Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEDUDUKAN WARGA NEGARA


D

Oleh kelompok 5:

Kelas X ips 1
1. VINKA SYIELA WIDODO
2. RIRI SURYANDINI

3. RIZKA AULIA

4. DANDI HADINATA

5. FHATONI RHAKA

6. M.AIDIL FIRMANSYAH

SMA NEGERI 2 KISARAN


TA:2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdirinya suatu negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu wilayah,
rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga syarat tersebut merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rakyat yang menetap di suatu
wilayah dalam hubungannya dengan negara disebut warga negara. Setiap warga
negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sekaligus
memiliki hak yang wajib diberikan dan dilindungi oleh negara.

Persoalan mengenai warga negara ini menjadi teramat penting setelah


beberapa kali terjadi kasus yang berkaitan dengan status kewarganegaraan.
Tidak sedikit warga negara Indonesia yang melakukan perkawinan dengan
warga negara asing dan berakhir dengan sengketa perebutan anak. Selain itu
kasus-kasus warga negara asing yang menyalahgunakan izin tinggal di
Indonesia. Masalah-masalah tersebut perlu segera diatasi dan dicegah jangan
sampai terjadi lagi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan di Indonesia

1. Kedudukan Warga Negara


Ketentuan untuk menjadi warga negara Indonesia menurut pasal Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 26 ayat 1 adalah “Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara”. Dengan demikian, orang dari
bangsa mana pun bisa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah disahkan
dengan undang-undang yang berlaku.
Indonesia mempunyai beberapa undang-undang yang mengatur tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu UU No. 62 Tahun 1958, UU No. 3
Tahun 1976, dan yang terakhir UU No. 12 Tahun 2006. Menurut UU No. 12
Tahun 2006 Warga Negara Indonesia ialah :

a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/ atau


berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sesudah menjadi Warga Negara Indonesia.

b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia.

c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing.

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia.

2. Pewargaan di Indonesia

a. Cara Pewarganegaraan
Negara Indonesia memberikan kesempatan kepada orang asing untuk
menjadi warga negara Indonesia dengan cara pewarganegaraan (naturalisasi).
Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.

Permohonan kewarganegaraan dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Permohonan diajukan secara tertulis dan bermaterai kepada Menteri


Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui Pengadilan Negeri atau Perwakilan
RI di tempat tinggal si pemohon.

2) Permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia, disertai bukti-bukti


tentang umur, persetujuan dari istri, kecakapan berbahasa Indonesia dan lain-
lain.
b. Akibat Pewarganegaraan
Pewraganegaraan dapat mengakibatkan hukum bagi setiap orang menjadi
warga negara sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 12
Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, yaitu sebagai berikut:

1) Seorang perempuan asing yang kawin dengan seorang warga negara


Indonesia

2) Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai
hubungan hukum dengan ayahnya sebelum ayahnya memperoleh
kewarganegaraan RI, turut memperoleh kewarganegaraan RI.

3) Kewarganegaraan RI yang diperoleh seorang ibu berlaku juga terhadap


anak-anaknya yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya,
jika anal itu belum berumur 18 tahun atau belum kawin.

c. Pewarganegaraan Istimewa
Pewarganegaran istimewa adalah pewarganegaraan yang diberikan oleh
pemerintah atas persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang
bersangkutan telah berjasa terhadap negara.

d. Kehilangan Kewarganegaraan
Warga negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang
bersangkutan:

a) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri

b) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan


orang yang bersangkutan mendapat kesempatan itu.

c) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya


sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

d) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
B. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

1. Hak Warga Negara


Persamaan derajat berkaitan erat dengan kedudukan manusia.
Sebagaimana dipahami bahwa dalam pandangan Tuhan manusia diciptakan
dalam keadaan dan kedudukan yang sama.

Oleh karena itu baik, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara (di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan pertahanan-
keamanan) manusia mempunyai kedudukan, tugas, kewajiban dan hak yang
sama.

George Jellinek berpendapat bahwa setiap warga negara mempunyai empat


status atau kedudukan hukum, yaitu sebagai berikut.

a. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara
untuk menuntut tindakan positif dari negara berupa perlindungan atas jiwa, hak
milik, dan kemerdekaan.

b. Status negatif, yaitu status yang memberikan jaminan bahwa negara tidak
akan campur tangan terhadap hak asasi warga negara untuk mencegah tindakan
sewenang-wenang dari negara.

c. Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk
ikut serta dalam pemerintahan.

d. Status pasif, yaitu status yang mewajibkan warga negara untuk taat dan
tunduk pada negara.

2. Kewajiban Warga Negara


Kewajiban warga negara dapat dikelompokkan menjadi kewajiban
terhadap negara, kewajiban terhadap sesama, dan kewajiban terhadap diri
sendiri. Setiap warga negara Indonesia wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan yang diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1.
Adapun kewajiban warga negara adalah sebagai berikut:

1) Menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku

2) Membayar pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya

3) Membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri

4) Menyukseskan pemilu baik sebagai peserta atau petugas penyelenggara

5) Mendahulukan kepentingan negara/ umum dari pada kepentingan pribadi.

6) Melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan bangsa dan negara

7) Kewajiban menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban nasional.

C. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,


Gender, Golongan, Budaya dan Suku

1. Prinsip Persamaan
Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945,
bukanlah milik perorangan atau salah satu golongan masyarakat, melainkan
milik seluruh rakyat Indonesia.

Hakikat sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah ingin
mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, baik
materil maupun spiritual atau masyarakat adil dan makmur seutuhnya dengan
cara mengabdikan segala kemampuan yang dimiliki secara gotong royong dan
kekeluargaan dari semua pihak demi kesejahteraan bersama. Dengan demikian,
persamaan kedudukan warga negara dapat terwujud.

2. Sikap Warga Negara di Berbagai Bidang Kehidupan


Untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan prinsip keadilan sosial,
setiap warga negara dituntut untuk mengembangkan sikap dan perilaku sebagai
berikut:
a. Tenggang rasa dan tepa selira terhadap nasib sesamanya atau sikap
kepedulian sosial atau kepekaan sosial terutama kepada yang menderita atau
yang belum sejahtera.

b. Hemat, cermat, dan tepat dalam memilih dan menggunakan sesuatu barang
atau kekayaan alam sesuai dengan manfaat dan kebutuhannya.

c. Disiplin untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup dan


kekayaan alam

d. Ikhlas menolong sesama, baik keluarga, teman, dan warga masyarakat

e. Ikut aktif dalam kegiatan gotong royong demi kesejahteraan bersama.

f. Menghindari sikap tidak adil, pemerasan terhadap orang lain, dan


perbuatan yang merugikan kepentingan umum

g. Menghormati hak milik orang lain

h. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau


golongan.

Oleh karena itu sikap-sikap yang mengandung persamaan warga negara dapat
diterapkan di bidang kehidupan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan
bangsa.

Prinsip persamaan menurut Aristoteles dapat terbagi dalam empat asas, yaitu:

a. Komunikatif, yaitu persamaan setiap orang tanpa melihat jasanya.

b. Distributif, yaitu persamaan setiap orang dilihat dari jasanya

c. Kodrat alam, yaitu persamaan yang bersumber dari alam

d. Konvensional, yaitu persamaan yang telah diatur dalam peraturan

a. Lingkungan keluarga
Keluarga adalah kumpulan pribadi yang bersatu dalam kehidupan
bersama untuk mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, sikap dan perilaku
seperti yang telah dikemukakan perlu diamalkan untuk mencapai kesejahteraan
dalam keluarga, antara lain sebagai berikut:
1) Membiasakan sikap gotong-royong dalam kegiatan-kegiatan keluarga;

2) Membiasakan anggota keluarga patuh kepada ketentuan keluarga dan


menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

3) Membiasakan diri bersikap hemat, sederhana, serta menabung

4) Tanggap dan santun terhadap semua anggota keluarga termasuk kepada


pembantu.

b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan bagian dari lingkungan masyarakat. Warga sekolah berasal
dari lingkungan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
prinsip persamaan disekolah perlu dikembangkan sikap sebagai berikut:

1. Menjaga kebersihan, keutuhan sarana belajar, dan sarana umum di sekolah

2. Ikut kerja bakti dan gotong royong dalam memelihara kebersihan serta
keindahan sekolah

3. Hemat dalam mempergunakan alat-alat pelajaran

c. Lingkungan Masyarakat
Untuk mengembangkan prinsip persamaan di lingkungan masyarakat.
Sebaiknya dikembangkan sikap dan perilaku sebagai berikut:

1) Ikut aktif dalam kegiatan gotong-royong bersama warga masyarakat untuk


kepentingan bersama, seperti kerja bakti untuk kebersihan lingkungan,
membangun rumah ibadah, dan sarana umum

2) Aktif menggalakkan kegiatan koperasi di lingkungan masyarakat atau desa

3) Menyumbang dan mengumpulkan dana sosial masyarakat untuk membantu


warga yang mendapat musibah atau sakit

4) Aktif dalam memanfaatkan lahan agar produktif atau menghasilkan bagi


kesejahteraan bersama

5) Ikut mengembangkan pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat


d. Lingkungan Bangsa dan Negara
Untuk mengembangkan prinsip persamaan di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu:

1) Melaksanakan pembangunan di segala bidang bagi seluruh rakyat


Indonesia

2) Melaksanakan delapan jalur pemerataan dengan adil dan jujur

3) Memajukan usaha koperasi

4) Mengabdi kepada kepentingan negara, masyarakat, bersikap jujur, dan


berwibawa serta hidup sederhana

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya setiap warga negara memiliki harkat, derajat, dan martabat
yang sama, yaitu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki unsur jasmani
dan rohani yang dikaruniai potensi pikir, rasa dan cipta. Manusia memiliki
kodrat yang sama sebagai manusia pribadi (individu) dan sebagai makhluk
bermasyarakat (sosial). Setiap manusia mempunyai keinginan untuk
mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik.
Syarat menjadi warga negara Indonesia yaitu:

a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah


negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 tahun tidak berturut-turut.

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194 5

e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang


diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih

f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak


menjadi berkewarganegaraan ganda

g. Mempunyai pekerjaan dan atau berpenghasilan tetap; dan

h. Membayar uang pengwarganegaraan ke Kas Negara


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………….i
DAFTAR……………………………………………………..ii

 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………….....1

B. Rumusan masalah…………………………………1

 BAB II PEMBAHASAN

 Kedudukan warga Negara dan perwanegaraan diindonesia


 Akibat pewarganegaraan ……………………………….
 Pewarganegaraan istimewa ……………………………….
 Kehilangan perwanegaraan ………………………………..
 Persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan ….
 bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara ………………….
 Sikap warga Negara diberbagai bidang kehidupa ………..

 BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT,
shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada nabi Muhammad saw. Amin.
Makalah yang kami susun ini sebenarnya adalah suatu makalah yang jauh dari
kesempurnaan. Akan tetapi kami melihat dari sisi positifnya bahwa makalah
yang kami buat ini mudah-mudahan kita lebih mengenal lagi tentang
pembahasan yang ada didalamnya, khususnya (kedudukan warga Negara),
semoga terbentuk nya makalah ini bukan hanya kepada kami sebagai penyusun
akan tetapi bermanfaat bagi banyak orang umtuk mencapai indicator pencapaian
keberhasilan.

Kami yakin makalah ini banyak kekurangan, penyusun mengharapkan


kritik dan saran bagi pendidik dan umumnya dari semua pembaca sehingga isi
makalah ini lebih sempurna.

Kisaran,28 oktober 2018

Penyusun

RIRI SURYANDINI

Anda mungkin juga menyukai