Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

DEMONSTRASI MAHASISWA DI GEDUNG DPR/MPR RI

NAMA: WAYAN DEVIN AMABEL SANGGING (1917041143)


ROMBEL: 2
MATA KULIAH: PANCASILA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2019

LANDASAN DILAKUKANNYA DEMONSTRASI OLEH MAHASISWA DI


GEDUNG DPR/MPR RI
Tuntutan demo mahasiswa di gedung DPR/MPR RI adalah penolakan
mereka terhadap pasal-pasal kontroversi di RUU KUHP. Mahasiswa peduli
terhadap nasib bangsanya, Mahasiswa menggelar aksi demo di sekitar Gedung
DPR/MPR RI, Jakarta untuk mengingatkan anggota DPR yang baru dilantik itu
agar selalu memegang janji dan sumpahnya sebagai wakil rakyat.
Landasan demo mahasiswa adalah untuk merestorasi pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme. Lalu, ingin tetap menjaga kesatuan bangsa dengan
penghapusan diskriminasi antaretnis, penghapusan kesenjangan ekonomi dan
perlindungan perempuan. Massa juga menolak tentang surat edaran yang
dikeluarkan KPAI dan Mendikbud tentang pelarangan pelajar turut serta
melakukan aksi unjuk rasa. Padahal kebebasan berbicara dan berpendapat
merupakan hak masyarakat, termasuk pelajar. Selain itu, mereka juga
mengingatkan agar anggota DPR yang baru dilantik itu agar menjaga amanah
rakyat, termasuk meminta agar hak rakyat berdemokrasi dan berpendapat
dilindungi.

REALITA YANG TERJADI


Demo di berbagai daerah, kebanyakan aksi tersebut dilaksanakan di
gedung wakil rakyat. Di Kalbar misalnya, ribuan mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi menggelar demo di depan Gedung DPRD Kalbar di Jalan Ahmad
Yani Pontianak. Sekjen Solmadapar Kalbar, Heri dalam orasinya menyatakan,
pihaknya menolak RUU KUHP dan RUU KPK serta meminta dikembalikannya
legalitas lembaga anti rasuah tersebut. Di Sulteng, aksi ribuan mahasiswa dari
sejumlah perguruan tinggi digelar di kawasan Kantor DPRD Sulteng, Kota Palu.
Aksi ini sempat berlangsung ricuh. Massa aksi terlihat kesal karena tak satu pun
anggota DPRD Sulteng hingga pukul 11.48 WITA belum menemui mereka.
Sementara di Sumbar ribuan mahasiswa juga demo di kantor DPRD Sumbar di
Kota Padang. Seorang mahasiswa Muhammad Jalal saat orasi mengatakan
kedatangan mahasiswa ke DPRD Sumbar untuk menyampaikan penolakan
mereka.
Tidak hanya tiga wilayah itu, gelombang demo juga terjadi di DPRD
Sumatra Selatan, Palembang, DPRD Jawa Tengah di Kota Semarang, DPRD
Sumatra Utara, Medan dan masih banyak lagi. Sementara di Jakarta, aksi di
gedung DPR/MPR yang berujung bentrok antara aparat dan mahasiswa sempat
menjatuhkan korban. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 273
orang yang dirawat di 24 rumah sakit Jakarta. Yang menjadi pokok persoalan
sehingga disuarakan oleh mahasiswa ini adalah penolakan terhadap RUU KUHP,
UU KPK yang baru, RUU Permasyarakatan dan undang-undang lainnya. Tapi,
dari sekian banyak tuntutan itu, RKUHP yang paling mencuat.
Ada sejumlah pasal kontroversial di RUU KUHP yang dinilai bermasalah
dan memantik demo ribuan mahasiswa di berbagai kota, antara lain:
1. Pasal RUU KUHP soal korupsi yang memuat hukuman yang lebih rendah
daripada UU Tipikor.
2. Pasal RUU KUHP tentang penghinaan presiden dan wakil presiden yang
mengancam pelaku dengan penjara maksimal 3,5 tahun.
3. Pasal RUU KUHP tentang makar yang bisa diancam hukuman mati, seumur
hidup atau bui 20 tahun.
4. Pasal RUU KUHP soal penghinaan bendera
5. Pasal RUU KUHP soal alat kontrasepsi
6. Pasal RUU KUHP soal aborsi
7. Pasal RUU KUHP soal Gelandangan
8. Pasal RUU KUHP tentang Zina dan Kohabitasi
9. Pasal RUU KUHP soal Pencabulan
10. Pasal Pembiaran Unggas dan Hewan Ternak
11. Pasal RKUHP tentang Tindak Pidana Narkoba
12. Pasal tentang Contempt of Court Pasal di RUU KUHP tentang penghinaan
terhadap badan peradilan atau contempt of court juga dikritik.
13. Pasal Tindak Pidana terhadap Agama
14. Pasal terkait Pelanggaran HAM Berat (pasal 598-599)
Pada 20 September lalu, Presiden Joko Widodo meminta DPR untuk
menunda pengesahan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Dalam keterangan persnya, ia mengatakan, penundaan itu dilakukan setelah
melihat berbagai kritik atas sejumlah pasal. Dan setelah mencermati masukan-
masukan dari berbagai kalangan yang berkeberatan dengan sejumlah substansi-
substansi RUU KUHP, Presiden Joko Widodo berkesimpulan masih ada materi-
materi yang membutuhkan pendalaman lebih lanjut.
Setelah serangkaian demo yang dilakukan diberbagai daerah, terutama aksi
di Jakarta yang menyasar gedung DPR RI. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Bambang Soesatyo angkat suara. Ia mengatakan semua Rancangan
Undang-Undang (RUU) yang ditolak mahasiswa sudah ditunda.

OPINI SAYA TERHADAP AKSI DEMONSTRASI MAHASISWA DI


BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA
Menurut saya, RKUHP dan UU tersebut tidak di pertimbangkan kembali
secara matang, terkesan kilat dan asal jadi (demi deadline dan kewajiban sebagai
Lembaga legislatif). Maka tidaklah salah jika banyak asumsi publik yang kecewa
dengan keputusan tersebut.
Para mahasiswa sempat meminta untuk bertemu dengan pihak DPR ingin
menyatakan penolakan atas RUU tersebut dengan prosedur yang baik sebelum
melancarkan aksi demo, namun pihak DPR itu sendiri tidak memberikan
tanggapan cenderung mengabaikan, sehingga aksi demo mahasiswa pun terjadi.
Sebenarnya pihak DPR dan pemerintah harusnya bisa meredam dengan
memberikan penjelasan dan menyediakan ruang diskusi publik agar tidak
menyulut kebingungan masyarakat menambah bias tentang kejelasan pasal dan
ayat - ayat RUU nya, jadi turunnya para mahasiswa ke jalan juga tidak bisa
disalahkan. Para mahasiswa pun bangga bisa ikut aksi tersebut karena bisa ikut
mewakili suara rakyat.

Anda mungkin juga menyukai