B. Pemeriksaan in vitro
Sel B dapat dihitung dengan flow cytometry yang menggunakan antibodi terhadap
CD19, CD20 dan CD22. Sel T dapat dihitung dengan flow cytometry yang menggunakan
antibodi monoklonal terhadap CD23 atau CD2, CD5, CD7, CD4 dan CD8. Penderita dengan
defisiensi sel T hanya hiporeaktif atau tidak reaktif terhadap tes kulit dengan antigen
tuberkulin, kandida, trikofiton, streptokinase/streptodornase dan virus parotitis. Produksi
sitokinnya berkurang bila dirangsang dengan PHA atau mitogen nonspesifik yang lain.
Tes in vitro dilakukan uji fiksasi komplemen dan fungsi bakterisidal, reduksi NBT
atau stimulasi produksi superoksida yang memberikan nilai enzim oksidatif yang
berhubungan dengan fagositosis aktif dan aktivitas bakterisidal.
IV. PENGOBATAN
A. Garis Umum
Pengobatan penderita dengan defisiensi imun antara lain adalah dengan menggunakan
antibiotik/antiviral yang tepat, pemberian pooled human immunoglobin yang teratur.
B. Tujuan Pengobatan
Untuk mengurangi kejadian dan dampak infeksi seperti menjauhi subyek dengan
penyakit menular, memantau penderita terhadap infeksi menggunakan antibiotik /
antiviral yang benar, imunisasi aktif atau pasif bila memungkinkan dan memperbaiki
komponen sistem imun yang defektif dengan transfer pasiff atau transplantasi.
Pemberian infus sitokin seperti IL-2 , GM – CSF , M-CSF dan IFN- gama kepada subyek
dengan penyakit tertentu
E. Transfusi
Transfusi diberikan dalam bentuk neutrofil kepada subyek dengan defisiensi fagosit dan
pemberian limfosit autologus yang sudah menjalani transfeksi dengan gen adenosin
deaminase (ADA) untuk mengobati ACID.
F. Transplantasi
Transplantasitimus fetal atau stem cell dari sumsum tulang dilakukan untuk memperbaiki
kompetensi imun.
G. Obat antivirus
Siklus HIV menunjukan beberapa titik rentan yang diduga dapat dicegah obat antiviral.
Ada 2 jenis obat antivirus yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV dan AIDS.
Analog nukleotide mencegah aktivitas reverse transcriptase seperti timidine-AZT,
dideoksinosin dan dideoksisitidin yang dapat mengurangi kadar RNA HIV dalam
plasma.
H. Vaksinasi
I. Terapi genetik
Terapi gen somatik, dengan menyisipkan gen normal ke populasi sel yang terkena
penyakit . Hasil sementara menunjukan bahwa limfosit T perifer mempunyai
kemampuan terbatas untuk berproliferasi . Untuk pengobatan jangka panjang akan
diperlukan penyisipan gen ke sel asal sumsum tulang yg pleuripoten dan hal tersebut
masih sulit diperlukan studi lebih lanjut.