Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA

PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK


MATERI TITRASI

1
Sitti Murlia, Fahyuddin2, La Rudi2
1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FKIP UHO, 2Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FKIP UHO
E-mail: sittimurlia12@gmail.com

ABSTRAK

SITTI MURLIA (A1L115099). “Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa Pendidikan Kimia
pada Mata Kuliah Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Materi Titrasi.” Penelitian ini bertujuan; (1) untuk
mengetahui Keterampilan Proses Sains (KPS) mahasiswa pendidikan kimia pada pelakasanaan Praktikum Dasar-
Dasar Kimia Analitik. (2) untuk mengetahui peningkatan Keterampilan Proses Sains (KPS) mahasiswa setiap
pertemuan pada pelaksanaan praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Jurusan Pendidikan Kimia angkatan 2017 kelas A yang berjumlah 14 mahasiswa yang diambil dari 23 mahasiswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data observasi dan tes tertulis. Data diolah dengan
menghitung persentase dari setiap indikator hingga diperoleh hasil akhir selanjutnya data dianalisis pada tiap-tiap
indikator. Berdasarkan hasil penelitian dan anlisis data diperoleh; (1) Keterampilan proses sains pada pelaksanaan
praktikum dasar-dasar kimia analitik yang dilakukan pada materi titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi argentometri
dan titrasi kompleksometri yang diperoleh melalui hasil observasi KPS meliputi merancang percobaan dengan
persentase 56,63%, menggunakan alat dengan bahan 59,97%, mengamati 69,37%, memprediksi 42,93%, mengukur
60,44%, interpretasi 36,15% dan komunikasi 51,35%. Sedangkan persentase KPS mahasiswa melalui hasil tes yaitu
merancang percobaan 78,57%, menggunakan alat dengan bahan 83,33%, mengamati 35,71%, mengukur 25%,
interpretasi 42,86% dan komunikasi 60,71%. Secara keseluruhan dari hasil observasi dan hasil tes keterampilan
proses sains mahasiswa pada pelaksanaan praktikum dasar-dasar kimia analitik adalah sebesar 55,01%. (2)
peningkatan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum dasar-dasar kimia analitik pada setiap
pertemuan adalah untuk rata-rata N-gain KPS antara pertemuan 1 dan 2 sebesar 0,19 sedangkan untuk pertemuan 2
dan 3 sebesar 0,1.

Kata kunci: Keterampilan proses sains, KPS, praktikum dasar-dasar kimia analitik.

PENDAHULUAN kimia harus memperhatikan kimia sebagai


Ilmu kimia adalah ilmu alam yang proses dan produk (Agustin dkk., 2013).
secara khusus mempelajari tentang perubahan Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak yang
materi, baik perubahan secara kimia maupun tidak tampak (Kean dalam Ardi, 2017). Oleh
perubahan secara fisika. Perubahan materi dapat karena itu, perlu adanya suatu kegiatan
dipelajari melalui kajian perubahan energi yang praktikum dalam mempelajari lebih dalam
menyertai perubahan materi (Sunarya, 2010). tentang materi-materi kimia dan memecahkan
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang masalah ilmiah.
tidak terpisahkan yaitu kimia sebagai produk Kegiatan praktikum atau biasa dikenal
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, dengan kegiatan laboratorium adalah kegiatan
prinsip, hukum dan teori) temuan ilmuwan dan prakrek dan eksperimen yang melibatkan
kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Belajar pembimbing (asisten/ guru) dan praktikan
(siswa/ mahasiswa) serta bahan pembelajaran keterampilan kinerja ilmiah. Berdasarkan fakta
seperti prosedur percobaan dan pemakaian alat yang ditemukan bahwa masih banyak
dan bahan, yang biasanya di lakukan di mahasiswa pendidikan kimia yang kurang
laboratorium sains. Tujuannya yaitu untuk memahami inti kegiatan praktikum, kurangnya
menghasilkan pengalaman belajar yang partisipasi mahasiswa dalam pelaksanaan
berinteraksi dengan material sampai kepada praktikum, asisten sebagai pengarah lebih
observasi fenomena (Amirudin dkk., 2014). dominan memegang peran dari pada praktikan,
Praktikum dapat membangkitkan rasa keterampilan kinerja yang kurang serta
keingintahuan seseorang terhadap ilmu kimia. pengetahuannya yang tidak meningkat tentang
Melalui praktikum seorang mahasiswa dapat inti kegiatan praktikum. Sehingga menjadikan
mengenal dengan baik zat-zat yang umum dan mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan
reaksinya. Praktikum melatih seseorang masalah ilmiah. Menurut lestari dan Nirva
mengembangkan pengetahuan dalam (2018) bahwa praktikum dengan menggunakan
memahami konsep-konsep kimia yang masih pendekatan keterampilan proses sains dapat
abstrak menjadi konkret yang menjadikan kimia dijadikan alternatif untuk diterapkan karena
lebih mudah dipahami. Dengan kegiatan mampu memberikan motivasi mahasiswa dalam
praktikum, seorang mahasiswa akan diberi menggali ilmu pengetahuan, membangkitkan
kesempatan untuk mengikuti proses, mengamati minat belajar mahasiswa dalam pelaksanaan
suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan praktikum dan meningkatkan keterampilan
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, proses sains.
keadaan atau proses sesuatu hal. Di dalam Keterampilan Proses Sains (KPS)
kegiatan praktikum sangat dimungkinkan didefinisikan sebagai kemampuan mental, fisik,
adanya pengembangan sikap ilmiah yang dan kompetensi yang digunakan sebagai alat
mendukung proses perolehan pengetahuan yang diperlukan untuk pembelajaran sains dan
(Subiantoro dalam Karviyani, 2015). teknologi yang efektif (Akinbobola dan
Keberhasilan suatu kegiatan sangat Folashade, 2010). Keterampilan proses sains
ditentukan manakala kegiatan tersebut mampu merupakan wujud sains sebagai proses. Dalam
menumbuh kembangkan potensi-potensi yang pembelajaran sains, keterampilan proses sains
dimiliki sehingga dapat memperoleh manfaatnya sangatlah penting untuk membantu memecahkan
secara langsung dalam perkembangan pribadi masalah (Verawati dan Saiful, 2016).
(Riswanto dan Novi, 2017). Keberhasilan Mahasiswa sebagai calon guru kimia yang akan
praktikum ditandai apabila mahasiswa tergolong menerapkan model pembelajaran sains berbasis
aktif dan memahami inti dari kegiatan praktikum keterampilan proses sains terhadap siswa maka
yang dilakukannya serta dapat menigkatkan mahasiswa dituntut harus memilki keterampilan
kinerja ilmiah atau keterampilan proses sains percobaan yang dilakukan (Agustina dan
yang baik, sehingga sangat perlu dilatih Alanindra, 2016). Percobaan titrasi pada
keterampilan proses sains mahasiswa sejak dini. praktikum dasar-dasar kimia analitik sangat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan cocok untuk diterapkan penilaian keterampilan
oleh Handayani dkk (2016) bahwa pembelajaran proses sains karena mahasiswa melakukan
yang mengasah keterampilan proses sains kegiatan yang hampir sama dan berulang-ulang
mahasiswa harus diterapkan. Menurut Fadlan untuk setiap jenis percobaan titrasi. Decaprio
(2011), mata kuliah praktikum merupakan mata (2017) menyatakan bahwa banyaknya latihan
kuliah yang mendukung pemahaman mahasiswa dan praktik yang dilakukan maka keterampilan
terhadap teori dan konsep-konsep yang dan kemampuan bertindak akan meningkat.
diperoleh pada matakuliah yang bersifat teoritis. Semakin banyak berlatih dan melakukan praktik,
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik semakin bagus hasil yang akan diperoleh.
merupakan salah satu matakuliah dengan satu Hamdiyati dan Kusnadi (2007), bahwa
SKS yang harus diprogram oleh mahasiswa kemampuan mahasiswa pada setiap jenis
pendidikan kimia FKIP UHO. Praktikum Dasar- keterampilan proses sains akan mengalami
Dasar Kimia Analitik sangat tepat untuk peningkatan apabila keterampilan proses sains
mengukur Keterampilan Proses Sains semakin dilatihkan pada saat praktikum.
mahasiswa karena di dalamnya terdapat Berdasarkan uraian di atas, peneliti
percobaan yang mendukung Keterampilan tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
Proses Sains. Jenis percobaan yang digunakan judul “Analisis Keterampilan Proses Sains
dalam melatih keterampilan proses sains (KPS) Mahasiswa Pendidikan Kimia pada Mata
mahasiswa meliputi; titrasi asam basa, titrasi Kuliah Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
argentometri, titrasi redoks dan titrasi Materi Titrasi”.
kompleksometri. Percobaan titrasi menuntut
mahasiswa untuk merancang percobaan METODOLIGI PENELITIAN
(menentukan alat dan bahan yang digunakan A. Subjek Penelitian
dalam percobaan titrasi), menggunakan alat Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
titrasi dengan bahan kimia dengan benar, Jurusan Pendidikan Kimia angkatan 2017 kelas
mengamati proses titrasi, mengukur larutan A yang berjumlah 14 mahasiswa yang diambil
standar yang terpakai, menginterpretasikan dari 23 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel
setiap data hasil percobaan yang diperoleh, serta yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengkomunikasikan hasil secara lisan. seperti yang digunakan dalam penelitian
Setiap keterampilan proses sains yang kualitatif pada umumnya yaitu purposive
dinilai berbeda-beda tergantung pada jenis sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
didasarkan pada tujuan tertentu. Pemilihan 2. Menggunakan alat dengan bahan
partisipan yang menjadi subjek penelitian harus Menggunakan alat dengan bahan
berdasarkan kriteria tertentu yang diterapkan merupakan salah satu aspek keterampilan proses
(Afiyanti dan Imami, 2014). Penentuan subjek sains yang berhubungan dengan keterampilan
dilakukan berdasarkan materi praktikum yang esensial (Agustina, 2016). Keterampilan
akan diteliti. Praktikum yang terdiri atas tujuh menggunakan alat dengan bahan ini seperti
kelompok akan diambil dua mahasiswa setiap mencocokan peralatan, menangani, menyiapkan
kelompok sebagai subjek penelitian. Alasan dan menyadari bahaya bahan kimia (Maknun
peneliti mengambil subjek ini karena dkk., 2012).
keterbatasan alat yang tersedia di laboratorium 3. Mengamati
sehingga mahasiswa pertama dan kedua akan Mengamati adalah salah satu
bekerja pada awal praktikm sebelum melihat keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengamati
kerja mahasiswa lainnya. tidak sama dengan melihat (Semiawan dkk.,
B. Definisi Operasional 1985). Mengamati adalah menggunakan semua
Definisi operasional dimaksudkan untuk panca indera: penglihatan, pendengaran,
menghindari kesalahan pemahaman dan perabaan, penciuman dan perasa/pengecap
perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan (Dimyati dan Mudjiono, 2015).
istilah-istilah dalam judul penelitian. Sesuai 4. Mengukur
dengan judul penelitian yaitu “Analisis Mengukur dapat diartikan sebagai
Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa membandingkan yang diukur dengan satuan
Pendidikan Kimia pada Mata Kuliah Praktikum ukuran tertentu yang telah ditetapkan
Dasar-Dasar Kimia Analitik Materi Titrasi” sebelumnya (Dimyati dan Mudjiono, 2015).
maka definisi operasional yang perlu dijelaskan 5. Interpretasi
yaitu: Kemampuan menginterpretasi adalah
1. Merancang percobaan salah satu keterampilan penting yang umumnya
Merancang percobaan dapat diartikan dikuasai oleh para ilmuwan. Data yang
sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan dikumpulkan melalui observasi, perhitungan,
variabel-variabel yang dimanipulasi dalam pengukuran, eksperimen dapat disajikan dalam
percobaan secara operasional (Dimyati dan bebagai bentuk (Semiawan dkk., 1985).
Mudjiono, 2015). Mahasiswa menuliskan jenis Interpretasi tersebut seperti menghubung-
peralatan dan bahan secara lengkap yang hubungkan hasil pengamatan, menemukan
digunakan pada percobaan yang akan dilakukan. pola/keteraturan dalam suatu seri pengamatan,
menyimpulkan (Tawil dalam Lestari, 2017).
6. Komunikasi E. Teknik Pengumpulan Data
Keterampilan mengkomunikasikan apa Teknik pengumpulan data dalam
yang ditemukan adalah salah satu keterampilan penenlitian ini yaitu dengan menggunakan
mendasar yang dituntut dari para ilmuwan. observasi dan tes tertulis.
Setiap mahasiswa dituntut agar mampu F. Instrumen Penelitian
menyampaikan hasil percobaan kepada orang Instrumen yang digunakan
lain baik itu secara lisan maupun dalam bentuk dalam penelitian ini adalah berupa lembar
tulisan/ laporan (Semiawan dkk., 1985). observasi dan tes tertulis. Lembar observasi
C. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan
Metode yang digunakan dalam untuk mengamati kegiatan selama praktikum
penelitian ini menggunakan metode kualitatif. berlangsung. Pengamatan terhadap
Metode kualitatif yaitu metode yang Keterampilan Proses Sains (KPS) mahasiswa ini
penelitiannya berlandaskan pada filsafat dilaksanakan ketika mahasiswa melakukan
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada percobaan. Format nilai pada lembar observasi
kondisi yang alamiah dan tidak adanya yang digunakan adalah menggunakan lima
manipulasi variabel. kategori yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 (Kurniawati,
Secara keseluruhan teknik prosedur 2015). Tes tertulis berupa tes objektif dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 bentuk pilihan ganda. Tes KPS sebanyak 10
D. Prosedur Penelitian butir soal dan lima pilihan jawaban yang telah di
Prosedur pelaksanaan penelitian ini validitasi kemudian diberikan kepada mahasiswa
ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut. sebagai praktikan sesudah pelaksanaan

TAHAP PENELITIAN praktikum dasar-dasar kimia analitik.


G. Uji Validitas Instrumen
Praktikum DDKA Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas isi (Content
Titrasi Asam Basa Validity). Instrumen yang diuji validitasnya
Titrasi Redoks
Pertemuan Observasi adalah instrumen tes. Validitas isi ada dua
Titrasi Argentometri
Titrasi macam yaitu diolah secara kualitatif dan
Kompleksometri
kuntitatif, untuk penelitian ini Instrumen
Pelaksanaan dianalisis secara kualitatif melalui expert
Hasil Penelitian Hasil
Tes judgement. Berdasarkan validitas isi, instrumen
tersebut disesuaikan dengan jenis praktikum dan
Tahap Analisis dan Pembahasan
juga menggunakan pendapat para ahli yaitu
dosen ahli (expert judgement). Dosen ahli
Kesimpulan
tersebut akan menyatakan apakah instrumen observasi dan tes, selanjutnya peneliti
tersebut sudah bisa digunakan dalam penelitian menyajikan data tersebut secara naratif.
tanpa perbaikan ataupun masih membutuhkan 3. Consclution Data ( Kesimpulan)
perbaikan (lampiran 13). Untuk menguji Penarikan kesimpulan dalam penelitian
validitas instrumen peneliti berkonsultasi dengan ini berdasarkan hasil reduksi data dari hasil
dosen ahli dibidang analitik (Elmawa, 2015). lembar observasi dan hasil tes. Data yang
Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai diperoleh setelah melakukan kegiatan praktikum
validator adalah Bapak Rahmanpiu, S.Pd., M.Si. dari hasil lembar observasi dan hasil tes adalah
H. Teknik Analisis Data berupa data kuantitatif, maka dilakukanlah
Analisis data dalam penelitian penganalisisan kembali pada data tersebut.
merupakan bagian penting dalam proses Analisis data yang dilakukan adalah analisis
penelitian karena melalui analisis data inilah, deskriptif kuantitatif. Beberapa data yang
data yang akan didapat tampak didapatkan secara kuantitatif akan
memanfaatkannya serta dapat menjawab apa dikonversikan kedalam penskoran kuantitatif
yang menjadi fokus permasalahan dalam dengan jalan sebagai berikut.
penelitian. Sugiyono (2016) Aktifitas dalam a. Lembar Observasi
analisis data kualitatif dilakukan secara Lembar observasi dibuat berdasarkan
interaktif dan berlangsung secara terus menerus aspek yang ingin diketahui dalam keterampilan
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. proses sains yang telah ditentukan sebelumnya.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data Hasil observasi kemudian akan dijumlahkan
reduction, data display, dan consclution data. untuk setiap kategori. Skor yang diperoleh
1. Data Reduction (Reduksi Data) kemudian dihitung persentasenya dengan rumus
Reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi sebagai berikut:
data sesuai dengan fokus masalah.. Reduksi data ∑ skor total
Rata-rata =
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Jumlah Mahasiswa
kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan
dan pengidentifikasian data. R
NP = x100%
2. Data Display (Penyajian Data) SM
Penyajian data yang paling sering dalam Keterangan :

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang NP = Nilai persen


keterampilan proses sains yang
bersifat naratif. Mendeskripsikan data dan
dicari
mengelompokkan data-data berdasarkan
R = Skor mentah yang
klasifikasi teknik pengumpulan data meliputi
diperoleh mahasiswa
SM = Skor maksimum ideal proses yang dicari
yang bersangkutan R = Skor mentah yang
100 = Bilangan tetap diperoleh mahasiswa
(Lestari, 2017). SM = Skor maksimum ideal dari
Untuk mengetahui apakah mahasiswa soal tiap seri
dikatakan menguasai Keterampilan Proses 100 = Bilangan tetap
Sains (KPS) terhadap pelaksanaan praktikum
dengan menggunakan Tabel 3.1 berikut. I. Menghitung N-gain
Tabel 3.1 Kriteria hasil observasi Kategorisasi terhadap nilai indeks gain
Tingkat yang diperoleh mahasiswa dilakukan untuk
Penguasaan Nilai Predikat mengetahui peningkatan keterampilan proses
81 – 100 % A
Huruf Sangat Baik sains pada setiap pertemuan praktikum dengan
61 – 80 % B Baik
penghitungan sebagai berikut:
41 – 60 % C Cukup
pertemuan awal− pertemuan lanjutan
21 – 40 % D Kurang N−g=
≤ 21 % E Kurang Sekali skormaks− pertemuan awal
Rentang nilai N-gain adalah 0 sampai
(Iqbalia, 2015).
dengan 1. Selanjutnya, nilai N-gain inilah yang
b. Tes Tertulis
diolah dan pengolahannya disesuaikan dengan
Tes ini berfungsi sebagai pemberian
permasalahan yang diajukan. Kriterian tingkat
skor keterampilan proses sains yang dimiliki
N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.2.
oleh mahasiswa. Agar unsur subjektivitas
Tabel 3.2 Kriteria tingkat N-gain
dihindari, maka ketika penskoran soal terlebih
Rentang Kriteria
dahulu ditentukan skor dari setiap jawaban hasil
N-gain< 0,3 Rendah
tes, setelah ditentukan skor dari setiap jawaban
0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang
kemudian jawaban dari mahasiswa akan dinilai
N-gain> 0,7 Tinggi
sesuai dengan rubrik penilaian yang telah (Duda dalam Karlina, 2017).
dibuat yang kemudian akan dibuat
persentasenya dengan rumus sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

∑ skor total A. Hasil Penelitian


Rata-rata =
Jumlah Mahasiswa Aspek keterampilan proses sains yang
dinilai anatara lain: (1) merancang percobaan;
R (2) menggunakan alat dengan bahan; (3)
NP = x100%
SM mengamati; (4) mengukur; (5) interpretasi
Keterangan: serta dan (6) komunikasi. Deskripsi skor
NP = Nilai persen kemampuan keterampilan proses sains mahasiswa dapat
diperoleh data hasil penelitian yang terdiri dari Data pada Tabel 4.1 diperoleh dari hasil
hasil observasi keterampilan proses sains pengamatan pada 14 mahasiswa setiap jenis
mahasiswa dan hasil tes. percobaan titrasi. Sistem pelaksanaan
1. Hasil Observasi Keterampilan Proses praktikumnya adalah secara bergiliran sehingga
Sains Mahasiswa setiap kelompok melaksanakan percobaan titrasi
yang berbeda-beda untuk setiap pertemuan.
Hasil ini merupakan data utama yang Untuk setiap percobaan titrasi diperoleh data
diperoleh dari pengamatan aktifitas kinerja dari kelompok mahasiswa dengan pertemuan
mahasiswa dalam lembar observasi yang yang berbeda-beda dimana ada kelompok
dilakukan oleh tujuh observer pada saat kegiatan dengan percobaan titrasi untuk pertama kali,
praktikum berlangsung. Jawaban dari kedua kali dan ketiga kali. Tabel 4.1
mahasiswa diberi skor kemudian diubah menjadi menunjukan presentase yang berkategori cukup.
bentuk persentase. Percobaan yang digunakan Jika dilihat dari persentase perolehan tiap
dalam menganalisis keterampilan proses sains percobaan, keterampilan interpretasi dan
mahasiswa pada praktikum dasar-dasar kimia komunikasi rata-rata adalah rendah. Ini
analitik yaitu titrasi asam basa, titrasi redoks, disebabkan karena tidak adanya persiapan
titrasi argentometri dan titrasi kompleksometri. mahasiswa sebelum pelaksanaan praktikum.
a. Data hasil pengamatan keterampilan Keterampilan interpretasi dan komunikasi sangat
proses sains mahasiswa setiap percobaan berhubungan dengan pengetahuan mahasiswa
titrasi terhadap setiap jenis percobaan titrasi baik itu
Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil teori, konsep maupun reaksi-reaksi kimia. Untuk
observasi untuk setiap percobaan titrasi keterampilan pada tiap percobaan yang rata-rata
disajikan dalam Tabel 4.1. persentasenya laih baik dari pada aspek
Tabel 4.1 Rata-rata skor KPS mahasiswa keterampilan lainnya yaitu keterampilan
pada setiap percobaan titrasi mengamati. Secara umum mahasiswa lebih
besar perhatiannya pada saat mengamati proses
menitrasi seperti mengecek volume awal pada
buret dan fokus mengamati perubahan warna.
b. Data hasil pengamatan keterampilan
proses sains mahasiswa dalam setiap
pertemuan

Pengamatan berlangsung selama enam


pertemuan praktikum, dimana setiap kelompok
praktikan diamati sebanyak tiga kali dengan
percobaan titrasi berbeda-beda. Setiap kelompok Berdasarkan analisis data secara keseluruhan
ada satu percobaan titrasi yang dilakukan tetapi dari hasil penelitian antar hasil observasi dan tes
tidak dihitung dalam pengamatan. Data pilhan ganda menunjukkan keterampilan proses
keterampilan proses sains mahasiswa dalam sains mahasiswa pada pelaksanaan praktikum
setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.2. dasar-dasar kimia analitik pada materi titrasi
Tabel 4.2 Rata-rata skor KPS mahasiswa adalah dengan kategori cukup dengan persentase
pada matakuliah dasar-dasar 55,01%.
kimia analitik c. Perhitungan N-gain
Peningkatan keterampilan KPS setiap
pertemuan dapat diketahui dengan cara analisis
N-gain. Adapun skor rata-rata N-gain yang
diperoleh antara pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 N-gain KPS mahasiswa pertemuan
1 dan 2
Parameter Jumlah Kategori
N-g< 0,3 4 KPS Rendah
0,3 ≤ N-g≤0,7 2 KPS Sedang
N-g> 0,7 0 KPS Tinggi
Rata-rata N-gain 0,19 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dua KPS


Hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.2
yang memiliki kategori sedang adalah
mengenai pengukuran keterampilan proses sains
menggunakan alat dengan bahan dan
melalui lembar observasi kegiatan praktikum
mengamati. Untuk empat KPS yang memiliki
dasar-dasar kimia analitik materi titrasi
kategori rendah meliputi keterampilan
mengungkapkan temuan hasil penelitian bahwa
merancang percobaan, keterampilan mengukur,
pada indikator mengamati memperoleh
keterampilan interpretasi dan keterampilan
persentase tertinggi sebesar 69,37% dengan
komunikasi.
kategori baik karena kegiatan mengamati adalah
Untuk peningkatan KPS antara
suatu kegiatan yang sangat sering dilakukan dan
pertemuan 2 ke pertemuan 3 dapat dilihat pada
diperhatikan oleh setiap mahasiswa karena
Tabel 4.4 berikut.
mahasiswa beranggapan bahwa pada kegiatan
inilah inti dari setiap pelaksanaan tittrasi.
Sedangkan pada indikator interpretasi
Tabel 4.4 N-gain KPS mahasiswa pada
memperoleh hasil terendah yaitu 36,15%.
pertemuan 2 dan 3 satu-satunya indikator KPS yang tidak
Parameter Jumlah Kategori meningkat. Rata-rata N-gain untuk keseluruhan
N-g< 0,3 5 KPS Rendah KPS yakni 0,1. Menurut Duda dalam Karlina
0,3 ≤ N-g≤0,7 0 KPS Sedang
N-g> 0,7 0 KPS Tinggi (2017) kedua skor rata-rata N-gain tersebut
Rata-rata N-gain 0,1 Rendah masuk dalam kategori rendah.
Keterampilan proses sains mahasiswa
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat
untuk setiap pertemuan telah meningkat
bahwa peningkatan terdapat 5 KPS yang
meskipun terdapat satu keterampilan yang
meningkat dengan kategori rendah meliputi
mengalami skor naik-turun pada rata-rata skor
keterampilan merancang percobaan,
KPS. Peningkatan keterampilan pada pertemuan
keterampilan menggunakan alat dengan bahan,
dibuktikan dengan skor rata-rata N-gain, hal ini
keterampilan mengamati, keterampilan
karena semakin seringnya mahasiswa
mengukur dan keterampilan interpretasi.
melakukan keterampilan ini sehingga mulai
Terdapat satu KPS yang tidak meningkat pada
terbiasa dalam melakukannya. Menurut
pertemuan ini yaitu keterampilan komunikasi.
Decaprio (2017), banyaknya latihan dan praktik
Peningkatan KPS antara pertemuan 1
yang dilakukan maka keterampilan dan
dengan pertemuan 2 adalah sebanyak 4 indikator
kemampuan bertindak akan meningkat. Semakin
KPS memilki tingkat peningkatan dengan
banyak berlatih dan melakukan praktik, semakin
kategori rendah yakni yakni keterampilan
bagus hasil yang akan diperoleh.
merancang percobaan, keterampilan mengukur,
2. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains
keterampilan interpretasi dan keterampilan
Mahasiswa
komunikasi, sedangkan 2 indikator KPS lainnya
Penelitian keterampilan proses sains
dengan kategori sedang yakni keterampilan
mengenai materi titrasi, selain menggunakan
menggunakan alat dengan bahan dan
lembar observasi peneliti juga menggunakan
keterampilan mengamati. Rata-rata N-gain
soal tes pilihan ganda untuk mengetahui
untuk keseluruhan KPS yakni 0,19. Sedangkan
pemahaman mahasiswa yang terdapat pada
untuk peningkatan KPS antara pertemuan 2
percobaan titrasi, tes diberikan setetah semua
dengan pertemuan 3 adalah 5 indikator KPS
percobaan pada pda praktikum dasar-dasar kimia
memiliki tingkat peningkatan dengan kategori
analitik selesai dilakukan, tes pilihan ganda yang
rendah yakni keterampilan merancang
ada mewakili indikator-indikator yang ada
percobaan, keterampilan menggunakan alat
keterampilan proses sains tersebut. Data hasil tes
dengan bahan, keterampilan mengamati,
tiap indikator keterampilan proses sains beserta
keterampilan mengukur dan keterampilan
persentasenya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
interpretasi. Keterampilan komunikasi adalalah
Tabel 4.5 Data rata-rata skor KPS
mahasiswa hasil tes melatihkan atau mengembangan KPS siswa di
Rata- dalam pembelajaran.
N rata
Indikator KPS Kategori
o skor KESIMPULAN
(%) Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
Merancang pembahasan sebelumnya, maka dapat
78,57
1. percobaan Baik disimpulkan bahwa:
Mengunakan alat Sangat
83,33 1. Keterampilan proses sains pada pelaksanaan
2. dengan bahan Baik
3. Mengamati 35,71 Kurang praktikum dasar-dasar kimia analitik yang
4. Mengukur 25 Kurang dilakukan pada materi titrasi asam basa,
5. Interpretasi 42,86 Cukup titrasi redoks, titrasi argentometri dan titrasi
6. Komunikasi 60,71 Cukup
kompleksometri yang diperoleh melalui
  Rata-rata 54,37 Cukup
hasil observasi KPS yaitu merancang

Tabel 4.5 menunjukkan hasil tes pilihan percobaan dengan persentase 56,63%,

ganda pada keterampilan proses sains dasar menggunakan alat dengan bahan 59,97%,

mahasiswa. Berbeda dengan hasil observasi, mengamati 69,37%, mengukur 60,44%,

data yang diperoleh pada hasil tes ini interpretasi 36,15% dan komunikasi

memperlihatkan hasil tertinggi pada indikator 51,35%. Sedangkan persentase KPS

mengunakan alat dengan bahan adalah 83,33% mahasiswa melalui hasil tes yaitu

dengan kategori sangat baik. Untuk skor rata- merancang percobaan 78,57%,

rata tes KPS sebesar 54,36% menunjukkan menggunakan alat dengan bahan 83,33%,

bahwa skor keterampilan proses sains melalui mengamati 35,71%, mengukur 25%,

tes yang diperoleh adalah cukup. interpretasi 42,86% dan komunikasi

Berdasarkan hasil keterampilan proses 60,71%. Secara keseluruhan dari hasil

sains yang didapatkan maka sangat perlu untuk observasi dan tes keterampilan proses sains

ditingkatkan keterampilan proses sains mahasiswa pada pelaksanaan praktikum

mahasiswa sejak dini sehingga nantinya akan dasar-dasar kimia analitik adalah sebesar

menjadi guru yang memiliki keterampilan yang 55,01%.

baik. Menurut Agustina dan Alanindra (2016), 2. Peningkatan keterampilan proses sains pada

Pengembangan keterampilan proses sains pelaksanaan praktikum dasar-dasar kimia

merupakan hal yang penting di dalam analitik pada setiap pertemuan adalah untuk

pembelajaran. Melatihkan KPS bagi mahasiswa rata-rata N-gain KPS antara pertemuan 1

sebagai calon guru penting dilakukan agar kelak dan 2 sebesar 0,19 sedangkan untuk

ketika menjadi guru, mahasiswa dapat pertemuan 2 dan 3 sebesar 0,1.


Decaprio, R. 2017. Panduan Mengembangkan
Kecerdasan Motorik Siswa. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
DIVA Press.
Afiyanti, Y. dan Imami N. R. 2014. Matodologi Dimyati, J. 2013. Metodologi Penelitian
Penelitian Kualitatif dalam Riset Pendidikan dan Aplikasinya pada
Keperawatan. Rajagrafindo Persada. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jakarta. Kencana. Jakarta.
Agustina, P. dan Alanindra S. 2016. Analisis Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan
Keterampilan Proses Sains (KPS) Dasar Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Elmawa, M. F. 2015. Penggunaan Multimedia
Matakuliah Anatomi Tumbuhan (Studi untuk Meningkatan Prestasi Belajar
Kasus Mahasiswa Prodi P. Kiologi Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) bagi
FKIP UMS Tahum Ajaran 2015/2016). Siswa Kelas IVA Sekolah Dasar Negeri
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Patalan Baru Tahun Ajaran 2014/ 2015.
Sains. Skripsi.
Agustin, R. R., Wiwi S. dan Gebi D. 2013. Emda, A. 2014. Laboratorium sebagai Sarana
Pengembangan Tes Keterampilan Proses Pembelajaran Kimia dalam
Sains SMA Kelas XI Pokok Bahasan Meningkatkan Pengetahuan dan
Titrasi Asam Basa. Jurnal Jurusan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
MIPA. Vol.18. No.2. Hal: 240-244. Journal. Vol. 2 No. 2. Hal: 219-229.
Akinbobola, A. O. dan Folashade, A. 2010. Fadlan, A. 2011. Strategi Pengembangan
Analysis of Science Process Skills in Science Generic Skills (SGS) Calon
West African Senior Secondary School Guru Fisika Melalui Model
Certificate Physics Practical Pembelajaran Group Investigation pada
Examination in Nigeria. American- Matakuliah Praktikum. Jurnal
Eurasian Journal of Scientific Research. Phenomenon. Vol.1 No.1. Hal: 31-44.
Vol.5 No.4. Hal: 234-240. Hamdiyati, Y. dan Kusnadi. 2007. Profil
Amirudin, Kharisma K. H. dan Fauzan. 2014. Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Aplikasi Pembuatan Jurnal Kegiatan Melalui Pembelajaran Berbasis Kerja
Praktikum di Laboratorium Kimia SMA Ilmiah pada Matakuliah Mikrobiologi.
Nurul Jadid dengan Menggunakan Jurnal Pengajaran MIPA. Vol.10 No.2.
Python dan Mysql. Teknik Informatika Hal:36-42.
STT Nurul Jadid Probolinggo. Hal: 74-
87. Handayani, A. P., Supriyono K. dan Parno.
Ardiansyah, D. 2014. Analisis Keterampilan 2016. Identifikasi Keterampilan Proses
Proses Sains Siswa pada Materi Titrasi Sains Mahasiswa Fisika Universitas
Asam Basa Menggunakan Model Negeri Malang. Pros. Semnas Pend.
Pembelajaran Guided Inquiry. Skripsi. IPA Pascasarjana UM. Vol.1. Hal:81-
Ardianto. 2014. Keefektifan Penerapan 87.
Pendekatan Mikroskopis dalam Inayah, L. dan Andari P. A. 2016. Analisis
Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Tingkat Keberhasilan Pembelajran
Materi Asam Basa Siswa Kelas XI MIA Laboratorium dalam Pelajaran Kimia
SMA Negeri 9 Kendari. Skripsi. di SMA Negeri 9 Semarang. Seminar
Astuti, U. N. M. 2014. Peningkatan Nasional Pendidikan, Sains dan
Keterampilan Proses Sains Teknologi FMIPA. Universitas
Menggunakan Pendekatan Somatis, Muhammadiyah Semarang. Hal:200-
Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) di 207.
SMA Negeri 1 Banguntapan Kelas XI Iqbalia, F. 2015. Analisis Keterampilan Proses
Semester 2. Skripsi.s Sains Siswa pada Model Pembelajaran
Predict, Observe, Explain (POE) pada
Materi Asam Basa. Skripsi.
Karlina, 2017. Efektivitas Penerapan Model Berkarakter. JRKPF UAD. Vol.4 No.2.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Hal:60-65.
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Semiawan, C., Tangyong, Belen, Yulaelawati M
Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri dan Wahjudi S. 1985. Pendekatan
7 Bombana pada Pokok Bahasan Keterampilan Proses. Gramedia.
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jakarta.
Skripsi. Setiawan, R. 2017. Penelitian Tindakan Kelas.
Karviyani, S., Ila R. dan Tasfiri E. 2015. Yrama Widya. Yogyakarta.
Pengembangan Instrumen Asesman Sugianto. 2013. Pengembangan LKS Berbasis
Kinerja Praktikum pada Materi Titrasi Keterampilan Proses Sains pada Tema
Asam Basa. Jurnal Pendidikan dan Fotosintesis Untuk Meningkatkan
Pembelajaran Kimia. Vol.4. No.1. Hal: Kemampuan Kerja Ilmiah. Skripsi.
83-94. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R
Kompetensi Dasar Sekolah Menengah dan D). Alfabeta. Bandung.
Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA). Sunarya, Y. 2010. Kimia Dasar 1. Yrama
Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Widya. Bandung.
UI Press. Jakarta. Susilawati, Susilawati dan Nyoman S. 2015.
Kurniawati, A. 2015. Analisis Keterampilan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Proses Sains Peserta Didik kelas XI Terbimbing terhadap Keterampilan
Semester II MAN Tempel Tahun Ajaran Proses Sains Siswa. Jurnal Tadris IPA
2012/2013 pada Pembelajaran Kimia Biologi FITK IAIN Mataram. Vol.3
dengan Model Learning Cycle 5E. No.1. Hal:27-36.
Skripsi. Verawati, N. N. S. P. dan Saiful P. 2016. Reviu
Lestari, M. Y. 2017. Analisis Keterampilan Literatur Tentang Keterampilan Proses
Proses Sains pada Pelaksanaan Sains. Prosiding Seminar Nasional
Praktikum Fisika Dasar I Terhadap Pusat Kajian Pendidikan Sains dan
Mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Matematika.
Raden Intan Lampung. Skripsi.
Lestari, M. Y. dan Nirva D. 2018. Keterampilan
Proses Sains (KPS) pada Pelaksanaan
Praktikum Fisika Dasar I. Indonesian
Journal of Science and Mathematics
Education. Vol.1 No.1. Hal:49-54.

Maknun, D., Hertien S., Achmad M. dan Tati S.


2012. Pemetaan Keterampilan Esensial
Laboratorium dalam Kegiatan
Praktikum Ekologi. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia. Vol.1 No.1. Hal:1-7.
Nuha, D. F., Haryono dan Bakti M.. 2015.
Kontribusi Laboratorium Terhadap
Pembelajaran Kimia SMA. Jurnal
Pendidikan Kimia.
Vol.4 No.1. Hal:82-88.
Pursitasari, I. D. 2014. Kimia Analitik Dasar.
Alfabeta. Bandung.
Riswanto dan Novi A. K. D. 2017. Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Laboratorium
untuk Meningkatkan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai