Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASKEB PERSALIANAN DAN BAYI BARU LAHIR

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PEMBERIAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

DOSEN PENGAMPUH : Sherlyansie V Boimau, S.ST., M.Pd

OLEH

NAMA : FEBRIYANI MARLINCE ROMA


TINGKAT : IIA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini berjudul pemberdayaan perempuan dalam pemberian
asuhan kebidana pada persalinan dan BBL. Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk
menambah pengetahuan pembaca khususnya penulis mengenai pemberdayaan
perempuan dalam pemberian asuhan kebidana pada persalinan dan BBL.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Kupang, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................2

Daftar Isi .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Passenger.....................................................................................................6

B. Pessage.........................................................................................................7

C. Power...........................................................................................................10

D. Psikis............................................................................................................17

E. Penolong.......................................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan
Spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang
bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Setiap
perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta
harapan. Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya
dan keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat
keputusan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat pemberian
asuhan. Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk
memperoleh pendidikan dan informasi dalam menjalankan tugasnya.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, kepada masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui
sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan
dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-darurat.

B. Rumusan Masalah
1 Bagaimanaka pemberdayaan perempuan dalam dalam pemberihan
asuhan kebidanan pada persalinan dan BBL ?
C. Tujuan
1 Mengetahui dan memahami pemberdayaan perempuan dalam
pemberihan asuhan kebidanan pada persalinan dan BBL.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemberdayaan Perempuan Dalam Pemberian Asuhan Kebidanan


Pada Persalinan dan BBL
Pemberdayaan perempuan adalah suatu proses kesadaran dan
pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih
besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar
dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang
lebih besar antara perempuan dan laki-laki
Pemberdayaan merupakan transformasi hubungan kekuasaan
antara laki-laki dan perempuan pada empat level yang berbeda, yakni
keluarga, masyarakat, pasar dan negara. Posisi perempuan akan membaik
hanya ketika perempuan dapat mandiri dan mampu menguasai atas
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya (Zakiyah,
2010).
Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting dalam
meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan potensi diri agar
lebih mampu mandiri dan berkarya. Kesadaran mengenai peran perempuan
mulai berkembang yang diwujudkan dalam pendekatan program
perempuan dalam pembangunan. Hal ini didasarkan pada satu pemikiran
mengenai perlunya kemandirian bagi kaum perempuan, supaya
pembangunan dapat dirasakan oleh semua pihak. Karena perempuan
merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga sehingga posisinya
di ikut sertakan dalam pembangunan.
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk membangun
kesadaran perempuan tentang kesetaraan gender agar mampu
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sehingga perempuan
dapat mandiri dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan. tujuan program
pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
1 Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri
dalam program pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar
tidak sekedar menjadi objek pembangunan seperti yang terjadi selama
ini. 
2 Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan,
untuk meningkatkan posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam
setiap pembangunan baik sebagai perencana, pelaksana, maupun
melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
3 Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha
skala rumah tangga, industri kecil maupun industri besar untuk
menunjang peningkatan kebutuhan rumah tangga, maupun untuk
membuka peluang kerja produktif dan mandiri. 
4 Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal
sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat
secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tempat
tinggalnya.
a. Langkah-langkah Pemberdayaan Perempuan 
Menurut Sulistyani (2004), tahapan atau langkah-langkah dalam
pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan.
Pada tahap ini pihak pemberdaya/aktor/pelaku pemberdayaan berusaha
menciptakan pra-kondisi, supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya
proses pemberdayaan yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih
membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat
itu, dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka
tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan
yang lebih baik.
2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan. Proses transformasi pengetahuan dan kecakapan
keterampilan dapat berlangsung dengan baik, penuh semangat, dan
berjalan efektif jika tahap pertama telah ter-kondisi. Masyarakat akan
menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan
keterampilan yang relevan dengan tuntutan kebutuhan. Pada tahap ini
masyarakat dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang
rendah yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek pembangunan saja,
belum mampu menjadi subyek dalam pembangunan.

3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan


sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian. Tahap ini merupakan tahap
pengayaan atau peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan
keterampilan yang diperlukan supaya mereka dapat membentuk
kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh
kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan
kreasi-kreasi dan melakukan inovasi- inovasi dalam lingkungannya.
Apabila masyarakat dapat melakukan tahap ini, maka masyarakat
dapat secara mandiri melakukan pembangunan.

b. Women and Family Partnership
Women and Family partnership adalah adanya keterkaitan antara
wanita hamil dengan keluarganya. Keterkaitan disini karena adanya
dukungan ,kerjasama anggota keluarga dengan wanita atau ibu dalam
masa kehamilan, persalinan, nifas. Ketika wanita dalam masa kehamilan
sampai masa nifas, keluarga mempunyai peran penting dalam hal
psikologis seorang ibu.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi hubungan wanita dan keluarga antara
lain:
1 Dukungan keluarga : Dukungan keluarga disini yaitu dukungan
psikologis berupa perhatian yang diberikan kepada ibu yang sedang
hamil dalam hal menjaga kehamilannya dan memberikan rasa tenang
kepada ibu agar kondisi dan ibu dan calon bayi terjaga.
2 Lingkungan : Pengaruh lingkungan terhadap wanita hamil yaitu
keterlibatan wanita terhadap interaksi masyarakat dalam lingkungan
sosial yang bisa berdampak positif maupun negatif.
3 Kondisi psikologis ibu : Pengaruh kondisi psikologis seorang wanita
hamil yaitu ketika kehamilan bagi calon ibu yang baru pertama kali
mengalami masa kehamilan akan membawa dampak bagi perubahan
psikologis,perubahan emosi ini merupakan hal yang wajar akibat
perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil ,hal ini menyebabkan calon
ibu mudah mengalami perubahan emosi seperti bahagia, sensitif.
Kegiatan Women and family partnership diantaranya pendidikan dan
pelatihan bagi perempuan dan pasangannya tentang persalinan yang aman
dirumah, keluarga berencana, mengembangkan persiapan rujukan ke
rumah sakit dan mengembangkan materi informasi tentang kesehatan
reproduksi.

c. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Pada saat seorang bidan datang dan akan bersalin maka seorang bidan
harus melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan melakukan
pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik
untuk menentukan :
1 Apakah ibu sedang dalam persalinana
2 Ibu dan bayi dalam keadaan baik
3 Apakah ada komplikasi
Setelah itu seorang bidan melakukan diagnosis apakah ibu sudah
masuk dalam persalinana yang sesungguhnya atau belum, kemudian
menentukan apakah ibu membutuhkan intervensi darurat segera.
Kemudian bidan membuat membuat rencana asuhan. Dari rencana
asuhan yang tgelah ditetapkan di aplikasikan dan pada akhirnya
dievaluasi untuk dinilai keberhasilan atau tidak dari asuhan yang
diberikan.
1 Mengidentifikasi masalah :
Mengakaji ri

Anda mungkin juga menyukai