Anda di halaman 1dari 4

Nama : Christin Oktavia Mirafiori

NIM : 19407141020

Prodi : Ilmu Sejarah A (2019)

DEFINISI, JENIS-JENIS dan KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI


A. Definisi
Sejarawan merupakan orang yang menulis peristiwa-peristiwa masa lalu melalui
berbagai fakta yang ada. Tanpa fakta mustahil seorang sejarawan dapat merekontruksi
sejarah. Fakta memiliki posisi penting pada pada sejarah dan fakta inilah yang
membedakan antara sejarawan dan sastrawan. Sedangkan seorang sastrawan menulis
sebuah karya sastra yang tidak menekankan pada fakta, ia bisa membuat karya sastra
dengan gaya imajinasi yang sastrawan tersebut miliki.
Fakta-fakta sejarah seperti halnya dengan puzzle yang berbentuk potongan-
potongan gambar yang diumpamakan sebagai fakta. Oleh sejarawan potongan gambar
tersebut di kumpulkan kemudian disusun hingga sesuai. Nah sama dengan halnya yang
terjadi dengan sejarah, sejarawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada kemudian
dituangkan melalui tulisan atau cerita yang sering disebut dengan historiografi (penulisan
sejarah). Dalam menulis sejarah seorang sejarawan menulis apa yang mudah dipikirkan,
dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh seseorang atau narasumbernya. Tapi
seorang sejarawan juga harus memperhatikan hal yang penting yang akan diungkapkan
seperti apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana sesuatu yang telah terjadi. Jika salah
satu dari itu tidak diperhatikan sejarawan maka sejarah akan sulit diungkap.
Selain ada yang harus diperhatikan bai sejarawan, ada juga yang harus dihindari :
1. Sikap memihak kepada suatu kepercayaan atau pendapat
2. Kepercayaan berlebihan kepada narasumber
3. Ketidaksanggupan memahami apa yang sebenarnya dimaksud
4. Ketidaktahuan sejarawan dalam mencocokan keadaan dengan kejadian sebenarnya
5. Tidak mengetahui watak berbagai kondisi yang muncul dalam peradaban
Dengan adanya sesuatu yang harus diperhatikan dan dihindari oleh sejarawan,
maka sejarawan teersebut menghasilkan penulisan sejarah atau yang bisa disebut
dengan Historiografi. Historiografi merupakan gabungan dari kata yaitu ‘history’
yang berarti sejarah dan ‘grafi’ yang berarti deskripsi atau penulisan. Penulisan
sejarah adalah cara untuk merekonstruksi suatu gambaran masa lampau berdasarkan
data yang telah diperoleh melalui penelitia.

B. Jenis-Jenis dan Karakteristik


1. Historiografi indonesia
Menggunakan objek dan subjek untuk menelusuri sejarah indonesia,
objek yang dimaksud ialah fakta, sedangkan subjek sendiri merupakan perasaan
dan pikiran manusia. Menggunakan objek, karena objek yang memberikan
gambaran mengenai isi dari dokumen. Sedangkan subjek menjelaskan atau yang
berbicara. Historyografi di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, hal
itu disebabkan oleh karena peristiwa yang telah terjadi di negeri ini. Karena
Indonesia mengalami beberapa fase peristiwa penting, mulai dari zama hindhu-
buddha hingga masuknya islam,. Penjajahan yang sangat lama, kemudian
Indonesia merdeka dengan perjuangan rakyat, hingga kehidupan modern seperti
zaman ini. Dengan adanya beberapa fase tersebut maka historyografi Indonesia
dapat terbagi menjadi empat corak, yaitu historyografi tradisional, kolonial,
nasional dan modern.
a. Historyografi Tradisional, adalah penulisan sejarah yang dimulai
dari zaman hindhu-budhha sampai masuknya islam di Indonesia.
Penulisan sejarah di zaman itu umumnya ditulis dalam prasasti yang
bertujuan supaya generasi penerus dapat mengetahui peristiwa masa
lalu terutama di zama kerajaan saat seorang raja memerintah sebuah
kerajaan. Naskah kuno tersebut dapat berbentuk seperti hikayat dan
babat, hikayat lebih dikenal di Melayu, sedangkan babat duikenal di
Mataram. Babat berisi unsur irasional, cerita bercampur mitos yang
kadang-kadang dipenuhi dengan kiyasan dan isyarat. Sedangkan
hikayat, merupaka kesusastraan Melayu yang keseluruhan ceritanya
didominasi oleh karya-karya yang bernuansa islam. Tidak hanya
hikayat dan babat yang berada pada historyografi tradisional, namun
mitos juga ada pada historyografi tradisional. Mitos merupakan suatu
cerita yang bersumber seperti halnya sejarah tetapi menonjolkan pada
khayalan.
Pada dasarnya yang ada di historiografi tradisional fakta tidak
terlalu penting, karena penulisnya lebih sering membahas tentang
mitos dan sedikit yang membahas tentang fakta. Untuk mengetahui
bagaimana penulisan dalam historiografi tradisional maka ada pula
ciri-cirinya yaitu : region-sentries (kedaerahan), cenderung
mengabaikan unsur fakta karena dipengaruhi dari sistem kepercayaan
masyarakat adanya kepercayaan terhadap mitos.Percaya magis atau
sihir terhadap tokoh tertenntu.
b. Historiografi Kolonial, merupakan kepenulisan sejarah bangsa-
bangsa asing di Indonesia. Bangsa-bangsa tersebut tentunya pernah
menjajah Indonesia. Historiografi ini biasa dikenal dengan
europacentrisme atau belandacentrisme karena yang diuraiakan atau
dibentangkan adalah aktivitas bangsa eropa atau belanda. Dalam
historiografi kolonial memiliki karakteristik yang membedakan dengan
historiografi lainnya yaitu, historiografi ditulis oleh sejarawan yang
intinya bahwa yang mebuat adalah orang barat. Ini dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai bahan laporan pada pemerintahan raja belanda,
sebagai bahan evaluasi maupun kebijakan daerah kolonial. Dalam hal
ini sangat sedikit yang mencerityakan rakyat jajahan walaupun
pribumi sangat dekat hubungannya dengan orang asing.
c. Historiografi Nasional dimulai saat dinyatakannya Indonesia telah
merdeka dari penjajahan pada tahun 1945. Sejak saat itu sejarawan
mulai menulis sejarah Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang
dialami seperti proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pembentukan
pemerintahan Republik Indonesia. Beda dengan historiografi colonial,
historiografi nasional lebih dominan Indonesian sentries. Yang
membedakan dengan historiografi yang lainnya yaitu Historiografi
nasional ditulis oleh orang-orang Indonesia yang memahami dan
menjiwai negri ini. Penulisannya bersifat Indonesia sentries. Dengan
adanya syarat dan karakteristik dari historiografi nasional, maka lebih
memudahkan penulis dan pembaca sejarah untuk memahami sejarah
nasional.
d. Historiografi Modern ada setelah historiografi nasional sekitar tahun
1957 yang dianggap sebagai titik tolak kesadaran sejarah baru.
Diresmikannya pada waktu terselenggaranya Seminar Sejarah
Nasional Indonesia yang pertama di Yogyakarta. Menurut
Kuntowijoyo historiografi baru (Modern) penting dalam penulisan
sejarah di Indonesia. Karena Sejak Indonesia merdeka pemikiran
kesejarahan lebih didominasi oleh pemikiran dekolonisasi dan ilmu-
ilmu sosial. Bagi Kuntowijoyo, menulis dan merekonstruksi masa lalu
digunakan untuk menjelaskan masa kini dan merancang masa depan.
Dalam historiografi modern, lebih mengedepankan metode dan teori
sejarah. Jika metode dan teori sejarah tidak dipergunakan maka akan
menjadi seperti historiografi tradisional. Metode dan teori masih
belum dipergunakan dengan baik. Unsur mitos pun di tiadakan karena
lebih menonjolkan pada fakta yang ada. Fakta memiliki peranan
penting untuk mengungkap suatu peristiwa.

2. Historiografi Islam
Historiografi Islam di Indonesia berbeda dengan historiografi Indonesia.
Jika historiografi Islam Indonesia menonjolkan pada unsur-unsur Islam
yang ada di Indonesia, sedangkan historiografi Indonesia tidak
memperdalam pada Islam, akan tetapi lebih bersifat umum. Perkembangan
historiografi Islam secara umum, pada masa lalu maupun sekarang,
memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu sejarah didalam pendidikan Islam telah memberikan
pengaruh yang menentukan tingkat intelektual penulisan sejarah, sehingga
historiografi Islam lebih mudah difahami. Dengan menonjolkan pada
Islam maka historiografi Islam Indonesia merupakan perpaduan antara
ilmu sejarah dan agama, dengan adanya perpaduan seperti itu maka
Kuntowijoyo melahirkan sebuah pemikiran yaitu Ilmu Sosial Profetik
(ISP).
DAFTAR PUSTAKA

1. Helius Sjamsuddin.2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.


2. Kuntowijoyo. Metodologi Penelitian Sejarah. Halm :1-2
3. R. Moh. Ali. Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: LKIS, 2005), halm :208

Anda mungkin juga menyukai