a. Asas Ius Sanguinis dan Asas Ius Soli 1. Asas Ius Soli adalah asas daerah kelahiran: Yang berarti bahwa status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya dinegara tersebut. Negara yang menggunakan prinsip ini antara lain: Amerika Serikat, peru, brazil, argentina, Meksiko. Contoh kasus: Romo dan dina adalah pasagan suami Aistri berkewaganegaraan Indonesia. Pasangan ini telah bekerja di Amerika Serikat selama kurun waktu dua tahun. Tepat akhir tahun ketiga bekerja, Dina mengandung serta melahirkan anaknya ditahun keempat saat mereka masih bekerja. Anak Dina dilahirkan disebuah rumah sakit yang berada di Amerika Serikat. Nah secara hukum, anak dari kedua pasangan ini memiliki status kewarganegaraan Amerika karena Amerika ialah penganut asas Ius Soli dalam penentuan status kewarganegaraan. 2. Asas Ius Sanguinis adalah asas keturunan: Artinya bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orang tuanya. Negara yang menggunakan prinsip ini antara lain: Indonesia, belanda, filipina, inggris, korea selatan, china. Contoh kasus: Ani yang lahir di Indonesia, orangtuanya berkewarganegaraan China yang menganut ius sanguinis. Maka meski Ani lahir di Indonesia namun ia akan tetap mendapatkan kewarganegaraan China.
b. Bipatride dan Apatride
1. Bipatride (dwi kewarganegaraan)
Timbul apabila menurut peraturan dari dua negara, seseorang dianggap sebagai warga negara kedua negara tersebut. Contoh kasus: Beni lahir dari orangtua berkewarganegaraan Rusia yang menganut atas Ius Sanguinis. Beni dilahirkan di Argentina yang menganut asas Ius Soli. Dengan demikian, Beni akan mendapatkan kewargenegaraan Rusia sekaligus Argentina. Kekurangan: jika negara berperang, maka seseorang bisa dicurigai 2. Apatride (tanpa kewarganegaraan) Timbul apabila menurut peraturan kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara manapun. Apatride banyak terjadi di Negara Thailand, Kenya, Nepal, Suriah, dan Latvia. Kekurangan: tdk mempunyai kewarganegaraan berarti tdk memperoleh perlindungan maupun hak nya. Cara: melakukan permohonan kewarganegaraan. Misal di Indonesia: naturalisasi dgn syarat usia 18 th keatas, telah tinggal di ind paling singkat 5 th, sehat jasmaani, dpt berbhs indo, persyaratan, dll Contoh kasus: Misalnya Mina dilahirkan di Jepang dari orangtua berkewarganegaraan Amerika yang menganut ius soli. Namun karena Jepang berasaskan Ius Sanguinis maka A tak mendapatkan kewarganegaraan. Jadi status Mina tak berkewarganegaraan karena Amerika juga tak mengeluarkan status kewarganegaraan bagi mereka yang lahir di luar Amerika. • Hal apa yang menyebabkan timbulnya kasus apatride dengan bipatride Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius soli,namun lahir di negara penganut ius sangunis. Sedangkan Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius sanguinis, lahir di negara penganut ius soli. • Pendidikan pendahuluan bela negara Perkembangan PPB terbagi dalam periode-periode tertentu. Cara yang dilakukan dalam PPBN: 1. Periode Orde Lama Pada masa ini cara yang dilakukan dengan mengeluarkan UU No.29 tahun 1954, yang realisasinya adalah diselenggarakannya pendidikan pendahuluan perlawanan rakyat yang menghasilkan organisasi perlawanan rakyat pada tingkat pemerintah desa hingga sekolah. Misal org: Organisasi pertahanan desa(okd), org keamanan sekolah(oks) 2. Periode Orde Baru atau Reformasi Dengan dikeluarkannya UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dari pasal 37 yang berbunyi : kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa. Sehingga arah bela negara tidak dari segi fisik semata tetapi lebih kearah non fisik. Reformasi: TNI( ANCAMAN LUAR)& POLRI • Hak dan Kewajiban Bela Negara a. Pengertian Bela Negara Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbahagia dan bernegara. Dan wujud dari usaha bela negara itu sendiri adalah kesiapam dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi negara. b. Asas Demokrasi dalam Bela Negara Berdasarkan UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban warga negara. Hal itu menunjukan adanya sebuah demokrasi. Pertama, setiap warga negara turut dalam menentukan kebijakan melalui lembaga perwakilan. Kedua, setiap warga negara turut dalam setiap usaha pembelan sesuai profesi masing- masing. c. Asas Motivasi dalam Bela Negara Proses motivasi akan berhasil jika setiap warga negara memahami negara dan bangsanya. Sehubungan dengan hal itu ada beberapa dasar pemikiran sebagai bahan motivasi, antara lain : Pengalaman sejarah perjuangan, Kedudukan wilayah geografis, Keadaan penduduk yang besar, Kekayaan alam, Perkembangan dan kemajuan IPTEK, dan Kemungkinan timbulnya bencana perang • Jenis jenis kasus pelanggran HAM di Indonesia Pelanggaran HAM dibagi menjadi 2 golongan yaitu pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan. a. Pelanggaran HAM berat ( UU No. 26 tahun 2000 ttg pengadilan HAM) 1. Kejahatan Genosida: Setiap perbuatan yang dilakukan dgn maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau Sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama dengan cara: - Membunuh anggota kelompok - Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota kelompok - Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakbatkan kemunashan secara fisik baik seluruh maupun sebagainya - Memaksakan tindakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok - Memindahkan secara paksa anak anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan: perbuatan yang dilakukan Sebagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: pembuuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk scr paksa , perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain scr sewenang wenang, penyiksaan, pemerkosaan, penganiayaan, penghilangan orang scr paksa, kejahatan apartheid. b. Pelanggaran HAM ringan: penganiayaan, pencemaran nama baik, menghilangkan kebebasan berpendapat, pemukulan, pelarangan sekolah, pemakasan kerja anak dibawah umur. • Kasus kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara yang ada di Indonesia Kasus kasus tersebut antara lain: kasus tanjung priok, kasus marsinah, kasus pembunuhan munir, kasus trisakti, kasus kekerasan di sampit.