Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya
menyebabkan kerusakan lingkungan seperti, penumpukan sampah yang sangat banyak. Di Indonesia, sampah merupakan salah satu masalah yang sangat serius bahkan hingga menjadi masalah sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan adanya masalah ini menyebabkan Indonesia sulit untuk menjadi negara maju. Karena setiap daerah di Indonesia mempunyai kesulitan masing-masing dalam mengolah sampah, sehingga pemerintah membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah sampah di seluruh daerah.
Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua sebagai pemroduksi sampah
terbanyak di dunia, berada satu peringkat dibawah China. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menaksir timbunan sampah di Indonesia tahun 2020 sebesar 67,8 juta ton. Angka tersebut akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kesejahteraan sosial di Indonesia. Bukan hanya di daratan, di lautan pun banyak terdapat sampah yang jumlahnya tidak sedikit. Data NASA menunjukkan bila per tahunnya ada sekitar 8 juta ton sampah yang sebagian besar adalah plastik berakhir di lautan. World Economic Forum (WEF) memprediksi pada 2050 mendatang, jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding ikan. Mereka memperkirakan bahwa 2050 mendatang, jumlah plastik yang diproduksi secara global meningkat tiga kali lipat menjadi 1,124 miliar ton.
Banyaknya sampah di Indonesia bukan tanpa sebab. Perilaku manusia
yang tidak bertanggung jawab serta tidak sadar akan pentignya membuang sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya penumpukan sampah. Masyarakat sering kali membuang sampah tidak pada tempatnya, seperti di sungai dan di tempat-tempat kumuh. Jelas hal tersebut tidak hanya menjadikan timbunan sampah tetapi juga dapat mengakibatkan bencana banjir karena meluapnya air sungai. Selain itu, banyaknya penggunaan plastik sekali buang yang sukar terurai mengakibatkan tumpukan sampah semakin banyak setiap harinya. Dapat kita lihat di swalayan atau pasar yang memberikan kantong plastik secara cuma-cuma kepada pembelinya.
Pemerintah telah mengerahkan berbagai cara untuk menanggulangi
permasalahan sampah seperti menyediakan tempat sampah di berbagai titik, memperbanyak tempat pengolahan sampah dengan 3R (reduce, reuse, recycle), meluncurkan gerakan Indonesia bersih, hingga membuat undang-undang tentang membuang sampah sembarangan. Tetapi hal tersebut tidak cukup untuk menanggulangi masalah yang ada, karena kurangnya keadaran dari masyarakat itu sendiri unuk menciptakan kebersihan lingkungan dan juga pemeritah yang kurang tegas atas kebijakan yang telah dibuat. Sehingga masyarakat bisa semena-mena untuk membuang sampah sembarangan.
Selain upaya pemerintah, partisipasi masyarakat juga sangat penting untuk
mewujudkan lingkungan yang bersih tanpa sampah. Minimal, jumlah sampah yang ada di Indonesia bisa berkurang. Salah satu cara untuk berpartisipasi yaitu dengan menerapkan zero waste lifestyle atau less waste lifestyle. Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero waste juga soal menjauhi plastik sekali pakai, dengan tujuan agar sampah tidak dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta terjadinya penumpukan sampah. Meskipun Zero waste tidak akan terjadi sepenuhnya, tetapi gaya hidup ini bisa meminimalisir penumpukan sampah yang ada di Indonesia. Zero waste lifestyle dapat kita lakukan dengan membawa kantong belanja dari rumah, menggunakan botol minum kaca, tempat makan pribadi, peralatan makan pribadi, dan benda- benda lainnya yang tidak menimbulkan sampah. Zero waste tidak hanya mengenai recycle atau mendaur ulang tetapi sebenarnya zero waste dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan Rot. Intinya zero waste lifestyle mengajarkan kita untuk bergaya hidup minimalis dan melihat bagaimana sesuatu yang kita konsumsi bisa berdampak negatif terhadap lingkungan.