Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS, REKONSTRUKSI, DAN PENDIRIAN

TUJUAN WISATA
DI TEMBAKAU SAMOSIR, SUMATERA UTARA, INDONESIA

Menara Simanjuntak; Haryadi Sarjono

Departemen Manajemen, Sekolah Manajemen Bisnis, Universitas Binus


menara0110@yahoo.com ; haryadi_s@binus.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah daerah Toba Samosir (Tobasa) dalam menyusun rencana
strategis pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Tobasa. Studi ini merupakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan umpan
balik dari forum diskusi kelompok dengan peserta yang mewakili tokoh masyarakat, masyarakat adat, pemerintah dan pelaku bisnis travel. Total
peserta 15 orang dikumpulkan pada 1 Juni 2012 di Kantor Pemerintah Balige. Forum diskusi merumuskan sembilan lokasi tujuan wisata yang tersebar
di Toba Samosir. Sebagai hasil penelitian ini, kami merumuskan empat rencana strategis dengan rencana taktis; (1) menentukan dan menetapkan
lokasi tujuan wisata di Kabupaten Tobasa; (2) menyampaikan rencana anggaran kepada pemerintah atau melalui APBD Kabupaten Tobasa dalam
lima tahun mulai tahun 2014 mendatang; (3) melakukan pembiayaan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dan partisipasi industri pariwisata;
(4) melakukan promosi pariwisata dan budaya. Kami menemukan batasan untuk rencana tersebut. Beberapa di antaranya adalah: rendahnya
anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten sehingga kami mengharapkan dukungan dari investor dalam negeri untuk mempercepat
pembangunan pariwisata di daerah tersebut. Sebagian besar kegiatan diusulkan berdasarkan rencana aksi pemerintah Kabupaten Tobasa dan
Pemerintah Sumatera Utara.

Kata kunci: tujuan wisata, strategi pariwisata, pemangku kepentingan pariwisata, pariwisata berkelanjutan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam rencana rencana pembangunan tujuan wisata di
Kabupaten Tobasa. Metodologi penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan rumusan dari forum diskusi dengan peserta yang mewakili
tokoh masyarakat, pemerintah dan kalangan Industri Pariwisata Tobasa, Perguruan Tinggi manajemen 15 orang pada 1 Juni 2012 bertempat di Kantor Kabupaten Tobasa,
Balige. Forum diskusi merumuskan sembilan lokasi tujuan wisata yang terkenal di Toba Samosir. Tim telah merumuskan empat rencana strategis dengan rencana taktis
sebagai hasil penelitian, yaitu: (1) menentukan dan menentukan lokasi tujuan wisata di Kabupaten Tobasa; (2) menyerahkan rencana untuk anggaran pemerintah provinsi
atau distrik anggaran Tobasa lima tahun mulai tahun 2014 yang akan datang; (3) melakukan pembiayaan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dan partisipasi dari
industri pariwisata itu sendiri; (4) melaksnakan promosi budaya. Keterbatasan yang berada dalam anggaran APBD Provinsi sehingga mengharapkan investor domestik
untuk mendorong percepatan pembangunan pariwisata di daerah ini. Sebagian besar kegiatan yang diusulkan oleh rencana aksi Tobasa dari pemerintah Kabupaten lintas
sektor dan pemerintah provinsi. Keterbatasan yang berada dalam anggaran APBD Provinsi sehingga mengharapkan investor domestik untuk mendorong percepatan
pembangunan pariwisata di daerah ini. Sebagian besar kegiatan yang diusulkan oleh rencana aksi Tobasa dari pemerintah Kabupaten lintas sektor dan pemerintah
provinsi. Keterbatasan yang berada dalam anggaran APBD Provinsi sehingga mengharapkan investor domestik untuk mendorong percepatan pembangunan pariwisata di
daerah ini. Sebagian besar kegiatan yang diusulkan oleh rencana aksi Tobasa dari pemerintah Kabupaten lintas sektor dan pemerintah provinsi.

Kata kunci: Tujuan wisata, strategi pariwisata, budaya dan adat, stakeholder pariwisata

Analisis, Rekonstruksi ... (Menara Simanjuntak; Haryadi Sarjono) 127


PENGANTAR

Kabupaten Tobasa dulunya mencakup wilayah Toba dan Samosir. Perkembangan selanjutnya setelah Pulau Samosir menjadi
kabupaten yang dipisahkan, kabupaten Tobasa tetap menggunakannya sebagai upaya menjaga nama tersebut dalam mengenang hubungan
sejarah. Wilayah administrasi pemerintahannya adalah Toba Samosir pada tahun 2009 terdiri dari 16 kecamatan dengan 203 kelurahan dan 13
kelurahan. Jumlah penduduk Toba Samosir pada tahun 2009 adalah 175.325 jiwa dengan 39.339 KK. Kepadatan penduduk pada tahun 2009
adalah
86,7 orang / km. Penduduknya merupakan bagian dari suku Batak Toba. Kristen adalah agama mayoritas.

Toba Samosir terletak di 20.03 "-20.40" Lintang Utara dan 98.056 "-99.040" Bujur Timur, di sisi timur Danau Toba, jarak 340 km
dari Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Balige adalah ibu kota Kabupaten Tobasa. Luas daratan Tobasa adalah 2021,8 km. Secara
topografi wilayah Tobasa sebagian besar berbukit dan bergunung-gunung. Daerah lainnya adalah dataran rendah persawahan di sekitar
danau yang dikelilingi pegunungan. Areal pertanian mencapai kaki pegunungan dan sisanya merupakan hutan lindung seluas 122.800 ha,
sedangkan kawasan konservasi hutan alam seluas 23.800 ha. Perbukitan tersebut kebanyakan ditanami pohon pinus oleh Dinas
Kehutanan. Namun, sebanyak 17.708 ha kawasan tersebut mengalami deforestasi akibat kebakaran. Hutan yang tersisa meliputi area
seluas 16.781 ha (Kantor Statistik Kabupaten Tobasa, 2010).

Daya tarik kawasan ini bagi wisatawan adalah pemandangan alam berupa perbukitan menuju danau, kawasan pantai dan
suhu udara yang cukup sejuk berkisar antara 15ºC sampai dengan 21ºC. Permukaan Danau Toba kurang lebih 850 meter di atas
permukaan laut. Malang, belum ada destinasi wisata resmi yang dipublikasikan oleh Pemerintah Daerah Tobasa. Selama ini Danau Toba
merupakan satu-satunya destinasi wisata yang terkenal di Kabupaten Tobasa.

Daya tarik wisata adalah tempat yang diminati wisatawan, biasanya karena nilai budaya yang melekat atau dipamerkan,
makna sejarah, keindahan alam atau binaan, atau peluang hiburan. Beberapa contohnya adalah tempat bersejarah, monumen, kebun
binatang, aquaria, museum dan galeri seni, kebun raya, bangunan dan bangunan (misalnya kastil, perpustakaan, bekas penjara,
gedung pencakar langit, jembatan), taman nasional dan hutan, taman hiburan dan karnaval, museum sejarah hidup , komunitas
kantong etnis, kereta bersejarah dan acara budaya.

Beberapa lokasi wisata diketahui secara de facto oleh masyarakat di Kabupaten Tobasa karena sering dikunjungi oleh
wisatawan domestik maupun mancanegara. Lokasi belum ditata dan belum ada pengelolaan resmi serta belum ada pembangunan
fisik yang berarti, serta belum dikomunikasikannya pemerintah kepada masyarakat setempat. Tobasa sebenarnya memiliki
beberapa potensi wisata, seperti wisata petualangan, agrowisata, wisata budaya, wisata gelap, wisata taman, wisata pedesaan,
safari, wisata relawan, wisata air, museum, dll. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Tobasa masih sangat rendah. , sekitar
5.000 orang pada tahun 2011, sedangkan wisatawan lokal mencapai hampir 200.000 orang, terutama pada hari libur sekolah.

Tobasa menawarkan wisata sejarah di Makam Raja Si XII di Soposurun, Museum Budaya Batak di TB Silalahi
Center, Sumber Daya Air dan Kolam Renang di Hinalang Balige, Wisata Religi di Makam Pdt. Dr. ILNommensen, Laguboti
(Penyebar Agama Kristen di Tanah Batak ), Danau Toba, Lumban Silintong, Gua Gelap di Liang Sipege, Silaen, Wisata Air di
Pangkodian dan Daging, Tampahan, Wisata Alam di Dolok Tolong, Hutaginjang dan Singgolom, Tarabunga, Tampahan,
Agrowisata di Gurgur Aek Raja, serta Kampung dan Rumah Adat dari Batak (Ruma dan Sopo).

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Toba Samosir untuk menyusun rencana strategis
dan teknis pengembangan pariwisata.

128 Jurnal Pemenang, Vol. 13 No. 2, September 2012: 127-134


METODE

Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan umpan balik dari forum diskusi
kelompok dengan peserta yang mewakili tokoh masyarakat, masyarakat adat, pemerintah dan Industri Pariwisata Tobasa. Tim
mengunjungi Kabupaten Tobasa dan berdiskusi dengan pemangku kepentingan pariwisata, DPRD, Dinas Pariwisata, dan tokoh
masyarakat setempat serta beberapa pengusaha pariwisata. Tim membuat analisis SWOT untuk mendapatkan rekomendasi
rencana strategis pariwisata di Toba Samosir. Data tersebut diperoleh langsung dari informasi Pemerintah Tobasa tentang
kegiatan / proyek yang telah atau akan dikerjakan pada tahun 2013.

HASIL DAN DISKUSI

Budaya dan Adat Batak Toba

Masyarakat Tobasa menerapkan budaya tradisional Batak Toba dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal kekerabatan, mereka jarang memanggil

orang dengan nama aslinya melainkan dengan nama pengganti, seperti angkkang untuk kakak laki-laki,

anggia untuk saudara muda, ito untuk saudara perempuan, amangtua untuk kakak laki-laki ayah dan inangtua untuk istrinya,
amanguda untuk adik laki-laki ayah dan inanguda untuk istrinya, tulang untuk saudara laki-laki ibu dan
nantulang untuk istrinya, namboru untuk saudara perempuan ayah dan amangboru untuk suaminya, ompung untuk kakek dan nenek, dan
sebagainya.

Setiap orang memiliki garis keturunan marga tertentu. Perkawinan tidak diperbolehkan bagi pasangan dalam satu marga, tetapi
dengan keturunan antar marga. Oleh karena itu, kekerabatan Batak akan semakin luas dan melibatkan banyak marga. Misalnya, upacara
pernikahan adat bisa melibatkan lebih dari sepuluh marga, mulai dari Si Raja Batak yang merupakan keturunan Batak pertama hingga
keturunan kesepuluh. Beberapa marga yang dikenal adalah Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Marpaung, Simangunsong, Napitupulu,
Pardede, Siagian, Sianipar, Sibarani, Sirait, Manurung, Silaen, Tampubolon, Silitonga, Silalahi dan sebagainya.

Dalihan Natolu Yang artinya tiga pihak adalah hubungan dengan keluarga saudara dalam satu garis keturunan,
keluarga saudara perempuan, atau dengan keluarga menantu dalam satu garis keturunan. Dalam kerangka relasi tersebut, adat
Batak Toba dilakukan mulai dari melahirkan anak, perkawinan, upacara kematian seseorang, hingga upacara pengambilan
tulang leluhur.

Budaya asli batak lainnya adalah Tortor tari tradisional. Itu bisa dilakukan baik tanpa alat musik tradisional disebut gondang
sabangunan atau dengan satu set instrumen lengkap. Martumba juga merupakan tari pergaulan yang dibawakan oleh anak muda
diiringi musik hasapi. Pertunjukan seni budaya Batak dapat ditampilkan sebagai hiburan dalam bentuk opera tentang cerita,
musik, lagu dan tarian Batak yang telah ada sejak tahun 1945 dengan durasi sekitar 3 jam. Sebelumnya beberapa grup opera
pindah dari satu kota ke kota lain, tetapi sekarang pendapatan berkurang karena minat masyarakat yang lebih rendah.

Dimensi Historis

Danau Toba menjadi daya tarik utama tujuan wisata karena keunikan sejarah dan budayanya. Topografi Danau Toba
dan sekitarnya terjadi akibat letusan hebat Gunung Toba ribuan tahun silam. Itu kemudian menciptakan Pulau Samoris yang
dikelilingi oleh Danau Toba. Awalnya, orang Batak tinggal di gunung Pusuk Buhit dekat danau. Mereka dikembangbiakkan dan
menyeberangi danau menuju Pulau Samosir. Mereka berburu, memancing, bertani, beternak dan sebagainya, yang dapat
dibuktikan dari artefak sejarah yang ada di Museum. Sejarah Batak Toba dan sekitarnya

Analisis, Rekonstruksi ... (Menara Simanjuntak; Haryadi Sarjono) 129


wilayah kekuasaannya merupakan bagian dari kerajaan Sisingamangaraja I sampai XII (1200-1907). Sebelumnya, mereka telah
memerintah kerajaan selama ratusan tahun secara turun-temurun yang dapat dibuktikan dengan tulisan, bahasa, budaya, cap, bendera,
dan aturan serta seni budaya adat istiadat yang menjadi ciri khas.

Dimensi Perencanaan dan Pembangunan Pariwisata

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Utara telah mengembangkan budaya dan seni melalui pembiayaan
pembangunan. Namun anggaran tersebut sangat rendah untuk dialokasikan untuk 32 kabupaten / kota, sehingga Pemkab harus
lebih mengandalkan sumbernya sendiri. Pembangunan infrastruktur seni dan budaya meliputi pembangunan pusat pelatihan
seni budaya tradisional Batak Toba, pengadaan alat musik tradisional, pelatihan calon instruktur, pelatihan pemain, pelatihan
penari, pengelolaan budaya dan pertunjukan adat, dll. Untuk saat ini pusat pelatihan Seni budaya tradisional di tingkat Daerah
lebih efektif, sedangkan di tingkat kabupaten dikembangkan lokakarya seni budaya yang terkait dengan pengembangan pusat
budaya di Daerah.

Karena keterbatasan anggaran pemerintah provinsi, maka rencana strategi pengembangan pariwisata dan budaya harus dirancang
dalam jangka panjang, menengah, dan pendek. Sektor pariwisata jangka menengah dan panjang diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pendapatan asli daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar destinasi wisata.

Pemangku kepentingan komunitas, termasuk Pemerintah, turis, tuan rumah, operator tur dan bisnis terkait pariwisata lainnya
dengan harus memikul tanggung jawab atas etika dan kode etik (Fennell, 1999; Herremans & Welsh, 1999). Proses pengambilan
keputusan dan pengembangan membutuhkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan di semua tingkat perencanaan dan pembuatan
kebijakan, Menyatukan Pemerintah, LSM, warga negara, industri dan profesional dalam Kemitraan yang Menentukan jumlah dan jenis
pariwisata yang diinginkan oleh masyarakat.

Para pemangku kepentingan, Organisasi / instansi dan perencana bersama-sama memberikan informasi dan edukasi serta program
penjangkauan kepada masyarakat, pengunjung, industri dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka meningkatkan kesadaran publik dan politik
untuk perencanaan dan pelestarian sumberdaya pariwisata masyarakat (Sirakaya et al, 2001) ). Pemangku kepentingan harus mengembangkan
sistem yang dapat dipantau dan disesuaikan dengan perencanaan dan tujuan pengelolaan.

Agenda Lokal 21 adalah mandat khusus yang diberikan kepada Pemerintah daerah yang diadopsi dari KTT Bumi 1992 di Rio de
Janeiro sebagai cara untuk bergerak menuju pembangunan berkelanjutan (Persatuan Bangsa-bangsa). Agenda Lokal 21 membawa komitmen
ini ke tingkat lokal, memungkinkan setiap komunitas untuk menentukan jalannya sendiri menuju pembangunan berkelanjutan. Di tingkat
daerah, pembangunan berkelanjutan dicapai dengan mengarahkan kegiatan pembangunan daerah untuk mencapai tiga tujuan sekaligus: (1)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat; (2) memperoleh kekayaan ekonomi lokal yang lebih besar dan lebih merata; (3)
meningkatkan keutuhan Ekosistem lokal.

Analisis pariwisata dan pengembangan budaya di Kabupaten Tobasa harus meninjau berbagai dimensi penting untuk
diadopsi (Fridgen, 2009).

Dimensi Infrastruktur

Kecamatan Tobasa memiliki jalan raya sepanjang 70 km. Memiliki jalan aspal sepanjang 120 km dan 200 km jalan beraspal.
Beberapa jalan di sekitar danau perlu diperlebar untuk dilalui bus tersebut, terutama jalan raya yang menyusuri 7 Km pantai Danau Toba,
mulai dari Balige hingga Daging, Tampahan.

130 Jurnal Pemenang, Vol. 13 No. 2, September 2012: 127-134


Akomodasi dan transportasi merupakan salah satu penunjang utama industri pariwisata. Ada 400 kamar yang
disewakan di Balige dan Laguboti. 10 Rumah Penginapan tersebar di beberapa kabupaten kota dengan kapasitas 500 kamar.
Ada pula resort berstandar internasional dan fasilitas mewah berkapasitas 50 kamar di desa Tarabunga, Tampahan. Beberapa
desa berpotensi dijadikan sebagai wisata budaya karena masih memiliki banyak rumah peninggalan adat seperti Ruma dan Sopo,

meskipun sebagian besar membutuhkan renovasi. Ruma merupakan kediaman resmi keluarga Batak, sedangkan Sopo merupakan tempat
tinggal yang menyatu dengan lumbung padi dan balok-baloknya dibuat lebih besar dari rumah adat. Namun, hanya ada satu gazebo di tempat
di Pagarbatu Soposurung Balige. Hal tersebut membuat wisatawan sulit mendapatkan toilet dan air minum. Selain itu, transportasi melintasi
Pulau Samosir memakan waktu 2 jam perjalanan. Fasilitas lain seperti dermaga untuk destinasi wisata pantai belum memadai untuk melayani
aktivitas naik perahu.

Transportasi udara ke Sumatera Utara dipindahkan dari Bandara Internasional Polonia Medan ke Bandara Internasional
Kualanamu sekitar 10 km dari Medan. Untuk menuju Balige, wisatawan perlu melanjutkan perjalanan selama 4 jam atau naik
penerbangan lagi dari bandara Polonia dengan pesawat kecil. Susy Airlines melayani penerbangan minimal 20 orang dengan harga tiket
Rp.300.000 per pax. Wisatawan dari Malaysia dan Singapura bisa langsung menuju Kabupaten Tobasa dari Bandara Silangit yang
berada di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tobasa dengan pesawat kecil berkapasitas 25 penumpang. Alternatif
lainnya adalah melalui bandara Sibisa di Parapat yang berbatasan dengan Kabupaten Tobasa dengan menggunakan pesawat kecil. Ada
beberapa lapangan golf di dekat bandara. Potensi pengembangan lainnya adalah eks Bandara Dai Nippon di Pulau Samosir yang bisa
mengelola pesawat 25 penumpang setelah dilakukan renovasi. Perkembangan transportasi udara sangat potensial membawa wisatawan
dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand ke Danau Toba. Pintu masuk wisatawan melalui jalur darat adalah
melalui Parapat, Rantau Prapat melalui Aek Kanopan, Padang Sidempuan melalui Pelabuhan Sipirok dan Sibolga melewati Tarutung,
serta melewati pelabuhan Belawan, Medan dan Parapat.

Prasarana pariwisata juga mencakup berbagai fasilitas seperti restoran, klinik kesehatan, kantor polisi, perusahaan pelayaran,
telepon panggilan internasional, petugas pertolongan pertama (tim penyelamat), dll. Selain itu, makanan internasional harus tersedia bagi
wisatawan internasional yang tidak terbiasa dengan makanan setempat. Ini akan memacu pertumbuhan industri kuliner.

Sebagaimana diketahui, pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur jalan diharapkan terintegrasi dengan target
pembangunan lainnya seperti sektor pertanian yang terkait dengan misi pariwisata sebagai Agrowisata, serta sebagai sarana
transportasi antar kabupaten dan desa untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten. Tobasa.

Dimensi Ekonomi

Pariwisata merupakan industri yang menarik karena kemampuannya menciptakan pendapatan, pajak, pergerakan
mata uang dan omzet yang tinggi dalam berbagai bentuk dan pekerjaan telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan
bagi masyarakat di berbagai negara di dunia. Memasuki abad ke 21, globalisasi modal atau investasi, mobilitas penduduk dan
kemajuan di bidang transportasi dan teknologi informasi telah mendorong industri pariwisata menjadi salah satu industri terbesar
di dunia (Sirakaya & Choi, 2001).

Sektor pariwisata di berbagai negara di dunia merupakan peluang untuk mendapatkan devisa dan devisa, sehingga
berbagai upaya harus dilakukan oleh suatu Negara untuk mengundang wisatawan ke negaranya. Memang pengembalian investasi
infrastruktur pariwisata dalam jangka panjang, sehingga pemerintah daerah harus memberikan jaminan kepada investor, termasuk
kemudahan perizinan pembangunan infrastruktur pariwisata.

Analisis, Rekonstruksi ... (Menara Simanjuntak; Haryadi Sarjono) 131


Rata-rata pertumbuhan Industri Pariwisata di Indonesia saat ini sekitar 10 persen. Wisatawan asing yang berkunjung ke
Sumatera Utara dan Kabupaten Tobasa sebagian besar berasal dari Singapura dan Malaysia. Rata-rata pengeluaran wisman adalah
USD 100 per hari. Apabila hotel dan infrastruktur transportasi menuju lokasi tujuan memadai untuk melayani wisatawan maka akan
meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Danau Toba.

Sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan individu, masyarakat dan industri pariwisata diharapkan tetap berada
dalam konteks Agenda 21: Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang intensif dengan masyarakat lokal agar mereka dapat segera
mengambil posisi untuk pengembangan pariwisata di daerahnya. Secara umum pelibatan masyarakat dalam perekonomian
pada usaha kecil dan menengah seperti membangun homestay, membuka toko, membuka restoran, dan mengoperasikan
angkutan di lokasi tujuan.

Dimensi Sosial dan Budaya

Dalam beberapa dekade terakhir, Tobasa sudah akrab dan terbiasa dikunjungi bule sebagai wisatawan. Banyak orang di Indonesia
yang mengatakan bahwa orang Batak itu menakutkan. Namun, keramahan mereka dalam menyambut tamu sangat baik. Tak heran jika banyak
wisatawan asing yang penasaran dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Batak. Mereka ingin melihat tidak hanya orang-orang yang
bekerja di ladang, tetapi juga orang-orang yang memancing dan mereka ingin tinggal di desa selama seminggu. Jika ada acara khusus, mereka
ingin menonton dari awal hingga akhir. Di Tomok, wisatawan bisa mendapatkan tawaran dari pemandu untuk menjelaskan objek perhatian kepada
mereka. Selain itu mereka juga mendapat penjelasan tentang perbedaan budaya masyarakat lokal dengan mancanegara.

Dimensi Lingkungan

Pariwisata mendatangkan manfaat ekonomi, namun meninggalkan beberapa dampak negatif terhadap lingkungan. Wisata yang tidak terencana akan

membawa efek samping yang tidak diinginkan sehingga membutuhkan upaya konservasi. Solusi untuk menggunakan sumber daya alam yang lebih baik ditujukan untuk

kehidupan masyarakat yang lebih baik dalam pembangunan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang (Richard & Hall, 2000).

Hal yang paling disoroti oleh Dewan Internasional untuk Inisiatif Lingkungan Lokal (ICLEI), dan, Komisi Pembangunan
Berkelanjutan adalah perusakan lingkungan di tempat tujuan wisata di Dunia dan tidak adanya konservasi yang intensif. Oleh karena
itu, agenda 21 mengusung kampanye pelestarian lingkungan (Fennell, 1999). Permasalahan lingkungan Kabupaten Tobasa beragam
seperti deforestasi, kebakaran bukit dan illegal logging, pencemaran air danau Toba, lingkungan daerah tujuan wisata yang tidak
tertata, dll. Pembersihan danau dan pantai telah dilakukan, namun untuk menghilangkan pencemaran air dari kebutuhan sampah.
kerjasama dengan masyarakat, yang tidak dapat dikelola dengan cepat. Melestarikan lingkungan tidak hanya menghadirkan
pemandangan yang indah, tetapi juga membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.

Dimensi Strategis Pemasaran

Wisatawan dapat dengan mudah merencanakan liburan dengan dukungan informasi dari teman atau internet. Salah satu
strategi untuk mendapatkan minat lebih dari wisatawan adalah mendukung berbagai informasi tentang anggaran liburan sebagai bahan
pertimbangan, seperti biaya angkutan, penginapan, makan, biaya masuk, suvenir, dan biaya pengiriman. Wisatawan dapat memilih untuk
mengunjungi Tobasa sendiri, bersama keluarga atau dengan rombongan dengan berbagai alat transportasi seperti pesawat, mobil dan
bus. Akomodasi homestay dari hotel atau resor biasa dan penginapan harus diinformasikan secara liar. Pada akhirnya, promosi destinasi
wisata ke pasar internasional membutuhkan dukungan Pemerintah. Misalnya promosi melalui pagelaran budaya ke Malaysia dan
Singapura sebagai negara sumber wisata terbesar ke Danau Toba.

132 Jurnal Pemenang, Vol. 13 No. 2, September 2012: 127-134


Rencana Strategis yang Diusulkan

Setelah melakukan analisis SWOT terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari berbagai dimensi
dengan menggunakan balance score card untuk penentuan lokasi destinasi wisata di Tobasa, maka diusulkan rencana strategis
dan operasional implementasi multi years sebagai berikut: Pertama adalah menentukan dan menetapkan lokasi. destinasi
wisata di Kecamatan Tobasa dengan melakukan rapat koordinasi lengkap dengan stakeholders, kegiatan komunikasi dengan
masyarakat destinasi wisata, menanyakan peraturan daerah mengenai penetapan lokasi suatu destinasi wisata, rencana
penataan di setiap lokasi destinasi wisata sesuai rencana tata ruang. . Kedua, mengajukan rencana ke APBD Pemprov atau
APBD Kabupaten Tobasa dengan proses sebagai berikut: (1) menghimpun usulan pembahasan pembangunan dari desa,
kabupaten dan kabupaten; (2) berkonsultasi dengan perencanaan provinsi; (3) pemantapan usulan anggaran Kabupaten
Tobasa dengan sektor pertanian dan pembangunan umum. Ketiga, mengelola pembiayaan pemerintah untuk pembangunan
infrastruktur dan partisipasi industri pariwisata melalui proses sebagai berikut: (1) melaksanakan rencana pembangunan dan
konsultasi pengembangan destinasi wisata; (2) terwujudnya pelaksanaan pembangunan destinasi wisata; (3) pengaturan lokasi
pembangunan jalan tujuan wisata; (4) penerbitan izin pembangunan infrastruktur industri pariwisata; (5) menetapkan pedoman
partisipasi masyarakat dalam industri pariwisata; (6) pemantauan dan evaluasi. Keempat, melakukan promosi pariwisata dan
budaya dengan proses sebagai berikut: (1) membangun website pariwisata untuk Kabupaten Tobasa; (2) mengikuti promosi
pariwisata provinsi di tingkat nasional; (3) melakukan pameran budaya Batak Toba di Malaysia dan Singapura.

KESIMPULAN

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tobasa tidak cukup hanya mengandalkan pendapatan dari sektor pertanian.
Sedangkan kekayaan Tobasa di sektor lain seperti alam, sejarah, sosial, budaya dan seni belum dikelola dengan baik. Masyarakat
Tobasa membutuhkan terobosan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan memanfaatkan sektor pariwisata. Pemerintah Tobasa
diimbau untuk menjalin kemitraan dengan tokoh masyarakat, agama dan politik di sekitar lokasi tujuan wisata dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan pariwisata. Selain itu, mereka harus secara aktif mempromosikan pariwisata lokal di tingkat nasional dan
internasional.

REFERENSI

Fennell, David A. (1999). Ekowisata: Pengantar. New York: Routledge.

Fridgen, Joseph D.2009, Dimensi Pariwisata. Texas: Industri Kuliner dan Perhotelan
Layanan Publikasi.

Dewan Internasional untuk Inisiatif Lingkungan Lokal (ICLEI). (1999). Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan: Perspektif Otoritas Lokal. New York: Komisi Berkelanjutan
Pengembangan Sesi Ketujuh.

Kantor Statistik Kabupaten Tobasa. (2010). Kabupaten Tobasa dalam Angka. Balige: BPS Toba
samosir.
Richard, G., dan Hall, D. (2000). Pariwisata dan Pengembangan Masyarakat Berkelanjutan. New York:
Routledge.

Analisis, Rekonstruksi ... (Menara Simanjuntak; Haryadi Sarjono) 133


Sirakaya, Jamal, & Choi. (2001). Mengembangkan indikator pariwisata untuk keberlanjutan destinasi. Itu
ensiklopedia ekowisata, 411–432.

Serikat Bangsa. Pariwisata dan Lokal Jadwal acara 21. Diakses dari
http://www.unep.fr/shared/publications/pdf/3207-TourismAgenda.pdf.

134 Jurnal Pemenang, Vol. 13 No. 2, September 2012: 127-134

Anda mungkin juga menyukai