Anda di halaman 1dari 4

Autobiografi Keagamaan

Nama saya tegar ardeta, lahir di yogyakarta 21 maret 2001, saya merupakan
anak kedua dari dua bersaudara. Ayah saya bernama yuni ruswanto dan ibu saya
bernama amik suparmi, saya dilahirkan di keluarga yang berkecukupan dalam segi
materi maupun non materi. Sedari kecil saya sudah ditanamkan nilai keagamaan,
dari hal yang mendasar, bagaimana membedakan hal mana yang burung mana
yang baik, dan dapat membedakan mana yang dilarang agama dan mna yang
diperintahkan atau dipatuhi dalam agama. Sewaktu taman kanak-kanak saya mulai
masuk ke taman pendidikan alquran atau biasa nya disebut dengan TPA. Disana
saya mulai diajarkan bagaimana membaca alquran, bagaimana tata cara dalam
beragama. Dalam fase ini saya sangat menyadari bahwa pentingnya agama dalam
kehidupan sehari hari, dari TPA inilah saya mulai mengikuti lomba yang
berkaitan dengan dengan agama, walaupun jarang mendapat juara tetapi
pengalaman yang saya dapatkan sangat lah berharga untuk kehidupan saya kelak
dimasa depan.
Pada tahun 2007 sewaktu memasuki sekolah dasar saya lebih dalam dalam
mempelajari agama selain masih belajar ditaman pendidikan alquran saya juga
mendapat pelajaran agama di sekolah dasar, disini banyak diajarkan berbagai
aturan, dan lebih menambah pengetahuan saya di bidang spiritual. Kembali
keawal bagaimana saya mempelajari agama, saya diwaktu kecil memang kurang
dalam ketaatan dalam agama dikarenakan beragamnya agama yang ada dikeluarga
saya, dan ditambah lagi ayah saya yang belum menuanaikan ibadah. Selain dari
ayah ibu saya juga dulu sekolah di pangudi luhur yang notabene merupakan
sekolah non islam. Dari hal ini membuat saya kurang dalam segi agama walaupun
tetap diajarkan hal yang mendasar diagama saya. Waktu 6 tahun disekolah dasar
sangat lah cepat cukup banyak hal yang saya dapatkan waktu itu, bekal ini yang
saya harapakan terus bertambah ke jenjang sekolah berikutnya. Sebelum itu
dikelas 5 atau 6 SD saya sudah keluar dari taman pendidikan alquran dan memilih
untuk membaca akquran bersama kakak saya dirumah, meski disayangkan oleh
guru mengaji saya waktu itu. Bila membahas sekolah dasar dalam hal ini selalu
teringat guru SD saya waktu itu bila bulan ramadhan memberikan tugas dalam
buku catatan ramadhan, tugas itu ialah mencari tanda tangan penceramah dalam
sholat tarawih dan sholat subuh, selain itu juga ditugaskan menjadi muadzin dan
mencatat bagaimana puasa kita waktu itu. Saya menyadari hal ini sangat lah
penting untuk mendidik anak-anak agar mejalankan ibadah atau kewajibannya
sedari kecil, walaupun waktu itu banyak yang memlasukan tugasnya agar
mendapatkan nilai yang bagus.
Setelah lulus dari sekolah dasar saya melanjutkan ke sekolah menengah
pertama di imogiri, walaupun saya tidak diterima di sekolah favorit waktu itu.
Sewaktu SMP saya cukup mendapat ilmu agama yang cukup diatara nya banyak
diadakan nya bakti sosial, pesantren dan masih banyak lagi. Selain itu setiap pagi
hari sebelum dimulai nya pembelajaran diwajibkan setiap siswa membaca alquran
dan asmaul husna, hal ini memberikan pengalaman baru bagi saya yang belum
saya dapatkan sewaktu sekolah dasar, Selama 3 tahun saya mulai terbiasa
melakuan kegiatan tersebut pada pagi hari. Setelah melakukan kegiatan membaca
alquran dan asmaul husna para siswa dianjurkan untuk menunaikan sholat dhuha
di mushola sekolah, akan tetapi banyak siswa yang menghiraukan hal ini dan
meilih untuk jajan dikantin. Berjalannya tahun ketiga di sekolah menengah
pertama saya semakin mersa dekat kepada yang maha kuasa dikarenakan setiap
minggu past diadakan pengajian atau kajian di sekolah sehingga menambah nilai
religius bagi saya. Selain itu saat mendekati ujian nasional setiap hari banyak
tambahan kegiatan keagamaan seperti diadakan nya khataaman dan masih banyak
lagi.
Setelah lulus dari sekolah menengah pertama saya kemudian melajutkan
pendidikan ke madrasah aliyah negeri 2 yogyakarta, disinilah banyak ilmu dan
pengalaman yang saya dapatkan. Dari awal masuk yang melalui banyak tes
keagamaan seperti tes membaca alquran, hafalan surat pendek, wawancara
keagamaan , dan masih banyak lagi, diawal saya menempuh pendidikan di
madrasah saya butuh penyusuain lingkungan yang cukup lama, mungkin satu
tahun waktu itu , dikarenakan lingkungan sekolah negeri biasa cukup berbeda
dengan madrasah yang dikenal orang sebagai sekolah yang agamis. Di madrasah
ini saya mendapat ilmu baru seperti akidah akhlaq, fiqih, quran hadist, dan bahasa
arab, awalanya saya merasa kesulitan karena ini merupakan mata pelajaran baru
bagi saya yang tidak saya dapatkan sebelumnya. Hal ini menambah pengetahuan
sepiritual saya, selain itu juga dapat saya bagikan nanti untuk masyarakat lainnya.
Di madrasah ini juga diwajibkan bagi setiap muridnya untuk hafal minimal 1 juz
dalam alquran, meskipun saya juga hanya dapat hafal 1juz, tetapi menurut saya
hal ini cukup membuat saya merasa lebih baik dari sebelumnya. Masa SMA
merupakan masa yang sangat banyak kenangan, baik kenangan baik maupun
buruk, baik kenangan berharga ataupun kenangan yang useless.
Selama 3 tahun saya menempuh pendidikan di madrasah ini semakin
bertambah pula pengalaman keagamaan saya dimulai dari membaca alquran
sampai hadist-hadist, selain itu lebih mendetail nya ajaran yang diajarakan
dimadrasah dari hal kecil hingga hal yang besar yang berkaitan dengan larangan
diagama islam ini. Hal yang paling menarik saat saya menempuh pendidikan
dimadrasah ialah pada saat kita sebelum ujian, seluruh siswa madrasah membaca
alquran dan mengkhatamkannya, ini merupakaan pengalman baru bagi saya.
Selain dari segi pendidikan ada seorang guru madrasah yang sangat membantu
saya dalam memperdalam ilmu agama dan selalu mengingatkan saya tentang
kewajiban sebagai umat muslim, beliau juga merupakan guru yang sabar
dikarenakan sewaktu itu kelas sya sangatlah terkenal dengan kelas yang sering
membuat onar, Tetapi beliaulah yang selalu membimbing dan menasihati
muridnya agar tidak mengulangi hal tersebut.
Di masa SMA memang saya hampir terjerumus di lingkungan yang kurang
baik yang bisa jadi membat saya menjadi orang yang kurang baik, tetapi
alhamdulillah nya saya dapat mencegah hal tersebut. Hal itu dapat mengajarkan
saya dan dapat menjadi pembelajaran agr dihidup ini kita harus menjadi orang
baik dimanapun kapanpun. Kedua orangtualah yang menjadikan saya motivasi
agar kelak mejadi orang sukses yang dapat membanggakannya, memang sekarang
belum bisa, saya hanya bisa mebuat mereka resah dan marah. Bapak ibu terima
kasih telah mengajarkan saya banyak hal tak kecuali agama walaupun engkau
mengajarkan hanya sebatas dasar tetapi ajaran itulah yang dapat memotivasi saya
agar lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai