Anda di halaman 1dari 15

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
URAIAN UMUM

1.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah: Pembangunan Puskesmas Cipeundeuy Kecamatan
Cipeundeuy.
1.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen kontrak yang antara lain terdiri dari:
a. Rencana Gambar dan Syarat-syarat (RKS).
b. Gambar Bestek, Detail dan Gambar Konstruksi berikut Keputusan Direksi Lapangan.
c. Risalah Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.3 Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan lapangan, maka Pemborong
diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.
1.4 Pemborong harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan guna mendapat persetujuan Direksi

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai akan tenaga ahli, alat-alat bantu dan bahan material
sesuai dengan jenis pekerjaannya yaitu:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Bongkaran
3. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Dinding
6. Pekerjaan lantai
7. Pekerjaan kusen / pintu / jendela, kaca dan Alat penggantung
8. Pekerjaan Atap dan langit-langit
9. Pekerjaan pengecatan dan laburan
10. Pekerjaan sanitasi
11. Pekerjaan Listrik dan Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan lain-lain dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.

PASAL 3
SITUASI / LOKASI

3.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan di wilayah Cipeundeuy Kecamatan Cipeundeuy
(Puskesmas Cipeundeuy yang lama).
3.2 Setelah Rapat Penjelasan akan ditunjukan lokasi dimana bangunan akan dilaksanakan. Untuk itu
hendaknya Pemborong / Rekanan mengadakan penelitian yang seksama, agar mendapat
informasi tentang situasi, lingkup pekerjaan dimana bangunan tersebut akan diperbaiki.
3.3 Kelalaian atau kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan
klaim dikemudian hari.

PASAL 4
UKURAN

4.1 Satuan Ukuran


Semua ukuran dalam gambar dinyatakan dengan metrik.
4.2 Ukuran Pokok
Pengukuran atas lantai ubin dinyatakan ± 0, 00 cm dan akan ditentukan kemudian di lapangan.
Semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi ubin ± 0, 00 cm.
4.3 Mengukur Letak Bangunan
Ketentuan letak Bangunan diukur dibawah pihak pengawas yang ditunjuk dengan patok yang
dipancang kuat-kuat dengan papan bangunan (bouwplank) yang diketam rata pada sisi atasnya.
Pemborong harus menyediakan tenaga secukupnya yang paham dalam cara-cara pengukuran.

XII-1
4.4 Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah ukuran (induk ukuran) dari mana ketinggian dan kedalaman diambil
berupa balok panjang 2 m berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata dan diresidu
2 kali, dipancang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm.
Ukuran penduga ini dinyatakan dengan huruf P dibuat oleh pemborong dengan pihak pengawas
yang ditunjuk dan harus dipelihara selama pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi beberapa jenis pekerjaan yang merupakan pekerjaan utama , antara
lain:
5.1 Pengukuran dan Pengupasan Tanah
Sisa-sisa kayu, akar, batu-batuan dan unsur-unsur yang mengganggu lainnya harus disingkirkan
dan dikeluarkan sebelum pengupasan tanah, Lapisan tanah bagian atas (top soil) daerah yang
akan dibangun hingga minimal 1 m diluar garis rabat harus dikupas sedalam 20 cm. Tanah hasil
kupasan ini hanya boleh dipakai untuk mengurug daerah-daerah yang tidak akan didirikan
bangunan diatasnya. Bilamana kondisi tanah sangan jelek atau labil, maka lapisan tanah ini
harus digali sampai kedalaman tertentu dan diganti dengan urugan sirtu.
5.2 Pembentukan Muka Tanah
Muka tanah dimana akan didirikan bangunan diatasnya, harus dibentuk rata menurut garis-
garisnya, dengan ketinggian yang telah ditentukan dalam gambar rencana
5.3 Direksikeet dibuat dengan luas 20 m2, dengan letak dan bentuk akan diberikan pada waktu
aanwijzing atau ditentukan kemudian dilapangan, dengan biaya penyediaan ditanggung
penyedia barang dan jasa.
5.4 Pengukuran dan pemasangan bouwplank mengikuti petunjuk dari Direksi / Pengawas Lapangan.
5.5 Dokumentasi dilaksanakan pada tahap awal (0%) dan terus berlanjut sampai pekerjaan selesai
100%. (bertahap, 0% - 25 % - 50 % 75 % - 100%)
5.6 Papan nama Proyek / Kegiatan dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi atau Pengawas Lapangan.
5.7 Kegiatan Bongkaran Bagian Bangunan Existing yang akan dibongkar dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Direksi atau pengawas lapangan, untuk menjaga atau menghindari kesalah
pahaman dalam pembongkaran bangunan existing.
5.8 Air Kerja dan Listrik kerja dalam kegiatan pembangunan rehabilitasi dan renovasi gedung
pendidikan (asrama) penyedia barang dan jasa menyediakan sendiri dengan dana yang tercatum
dalam Rencana Anggaran Biaya Rehabilitasi dan Renovasi Gedung Pendidikan (Asrama).

PASAL 6
GALIAN TANAH

6.1 Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan instalasi air kotor dan pekerjaan bak kontrol
dan septic tank/Bio fil dan lainnya yang nyata-nyata harus dilaksanakan sesuai dengan gambar.
6.2 Galian tanah harus dilaksanakan menurut kedalaman tanah yang telah ditentukan dan lebar
secukupnya.
6.3 Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor, Pemborong harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan atau dengan cara lain. Kerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi tanggung jawab Pemborong.
6.4 Hanya tanah bekas galian yang berbutir boleh juga dipakai untuk mengurug lagi setelah bersih
dari segala macam kotoran. Tanah yang berlumpur atau tanah liat, harus segera disingkirkan.

PASAL 7
PEKERJAAN URUGAN

7.1 Urugan tanah menggunakan tanah urug dari luar lokasi dan dilakukan dengan pemadatan tiap
ketebalan 20 cm.
7.2 Urugan pasir dilakukan dibawah semua ubin / lapisan lantai dalam keadaan padat.
7.3 Sebelum pelapis lantai dipasang, lapisan pasir harus dipadatkan kembali dengan cara mengairi
sehingga rata permukaannya. Pasir urug harus bersih dari segala kotoran.

XII-2
PASAL 8
PASANGAN BATU BATA/PASANGAN DINDING

8.1 Pasangan batu bata dilaksanakan pada semua dinding, rollag dan lain-lain seperti tertera pada
gambar.
8.2 Pasangan bata melintang dengan adukan trasraam atau biasa (rollag) harus dipasang dibawah
semua dinding dan lapisan selasar yang tidak berdiri di atas sloof beton di bawah pasangan lain
yang nyata-nyata diperlukan.
8.3 Pasangan dinding harus dipasang oleh tukang yang ahli, harus tegak lurus, rata sehingga pada
pekerjaan lainnya dapat diselesaikan dengan plesteran yang sama tebal pada semua bagian.
8.4 Pasangan bata miring (rollag) dipasang diatas semua kusen bila diatas kusen tersebut masih ada
dinding bata setinggi lebih dari 30 cm yang tidak disangga beton.
8.5 Pasangan bata pada sudut atau pada semua pertemuan dinding, harus dilaksanakan dibawah
pimpinan yang ahli dan teliti, hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
8.6 Pasangan bata dengan sudut siku, Pelaksana harus mempunyai alat siku yang cukup besar, paling
sedikit 60, 80, 100 cm dengan sudut 90 derajat.
8.7 Ketidaksikuan dinding akan mengakibatkan kesulitan memasang ubin atau langit-langit.
Pembongkaran dan pemasangan kembali dinding akibat kekurangahlian Pelaksana, harus
dipertanggungjawabkan oleh pemborong.
8.8 Pasangan dinding dipakai bata biasa dari tanah liat produksi setempat dengan kualitas terbaik ,
dengan ukuran tidak jauh menyimpang dari 6 x 12 x 24 sebaiknya jangan dipakai batu bata
yang ketebalannya kurang dari 5 cm, bata yang dipakai harus yang benar-benar matang,
mempunyai bentuk dan permukaan rata tanpa cacat. Bata harus kuat menahan tekanan minimal
30 kg/cm2, dan untuk seluruh pekerjaan harus dipergunakan bata dari produksi dan ukuran
yang sama. Bata yang pecah separuhnya hanya boleh dipasang untuk tepi atau sudut yang
memerlukan ukuran pendek.

PASAL 9
PEKERJAAN KERAMIK DINDING

Sebelum memulai pekerjaan keramik, pelaksanaan harus lebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan
yang bersangkut paut dengan peke rjaan keramik ini harus didasarkan pada: spesifikasi, risalah lelang
(aanwijzing), gambar bestek yang dicap untuk pelaksanaan yang sebelumnya sudah diperbandingkan
dengan gambar kontrak, gambar kerja (shop drawing), serta instruksi direksi harian. Untuk Dinding
Keramik KM/WC mengunakan ukuran 25X20 cm Motif.

9.1 PERSIAPAN
a. Mempelajari Gambar
Yang pertama-tama dilakukan untuk secara cepat dapat memahaml gambar adalah dengan
membuat sketsa denah bangunan keseluruhan dengan skala 1:100 yang menggambarkan: posisi
dinding yang akan dilapisi keramik, tebal finish dinding, letak kusen pintu/jendela, letak
sparing-spaning, jarak dinding as ke as.

b. Mempelajari Spesifikasi/Risalah Lelang


Melengkapi sketsa di atas dengan data dari spesifikasi risalah lelang mengenai:
1) Spesifikasi keramik jenis, ukuran dan wama keramik
2) Spesifikasi bahan perekat; campuran, jenis, dan tebal spesi (campuran adukan), jenis/dosis
additive, serta jenis pengisi nat.

c. Membuat Perhitungan
Berdasarkan gambar dan spesifikasi dihitung keperluan bahan, tenaga dan alat yang akan
diperlukan.
1) Keperluan bahan, dihitung berdasarkan luas pasangan keramik. Dengan analisa diperoleh,
volume keramik, dan baban perekatnya (semen dan pasir, bila berupa adukan semen dan
pasir), volume additive, serta volume bahan pengisi nat.
2) Keperluan tenaga, dihitung berdasarkan kapasitas tukang pasang yang kita tentukan dari
pengalaman proyek-proyek terdahulu yang sejenis.
3) Mandays tukang pasang dihitung dengan rumus: mandays = volume Pasangan/kapasitas.
Jumlah tukang pasang dihitung berdasarkan mandays dibagi jumlah hari yang
direncanakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Jumlah kenek (untuk pasang dan aduk)

XII-3
dihitung berdasarkan kelompok tukang pasang, sedangkan jumlah kenek angkut
berdasarkan jarak dan kelompok tukang pasang.
4) Keperluan alat, dihitung berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek terdahulu. Adapun
alat-alat yang diperlukan antara lain; molen kecil, hoist, steger/tangga kerja, bak aduk,
gerobag, dolak, ember, sekop/cangkul, ayakan pasir, drum air, slang plastik, jidar,
siku-siku, pahat, kape, palu, meteran, waterpas, benang, unting-unting, kampak, pisau
potong keramik, lap/pel/majun/spon, alas penampung adukan yang jatuh, alat pengaman.

d. Membuat Bagian Kerja (schedule) harian


Supaya pelaksanaan pekedaan tiap hari terarah dan dapat dimonitor hasilnya, perlu dibuat
bagan kerja harian yang merupakan sasaran (target) yang akan dicapai per hari. Tuliskan
volume, kapasitas dan mandays, tentukan durasi, hitung jumlah keperluan tenaga tukang per
hari, kemudian tentukan waktu mulai dan waktu selesai.

e. Membuat Gambar Pelengkap Pelaksanaan


Untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan nanti, buatlah gambar pelengkap pelaksanaan
yang menggambarkan:
1) Denah ruangan
2) Bukaan dinding ruangan lengkap dengan potongan-potongan yang menunjukkan letak
finish dinding, hubungan plafond dengan pasangan keramik dinding, dan lantai dengan
dinding. Dijelaskan juga mengenai pola keramik, lebar nat, posisi kusen pintu/jendela,
sparing, pipa listrik/alatalatnya, fire/alat-alatnya, sound system, security system, posisi
kaca muka.

f. Persiapan Pelaksanaan
Langkah terakhir sebelum betul-betul memulai pekerjaan plesteran adalah: penyortiran bahan
(menurut wama, ukuran, cacat), seleksi tukang, pembebasan lokasi, pemeriksaan kebenaran
sipatan yang ada, penerangan kerja, air kerja, menyediakan penampung campuran adukan
yang jatuh, kesiapan alat-alat kerja, menyediakan bak sampah dan alat pembersih.

9.2 PELAKSANAAN
a. Kerjakan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal batas garis finish dikurangi tebal
keramik dan adukan perekatnya.
b. Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasang keramik. Tarik benang untuk jalur kepala
arah vertikal 2 jalur selebar keramik, dan arah horizontal 2 jalur setinggi keramik yang
merupakan tempat dimulainya pemasangan keramik berdasarkan pola pemasangan.
c. Pasang jalur kepala keramik ke arah horizontal maupun vertikal dengan jarak maksimum 2m
atau kelipatan ukuran keramik mengikuti benang benang pertolongan. Untuk bidang luar,
pemasangan kepala arah vertikal-horisontal disesuaikan dengan batas masing-masing lantai
atau sesuai spek.
d. Pemasangan keramik tiap-tiap lapis agar mengikuti benang pertolongan dari kepala. Semua
pemasangan dilakukan dengan terlebih dahulu melekatkan spesi penempel (5-8 mm),
sepanjang kurang lebih dari 1m pada jalur keramik yang akan dipasang, kemudian keramik
satu persatu dilekatkan dengan menumbuk sehingga permukaan keramik menjadi rata dengan
tarikan benang.
e. Pengerokan nat sedalam tebal keramik dan bidang keramik langsung dibersihkan.
f. Setelah pasangan keramik berumur tiga hari atau sesuai spek,
g. dilaksanakan pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai spesifikasi dan langsung
dibersihkan.
h. Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari.

PASAL 10
PEKERJAAN ADUKAN

11.1 Adukan trasraam dengan campuran 1pc : 3ps dilakukan dibagian atas permukaan lantai ± 0, 00
pada semua dinding, dan kebawah sampai sloof serta dinding kamar mandi setinggi ± 150 cm.
Adukan trasraam dilaksanakan juga pada rollag, segmen jendela dan dua lapis terakhir di
dinding yang tidak terlindung oleh ring balk, serta pasangan-pasangan lain yang ditunjukan
pada gambar.
11.2 Adukan pasangan bata dan pondasi lainnya diluar ketentuan butir 01 diatas memakai campuran
1pc : 5ps.
11.3 Semua adukan baik untuk pasangan batu bata maupun pondasi batu kali tidak diperbolehkan
memakai kapur dan semen merah.

XII-4
11.4 Mencampur bahan-bahan adukan harus sampai merata dan dikerjakan dalam keadaan kering,
yang kemudian diaduk dengan air sehingga merata.
11.5 Adukan lain yang sudah lebih dari 2 jam dan sudah mengeras tidak boleh dipergunakan lagi
karena daya lekatnya sudah berkurang.

PASAL 11
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

11.1 Semen Portland


Semen yang dimaksud ialah Semen merek sekualitas TIGA RODA keluaran Cibinong dan harus
sampai ditempat dalam keadaan baik, terbungkus dalam kantong asli dari pabrik. Semen yang
telah rusak tidak boleh dipakai dan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
disimpan dalam ruangan tertutup, diatas lantai papan yang terangkat dan tidak lembab. Kantong
berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Untuk seluruh pekerjaan harus
dipergunakan satu merek semen.
11.2 Air
Air sebagai bahan campuran beton dan adukan, harus bersih dan tidak mengandung asam,
garam alkali atau bahan organik, dan zat-zat lain yang bisa menurunkan kekuatan struktur.
11.3 Pasir
Pasir laut tidak boleh dipergunakan dalam hal ini. Pasir harus bebas dari bahan organik , garam,
asam, lumpur, serta kotoran-kotoran lainnya.

PASAL 12
PEKERJAAN PLESTERAN

12.1 Komposisi campuran bahan plesteran atau syarat-syaratnya sama dengan bahan-bahan
pasangannya.
12.2 Plesteran trasraam ditetapkan pada pasangan trasraam dan beton. Sedangkan pada plesteran
biasa ditetapkan pada semua pasangan bata biasa.
12.3 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan harus dibasahi terlebih dahulu, sedangkan
sisanya harus dikeruk sedalam 1 cm. Pekerjaan plesteran harus dikerjakan oleh tukang yang ahli
dengan penuh ketelitian. Pengawas/Pelaksana harus penuh perhatian, mengawas dan meneliti
terhadap kesempurnaan pekerjaan. Bidang plesteran yang tidak rata, tidak melekat pada tembok,
miring, retak atau cacat harus diulangi. Demikian pula sudut permuan bidang, alur atau tali air
dan penyelesaian lain yang tidak siku atau tidak lurus, harus diulangi / diperbaiki sehingga
memuaskan pihak pengguna. Dan seluruh biaya pengulangan / perbaikan menjadi tanggung
jawab Pemborong.
12.4 Pasir yang dipakai untuk plesteran disaring / diayak hingga halus.
12.5 Semua plesteran diratakan dengan acian, diplamir dan digosok hingga halus sebelum diberi cat
dasar.

PASAL 13
PEKERJAAN BETON

13.1 Pekerjaan Beton


Yang dimaksud dengan pekerjaan beton adalah pekerjaan beton yang dihasilkan mencapai
tekanan minimum K 175 atau kuat lentur beton 17.5 Mpa.
a. Pekerjaan Pembesian / Penulangan
1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pembesian penulangan meliputi dan tidak terbatas
dari detail yang ditunjuk dalam gambar.
2) Persyaratan bahan dan pelaksanaan
a) Bahan baja tulangan yang dipakai adalah untuk tulangan utama dan tulangan
geser/sengkang memakai baja polos U-20.
b) Baja tulangan harus bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat
(retak, mengelupas dan sebagainya), serta mempunyai penampang yang sama rata.
c) Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar kerja atau atas
petunjuk pengawas lapangan/team teknis direksi.
d) Hubungan antara baja tulangan satu dengan yang lainnya harus menggunakan
kawat beton, diikat dengan kuat, tidak bergeser selama pengecoran.

XII-5
e) Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara
apapun yang akan dapat merusak bahannya.
f) Jika diperlukan penyambungan baja tulangan, maka bentuk dari sambungan harus
seijin Pengawas, overlap pada sambungan untuk baja tulangan sedikitnya 40 kali
diameter batang, kecuali bila ditetapkan secara pasti pada gambar kerja dan harus
mendapat persetujuan pengawas/team teknis pihak pengguna.

b. Pekerjaan Pembuatan Campuran Beton


1) Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pembuatan campuran beton ini meliputi pembuatan
campuran beton, pengadaan bahan, pengangkutan adukan dan pengecoran seluruh
pekerjaan beton.
2) Campuran Beton
a) Untuk beton K-175 dan lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang
direncanakan. Yang dimaksud dengan campuran beton yang direncanakan adalah
campuran yang dibuktikan dengan data otentik dari laboratorium penelitian serta
pengalaman pelaksanaan pekerjaan campuran beton di waktu yang lalu atau
dengan data dan percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa kekuatan konstruksi
yang disyaratkan tercapai.
b) Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen
minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang dipakai harus disesuaikan
dengan keadaan sekeliling.
Dalam hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai faktor
air semen maksimum. Dimana faktor air semen tersebut berlaku untuk agregat
yang berada dalam keadaan kering muka.
3) Kekentalan Adukan Beton
a) Kekentalan (konsistensi) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transportasi ,
cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan.
b) Kekentalan adukan beton tergantung pada berbagai hal, antara lain jumlah dan
jenis semen, nilai faktor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta
penggunaan bahan-bahan pembantu.
c) Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian Slump. Adukan beton
untuk keperluan pengujian Slump harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air.
d) Untuk mencegah penggunaan adukan beton terlalu kental atau terlalu encer,
dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai Slump yang terletak dalam batas-batas
dalam tabel 4.41 PBI 1971 NI-2.

c. Waterproofing
1) Lingkup pekerjaan
a) Waterproofing pada masing-masing lantai kamar mandi, dikerjakan sebanyak 3
lapis.
b) Waterproofing pada dinding bagian dalam kamar mandi, dikerjakan minimal
setinggi 0,5m dari lantai kamar mandi.
c) Waterproof menggunakan bahan setara Sikament.

d. Persyaratan
1) Semen
a) Semua semen yang digunakan adalah semen Portland Jenis II menurut NI-8 atau
Type-I menurut ASTM.
b) Semua semen yang akan dipakai harus satu merk, tidak diperbolehkan
menggunakan bermacam-macam merk untuk suatu konstruksi/struktur yang sama,
selain itu semen yang diterima dalam keadaan kantong-kantong masih disegel dan
tidak pecah.
c) Semen yang tidak memenuhi persyaratan harus dikeluarkan dari proyek selama 1 x
24 jam.
2) Agregat
a) Agregat kasar harus berupa koral/batu pecah yang mempunyai susunan gradasi
baik, keras tidak porous, tajam dan bentuknya relatif kubus.
b) Agregat kasar mempunyai ukuran butir berada antara 5 sampai dengan 20 mm,
ukuran yang lebih besar dari 30 mm untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan pengawas/team teknis yang ditunjuk direksi. Gradasi dan agregat
secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang dikehendaki, padat

XII-6
dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen & air dalam proporsi
campuran yang akan dipakai.
c) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering).
d) Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian yang dapat melalui ayak 0, 063 mm
apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
e) Agregat halus (pasir) berupa pasir alam bukan pasir laut.
f) Agregat halus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai dengan 32.
Jika diselidiki dengan saringan standard, berbentuk tajam dan keras.

3) Air
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung minyak, asam alkali, tidak mengandung organisme yang
dapat memberikan efek merusak beton.
4) Persyaratan Pelaksanaan
Kontraktor diharuskan menempatkan tenaga pelaksana yang betul-betul ahli dalam
bidang pekerjaan ini, paling tidak sudah beberapa kali mengerjakan proyek yang sama
dengan Kegiatan yang akan dikerjakan sekarang.
a) Luluh beton (adukan) yang sifatnya struktur:
Luluh beton yang disyaratkan: Untuk seluruh pekerjaan beton dengan mutu beton
K.175.
b) Untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan, pemborong harus membuat
Concrete Mix Design, melalui alur yang diakui.
Untuk membuat Concrete Mix Design ini pemborong dapat meminta bantuan
kepada laboratorium penyelidikan bahan setempat.
c) Pengadukan semua mutu beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
dilengkapi dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat jumlah air
pencampur yang dimasukkan ke dalam drum pengaduk.
d) Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing) harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan dari hasil Concrete Mix Design tersebut, baik ukuran semen,
agregat kasar, agregat halus, maupun banyaknya air.
5) Pengujian Mutu Beton
a) Pengawas berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk membuat kubus
coba dan adukan batu yang dibuat.
b) Cetakan kubus coba atau benda uji yang berbentuk bujur sangkar dalam segala
arah dengan ukuran 15 x 5 x 15 cm dan memenuhi syarat dalam persyaratan
Peraturan Beton Indonesia.
c) Pengujian dilakukan sesuai dengan SKSNI-TIS-1991-03 semua benda uji di test di
laboratorium yang berwenang dengan disetujui oleh pengawas/team teknis yang
ditunjuk direksi. Pengujian termasuk pengujian susut (Slump diambil 2,5cm,
maksimum 12,5 cm).
d) Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti
ditunjukan benda ujinya gagal memenuhi syarat spesifikasi dan telah pula
dilakukan pengujian lainnya gagal, maka atas persetujuan pimpinan proyek dan
perencana bagian pekerjaan tersebut dibuat penguatan/tambahan konstruksi atau
lainnya atas biaya kontraktor sepenuhnya.
e) Apabila beton yang dihasilkan oleh Kontraktor tidak memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan, maka kontraktor diharuskan membongkar dan menggantinya dengan
mutu beton yang memenuhi persyaratan SKSNI 15-1993-03 atas biaya pemborong.

13.2 Bekisting
a. Persiapan Pemasangan
1) Sebelum pelaksanaan Kontraktor diwajibkan mengesahkan gambar rencana bekisting
dan bila perlu disertakan dengan perhitungannya kepada direksi untuk mendapat
persetujuan.
2) Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup kuat pada saat menerima beban sementara maupun beban tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran. Semua bekisting akan diberi penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetar, bergeser saat pengecoran dapat dihindari.
3) Kontraktor diwajibkan membuat beton deking agar tulangan tidak menempel pada
permukaan bekisting, ketebalan daripada beton deking tersebut harus disesuaikan
dengan selimut beton yang diizinkan.

XII-7
4) Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua permukaan cetakan harus bersih dari segala
sesuatu yang dapat mengurangi mutu beton dan kekuatannya, jika diperlukan cetakan
dapat dilapisi Mould Oil/Release agent, pemakaian sesuai ketentuan dari produk pabrik.
b. Pembongkaran Cetakan Beton
1) Pembongkaran dilakukan dimana bagian dari konstruksi tersebut harus dapat memikul
berat sendiri dan beban pelaksanaan.
2) Pekerjaan pembongkaran cetakan boleh dilaksanakan apabila beton sudah mencapai
umur 21 hari, atau pembongkaran harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan batas
pada mutu beton berdasarkan hasil pengujian.
3) Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui oleh pengawas/team
teknis yang ditunjuk direksi.

c. Perawatan Cuting
1) Sebelum beton mulai mengeras, pada hari pertama harus disiram atau digenangi dengan
air selama paling sedikit 2 minggu secara terus menerus.
2) Tidak diperkenankan pada beton yang belum cukup umur/mengeras sudah diberi beban
yang berat, terkecuali seiizin pengawas/team teknis yang ditunjuk direksi.

13.3 Beton READY MIX.


Beton ready mix berasal dari satu sumber dan memenuhi persyaratan British Standard ayat 6.
Kontraktor bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu.

13.4 Pengecoran
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan ,
kontraktor harus memberitahukan pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Adukan campuran beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara/metode yang sepraktis mungkin, sehingga dapat mencukupi kebutuhan,
kontinuitas pengecoran serta tidak memungkinkan adanya penyerapan agregat dan
tercampurnya dengan bahan-bahan dari luar.
c. Pada pengecoran baru yaitu sambungan beton lama dengan beton baru, maka pada
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat
sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan perekat calbond dengan jumlah
pemakaian 0, 3 liter untuk 1 m2 permukaan dicampur dengan  21% dengan cara
dilaburkan.
d. Agar pembetonan tidak terjadi rongga, maka selama pengecoran berlangsung beton
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
e. Selama pengecoran harus terlindungi dari terik matahari sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat, serta perlindungan dari air hujan. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga
tetap basah selama 14 hari, dengan menyemprotkan air atau
f. menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut terutama pada waktu cuaca panas.

PASAL 14
PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)

14.1 Untuk acuan dipakai papan kelas IV yang lurus dengan tebal 2 cm sehingga tidak berubah
bentuk setelah pengecoran beton dilaksanakan.
14.2 Untuk pekerjaan stootwerk menggunakan kayu Klas II sekualitas dolken ukuran + Ø 10 cm dan
borneo ukuran 5/7 cm.
14.3 Hendaknya dipakai papan yang panjang minimal 2 m guna menjamin kelurusan beton yang
dicetak. Ukuran lebih pendek diperbolehkan apabila memang ukuran kurang dari 2 m yang
diperlukan.
14.4 Sisa papan dimana akan dilakukan penyambungan supaya diketam rata dan lurus, untuk
menjamin kerapatan sambungan. Demikian pula untuk sisi dimana akan berfungsi sebagai rel
untuk papan penutup pada sisi pengecoran.
14.5 Pemasangan acuan harus dilakukan dengan penuh ketelitian, baik ukuran, tegak lurus, tidak
bengkok-bengkok ataupun patah sambungan acuan/miring.
14.6 Acuan harus dipasang sedemikian kuatnya sehingga sanggup menahan getaran vibrator, beban
beton dan kejutan lainnya tanpa mengalami perubahan bentuk.
14.7 Perintah membongkar acuan karena kurang ketelitiannya pekerjaan / pemasangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

XII-8
14.8 Beberapa saat dilakukan pengecoran beton acuan harus dibasahi untuk merapatkan sambungan ,
celah-celah yang memungkinkan air semen keluar harus disumbat dengan kertas pembungkus
semen.
14.9 Acuan baru boleh dibuka setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan yang
disyaratkan PBI 1971.
14.10 Setelah acuan dibuka, Pemborong tidak boleh melakukan apapun pada permukaan beton, tanpa
izin tertulis dari Direksi.

PASAL 15
PEKERJAAN KAYU

15.1 Persyaratan Umum.


a. Kayu yang akan dipakai harus dalam keadaan kelembaban kurang dari 15%.
b. Harus dipakai kayu mulus, tidak mempunyai mata kayu, tidak cacat dan harus lurus. Selama
pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya ditempat yang
kering, terlindung dari hujan dan panas matahari.
c. Semua pekerjaan kayu yang terlihat dari sisi bawah rangka plafond harus diserut rata dan
lurus, juga tampak kayu yang akan dipelitur / di teak oil / di cat / dipinotek harus benar -
benar rata dan lurus.
d. Semua pekerjaan sambung-menyambung kayu harus dikerjakan dengan penuh ketelitian dan
keahlian, rata dan rapi.
e. Pekerjaan Rekon Kusen dan Jendela harus dikerjakan secara benar.
f. Direksi berhak menolak pekerjaan-pekerjaan yang tidak rapi dan tidak memuaskan.

PASAL 16
KONSTRUKSI ATAP
01. Yang dimaksud dengan rangka atap adalah pemasangan kuda-kuda dengan baja ringan.
02. Rangka kuda-kuda menggunakan baja ringan dari bahan Galvanis atau Zincalume dengan ukuran
kanal C.81mm dengan ketebalan 0.75 mm dan reng G.550 dengan ketebalan yang sama.
03. Pelaksana wajib mengikuti ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar potongan besar dan
gambar detail dari pabrik atau distributor yang berlisensi sebagai pemberi jaminan untuk
keamanan konstruksi atap tersebut.
04. Pelaksana wajib mengikuti dan meminta data perhitungan struktur rangka atap serta
kualitas/mutu baja yang dikeluarkan dari pabrik atau distributor tersebut
05. Setiap penyimpangan bestek, atau gambar, baik dimensi atau kualitas/mutu baja, pemborong
harus membongkar dan mengganti sesuai dengan gambar dan bestek, tanpa mengajukan biaya
tambahan.

PASAL 17
PENUTUP ATAP
01. Digunakan genteng metal roof ( Zinc Alume ) berpasir.
02. Untuk seluruh proyek harus digunakan genteng yang sama, dikeluarkan satu produk untuk satu
type. Guna memilih kualitas, Pemborong memberikan contoh-contoh genting untuk dimintakan
persetujuannya dari Direksi.
03. Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk / ukuran tidak
sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti supaya sempurna.
04. Bubungan genting berbentuk setengah bulat atau bersudut, dipasang dengan adukan yang diisi
dengan pecahan genting, serta diaci dengan acian semen.
05. Ujung genting teratas harus benar-benar tertutup oleh bubungan, dan ujung atas genting harus
diberi papan reuter.
06. Setelah kering tidak boleh ada retak-retak, dan setelah dihaluskan harus dicat dengan meni yang
sama dengan warna genting.

XII-9
PASAL 18
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

16.1 Langit-langit dari gypsum board 1, 20 x 1.20m dan tebal 9 mm, merk skualitas JAYA atau
ELEPHANT, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diteliti kekuatan rangka langit-langit sesuai
dengan garis sambungan langit-langit.
16.2 Garis sambungan langit-langit ditutup dengan coumpond sampai rata sehingga tidak tampak
sambungan pada garis langit-langit.
16.3 Sebelum ditutup coumpond garis langit-langit ditutup dengan perekat plester kasa/tekstil untuk
menghindari retak coumpond pada garis langit-langit.
16.4 Rangka langit-langit memakai rangka existing.
16.5 Setiap penyimpangan bestek atau gambar, baik dimensi atau kualitas bahan serta pemasangan,
pemborong harus membongkar dan mengerjakan kembali sesuai dengan gambar dan bestek ,
tanpa mengajukan biaya tambahan.

PASAL 19
PEKERJAAN LANTAI

17.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:


a. Lantai ubin keramik ukuran 40 x 40 cm warna bukan putih sekualitas Mulia/Roman tidak cacat
dan rata, digunakan untuk seluruh ruangan dan selasar serta teras bangunan yang terbongkar.
b. Lantai KM/WC dilapisi keramik ukuran 20 x 20 cm (warna ditentukan kemudian) dengan
permukaan kasar sekualitas Mulia/Roman dipergunakan untuk KM/WC.
c. Lantai kerja dari beton tumbuk dibawah pasangan keramik dengan adukan 1pc : 3ps: 5kr
dengan ketebalan minimal 5 cm.
d. Adukan dengan perbandingan 1pc : 5ps dipakai untuk pemasangan lantai ubin keramik dalam
ketebalan aduk maksimal 3 cm.
17.2 Semua ubin keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah memiliki SII dan memenuhi
syarat PUBBI 1972. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan pihak pengguna, bahan tersebut harus disimpan
ditempat terlindung dan tertutup, kering dan bersih.
17.3 Semua ubin keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air, pengisian siar-siar
harus cukup merata dan padat setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan
dengan air semen.

PASAL 20
PEKERJAAN KACA

18.1 Kecuali ditentukan lain dalam gambar, semua kaca yang digunakan adalah kaca bening, kualitas
baik dan tidak bergelombang.
18.2 Tebal kaca yang digunakan untuk jendela dan bouvenlight digunakan kaca bening tebal 5 mm
sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana atau atas perintah Direksi atau menggunakan
kaca Jendela dan bouvenlight existing.
18.3 Semua pasangan kaca harus dapat masuk kedalam rangkanya dan didempul agar tidak goyang /
bergetar, dan diberi list dengan penyelesaian cat yang akan dipakai.
18.4 Pendempulan harus dilakukan dengan sempurna sepanjang listnya sehingga tidak bersuara bi la
menerima getaran.
18.5 Pada Penyerahan Pertama Pekerjaan, semua kaca harus sudah dibersihkan dengan alat pembersih
kaca, yang telah disetujui oleh Direksi.

XII-10
PASAL 21
PEKERJAAN LOGAM

19.1 Baja Tulangan.


Standard yang dipakai untuk jenis baja tulangan beton adalah baja jenis U-24, sesuai dengan PBI
1971. Bila kualitas baja tulangan diragukan, Pemborong harus menunjukan sertifikat, atau harus
diuji oleh laboratorium yang telah disetujui Pihak pengguna yang dinyatakan kekuatan baja
tulangan sesuai dengan gambar/persyaratan. Untuk diameter dan luas penampang baja tulangan
yang dipakai dapat dilihat seperti dibawah ini:
a. Diameter 8 mm keliling penampang 2, 510 cm2
b. Diameter 10 mm keliling penampang 3, 142 cm2
c. Diamater 12 mm keliling penampang 3, 770 cm2
Bila diameter penampang urang dari yang telah ditentukan, besi supaya ditambah dan
penampangnya berdasarkan petunjuk dari Pengawas Lapangan setelah mendapat persetujuan dari
Pemimpin Kegiatan.
19.2 Pekerjaan logam lainnya adalah besi beugel, besi dan sebagainya, dan besi rangka kuda-kuda
sesuai dengan yang ditentukan pada gambar rencana yang telah disetujui.

PASAL 22
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

20.1 Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat ditutup / dibuka
dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
20.2 Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci untuk mendapat
persetujuan Direksi.
20.3 Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua pintu dapat bekerja dengan baik, lancar serta
memuaskan.

PASAL 23
PEKERJAAN CAT

21.1 Cat Kayu


a. Cat meni kayu dilakukan pada pekerjaan kayu yang akan dicat juga pada bagian-bagian yang
akan menempel pada dinding / pasangan dan sambungan.
b. Khusus untuk kosen yang akan di cat, pekerjaan meni harus seizin Direksi, setelah Direksi
memeriksa kualitas / keadaan kosen tersebut.
c. Pendempulan setelah meni kering, seluruh permukaan kayu diplamir dan diampelas halus
sehingga hasilnya memuaskan.
d. Pengecatan terakhir baru dilakukan setelah semua pekerjaan sebelumnya benar-benar kering
dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Pengecatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan cat yang tidak terlalu kendal disaat udara
kering agar tidak akan terjadi pecah-pecah dikemudian hari.
f. Cat yang dipergunakan adalah sekualitas AVIAN untuk kayu dan sekualitas VINILEX untuk
tembok dan langit-langit. Warna ditentukan kemudian.
g. Tidak dibenarkan mengecat pada waktu hari hujan, disore hari atau malam hari.
h. Cat yang tidak rata, retak-retak atau cacat harus diulangi sehingga memuaskan Direksi.
21.2 Solignum atau Residu
a. Dilakukan pada seluruh konstruksi atap.
b. Pengecatan dilakukan minimal 2 kali.
21.3 Cat Logam
a. Meni besi dilakukan pada seluruh pekerjaan besi dan seng yang akan tergenang air.
b. Cat besi dilakukan pada talang-talang air, pipa-pipa saluran dan yang lainnya yang tampak
dari luar.
c. Digunakan cat kayu/besi sekualitas AVIAN, warna ditentukan kemudian.

21.4 Cat Dinding


a. Semua dinding dan langit-langit yang tidak tertutup bahan lainnya harus dicat dengan merek
sekualitas SANLEX, warna ditentukan kemudian.
b. Sebelum dicat semua dinding harus rata / licin dan telah diplamir serta dihampelas halus.

XII-11
c. Jegongan plint pada dinding tembok setinggi 10 cm dari lantai harus dicat dengan cat minyak
warna gelap. Sebelumnya batas plint dengan dinding harus diselesaikan dengan lurus rata
dan sama tingginya.

PASAL 24
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

22.1 Pengadaan daya listrik dilaksanakan dengan penyambungan baru, dimana pelaksanaan
pembayaran Biaya Penyambungan (BP) Listrik ke PLN harus dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pekerjaan dimulai, sehingga diharapkan pada saat dilaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan
Pemasangan Baru Daya listrik sudah dilaksanakan oleh pihak PLN dan instalasi listrik harus
sudah berfungsi / menyala.
22.2 Pemasangan Instalasi Listrik harus dilakukan oleh Instalator yang ahli dan mendapat pengesahan
tertulis dari PLN daerah setempat, dan disetujui oleh Direksi. Meskipun demikian Pemborong
harus tetap bertanggung jawab penuh atas penyempurnaan pekerjaannya.
22.3 Instalasi yang dikerjakan adalah Instalasi dalam, dimana untuk lokasi yang ada jaringan listrik
PLN, disambungkan dengan instalasi yang ada yang berdekatan dengan lokasi tersebut.
Pemasangan Instalasi listrik harus sampai menyala.
22.4 Jaringan yang dipakai adalah jenis yang telah diakui dan memenuhi syarat atau persyaratan dari
PLN, dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan besarnya daya pemakaian.
22.5 Semua alat perlengkapan instalasi harus memakai merek Broco.
22.6 Semua titik lampu dikerjakan sampai armatur berikut lampu-lampu pijarnya sesuai dengan
besarnya watt yang tertera pada gambar rencana / petunjuk Direksi.
22.7 Semua saluran tarikan kabel kebawah memakai pipa ditanam kedalam tembok, sedangkan jika
terpaksa kelihatan harus dicat sesuai dengan warna bidang dimana pipa itu berada.
22.8 Semua bongkaran / pengulangan akibat ditolaknya pekerjaan oleh PLN atau Direksi, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 25
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

23.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua
peralatan/material seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan
pemasangan dan peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum
dianggap perlu agar dapat diperoleh sistem instalasi air bersih dan instalasi air kotor yang baik,
dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan teliti siap untuk dipergunakan.

Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
1979.
a. Pemasangan pipa untuk system sanitary/toilet lengkap dengan sambungan-sambungan untuk
Kran air dan bak cuci di dapur, sesuai dalam gambar.
b. Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesuai dengan gambar.
c. Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan dengan pipa tegak air kotor
maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent tegak.

23.2 Bahan/Material
a. Semua bahan/material yang digunakan/dipasang harus dari jenis material berkualitas baik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/ rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan
standar yang berlaku (SNI) atau standar internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf.
b. Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan dipakai,
setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
c. Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, pemborong harus menyerahkan contoh-contoh
(sample) dari bahan/material yang akan dipasang kepada pengawas/Direksi.

23.3 Pekerjaan Penyediaan Air Bersih


a. Bahan
1) Bahan/material pipa untuk distribusi air bersih adalah GIP pipe, Pipa dan fitting yang
digunakan harus mengikuti standar SII dan harus disertai sertifikat hasil pengujian.
2) Katup-katup (valve) untuk ukuran lebih kecjl atau sama dengan 50 mm dibuat dari bahan
kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir /screwed, sedangkan yang
lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP, dengan system sambungan ulir.

XII-12
3) Penggantung pipa (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal yang
digalvanis.

b. Pemasangan
1) Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir.
2) Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran-kotoran yang melekat.
3) Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water moer
(union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan.
4) Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop/plug
atau blank flanged.
5) Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat (klem).
6) Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan.
7) Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga tersebut
harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila
katup tersebut dilepas.
8) Pipa-pipa induk dan distribusi harus di test dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/cm2
dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik serta tidak terjadi
kebocoran.
9) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannaya ditanggung oleh pemborong.
10) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagai berikut:
a) Pipa air bersih dengan warna biru
b) Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
c) Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
d) Pipa air hujan dengan warna putih
11) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistem
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l Chloor dan didiamkan selama
24 jam. Setelah 24 jam sistem dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.

c. Tanki Air Atas (Roof Tank)


Tanki air atas dibuat dan bahan Fiber Glass Reinforced Plastic (FRP), dipasang 1 buah dengan
kapasitas 1000 s/d 5000 lt. Type tanki yang digunakan adalah vertical type, dilengkapi dengan
lubang inlet, outlet, drain, manhole dan ventilasi. Tanki ditempatkan pada dudukan yang kuat,
konstruksi beton besi WF

23.4 Pekerjaan Instalasi Sanitary dan Lain-lain


a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia dalam
bangunan memakai bahan PVC.
2) Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC klas AW untuk yang tertanam dalam tanah.
3) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan solvent cement yang berkualitas baik. Sebelum
melakukan penyambungan pipa, bagian yang akan disambung harus dibersihkan terlebih
dahulu, bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent cement harus merata pada bagian
permukaan yang akan disambung

b. Pemasangan
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas baik yang
disetujui oleh pengawas/Direksi
2) Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
3) Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi pondasi
bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga dipasang pada
bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
4) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara
pipa tegak dan datar di lantai dasar.
5) Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus di test dahulu terhadap
kebocoran-kebocoran.
6) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong.
7) Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekerjaan finishing.

XII-13
8) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar, dan
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor mendatar yang
berukuran lebih besar dari 80mm harus dibuat kemiringan minimal 1% (satu persen), dan
pipa yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 80mm harus dibuat kemiringan
minimal 2% (dua persen). Pipa limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan
minimal 2% (dua persen)
9) Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran
diameter 50mm atau 80mm.
10) Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.

23.5 Pekerjaan Pengujian Instalasi


a. Instalasi Air Bersih
1) Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya.
2) Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa motor dan alat ukur
tekanan (pressure gauge).
3) Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi bangunan.
Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal
50m atau atas petunjuk Pengawas/Direksi.
4) Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan, kran
yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup dengan plug sesual dimensi kran.
5) Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge menunjukkan
tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi.
6) Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus (atau atas
petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali akibat perubahan cuaca.
7) Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan
per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan.
8) Sesuai pengujian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa diisi larutan
yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24 jam. Setelah itu pipa
instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa chloor 2 mg/I.

b. Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia


1) Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
2) Test dilakukan dengan cara mengisi sistem, pipa, dengan air dan salah satu ujungnya. Pada
bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus mencapai elevasi yang paling atas.
Demikian seterusnya bagian demi bagian sampai meliputi seluruh system.
3) Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan permukaan air
maksimal yang diperbolehkan adalah 10 cm.
4) Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran yang mungkin
ada.

PASAL 26
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI

24.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan berhubungan untuk
pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan RKS
a. Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainnya, pemborong
harus memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam RKS untuk disetujui Pemilik Proyek /
pengawas
b. Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas, dari pekerjaan mekanikal plumbing

24.2 Bahan-bahan
a. Sanitasi fixture harus, dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan perlengkapannya
b. Barang yang dipakal adalah dari produksi TOTO atau setara dan mempunyai permukaan yang
halus, licin dan mengkilap dari bahan keramik
c. Perlengkapan sanitasi diantaranya sebagai berikut:
1) Floor drain: bahan stainless steel dengan lobang pembuangan (setara TOTO TX1 BN)
2) Kloset Jongkok setara TOTO
3) Kran Setara TOTO
4) Washtafle Setara TOTO

XII-14
PASAL 27
PENYELESAIAN PEKERJAAN

25.1 Sebelum Penyerahan Pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti bidang-bidang
pekerjaan yang belum sempurna dan harus segera memperbaiki dengan penuh kesadaran dan
rasa tanggung jawab.
25.2 Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain, penyelesaian konstruksi atap,
penyelesaian tembok, pemasangan kusen-kusen, pemasangan pintu dan jendela, penyelesaian
pemasangan list-list langit-langit / jendela, kerapihan pemasangan ubin dan plint,
kesempurnaan pengecatan terutama dibagian belakang dan tembok-tembok tersembunyi, lampu-
lampu sesuai dengan jenis dan besarnya watt serta pengecekan pemasangan kaca-kaca. Harus
diteliti pada kerapihan pemasangan atap, talang-talang, listplank, saluran-saluran dan
sebagainya.
25.3 Pada waktu penyerahan pekerjaan ruangan harus sudah rapi, licin dan mengkilat, serta
dibersihkan dari segala macam sampah dan kotoran lainnya.
25.4 Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik sehingga memuaskan
Direksi dan Bouwheer, serta tidak memerlukan lagi pekerjaan perbaikan.
25.5 Meskipun telah ada Pengawas, dan unsur-unsur lainnya semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar tetap menjadi tanggungjawab Pemborong. Kecuali ada bukti tertulis bahwa
perintah penyimpangan tersebut atas perintah Direksi, yang dapat ditunjukan kepada Direksi /
Bouwheer.
25.6 Setelah Penyerahan Kedua, semua barang-barang / peralatan yang menjadi milik Pemborong
harus segera diangkut dari lokasi Kegiatan.

PASAL 28
PERSYARATAN TAMBAHAN

26.1 Yang berhak memasukan penawaran harga adalah perusahaan yang mendaftar dan tel ah
menyerahkan pakta integritas.
26.2 Apabila didapat penawaran terendah yang bernilai sama, maka urutan terendah pertama adalah
perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak.
26.3 Koefisien didalam analisa harga satuan pekerjaan Bahan tidak boleh ditambah dan dikurangi.
26.4 Harga satuan bahan dan upah harus konsisten terhadap perhitungan analisa harga satuan dan
harga satuan pekerjaan didalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
26.5 Tenaga teknik dan atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetap pada suatu badan usaha , dilarang
merangkap sebagai tenaga ahli tetap pada usaha orang perorangan atau badan usaha lainnya
dibidang jasa konstruksi yang sama.
26.6 Badan-badan usaha yang dimiliki oleh satu atau kelompok orang yang sama atau berbeda pada
kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi
secara bersamaan.
ng akan dilelangkan dengan ketentuan:

XII-15

Anda mungkin juga menyukai