Anda di halaman 1dari 18

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

MAKALAH

Untuk memenuni salah satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama. Dan untuk
memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu pengetahuan.

Disusun oleh:

1. Azhar Indriawan 1503010063


2. Feraz Muhammad 1503010002
3. Indra Karyana 1503010037
4. Muhammad Fauzan 1503010042
5. Rifki Maulana 1503010036
6. Yusup Sopian 1503010061

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Islam dan Ilmu pengetahuan” dalam bentuk
maupun isi yang sederhana.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
Islam dalam Ilmu pengetahuan. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi salah
satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen 
pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah 
saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Tasikmalaya, 20 Oktober 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................i


Daftar Isi .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Makalah....................................................................................2
D. Manfaat Makalah..................................................................................2
E. Prosedur Makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3
A. Pengertian IPTEK ................................................................................3
B. IPTEK dalam Islam .............................................................................3
C. Integrasi Iman, Ilmu dan Agama .........................................................5
D. Keutamaan Orang Berilmu ..................................................................7
E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam ..................................10
BAB III PENUTUP ........................................................................................13
A. Kesimpulan ..........................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran islam.
Islam bukan hanya mengajarkan untuk terus beribadah kepada Allah SWT. Tetapi
Allah juga memerintahkan kepada muslimin dan muslimat untuk mencari ilmu
sampai ke liang lahat. Dan manusia tidak akan mampu untuk menunaikan ibadah
tanpa Ilmu pengetahuan.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi.
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Maka dari itu kita sebagai makhluk yang bisa berfikir kita harus mencari ilmu
sebanyak banyaknya. Karena orang yang berilmu lebih mulia daripada orang yang
tidak berilmu.
Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih
menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya
dan berfikir. Ini adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur
dan mampu memanfaatkannya dengan baik.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana IPTEK dalam Islam ?
2. Bagaimana Integrasi Iman, Ilmu dan Amal dalam Islam ?
3. Apa keutamaa orang yang berilmu ?
4. Apa saja karakteristik dan klasifikasi ilmu dalam islam ?
C. Tujuan Makalah
Pembuatan makalah ini bertujugan untuk :
1. Memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan
2. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai

pengembangan konsep mengoprasikan Microsoft Word. Secara praktis makalah

ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan

khusunya tentang mengoprasikan Microsodt Word;

2. Pembaca, sebagai media informasi tentang mengoprasikan Microsoft

Word baik secara teoritis maupun secara praktis.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikam permasalahan yang di bahas secara jelas dan komprehensif. Data
teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II

4
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari
akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun
Teknologi.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan
diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji
kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan  adalah apa saja yang
diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun
firasat. Jadi Ilmu pengetahuan  adalah himpunan pengetahuan manusia yang
dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal.
(Saifulloh,2009).
Teknologi adalah pembuatan, modifikasi, penggunaan, dan pengetahuan
tentang alat-alat, mesin, teknik, kerajinan, sistem, metode organisasi, dalam
rangka memecahkan masalah, meningkatkan solusi yang sudah ada sebelumnya
untuk masalah, mencapai tujuan, menangani masukan diterapkan / Output
hubungan atau melakukan fungsi tertentu. Hal ini juga dapat merujuk pada koleksi
alat-alat seperti, mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur. Teknologi secara
signifikan mempengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk
mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka. Dari segi
bahasa teknologi berasal dari kata Yunani (technología), Dari (techne), yang
berarti "seni, keterampilan, kerajinan", dan (logia), yang berarti "studi"  Istilah ini
dapat diterapkan umum atau untuk daerah tertentu: contoh termasuk teknologi
konstruksi, teknologi medis, dan teknologi informasi.

B. IPTEK dalam Islam


Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul.
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.

5
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka syariatnya
bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian
membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar
selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa
untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup
bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di
akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu
untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di
akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu. Rasulullah SAW
pernah bersabda:
ُ‫ْضةٌ ْال ِع ْل ِم طَلَب‬
َ ‫َو ُم ْسلِ َم ٍة ُم ْسلِ ٍم ُكلِّ َعلَى فَ ِري‬
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat”. (HR. Ibnu
Abdul Barr)
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka
waktu tertentu, ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini
diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى الَّلحْ ِد‬ ْ ُ‫أ‬
ِ ُ ‫طل‬
“Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad”
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari.
Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-
angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya :
penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan,
kini dengan adanya telepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya
dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui
TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di
permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang
komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat

6
transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu
maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah
mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah
manusia. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191 :
ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ِ ‫إِ َّن فِي خَ ْل‬
ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
‫ض َربَّنَ|ا َم|ا َخلَ ْقتَ هَ| َذا‬ َّ ‫|ق‬
ِ ‫الس| َما َوا‬ ْ ‫الَّ ِذينَ يَ ْ|ذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًم|ا َوقُعُ|ودًا َو َعلَى ُجنُ|وبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي‬
ِ ‫خَل‬
(190)
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫بَا ِطاًل ُس ْب َحانَكَ فَقِنَا َع َذ‬
(191)
Artinya: ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
 Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih
merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam
ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya
mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya.

C. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal


Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu
sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu
akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh.
Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya :
‫ت َوفَرعُها فِى السَّما ِء‬ ٌ ِ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة أَصلُها ثاب‬ َ َ‫أَلَم تَ َر َكيف‬
َ ‫ض َر‬
(25) َ‫اس لَ َعلَّهُم يَتَ َذ َّكرون‬ َ َ‫ضربُ هَّللا ُ األ‬ ُ
ِ ّ‫مثال لِلن‬ ِ َ‫تُؤتى أ ُكلَها ُك َّل حي ٍن بِإِذ ِن َربِّها ۗ َوي‬
(24)
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat perumpamaan kalimat yg
baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke
bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya

7
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan –
perumpamaan itu agar manusia selalu ingat“ ( QS Ibrahim : 24-25)
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg
mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal
ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK
dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh
bukan kerusakan alam.
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena
niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang
ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia
yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia
mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan
melakukan yang terbaik di dalam hidupnya. Orang yang beramal atau bekerja
seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang
bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi
keyakinan dan kepercayaan yang utuh.
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa atas
dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat
yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari pekerjaan itu. Pasti
pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik. Mana mungkin
seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti
perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan – kesalahan
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan
agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama
manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih
dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang
sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki itu. Inilah makna
dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup
dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal
perbuatannya, maupun amal ibadahnya.

8
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama,
yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak
ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan
amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak
bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan
orang-orang lain di sekitar kita.
Ancaman Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya Al-Qur’an
dan Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang tidak beramal padahal
dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri tidak
mengerjakannya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan ancaman keras tersebut
adalah:
َ‫َاب أَفَالَ تَ ْعقِلُون‬ َ َّ‫أَتَأْ ُمرُونَ الن‬
َ ‫اس بِ ْالبِ ِّر َوتَن َسوْ نَ أَنفُ َس ُك ْم َوأَنتُ ْم تَ ْتلُونَ ْال ِكت‬
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)?
Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. al-Baqoroh: 44).

D. Keutamaan Orang Berilmu


Menuntut ilmu termasuk bagian penting dalam kehidupan. Jika ilmu
ditinggalkan, maka manusia akan kesulitan dalam menjalani kesehariannya di
dunia ini bahkan di akhirat nantinya. Allah Swt. pun telah mengharuskan setiap
hambanya untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun pengetahuan lainnya.
Tujuannya tentu saja berkaitan dengan kehidupan manusia dalam mempersiapkan
diri menuju kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Islam telah mengajarkan kepada
seluruh umatnya untuk senantiasa memiliki semangat yang tinggi dalam mencari
ilmu. Karena mencari ilmu atau sering dikenal sebagai belajar, termasuk amalan
yang memiliki tempat mulia di mata Allah Swt.

Dalam agama Islam, orang berilmu memiliki keutamaan. Keutamaan tersebut


hendaknya dapat mendorong semangat setiap muslim. Adapun beberapa
keutamaan orang berilmu menurut Islam di antaranya adalah sebagai berikut:

9
1. Orang yang berilmu berada pada kedudukan paling tinggi daripada orang
dengan amalan lainnya, sekalipun dia termasuk ahli ibadah di dunia ini.
Alasannya yaitu orang ahli ibadah melakukan amalan yang berkaitan dengan
diri mereka masing-masing. Meskipun dia sering salat, puasa, atau ibadah
lainnya yang hanya untuk dirinya sendiri, kedudukan mereka di sisi Allah
Swt. tetap berada di posisi selanjutnya setelah orang yang mengamalkan
ilmunya. Lain halnya orang yang berilmu, mereka belajar mulai dari
membaca, menulis bahkan menghafal ilmunya bukan hanya digunakan untuk
diri mereka sendiri, akan tetapi ilmu yang mereka pelajari akan diamalkan
juga kepada orang lain. Inilah yang menjadikan orang berilmu memiliki
keutamaan lebih daripada orang beramal lainnya. Ilmu yang disampaikan
kepada orang lain, tentu ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Ingat, bukan
ilmu sembarangan seperti sihir, cara menyontek atau ilmu lainnya.
2. Adapun keutamaan lainnya, bahwa orang berilmu dikatakan sebagai
pewaris para nabi. Hal ini dapat diketahui dari sosok ulama besar seperti
ulama dalam 4 madzhab.
3. Orang berilmu juga akan mendapatkan pahala yang jumlahnya tidak dapat
dihitung oleh manusia. Pahala itulah yang akan membantu setiap orang
berilmu untuk masuk ke surga-Nya.

Bagaimana dengan guru kita yang telah mengajari kita selama ini? Tentu saja
jawabnya, yaitu guru kita termasuk orang berilmu. Guru kita akan memiliki
keutamaan di sisi Allah Swt. sesuai kehendak-Nya. Lalu, bagaimana dengan kita
yang saat ini masih menuntut ilmu? Tentunya kita juga termasuk orang berilmu
yang tidak boleh melupakan amalan untuk menyampaikan ilmu yang dipelajari
kepada orang lain.

Orang yang berilmu senantiasa diharapkan untuk membagi ilmunya kepada


orang lain. Cara berbaginya pun bervariasi sesuai kemampuan masing. Cara
tersebut tentunya harus sesuai perintah Allah Swt., mulai dari ahsan, hikmah,
sampai nasihat. Ketiga cara tersebut maknanya sebagai berikut.

10
1. Ahsan artinya baik. Cara ini menjadi dasar utama setiap orang berilmu
yang mengajarkan atau mengamalkannya kepada orang lain. Baik dalam
artian sesuai perintah Allah Swt. ketika memandang dan menilai amalan
tersebut, misalnya ramah atau bahkan sopan kepada orang yang diajarinya.
2. Hikmah artinya ilmu tersebut dapat memberikan manfaat kepada orang
yang sedang mempelajarinya. Oleh karena itu, orang berilmu tidak boleh
melupakan dasar cara ini.
3. Nasihat artinya orang berilmu tersebut mengajarkan ilmu yang benar. Ia
menyampaikannya sebagai bentuk nasihat bahwa ilmu tersebut sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Akan tetapi, hati-hati dengan sikap yang tidak
menggurui meski Anda misalnya, telah mempelajarinya lebih dulu.

Ilmu agama serta ilmu pengetahuan lainnya tidak hanya sebatas dimiliki oleh
diri sendiri tapi juga dianjurkan untuk diamalkan. Ketika ilmu tersebut diamalkan,
secara langsung kegiatan itu dijadikan sebagai tabungan amal seorang muslim.
Allah Swt. menempatkan orang yang memiliki banyak amal juga pada posisi yang
tinggi di sisi-Nya. Mengamalkan ilmu tidak sebatas yang dianggap butuh saja
untuk disampaikan, tapi segala yang dimiliki yang bermanfaat bagi kehidupan.

Dalam berbagi ilmu, janganlah melihat orang yang mau belajar berdasarkan
statusnya, kaya atau miskin. Karena, hal-hal duniawi seperti biaya, jenis pakaian,
atau tempat belajar tidak akan diperhitungkan oleh Pencipta alam semesta ini.
Wajar saja, jika hal-hal tersebut tidak dijadikan pemberat timbangan amal atau
keutamaan orang berilmu.

Islam senantiasa mengajarkan pemeluknya untuk tidak membedakan status


saudaranya yang lain. Alasannya tentu berkaitan dengan perintah Allah Swt.
tentang kedudukan seorang muslim sama dihadapan Tuhan Pencipta alam semesta
ini. Hal yang membedakannya, yaitu ketakwaan. Oleh itulah, hanya Allah Swt.
yang berhak menilai hambanya dan bukan kita sebagai manusia.

11
E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam
Menurut Al-Farabi :
1. Menurut Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :
a. Ilmu Bahasa
b. Ilmu Logika
c. Ilmu Matematis
d. Metafisika
e. Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu Kalam
2. Karakteristik klasifikasi Ilmu Al-Farabi adalah sebagai berikut:
a. Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa
manfaat bagi dirinya.
b. Memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki
c. Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana
spesialisasi dapat ditentukan secara benar.
d. Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang
seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam
suatu ilmu tertentu.
Menurut Al-Gazali :
1. Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :
a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis
Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud
diketahui sebagaimana adanya.
Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk
memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
b.  Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai
Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional
(diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (berdasar bisikan hati), dan
kontemplatif (bersifat renungan). Dia biasa menyebut dengan ilmu
ladunni.
Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia
(ilmu insani).

12
c. Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual
Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak
hadir dari akal pikiran manusia biasa.
Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui
kemampuan intelek (daya atau kecerdasan berpikir).
d. Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah
Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap
muslim dan muslimah.
Ilmu fardu kifayah  lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi
yang bersifat mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan
muslimat menjadi satu kesatuan.
Menurut Qutubuddin Al-Syirazi :
Menurut Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai
berikut :
a. Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan ).
b. Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam
ajaran wahyu.    
Klasifikasi dari ke-3 tokoh tersebut terhadap ilmu pengetahuan, berpengaruh
sampai kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu
agama dan ilmu umum.
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Ilmu ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia.
b. Ilmu insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia.
Pembagian ilmu kedalam 2 golongan ini dilakukan karena menurut Al-
Qur’an ada hal-hal yang ada tetapi tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud
yang tidak tampak. Ditegaskan dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada
surat Al-Haqqah ayat 38-39 yang artinya:
“ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak
kamu lihat.”
Dari kalimat terakhir jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan
nonmateri, fenomena dan nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan

13
dilihat diketahui manusia saja tidak.  Dari kutipan-kutipan ayat-ayat diatas jelas
bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah diregaskan oleh Allah
dalam firmanNya:“ kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”( Q.S
17 : 85 ). Walaupun sedikit namun manusia harus memanfaatkannya untuk
kemaslahatan manusia.
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan
kemampuan ilmiahnya. Disamping itu perlu dikemukakan bahwa manusia
memiliki naluri haus pengetahuan, sebagaimana telah dikemukan Rasulullah
dalam sebuah hadistnya : 
“ Ada 2 keinginan yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan menuntut
ilmu dan keinginan mencari harta”
Yang perlu diusahakan adalah mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi untuk kemaslahatan hidup, bukan untuk merusak dan
membahayakan umat manusia. Pengarahnya adalah agama dan moral yang selaras
dengan ajaran agama. Disinilah letak hubungan antara agama Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
( iptek ) yang bersumber dari akal dan penalaran manusia.

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka
syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan
teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan
mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di
dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Ilmu sangat penting dalam kehidupan.
Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini
manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat pun
manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat,
manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu
untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan
di akhirat.
2. Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu
identik dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah,
bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu.
3. Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan
Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan
kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi
dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk
mencari ridha Allah semata.

15
4. Menurut Al-Farabi, klasifikasi ilmu ada ilmu bahasa, logika dan lain lain,
sedangkan karakteristiknya dapat memilih subjek, belajar hierarki dan
memberikan sarana, manfaat dan intformasi.
Menurut Al-Ghazali, ada 4 klasifikasi yaitu, Ilmu teoritis dan ilmu
praktis, Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, Ilmu keagamaan
dan ilmu intelektual, Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah.
Menurut Al-Syirazi, ada 2 klasifikasi yaitu, Ilmu – ilmu filosofis, dan
Ilmu-ilmu nonfilosofi.
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2 yaitu, Ilmu ladunni, dan Ilmu
insani.

B. SARAN
Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk
mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi
tersebut.
Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak
menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain,
lingkungan di mana populasi-populasi berada.
Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT,
diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor
Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.
Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu
yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik
dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Ilmu
http://zaldym.wordpress.com/2010/02/28/fungsi-manusia-sebagai-khalifah-di-
muka-bumi/
http://www.ilmusipil.com/pengertian-ilmu-pengetahuan-adalah
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-
iptek.html
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html
http://www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-seni-dalam-islam
http://www.bimbie.com/orang-berilmu.htm
http://anaukhtiisnaeni.blogspot.com/2015/05/klasifikasi-dan-karakteristik-
ilmu.html
http://iffah-althafunnisa.blogspot.com/2013/02/kedudukan-ilmu-dalam-
islam_9765.html
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-
ilmu-pengetahuan/
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-
ilmu-pengetahuan/

17

Anda mungkin juga menyukai