Anda di halaman 1dari 3

Pengalaman Religius yang Pernah Dialami

M Dhiaulfikri N H 1606900713

Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena saya dilahirkan dari keluarga muslim yang
cukup taat dalam menjalankan agama islam. Di keluargalah saya paling banyak mendapatkan
ilmu dan pengalaman yang begitu berharga mengenai agama. Mulai dari cara sholat yang benar,
mengaji hingga aturan mengenai hak waris yang cukup rumit. Ayah dan ibu saya adalah orang
yang sangat menghargai islam sebagai agamanya. Menurut mereka islam adalah pondasi utama
dalam hidup dan karena itulah saya sedari kecil sudah ditanamkan banyak sekali nilai-nilai islam.
Saat saya kecil Alhamdulillah saya diberikan kesempatan oleh Allah SWA untuk tinggal
di luar negeri, yaitu di jepang. Seperti yang kita tahu Negara tersebut bukanlah sebuah Negara
dengan mayoritas muslim sehingga bisa kita tebak dengan mudah betapa sulitnya mencari
makanan yang halal disana. Di Jepanglah saya belajar begitu banyak hal mengenai makanan
yang bisa kita makan dan yang tidak bisa kita makan. Yang lebih hebat lagi saya belajar dan
menerapkannya secara langsung disana. Orang tua saya mengajarkan saya untuk menghindari
makanan yang mengandung alcohol juga selalu waspada pada makanan yang berbahan dari babi.
Di jepang jugalah saya pertama kali belajar berpuasa di bulan ramadhan. Saya masih
ingat bahwa begitu sulitnya menahan lapar di saat kecil apalagi di tempat asing seperti jepang.
Selain dari orang tua saya, saya juga sadar bahwa secara tidak langsung orang-orang di jepang
mengimplementasikan banyak nilai-nilai yang terkandung dalam agama islam. Contohnhya
seperti selalu menjaga kebersihan, tentu kita mengetahui bahwa kebersihan begitu lekat dengan
agama kita, lalu kesopanan dan ramah, dalam islampun kita mengetahuinya dengan begitu
mudah bahwa kesopnan merupakan hal yang begitu penting untuk dijaga dan juga kita harus
ramah terhadap orang-orang disekitar kita.
Sekembali dari jepang, saya bersekolah di sebuah SD islam di kota Bandung. Disana juga
saya mendapatkan begitu banyak ilmu-ilmu dasar mengenai islam. Saya diajarkan sejarahsejarah dasar yang ada di islam, tokoh-tokoh penting yang ada di islam, lalu saya juga pertama
kali belajar sholat dhuha saat SD, lalu belahar mengenai adab ketika makan dan minum, belajar
sifat-sifat nabi, mengenal asmaulhusna, belajar berpuasa,

Di SD jugalah saya mendapatkan ilmu pertama saya mengenai menghafal Al-Quran dan
SD tersebut juga cukup serius dalam membina para siswanya untuk dapat belajar menghafalkan
Al-Quran. Alhamdulillah berkat pembinaan yang diberikan oleh SD tersebut saya berhasil
menghafalkan juz 30 dengan cukup lancer saat lulus. Hal tersebut sangat berarti bagi saya karena
membuat saya memiliki modal kedepannya untuk menghafal lebih banyak lagi dan modal agar
bisa menjadi imam masjid kelak.
Setelah lulus SD, saya sempat menimba ilmu di pesantren di daerah Subang, Jawa Barat.
Saya hanya bertahan selama satu tahun di tempat tersebut, namun Alhamdulillah dengan izin
Allah saya berhasil menghafalkan dua juz tambahan disana. Saat naik ke kelas 8 saya sudah
berhasil menghafalkan 3 juz yaitu 30,29, dan 28. Namun sayang sekali seiring berjalannya waktu
hafalan-hafalan teresebut terus berkurang hingga sekarang. Hal tersebut terjadi karena saya
jarang sekali untuk membaca Al-Quran.
Setalah setahun di Subang saya kembali ke Bandung untuk bersekolah di sekolah Negeri.
Disana saya menemukan cukup banyak perbedaan lingkungan yang saya hadipi dari sebelumnya
di sekolah islam. Sejujurnya saya bahkan sempat berada di salah satu titik terendah dalam hidup
saya pada saat SMP. Saya mendapat banyak godaan dan malah mengikutinya. Saat ini saya
merasa ingin sekali mengulang dan memperbaiki masa SMP saya dulu agar sekarang menjadi
pribadi yang lebih baik.
Selanjutnya adalah masa SMA, di masa SMA ini saya merasa masih menjadi orang yang
sama dengan saat SMP dulu. Saya masih suka melanggar berbagi aturan Allah dan saya
menyesalinya. Di SMA juga saya tidak memiliki prestasi di bidang ke agamaan yang bisa saya
banggakan. Saya juga tidak dapat menambah hafalan saya dan justru malah terus berkurang.
Namun di masa SMA ini saya bersyukur karena mengenal mentoring untuk pertama kalinya. Di
mentoring tersebut saya merasa mendapatkan ketenangan yang saya cari sebelumnya.
Saya berharap dengan menulis essay ini maka saya dapat mengingat kembali berbagai
hal yang pernah saya lakuka sebelumnya. Mulai dari hal-hal yang buruk hingga prestasi yang
pernah saya dapatkan dulu. Di masa perkuliahan ini saya berharap agar saya benar-benar dapat
mengembangkan diri saya lebih jauh lagi dan meningkatkan keimanan saya kepada Allah SWA.
Saya percaya bahwa Allah akan menunjukkan jalan kepada saya untuk dapat memperbaiki diri
menjadi individu yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai