Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS – Mira

A. Antibodi mikrobial dalam pemeriksaan defisiensi imun

Penemuan antibodi mikrobial telah digunakan dalam diagnosis infeksi. Antibodi


terhadap mikroba merupakan bagian penting dalam pemeriksaan defisiensi imun. Bila kadar
antibodi rendah, sebaiknya individu tersebut dites dengan imunisasi terhadap antigen mati
dan responnya dievaluasi 4-6 minggu kemudian.

B. Pemeriksaan in vitro

Sel B dapat dihitung dengan flow cytometry yang menggunakan antibodi terhadap
CD19, CD20 dan CD22. Sel T dapat dihitung dengan flow cytometry yang menggunakan
antibodi monoklonal terhadap CD23 atau CD2, CD5, CD7, CD4 dan CD8. Penderita dengan
defisiensi sel T hanya hiporeaktif atau tidak reaktif terhadap tes kulit dengan antigen
tuberkulin, kandida, trikofiton, streptokinase/streptodornase dan virus parotitis. Produksi
sitokinnya berkurang bila dirangsang dengan PHA atau mitogen nonspesifik yang lain.

Tes in vitro dilakukan uji fiksasi komplemen dan fungsi bakterisidal, reduksi NBT
atau stimulasi produksi superoksida yang memberikan nilai enzim oksidatif yang
berhubungan dengan fagositosis aktif dan aktivitas bakterisidal.

IV. PENGOBATAN

A. Garis Umum

Pengobatan penderita dengan defisiensi imun antara lain adalah dengan menggunakan
antibiotik/antiviral yang tepat, pemberian pooled human immunoglobin yang teratur.

B. Tujuan Pengobatan

Untuk mengurangi kejadian dan dampak infeksi seperti menjauhi subyek dengan
penyakit menular, memantau penderita terhadap infeksi menggunakan antibiotik /
antiviral yang benar, imunisasi aktif atau pasif bila memungkinkan dan memperbaiki
komponen sistem imun yang defektif dengan transfer pasiff atau transplantasi.

C. Pemberian globulin gama

Globulin gama diberikan kepada penderita dengan defisiensi Ig tertentu (tidakpada


defisiensi IgA)
D. Pemberian sitokin

Pemberian infus sitokin seperti IL-2 , GM – CSF , M-CSF dan IFN- gama kepada subyek
dengan penyakit tertentu

E. Transfusi

Transfusi diberikan dalam bentuk neutrofil kepada subyek dengan defisiensi fagosit dan
pemberian limfosit autologus yang sudah menjalani transfeksi dengan gen adenosin
deaminase (ADA) untuk mengobati ACID.

F. Transplantasi

Transplantasitimus fetal atau stem cell dari sumsum tulang dilakukan untuk memperbaiki
kompetensi imun.

G. Obat antivirus

Siklus HIV menunjukan beberapa titik rentan yang diduga dapat dicegah obat antiviral.
Ada 2 jenis obat antivirus yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV dan AIDS.
Analog nukleotide mencegah aktivitas reverse transcriptase seperti timidine-AZT,
dideoksinosin dan dideoksisitidin yang dapat mengurangi kadar RNA HIV dalam
plasma.

H. Vaksinasi

Pengembangan vaksin untuk mencegah penyebaran AIDS merupakan penelitian yang


diprioritaskan para ahli imunologi. Dewasa ini vaksinasi terhadap AIDS masih belum
dapat dikembangkan

I. Terapi genetik

Terapi gen somatik, dengan menyisipkan gen normal ke populasi sel yang terkena
penyakit . Hasil sementara menunjukan bahwa limfosit T perifer mempunyai
kemampuan terbatas untuk berproliferasi . Untuk pengobatan jangka panjang akan
diperlukan penyisipan gen ke sel asal sumsum tulang yg pleuripoten dan hal tersebut
masih sulit diperlukan studi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai