Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KEHAMILAN

DIDESA KERASWETAN
Dosen pembimbing : Dr Noer Saudah S.Kep.Ns,.,M.Kes

OLEH :
ESGA RESTYAN PRADHINA SARI S.Kep
NIM : 202003108

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
KONSEP DASAR KEHAMILAN
1. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Saifuddin, 2019: 89).
Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan
proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin. Kehamilan
berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9 bulan lebih 7 hari atau 40
minggu.
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel
telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280
hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma dengan
telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).
Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi
merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini
dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil menemukan ovum akan
merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi membran sel ovum, lalu
spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak korona
radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa berhasil menembus membran sel ovum,
konfigurasi membran ovum langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa
menuju masa apa saja uang berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang
mencapai ovum sebenarnya. Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang
masuk ke dalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon
akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita.
Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.
Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik
(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama
setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula
kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot berjalan di
sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam endomentrium uterus.
Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010:89).
a. Trimester pertama (minggu 0-12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal
sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).
1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang terjadi
pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi
sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus (endrometrium).
2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ organ
utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm dengan kepala yang besar.
3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18
kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit serta rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra
pengliatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat
membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sosok manusia dengan panjang
30cm (Kusmiyati, 2009:68).
c. Trimester Ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan
aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok serta dia sudah
mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan
masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke
sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat
bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm (Kusmiyati, 2009:67).
1) Periode Germinal
Ovum yang kini berkembang menjadi blastosit, mencapau uterus sekitar hari ke-5
setelah fertilisasi. Di uterus, blastosit terletak dekat dengan endometrium selama satu
sampai dua hari untuk memungkinkan trofoblas menyekresi enzim proteolik yang
memecah permukaan endrometrium. Dengan cara mencerna dan mencairkan sel-sel
endometrium uterus. Blastosit tertanam ke dalam endometrium sehingga blastosit
dapat dihidopi dan melanjutkan perkembangan nya. Penonjolan kecil seperti jari
berkembangan di sekitar keseluruhan blastosit dan trofoblas, membantu proses
implantasi dan melekatkan blastosit dengan kuat ke dalam endometirum. Tonjolan
tersebut disebut vili korionik primitif. Bebebrapa vili korionik ini akan berkembang
menjadi plasenta matur dan sisanya akan atrofi dan menjadi membran korionik yang
memmbatasi janin dengan uterus. Implementasi plasenta sempurna normalnya pada
hari ke-11, setelah fertilisasi. Begitu tertanam, endometrium disebut desidua.
Desidua menjadi beberapa kali lebih tebal dibandingkan dengan endometrium tidak
hamil akibat peningkatan kadar hormon kehamilan dan desidua menghidupi ovum
yang telah dibuhai selama kehamilan.
2) Periode embrionik
Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai embrioni. Tahapan
embrio dimulai dari perkembangan masa sel sejak implementasi sampai minggu ke-
8 kehamilan. Embrio berkembang dengan sangat cepat. Tahap pertama
perkembangan embrio adalah pembentukan dua buah rongga tertutup yang saling
berdekatan satu sama lain yaitu rongga amnion dan yolk sac. Bagian embrio yang
terbentuk di antara kedua rongga ini disebut lempeng embrionik. Ada tiga lapisan sel
yang berkembang pada lempeng embrionik.
1. Lapisan yang terdekat dengan rongga amnion,disebut ektoderm, akan
berkembang mmenjadi kulit dan sistem syaraf pusat embrio.
2. Lapisan tengah disebut mesoderm akan berkembang menjadi tulang otot,jantung
dan pembuluh darah serta beberapa organ dalam seperti ginjal dan organ
reproduksi.
3. Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm. Endoderm akan
berkembang menjadi organ- organ pencernaan,kelenjar dan membran mukosa.
3. Tanda dan gejala kehamilan
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang mudah dikenali
dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi
sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin
atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan. Perubahan
endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala
dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Untuk menegakkan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan
(Marjati, 2011:34).
a. Tanda dugaan hamil
1. Amenorea (berhentinya menstruasi)
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3. Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4. Syncope (pingsan)
5. Kelelahan
6. Payudara tegang
7. Sering miksi
8. Kontipasi atau obstipasi
9. Pigmentasi Kulit
b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)
1. Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan pertambahan
lingkar abdomen secara bertahap.
2. Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk menjadi
bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
3. Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus sampai
kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas (Reeder, dkk. 2011:417).
4. Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi, dkk.
2011:72).
5. Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai melunak dan
lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat pelunakan,
seperti lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah tanda Goodell). Sebagai
perbandingan konsistensi serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama
dengan ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417).
6. Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi dengan
rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124). Peregangan sel-sel
otot uterus, akibat meningkatnya aktomiosin di dalam otot uterus (Ummi, dkk.
2011:72).
c. Tanda pasti (positive sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani, 2015:73).
1. Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah kehamilan lanjut
diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat didengar
pada kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).
2. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan
(Sunarti, 2013:60)
3. Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan ultrasonografi
(Sunarti, 2013:60).
4. Patofisiologi Kehamilan
Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri atas:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum
yang dapat mengikuti proses kematangan dan terjadi ovulasi.
b. Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40–
60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
fallopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot.
Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi terjadi
pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas, dindingnya penuh jonjot sel
yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama dalam ampula
tuba.
4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Proses nidasi atau implantasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus.
Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum dan disebut stadium
morula. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis”
melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri dalam
endometrium. Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi
pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam
endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman. (Smith &
Segal, 2010:79).
e. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga
blastula dengan inner cell mass akan tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas
menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis. Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula
mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk
“entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk
“ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara
dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat
dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa,
dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung
dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi
mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau sistem Doppler. Selama sisa kehamilan,fisologi organ menjadi
matur dan janin terus memproduksi lemak dan otot. Sistem saraf terus bermielinisasi
hingga cukup bulan.
5. Pathway
Ovum dilepaskan dalam proses ovulasi

Ditangkap oleh fibrae dan berjalan menuju ke pers ampula tuba

Proses ejakulasi

Sperma masuk melalui kanalis servikalis menuju ke ampula tuba

Terjadi proses konsepsi

Membentuk zigot terus membelah hingga membentuk morula

Terjadi pertemuan sel diluar morula menjadi sel trofoblas

Kemudian akan berimplantasi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi

Terjadi nidasi

Desidua basalis yang berhadapan Desidua kapsularis yg menutupi hasil


dengan Korean frandusum

Dapat berkembang menjadi plasenta Janin tumbuh dan berkembang hingga


mencapai usia aterem

6. Perubahan Fisiologi
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ
tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan memberikan pendidikan
kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi
fisiologis tubuh selama kehamilan dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan
tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam
kehamilan. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi
perubahan pada:
a. Vagina dan vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan
vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi
menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick.
Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan
jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos
menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan
sekret vagina dan mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi
akibat pengaruh hormon estrogen. Peningkatan laktobasilus menyebabkan
metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen) menyebabkan pH menjadi
lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol pertumbuhan
bakteri pathogen (Aprilia, 2010:71-73).
b. Servik
Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga
menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan
edema, hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik menjadi lunak
(tanda Goodell) dan servik berwarna kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan
isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada 3 bulan pertama kehamilan.
c. Uterus
Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan
hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
Penyebab pembesaran uterus menurut Manuaba (Wiknjosastro, 2009:158) antara
lain:
1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
2) Hiperplasia dan hipertrofi
3) Perkembangan desidua
Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai
umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk
dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan
berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim
normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3
bulan kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan, dinding- dinding otot rahim menjadi
kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan
servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar.
Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur
kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki
rongga perut. Tinggi fundus uteri selama kehamilan dapat dilihat pada tabel 2.1:
Tabel 2.1
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 3 jari di atas simpisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dengan
prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus
xifoideus

d. Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus
luteum gravidatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan
progesterone (Aprilia, 2010 71-72).
e. Sirkulasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran darah (hemodilusi). Sel darah
merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis ( Manuaba,
2010:93).
f. Sistem respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi
respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan
konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprilia,
2010:71-72).
g. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
aerola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010:94).
h. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010:95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
1) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ke-
tiga
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan ketuban mineral yang
diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
sebutir telur ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
6) Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan 0,5 kg/minggu.
7. Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan
a. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanis (Hafifah, 2011:87).
b. Progesteron
Berfungsi menurunkan sensivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. Pada kehamilan kedua hormon
tersebut berada dalam keadaan yang seimbang, sehingga kehamilan bisa
dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan
oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan
kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang
dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu makin tua kehamilan maka
frekuensi kontraksi semakin sering. Oksitosin diduga bekerja bersama atau melalui
prostaglandin yang makin meningkat mulai umur kehamilan minggu ke-15 sampai
aterm lebih-lebih sewaktu partus atau persalinan. Disamping faktor gizi ibu hamil
dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk mulainya
kontraksi rahim (Hafifah, 2011:87).
8. Perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan
A. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
a) Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b) Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH 3,5-6
 Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c) Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d) Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea
alba.
e) Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f) Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu
biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua
warnannya.
g) Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan
sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h) Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. (Sarwono,2007:94-100)
B. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a) Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh
maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu
misalnya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu
perubahan psikologi seperti berikut ini.
1. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan
dan kesedihan.
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang lain apa yang
dirahasiakannya.
3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami
penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami.
4. Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi bercampur
dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga.
b) Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah mulai berkurang. Perut ibu
pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban.
c) Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir sewaktu –
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu  merasa khawatir  atau takut kalu –
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. (Marjati dkk, 2010;68-69).

9. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi


Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi menurut Romauli (2011:60-63) yaitu:
1) Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3
lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
2) Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam bentuk
rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa
organogenesis/ masa pembentukan organ.
3) Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir :
- Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat
refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat
ditentukan jenis kelaminnya.

- Minggu ke-16 : Panjang badan  16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi
rambut mulai tumbuh pada tubuh.
- Minggu ke-20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah nyata,
telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh
sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X  kelenjar
minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus,
gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus
renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7-17 ml urine dikeluarkan
setiap 24 jam.
- Minggu ke-24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan.
- Minggu ke-28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik,
rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan
menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
- Minggu ke-32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena lemak
disimpan disana, testis terus turun.
- Minggu ke-36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup verniks
kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada
minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas
pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari,
umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
- Minggu ke 40     : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan
ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan
lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus
mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut
(Marjati,dkk, 2010;39).

10. Kebutuhan Ibu Hamil


a) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1. Kebutuhan Oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak 20%. Hal ini
disebabkan karena selam kehamilan pembesaran uterus dapat menekan diafragma
sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm dan kapassitas total (paru-paru berkurang 5%).

2. Kebutuhan Nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang yang
harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat, protein,
(60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral.
3. Kebutuhan Personal Hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perwatan gigi dan mulut
,perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4. Kebutuhan Eliminasi
- Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III karena
adannya penekanan kandung kemih  oleh uterus.
- Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta karena
adannya aksihormonal yang dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5. Kebutuhan Seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan trimester III
sedagkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.

6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko cidera bagi ibu/
janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari
gerakan melonjak,meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan Tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11 jan
pada malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik / fisiologis,
persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat melahirkan, persiapan
transportasi dan persiapan barang-barang kebutuhan ibu dan bayi.
b) Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat ikatan keluarga.
Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yangbaik, dengan itu untuk membantu ia
dalam menyesuaikan diri dan menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering
kali merasa ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil,
membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta
menghindari kemunglinan komplikasi. Selain itu petugas kesehan juga berperan dalam
membantu untuk mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu
menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini bertujuan untuk
memudahkan anak sebelumnyaq beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap
kehidupan atau suasana lingkungan mereka yang baru.(Bobak, 2004:279-289)
11. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk emastikan
seorang wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri atas anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul serta pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda-tanda sebagi berikut ini.
a. Terhentinya menstruasi/amenore
b. Mual dan muntah
c. Tingling (dilep), tegang, berbenjol-benjol, pembesaran payudara, dan pelebaran
puting susu.
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Kelelahan
f. Perubahan warna pada payudara
g. Menonjolnya kelenjar Montgomery
h. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
i. Pengeluaran kolostrum dari puting susu
j. Salivasi berlebihan
k. Tanda chadwick
l. Quickening biasanya UK 16 – 18 mg.
m. Pigmentasi kulit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengeluaran kolostrum
b. Perubahan warna pada payudara
c. Pembesaran pada abdomen
d. Teraba garis janin
e. Ballotement
f. Gerakan janin
g. Bunyi jantung janin
3. Pemeriksaan Pelvis
a. Pembesaran uterus
b. Perubahan bentuk uterus
c. Tanda piskacek
d. Tanda hegar
e. Tanda goodell
f. Teraba kontraksi baxton hicks
g. Tanda chadwick
4. Tes Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan positif
b. USG tampak keberadaan janin
c. Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS

I. Pengkajian Data
Tanggal periksa/pengkajian, jam, ruang, nomor registrasi, diagnosa medis.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan
(Marjati dkk,2010;87).
Usia : Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur
wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada
wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S, 2009;99).
Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
saat hamil dan bersalin.
Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai
pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104).
Pekerjaan : Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik
daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105).
Alamat                  :  Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang
kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(Marjati,dkk:2010;87).
Penghasilan           : Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu-
waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)

2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau  kunjungan ulang
ataupun ada keluhan (Ari S,2009;167).

3. Keluhan Utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil adalah
sering buang air kecil (TM I dan III), hemoroid (TM II dan III), keputihan (TM I, II, dan
III), sembelit (TM II dan III), kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III),
nyeri ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah
(TM I), sakit punggung (II dan III).(Ari S, 2009;123-127)

4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi medis
dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi
ibu.Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya
embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan
dapat menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti DM,
jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2013 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada
kehamilan antara lain:

- Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam
kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
- TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan kondisi
ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus, bayi lahir
prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum
- Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/lahir
mati
- Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature, hydraamnion,
kelainan bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.
- HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu mudah
terinfeksi.(Salmah, 2016;134)
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung, DM, Asma
akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada kehamilan (Unpad,
1983;155).
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
a. Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis,
perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak-bengkak
ditangan dan wajah.
b. Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan ditolong
oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah sesar,
untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung
pada lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan
vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
c. Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang-kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu
harus diperhatikan(Wheeler, 2004;37).
7. Riwayat Haid
Anamnesa haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/kandungan, meliputi hal-
hal seperti: umur menarche (pada wanita indonesia umumnya sekitar 12-16 tahun). (Ari
S,2009;157), lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid (lebih awal
atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran). (Wheeler, 2004;36), keluhan saat haid(keluahn
yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai
pingsan atau jumlah darah yang banyak). (Ari S, 2009;157)
8. Riwayat Pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan berapa
lama menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut
tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari
S,2009;101)

9. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I : Berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC
dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II : Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil
muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau
belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan
janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18
minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat. (Marjati dkk, 2010;81)
Trimester III : Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil
muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.(Marjati dkk,
2010;126)
10. Riwayat KB
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa,
sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah
melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau
tidak.
11. Riwayat Psikososial
Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi tentang
hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana dukungan keluarga.
(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S, 2009;173).
11 Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon
a. Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari (trimester akhir
membutuhkan 30-40 gram), zat besi rata-rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit
A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu
entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu
gelas susu dan buah. (Ari S, 2009;63)
b. Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam
untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil
yaitu:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang  + 1-2 jam/hari
c. Pola Eliminasi

BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi
usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III
mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
d. Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan
berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya
trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan
komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
e. Pola Seksual
Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang
mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat
menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan prematur.
(Bobak,2004;135)

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

- K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009;174).
- Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174).
- Tekanan Darah : Tekanan darah pada orang normal rata-rata 120/80 mmHg dengan
diastole  maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia, 2005;759).
Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan
sistolik menurun hingga 8-10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12
poin (Helen Varney,2007;499).
- Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90 x/menit (Ari S, 2009;61).
- Suhu : Normal (36,5oC - 37,5oC) (Patricia, 2005;759) bila suhu tubuh hamil >37,5oC
dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
- RR : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759).Jumlah pernapasan, kapasitas vital,
dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung.
(Varney, 2007;500). Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya (Manuaba, 1998;109).
- BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari
S, 2009;69).
- TB : < dari 145 cm (resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan panggul)
(Manuaba,1998;134)
- Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.

2. Pemeriksaan  Fisik
1. Inspeksi

- Rambut : Bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak


- Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan
atau meringis.
- Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap
hepatitis.
- Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
- Mulut& Gigi  :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan
tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak.
- Dada : Bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara
untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum atau tidak.
- Genetalia : Bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
- Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama
panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)

2. Palpasi
Tujuan:
-  Untuk mengetahui umur kehamilan
-   Untuk mengetahui bagian bagian janin
-   Untuk mengetahui letak janin
-   Janin tunggal atau tidak
-   Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
-   Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
-   Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi:

- Kepala : Adakah benjolan abnormal


- Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada
saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung.
Potensial terjadi gagal jantung.Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.Tidak
tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit
misal TBC, radang akut dikepala
- Dada :  Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan
menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi
mulai keluar pada usia 20 minggu
- Abdomen    :

1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang
teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri:
- Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
- 12 minggu TFU 1-2 jari diatas symphisis
- 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
- 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
- 24 minggu TFU setinggi pusat
- 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
- 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
- 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
- 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
Tanda kepala: Keras, bundar, melenting
Tanda bokong : Lunak, kurang bundar, kurang melenting
2) Leopold II : Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan
letak kepala pada ketak lintang.
3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah
masuk PAP atau belum.
4) Leopold IV : Seberapa jauh bagian terbawah masuk PAP
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
3. Auskultasi
Tujuan:
- Menentukan hamil atau tidak
- Anak hidup atau mati
- Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/
kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
Perlu Auskultasi
Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang
dapat memperberat kehamilan.
Abdomen     : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
4. Perkusi
Reflek patella     :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1. (Marjati dkk, 2010;12-
13)

3.   Pemeriksaan Penunjang


a) Pemeriksaan Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella

Nilai Tidak Diagnosis


Tes Lab Nilai Normal
Normal Masalah Terkait
Hemoglobin
10,5-14,0 <10,5 Anemia
Terlacak/negatif
Protein Urin Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Kuning, orange,
Warna hijau Diabetes
urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Ketidakcocokan
Golongan Darah A B O AB -
ABO
HIV - + AIDS
Anomali pada janin
Rubella Negatif Positif
jika ibu terinfeksi
Feses untuk
Anemia akibat
ova/telur cacing Negatif Positif
cacing
dan parasit

b) Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi:
 Diperlukan tanda pasti hamil
 Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
 Mencari sebab dari hidraamnion
 Untuk menentukan kelainan anak
c) Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
 Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
 Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
 Mengetahui posisi plasenta
 Mengetahui adanya IUFD
 Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010;95-97)

II. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1) Kehamilan Trimester I
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan
metabolisme sel
4. Mual berhubungan dengan biofisik kehamilan
2) Kehamilan Trimester II
1.Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuhyang behubungan dengan persepsi
perubahan biofisik, respon,orang lain
2. Perubahan seksualitasberhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat
seksual dan harapan, takut akan cidera
3) Kehamilan Trimester III
1. Kurangnya pengetahuan tentang persiapan persalinan berhubungan dengan
kurangya informasi
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus,peningkatan
tekanan abdomen

III. PERENCANAAN
Kehamilan Trimester I
1) Dx  :  Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam nutrisi
dapat terpenuhi
Kriteria Hasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan BB yang berarti

Intevensi:
1. Manejemen gangguan nutrisi:
-Monitor nutrisi
- Terapi Nutrisi
2. Bantuan peningkatan berat badan : Manejemen berat badan
3. Intervensi tambahan : Pemberian makan

2) Dx : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


kehilangan cairan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam


kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi
Kriteria Hasil:
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB
2. Tekanan darah,suhu tubuh,nadi dalam batas normal (TD:120/80 mmHg,
S:36,50C, N:80x/menit)
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan

Intevensi:
1. Manejemen elektrolit atau cairan
2. Pemantauan (monitor) elektrolit
3. Manajemen cairan :
-Monitor cairan
- Monitor tanda-tanda vital

3) Dx : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan


metabolisme sel
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pasien
dapat melakukan aktivitas dengan normal
Kriteria Hasil:
1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nadi, dan RR
2) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3) Tanda-tanda vital normal (TD:120/80 mmHg, S:36,50C, N:80x/menit)
4) Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat

Intevensi :
1. Terapi Aktivitas : peningkatan mekanika tubuh
2. Manajemen energi :
-Peningkaatan tidur
- Batuan perawatan diri (ADL)
3. Intervensi tambahan :
Manajemen lingkungan : kenyamanan

4) Dx : Mual berhubungan dengan biofisik kehamilan


Tujuan :Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 5x24 jam pasien
tidak terjadi mual berlebihan
Kriteria Hasil:
1. Menghindari faktor-faktor penyebab bila mungkin
2. Mengenali pencetus stimulus (mual)
3. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab mual
4. Menghindari bau yang tidak menyenangkan

Intevensi :
1. Pengurangan kecemasan
2. Manajemen pengobatan
3. Manajemen mual
4. Monitor nutrisi

Kehamilan Trimester II
1) Dx :Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang behubungan dengan
persepsi perubahan biofisik, respon,orang lain
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam pasien
menjadi percaya diri
Kriteria Hasil:
1. Body image positif
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3. Mendeskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
4. Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
1. Peningkatan citra tubuh : Peningkatan koping
2. Peningkatan harga diri: - Peningkatan sosialisasi
- Peningkatan dukungan kelompok

2) Dx :Perubahan seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan


hasrat seksual dan harapan, takut akan cidera
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam pasien
mampu melakukan aktivitas seksual dengan normal
Kriteria Hasil:
1. Mengetahui masalah reproduksi
2. Kontrol resiko penyakit menular seksual
3. Mampu mengontrol kecemasan
4. Menunjukkan keinginan untuk mendiskusikan perubahan fungsi seksual
5. Meminta informasi yang dibutuhkan tentang perubahan fungsi seksual
Intervensi :
1. Peningkatan koping
2. Pengajaran: seks aman
3. Intervensi tambahan menejemen perilaku: seksual

Kehamilan Trimester III


1) Dx : Kurangnya pengetahuan tentang persiapan persalinan berhubungan dengan
kurangya informasi.
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
pengetahuan pasien bertambah tentang persiapan persalinan
Kriteria Hasil:
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang persiapan persalinan dan
program kegiatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh
perawat
Intervensi:
1. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai fisiologi persalinan
2. Ajarkan ibu dan pasangannya mengenai tanda-tanda persalinan
3. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai teknik pernafasan dan relaksasi yang akan
digunakan selama persalinan
2) Dx : Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran
uterus,peningkatan tekanan abdomen
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien mampu berkemih dengan normal
Kriteria Hasil:
1. Kandung kemih kosong secara penuh
2. Tidak ada residu urine >100-200cc
3. Intake cairan dalam rentang normal
4. Bebas dari ISK
5. Tidak ada spasme baldder
6. Balance cairan seimbang
Intervensi:
1. Menejemen cairan
2. Intervensi tambahan:
-pengecekan kulit
- perlindungan infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP


Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,
Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Salmah,dkk.2006.AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba
Medika
Unpad I.1983.Obstetri fisiologiI.Bandung:Eleman
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKes BINA SEHAT PPNI KAB.MOJOKERTO

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
a. Nama : Ny.”P”
b. Umur : 26 tahun
c. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
d. Agama : Islam
e. Bahasa : Indonesia
f. Status : Menikah
g. Alamat : Desa Keraswetan,Geneng,Ngawi
h. Nama Suami : Tn. “K”
i. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
j. Tgl.Pengkajian : 16 – 12 – 2020 jam: 15.00 WIB

B. STATUS KESEHATAN
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual dipagi hari dan muntah
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu mengalami mual sampai muntah di pagi
hari dan malam hari, pasien sudah berkunjung di faskes. Saat pengkajian tanggal 17-
12-2020 pukul 15.00 WIB pasien mengatakan masih mual di pagi hari saat bangun
tidur saja dan muntah setelah makan makanan yang digoreng.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu
e) Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan Sekarang : G 1 P 0 A 0
HPHT : 22 – 10 – 2020
Tafsiran Persalinan : 29 – 07 – 2021
UK : 7 minggu 5 hari
Keluhan TM 1 : Mual dan muntah
Riwayat Nifas :-
Imunisasi TT : 1 x (sebelum menikah)
f) Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6 – 7 hari
Keluhan : Dilep (Disminoreha)
g) Riwayat Kehamilan, Nifas, dan Persalinan Yang Lalu
Hamil pertama.
h) Riwayat KB
Belum pernah KB
C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan belum memahami betul perubahan baik secara fisik maupun
psikologis yang akan di alami selama masa kehamilan, psien juga belum
mengetahui tentang ANC Terpadu.
2. Pola Nutrisi / Metabolisme
Nasfu makan : 4 x / hari
Jumlah : ½ porsi, habis (nasi sedikit, lauk yang tidak amis,
sayur (berkuah sedikit)
Jumlah cairan : frekuensi 900 cc /hari (air putih)
3. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : 7x / hari
Warna kuning jernih, bau khas
Masalah BAK : Tidak ada masalah
BAB
Konsistensi : lembek, bau khas, warna kuning
Frekuensi : 1 hari sekali
Masalah BAB : Tidak ada masalah
4. Pola Aktivitas / Latihan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Pola Istirahat Tidur
Kebiasaan pola tidur : 8 jam
Dampak terhadap aktivitas sehari-hari : Nyenyak
Kesulitan tidur : tidak ada
6. Pola kognitif Perseptual
Pendengaran: Tidak ada gangguan ka/ki
Penciuman : Tidak ada gangguan
Kemampuan bicara: Ny.”D” mampu bicara dengan jelas
7. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri
Pola persepsi terhadap diri sendiri : Positif
Kepuasan citra tubuh : Tidak ada masalah
8. Pola Peran dan Hubungan
Hub. Dengan orang lain : Baik
Dampak hamil terhadap diri : tampak senang
Berkerja : Ibu Rumah Tangga
9. Pola seksualitas / Reproduksi
Dampak hamil terhadap seksualitas : Tidak ada
10. Pola Koping / Toleransi Stress
Efefk penyakit terhadap tingkat stress : Tidak ada efdek samping
Penggunaan alkohol / obat lain: Ya
11. Pola Nilai / Kepercayaan
Agama : Islam
Kegiatan keagamaan dan bundanya : Sholat, sedekah, mengaji
Berbagi dengab orang lain : Ya

D. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaaan Umu
Kesadaran : CM
Keadaan umum : Pasien tampak lemas
TTV
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 85x/mnt
c. Suhu : 36,5 0C
d. RR : 20 x/mnt
e. BB : 65 kg
f. TB : 160 cm
g. LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Bentuk : simteris
Rambut : bersih, tidak ada lesi, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, warna
hitam, pertumbuhan rambut rata.
b. Wajah
Mata : bentuk simetris ka/ki, konjungtiva berwarna pink, seklera berwarna
putih, pupil isokor (reflek terhadap cahaya menyempit 3 mm ka/ki),
penglihatan minus ka/ki 2,25/1,75 (tidak memakai kacamata).
Hidung : bentuk simetris, bersih ka/ki, terdapat bulu hidung, tidak ada (polip,
peradangan maupun luka), tidak ada sumbatan ka/ki, dan tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Telinga : bentuk simetris ka/ki, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
peradangan, tidak ada nyeri tekan ka/ki, pendengaran normal.
Mulut : bentuk simetris, mukosa bibir sedikit kering, lidah bersih, tidak ada
carries gigi maupun giig berlubang, dan tumbuh gigi usia, rasa ingin meludah
meningkat.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kaku kuduk
d. Dada
Inspeksi : dada simetris ka/ki, ictus cordis tidak terlihat, frekunsi napas
20x/menit, batuk (-)
Palpasi : CRT <3 dtk, saat pernapasan (inspirasi dan ekspirasi) ka/ki sama
Perkusi : suara sonor lobus ka/ki
Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan pada lobus ka/ki, suara napas
vesikuler
e. Payudara
Inspeksi : bentuk melingkar, simetris, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi atau dimpling
Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
f. Abdomen
Inspeksi : abdomen membesar, bentuk bulat
Palpasi : TFU belum teraba,
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : terdengar bising usus 5 x/menit pada kuadran 4 abdomen
g. Genetalia
Vulva : berwarna pink, tidak ada luka, tidak ada edema
Kebersihan : bersih
Anus : tidak ada lecet, tidak ada kemerahan maupun luka
h. Ekstremitas
Turgor kulit : elastis, tidak adanya tanda-tanda dehidrasi
Warna kulit: sawo matang
Tidak ada edema pada ekstermitas ka/ki
Reflek Patella (Lutut) : ka/ki = (+)/(+)
Reflek Bisep-Trisep : ka/ki = (+)(+)
Kekuatan otot : 5 5
5 5
ANALISA DATA
Nama : Ny. “P”
No.reg : -
No.Tgl/j Data Etiologi Problem TTD
am
1. DS: Konsepsi Resiko
ketidakseimbangan
17-12-20 - Pasien mengeluh masih mual,
elektrolit
dipagi hari,dan muntah habis makan
Implantasi
makanan berlemak (D.0037)
15.00
-Pasien mengatakan bila telat makan
WIB
dan asam lambung naik Kehamilan
menyebabkan mual muntah

Perubahan
DO: fisiologis pada
sistem GIT
- Pasien tampak lemas
- Nadi 88 x/mnt
Progesteron
- Saliva meningkat
meningkat
- Mukosa bibir sedikit kering

Hormon HCG
meningkat

Mual muntah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny.”P”
No.Reg :-
No. Diagnosa Keperawatan TTD

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit (D.0037)


RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. “P”
No.Reg :-

No Diagnosa
Tujuan&kriteriahasil Intervensi keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Resiko Setelah dilakukan L.08065 Intervensi Manajemen I.03118
tindakan keperawatan Muntah
ketidakseimbang
1x24 jam diharapkan 1. Observasi :
an elektrolit kontrol mual/muntah
meningkat atau nausea 1) Identifikasi karakteristik
(D.0037) muntah
menurun.
Definisi : Dengan kriteria hasil : 2) Periksa volume muntah
3) Identifikasi faktor
Beresiko penyebab muntah
1. Nafsu makan
mengalami meningkat (5) 4) Monitor efek
2. Keluhan mual manajemen muntah
perubahn kadar 5) Monitor keseimbangan
menurun (5)
serum elektrolit 3. Perasaan ingin cairan dan elektrolit
muntah menurun 2. Terapeutik:
(5)
1. Kontrol faktor
4. Kemampuan
lingkungan penyebab
melakukan
muntah
tindakan untuk
2. Kurangi atau hilangkan
mengontrol
keadaan penyebab
mual/muntah
muntah
meningkat (5)
3. Atur posisi untuk
5. Menghindari
mencegah aspirasi
faktor
4. Pertahankan kepatenan
penyebab/pemicu
jalan nafas
mual/muntah
5. Bersihkan mulut dan
meningkat (5)
hidung
6. Berikan dukungan fisik
saat muntah
7. Berikan kenyamanan
saat muntah
8. Berikan cairan yang
tidak mengandung
karbonasi minimal 30
menit setelah muntah
3. Edukasi :
1) Anjurkan membawa
kantong plastik untuk
menampun muntah
2) Anjurkan
memperbanyak istirahat
3) Anjurkan penggunaan
teknik nonfarmakologis
untuk mengelola muntah
1. Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Ny. “P”


No.Reg :-
NO Waktu
Dx Keperawatan Implementasi
Dx
1 17-12-2020 Resiko ketidakseimbangan Intervensi Manajemen Muntah
1. Observasi :
08.30 WIB elektrolit (D.0037)
1) Tanyakan penyebab mual dan
muntahnya karena apa
2) Muntah sehari berapa kali, banyak
atau tidak
2. Terapeutik:
1) Kendalikan faktor lingkungan
penyebab (mis.bau tidak sedap,
suara, dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
2) Anjurkan ibu memakan makanan
dalam jumlah kecil dan menarik
3) memberian makanan dingin, soup,
makanan tidak berbau menyengat
4) menanjurkan ibu untuk
menggunakan minyak kayu
putih/freshcare saat mual
5) mengajarkan relaksasi
3. Edukasi :
1) Menganjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2) Menganjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang mual
3) Menganjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
4) Mengajarkan penggunaan teknik
non farmakologis untuk mengatasi
mual (mis.biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musiik, akupresur)
2. Kolaborasi :
Pemberian freshcare setelah muntah
EVALUASI

Nama : Ny. “P”


No.Reg :-
NO Waktu EVALUASI TTD
Dx S-O-A-P
1 18-12-2020 S : ibu mengatakan mual muntah sedikit berkurang
O : klien tampak lebih relaks
A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1. Observasi :

1) Monitor efek manajemen muntah


2) Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Terapeutik:

1) Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah


2) Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah
3) Atur posisi untuk mencegah aspirasi
4) Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah muntah
3. Edukasi :

1) Anjurkan membawa kantong plastik untuk


menampun muntah
2) Anjurkan memperbanyak istirahat
4. Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
SCORE PUJI ROCJHAYATI
FOTO PENGKAJIAN

Anda mungkin juga menyukai