelumnya ditransformasikan menjadi bentuk
tabel. Oleh karena itu dibentuk tabel skeleton dahulu
untuk mempermudah dalam perancangan model basis
data fisikal. Tabel skeleteon dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tabel Skeleton Model Fisikal
No Entitas Atribut
1. Kelurahan #Id_Kelurahan, nama
kelurahan, Nama kecamatan,
geometri
2. Blok #id_blok, id_kel, geom
geometry
Gambar 2 Perancangan Model Konseptual

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 240


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
Tabel 1 Tabel Skeleton Model Fisikal (Lanjutan) yang diadaptasi dari penelitian Kusuma, dkk (2016),
No Entitas Atribut dengan kriteria kelayakan seperti pada Tabel 3.
3. Bidang #d_nop, d_luas, znt, id_blok, Tabel 3 Kriteria Kelayakan (Kusuma, dkk, 2016)
geom geometry Angka (%) Klasifikasi
4. Bangunan #no_bgn, d_nop, d_luas, <21 Sangat tidak layak
geom geometry 21-40 Tidak layak
5. Wajib Pajak #id_wp, nm_wp, alamat_wp, 41-60 Cukup
alamat_op, kelurahan_wp 61-80 Layak
6. Jalan #id_jalan, nm_jalan, 81-100 Sangat Layak
lbr_jalan, geom geometry
7. Sungai #id_sungai, nm_sungai, IV Hasil dan Pembahasan
lbr_sungai, geom geometry IV.1 Hasil dan Pembahasan Kontrol Kualitas
8. Simbol #id_simbol, nm_simbol, Data
geom geometry 1. Pengecekan Data
9. Garis #id_garis, geom geometry Hasil pengecekan data secara lengkap bisa
10. PBB #d_nop, znt, luas_bgn, dilihat pada Tabel 4.
Terhutang luas_bumi, jml_bid, jml_bgn, Tabel 4 Hasil Pengecekan Data
hrg_bum_m2, hrg_bgn_m2, Jumlah Jenis Obyek
Kode Blok
nilai_bumi, nilai_bgn, Bidang Bangunan
njoptkp, pbb_terhut, tgl 3374050006001 673 423
3374050006002 354 26
III.5 Pengujian 3374050006003 63 0
Basis data spasial dilakukan pengujian untuk 3374050006004 45 9
mngetahui tingkat keberhasilan pembuatan basis data 3374050006005 71 0
yang meliputi 2 pengujian yaitu pengujian sistem dan 3374050006006 47 0
pengujian usability. 3374050006007 314 182
III.5.1 Pengujian Sistem 3374050006008 319 112
Pengujian sistem dilakukan dengan pemasukan 3374050006009 278 133
query informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Hasil 3374050006010 257 159
dari pemasukan query ini adalah status berhasil atau 3374050006011 82 67
tidak berhasil query yang diproses oleh sistem. 3374050006012 193 164
Pengujian sistem juga digunakan untuk mengetahui 3374050006013 405 200
waktu atau kecepatan sistem dalam memproses query 3374050006014 251 108
dan mengetahui visualisasi hasil pemrosesan query Berdasarkan hasil pengecekan data yang
dalam bentuk spasial (peta). sudah dilakukan masih terdapat objek PBB di
III.5.2 Pengujian Usability Kelurahan Tembalang yang belum
Pengujian usability digunakan untuk teridentifikasi NOP nya. Objek yang belum
memastikan apakah sistem yang telah dibuat dapat teridentifikasi paling banyak terdapat di blok 1,
diterima oleh pihak instansi atau tidak. Pengujian ini dikarenakan di blok 1 sebagian besar terdiri
dilakukan dengan menyebar 3 kuesioner kepada dari tanah kosong sehingga belum diketahui
responden dengan 5 pertanyaan. Responden penelitian siapa pemilik tanah tersebut. Untuk mengatasi
adalah pegawai bagian basis data instansi terkait. data spasial yang tidak ada NOP nya, peneliti
Kategori penilaian mengacu pada penelitian Kusuma, mengisi NOP objek bidang tersebut urut sesuai
dkk (2016) dengan pengukuran skala likert dengan nomor urutan terakhir dalam satu blok tersebut.
skor dan kriteria jawaban seperti pada Tabel 2. Pemberian NOP tersebut digunakan untuk
Tabel 2 Kriteria Jawaban (Kusuma, dkk, 2016) mempermudah pembangunan basis data spasial
Skor Kriteria Jawaban dalam pembuatan primary key dimana dalam
5 Sangat Setuju (SS) primary key tidak boleh kosong (Set not null)
4 Setuju (S) dan harus bersifat unik.
3 Ragu (R) 2. Hasil Validasi Lapangan
2 Tidak Setuju (TS) Dari survei yang telah dilakukan, didapat hasil
1 Sangat Tidak Setuju (STS) dari validasi lapangan dapat dilihat pada Tabel
Selanjutnya menghitung persentase hasil setiap 5.
item pertanyaan menggunakan rumus persentase pada Tabel 5 Hasil Validasi Lapangan
(1). Setelah itu, melakukan perhitungan total skor hasil Koordinat Koordinat Keterangan
pengujian usability menggunakan rumus total No
X (m) Y (m) Bdg Bgn
persentase pada (2). Setelah didapat hasil persentase 1 437812 9219321 √ √
pengujian usability, selanjutnya mengkonfirmasikan 2 437876 9219294 √ √
persentase (%) skor capaian responden dengan
3 438171 9219499 √ -
kriteria/standard keberhasilan. Kualifikasi/kriteria
Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 241
Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
Tabel 5 Hasil Validasi Lapangan (Lanjutan) IV.3 Hasil dan Pembahsan Pengujian
No Koordinat Koordinat Jumlah IV.3.1 Pengujian Sistem
X (m) Y (m) Bdg Bgn Pengujian dilakukan dengan menjalankan
4 437997 9219328 √ √ query spasial pada Sql editor basis data spasial hasil
5 438090 9219217 √ - perancangan. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini
6 438389 9219691 √ - adalah sebagai berikut:
7 438397 9219755 √ - 1. Ketepatan informasi yang dihasilkan
8 438143 9219856 √ - Hasil dari pengujian basis data ini adalah
9 437918 9219818 √ - status berhasil atau tidak pengujian query yang
10 437690 9219671 √ - dilakukan, informasi yang dihasilkan tepat atau
…. ………. ………… ….. ….. tidak. Adapun hasil pengujian yaitu dengan
pemasukan query yang diuji secara lengkap
41 437984 9220029 √ √
dapat dilihat pada Tabel 8.
42 437311 9220223 √ √
Tabel 8 Hasil Pengujian Sistem
Dari 42 titik sampel yang diperoleh dari
No Informasi Pertanyaan Status
survei lapangan, sebanyak 40 titik valid antara
(Query)
objek PBB di dalam data dengan di lapangan.
Hasil validasi diperoleh persentase sebesar 1. Pencarian luas bidang tanah
95.238% data valid dan sesuai dengan di Menampilkan bidang tanah Berhasil
lapangan. dengan luas >200 m2
Keterangan: Menampilkan bidang tanah Berhasil
Bdg : Bidang, dengan luas <200 m2
Bgn : Bangunan Menampilkan bidang tanah Berhasil
yang paling luas
IV.2 Hasil dan Pembahasan Perancangan Basis Menampilkan bidang tanah Berhasil
Data Spasial yang paling kecil
Perancangan basis data spasial menghasilkan 10 Menghitung luas rata-rata Berhasil
tabel. Basis data spasial tersebut terdapat hubungan bidang tanah
relationship antara tabel yang satu dengan tabel yang 2. Pencarian lokasi bidang
lain. Ada 7 data yang mempunyai kolom bertipe tanah
geometri yang dapat dilihat pada Tabel 6 dan 3 data Menampilkan bidang tanah di Berhasil
bertipe non-gemetri yang dapat dilihat pada Tabel 7. lokasi atau alamat tertentu
Tabel 6 Tipe Geometri Menampilkan d_nop, nama, Berhasil
No Data Tipe Geometri luas, kode znt bidang tanah
1. Blok Poligon yang berada di blok 001
2. Bidang Poligon Menampilkan bidang tanah Berhasil
3. Bangunan Poligon dimana subjek pajaknya
4. Jalan Polyline bernama “Suryanto”
5. Sungai Polyline Menampilkan bidang tanah, Berhasil
6. Simbol Titik nama pemilik, alamat pemilik
7. Garis Polyline yang mempunyai id_wp=’1’
3. Pencarian kode ZNT
Tabel 7 Tipe Non geometri Menampilkan bidang tanah Berhasil
No Data Tipe yang mempunyai kode ZNT
1. Kelurahan Non geometri AA, AE, dsb
2. Wajib Pajak Non geometri Menampilkan bangunan yang Berhasil
mempunyai kode ZNT AA,
3. PBB Terhutang Non geometri
AE, dsb
Data bertipe geometri pada Tabel 6 tersebut
Menampilkan bidang tanah Berhasil
digunakan untuk visualisasi data dalam bentuk spasial.
Untuk tabel basis data pada Tabel 7 tidak mempunyai yang mempunyai nilai tanah
kolom bertipe geometri. Data-data dalam bentuk non- >30.000.000
geometri tersebut direlasikan dengan data bertipe Menampilkan bidang tanah Berhasil
geometri untuk menghasilkan suatu informasi objek yang mempunyai nilai tanah
Pajak Bumi dan Bangunan yang lengkap. Penyusunan <30.000.000
basis data spasial tersebut memperhatikan keterbatasan Menampilkan bidang tanah Berhasil
dan ketersediaan fungsi-fungsi query yang terdapat yang mempunyai nilai tanah
dalam software DBMS dalam mencari informasi. ZNT maksimal
Software DBMS yang dipakai dalam penelitian ini Menampilkan bidang tanah Berhasil
hanya mampu melakukan fungsi insert, delete dan yang mempunyai nilai tanah
update. ZNT minimal

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 242


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
Tabel 8 Hasil Pengujian Sistem (Lanjutan) query adalah 11 msec sedangkan waktu
No Informasi Pertanyaan Status terlama adalah 513 msec. Hasil pengujian
(Query) diperoleh rata-rata waktu tempuh dalam
4. Query lain mengakses data hasil 26 query dari sistem
Menampilkan bidang tanah Berhasil basis data spasial yang dibangun kurang lebih
yang mempunyai bangunan berkisar dalam waktu 106.625 msec. Faktor
Menampilkan bidang tanah Berhasil kecepatan dalam pemrosesan query ini
yang tidak mempunyai termasuk salah satu faktor keberhasilan
bangunan pembuatan basis data spasial ini dengan open
Mencari informasi jumlah Berhasil source software.
bangunan yang ada dalam IV.3.2 Pengujian Usability
suatu bidang Hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 9.
Menampilkan informasi Berhasil Tabel 9 Hasil Kuesioner
jumlah bangunan dalam Jumlah Responden

Pertanyaan
bidang yang mempunyai

Sangat

Sangat
Setuju
Setuju

Setuju

Setuju
d_nop tertentu

Tidak

Tidak
Ragu
Menampilkan jumlah bidang Berhasil
tanah dalam masing-masing
blok
Menampilkan jumlah bidang Berhasil 1 0 3 0 0 0
tanah dalam masing-masing 2 0 3 0 0 0
blok 01 3 0 3 0 0 0
Menampilkan pemilik dan Berhasil 4 0 3 0 0 0
jumlah bidang tanah yang 5 0 3 0 0 0
dimiliknya Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 9
Menampilkan pemilik bidang Berhasil diperoleh ketiga responden memberikan
tanah yang memiliki bidang penilaian ”setuju“ untuk pertanyaan ke 1 sampai
tanah lebih dari dua dengan pertanyaan ke 5. Setelah itu, dilakukan
Menampilkan bidang tanah Berhasil perhitungan dengan menggunakan rumus pada
atas nama SURYANTO yang persamaan (1) diperoleh hasil persentase per
meliputi d_nop, luas bidang item pertanyaan yaitu 80% responden
tanah, alamat dan blok berpendapat bahwa sistem basis data spasial ini
5. Editing pemecahan bidang Berhasil mudah digunakan, 80% responden berpendapat
tanah bahwa basis data spasial ini mampu mengelola
6. Editing penggabungan Berhasil data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan
bidang tanah dengan baik, 80% responden menyatakan
Berdasarkan pengujian basis data spasial yang bahwa tampilan dari basis data spasial ini
sudah dilakukan, semua pengujian query mudah dipahami, 80% responden menyatakan
berhasil. Dari 26 query yang telah diuji mampu bahwa Informasi yang dihasilkan dari
menghasilkan informasi secara tepat sesuai pemrosesan query basis data spasial ini tepat,
dengan kebutuhan. Persentase tingkat 80% responden menyatakan bahwa hasil dari
keberhasilan pengujian query ini dihitung pemrosesan query sistem basis data spasial ini
mengacu pada persamaan nomor (2.5), cepat. Selanjutnya dilakukan perhitungan total
sehingga diperoleh tingkat keberhasilan skor penilaian pengujian usability menggunakan
pengujian query sebesar 100%. Persentase rumus pada persamaan (2). Secara keseluruhan,
keberhasilan ini menunjukkan bahwa basis diperoleh persentase hasil pengujian usability
data spasial yang dibuat sudah mampu untuk sebesar 80%. Hasil yang diperoleh kemudian
melakukan pencarian data dengan dikonversikan berdasarkan tabel kriteria
menghasilkan informasi yang tepat. kelayakan seperti pada Tabel 3 maka diperoleh
2. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk hasil pengujian usability sebesar 80% berada
pemrosesan query. pada interval 61-80% yang menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian basis data spasial hasil pengujian usability basis data spasial PBB
yang sudah dilakukan, diperoleh waktu atau memiliki nilai “layak”. Dengan hasil tersebut,
kecepatan basis data dalam memproses query basis data spasial hasil perancangan sudah
sampai dihasilkannya suatu informasi yang berjalan dengan baik serta penggunaan open
dibutuhkan. Waktu pemrosesan ini source software dapat dijadikan sebagai salah
dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya query satu alternatif software dalam pembuatan basis
yang diproses oleh suatu sistem. Dari hasil data spasial Pajak Bumi dan Bangunan.
pengujian 26 query yang telah dilakukan pada
Tabel 8, diperoleh waktu tercepat pemrosesan

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 243


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
IV.4 Hasil Penyajian Peta PBB dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan
Penyajian peta PBB Kelurahan Tembalang dengan dengan pemasukan query ke dalam
disajikan dalam layout yang dapat dilihat pada Gambar basis data spasial dan pengisian kuesioner dari
4. pihak instansi terkait untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari basis data spasial hasil
perancangan.
2. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan
tingkat keberhasilan sistem dalam pengujian
query sebesar 100%, waktu pemrosesan query
rata rata 106.625 msec serta tampilan visualisasi
yang disajikan mudah dipahami oleh pengguna.
Pengujian usability dilakukan dengan kuesioner
yang dibagikan kepada 3 responden yaitu pihak
instansi terkait. Hasil kuesioner menyatakan
80% responden setuju bahwa sistem basis data
spasial mudah digunakan, 80% reponden setuju
bahwa basis data spasial ini mampu mengelola
data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan
dengan baik, 80% setuju bahwa tampilan dari
basis data spasial objek Pajak Bumi dan
Bangunan ini mudah dipahami, 80% setuju
bahwa informasi yang dihasilkan dari
pemrosesan query basis data spasial ini tepat,
80% setuju bahwa waktu untuk pemrosesan
query sistem basis data spasial ini
membutuhkan waktu yang cepat. Secara
Gambar 4 Peta PBB Kelurahan Tembalang keseluruhan, hasil dari pengujian usability
Dari hasil penyajian peta di atas terdapat mempunyai persentase sebesar 80% yang
informasi batas blok, bidang, bangunan, jalan, sungai menunjukkan bahwa hasil pengujian usability
dan simbol. Warna kuning menggambarkan objek basis data spasial PBB memiliki nilai “layak”.
bidang, warna hijau menggambarkan objek bangunan, Oleh karena itu, dari hasil pengujian sistem dan
warna merah menggambarkan objek jalan, warna biru pengujian usability yang telah dilakukan, open
menggambarkan objek sungai. Dengan adanya source software ini bisa dijadikan sebagai
penyajian peta PBB ini diharapkan mampu software alternatif dalam pembuatan basis data
mempermudah pengguna dalam memahami persebaran spasial Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang
objek Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan mempermudah pengguna dalam penerimaan
Tembalang secara lebih mudah dan jelas. dan pengolahan Objek Pajak Bumi dan
Bangunan.
V Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan V.2 Saran
Berdasarkan hasil dari tahapan persiapan Basis data spasial yang sudah dibuat dalam
sampai tahapan terakhir pembuatan laporan penelitian penelitian ini masih terdapat kekurangan dan
ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: keterbatasan, oleh karena itu beberapa hal yang
1. Pembuatan basis data spasial objek Pajak Bumi menjadi saran dalam penelitian ini untuk lebih
Bangunan dimulai dengan perancangan model dikembangkan kedepannya adalah sebagai berikut:
basis data spasial yang meliputi perancangan 1. Sebelum melakukan pengolahan sebaiknya
basis data spasial konseptual, perancangan basis menguasai software yang digunakan terlebih
data logikal dan perancangan basis data spasial dahulu.
fisikal. Selanjutnya melakukan pembangunan 2. Dalam perancangan basis data spasial dilakukan
dan editing basis data spasial hingga menjadi secara teliti agar kesalahan input data ke dalam
suatu sistem basis data spasial PBB. Basis data basis data spasial dapat diminimalisir.
spasial ini menghasilkan 10 data dalam bentuk 3. Untuk penelitian basis data spasial selanjutnya
tabel dengan 7 diantaranya bertipe geometri dan diharapkan dapat menampilkan hasil visualisasi
3 lainnya bertipe non-geometri yang disimpan berupa foto bidang maupun bangunan.
dalam DBMS software PostgreSQL. Tabel- 4. Untuk penelitian selanjutnya agar dibuat
tabel basis data spasial meliputi tabel kelurahan, aplikasi lanjutan hasil dari kajian pendahuluan
jalan, sungai, simbol, garis, blok, bidang, basis data spasial objek Pajak Bumi dan
bangunan, wajib pajak dan PBB terhutang. Bangunan hasil penelitian ini.
Kemudian tabel-tabel tersebut direlasikan antara
satu dengan lainnya hingga menjadi suatu
sistem basis data spasial PBB yang siap

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 244


Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017
DAFTAR PUSTAKA
Fathansyah. 2012. Basis Data. Bandung: Informatika.
Gani, dkk. 2016. Sistem Informasi Manajemen
Pemantauan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Tidore Berbasis Web. E-
journal Teknik Informatika, Volume 8, No 1,
Agustus (2016) ISSN.
Gunadi, B.J.A. 2015. Aplikasi Pemetaan Multi Risiko
Bencana Di Kabupaten Banyumas
Menggunakan Open Source Software GIS.
Tugas Akhir. Semarang: Teknik Geodesi
Universitas Diponegoro.
Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi geografis
Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasinya.
Yogyakarta: Digibooks.
Kemenristek. 2013. Modul Basis Data Spasial.
Bandung.
Kusuma, dkk. 2016. Analisis Usability dalam User
Experience pada Sistem KRS Online UMM
menggunakan USE Questionnaire. Jurnal Vol.
5, No. 4 November 2016.
Kusumawati, D. 2015. Basis Data dengan
PostgreSQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Postgis, Team. 2010. Postgis 1.5.1 Manual.
http://postgis.refractions.net/. Diakses pada
tanggal 16 Juni 2017.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis :
Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi &
Geomatika). Bandung: Informatika.
Sugiono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Zubaidiyah, P.H. 2013. Pembuatan Program Aplikasi
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Menggunakan Map Basic Studi Kasus Daerah
Kabupaten Kuningan. Tugas Akhir.
Yogyakarta: Teknik Geodesi Universitas
Gadjah Mada.

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, (ISSN : 2337-845X) 245

Anda mungkin juga menyukai